Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

“PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMER UV-Vis”

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ FARIMA AS'SYA

NIM : 2019E1C007

KELAS : 6A

KELOMPOK : A.2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022
PERCOBAAN I. PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMER UV-Vis

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dalam praktikum ini adalah mahasiswa dapat menetapkan kadar


paracetamol secara spektrofotometri visibel.

B. DASAR TEORI

Parasetamol merupakan obat yang dikenal dengan nama “analgetik anilin”.


Paracetamol juga diklasifikasikan dalam obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
dan menurut sumber lain juga tidak diklasifikasikan dalam obat golongan NSAID.
Paracetamol (C8H9NO2) juga disebut asetaminofen adalah 4’-hidroksiasetanilida
dan merupakan turunan aniline. Obat ini tersedia dalam formulasi yang berbeda
beda dan digunakan secara luas untuk meningkatkan efisiensi dan toleransi,
menurunkan efek yang kurang baik dan toksisitas dari substansi obat lain.

Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan turunan


para aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat
yaitumenghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamolmenurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkanefek sentral seperti salisilat. Parasetamol merupakan penghambat
biosintesis prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai
beberapakeuntungan dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada
efekiritasi lambung, gangguan pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa.
DiIndonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah
menggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan et al, 2007).

Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-aminophenol memiliki


khasiat sebagai analgesik, antipiretik, danaktivitas antiradang yang lemah.
Parasetamol merupakan metabolithenasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan
oleh gugusaminobenzena dengan efek analgetik parasetamol menghilangkanatau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasisangat lemah.
Parasetamol diamsorgbsi cepat dan sempurna melaluisaluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalamwaktu ½ jam dan masa penuh plasma antara 1-
3 jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat oleh plasa, dimetabolisme oleh
enzimmikrosom dihati (Sulistia, 2007).

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometriUV dan


Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumbercahaya UV dan
sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebihcanggih sudah menggunakan
hanya satu sumber sinar sebagai sumber UVdan Vis, yaitu photodiode yang
dilengkapi dengan monokromator

C. ALAT
1. Gelas kimia 6. Timbangan
2. Erlenmeyer 7. Sudip
3. Pipet tetes 8. Batang pengaduk
4. Spektrofotometer UV-Vis 9. Botol semprot
5. Kuvet

D. Bahan
1. Aquadesh
2. Paracetamol murni
3. Tablet paracetamol
4. Etanol

E. CARA KERJA
1. Pembuatan Larutan Blangko
a. Pipet 5 ml etanol
b. Tambahkan air sampai 100 ml
2. Pembuatan Larutan Standar
a. Timbang serbuk paracetamol kemudian Timbang 1, 2, 3, 4, 5 gram
paracetamol
b. Masing masing tambahkan etanol 5 ml
c. Tambahkan aquades hingga 100 ml dan diaduk d. Larutan dipipet dan
dimasukan kedalam kuvet
d. Ukur absorbansi dengan spektrofotometer visible (310nm)
3. Pembuatan Larutan Sample
a. Gerus tablet paracetamol, timbang 0,1 gram
b. Tambahkan etanol 5ml
c. Tambahkan aquades hingga 100 ml dan diaduk
d. Masukan ke dalam kuvet
e. Ukur absorbansi dengan spektrofotometer visible (310nm)
Sulistia, Gunawan, 2007. Farmakologi dan Terapi. UI Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai