Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara

Dosen Pengampu : Damanhuri, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3

1. Asfiyatu Dzambiyah (2227210073)


2. Putri Nabilah Rasendriya (2227210076)
3. Solehhudin Wahab (2227210086)
4. Khairun Nisa (2227210090)
5. Salsa Nazela (2227210105)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah berjudul Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara dengan tepat
waktu. Demikian tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan serta menambah pemahaman mengenai materi terkait.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Pak Damanhuri, M.Pd, selaku dosen
pengampu bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kritik dan saran kami
harapkan agar pembuatan tugas dapat lebih baik untuk kedepannya. Semoga makalah
ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

Tangerang, 1 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara hukum dimana segala sesuatunya diatur
dan dilindungi oleh hukum, termasuk kewajiban dan hak asasi warga negara.
Kewajiban dan hak merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dan
saling ketergantungan. Oleh karena itu, kita perlu pembelajaran untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam setiap warga
negara dan setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan
pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal
yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa serta tidak
menyimpang dari apa yang diharapkan. Hak dan kewajiban warga negara
dalam kehidupan kenegaraan maupun hak dan kewajiban seseorang dalam
kehidupan pribadinya, secara historis tidak pernah dirumuskan secara
sempurna karena organisasi negara tidak bersifat statis. Artinya, organisasi
negara itu mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia.
Kedua konsep hak dan kewajiban warga negara atau manusia berjalan
seiring. Hak dan kewajiban asasi merupakan konsekuesi logis daripada hak
dan kewajiban kenegaraan, juga manusia tidak dapat mengembangkan hak
asasinya tanpa hidup dalam organisasi negara. Hak Asasi Manusia maupun
Hak dan Kewajiban warga negara sebagai salah satu elemen penting dari
demokrasi disamping supremasi hukum telah diatur dalam UUD 1945.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang disoroti, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kewajiban dan hak asasi warga negara?
1.2.2. Bagaimana harmoni kewajiban dan hak asasi warga negara?
1.2.3. Bagaimana realisasi dan menyikapi kewajiban dan hak asasi warga
negara?
1.3. Tujuan
Melihat latar belakang pembahasan makalah, tentu tujuan dari
makalah ini tidak terlepas dari harapan untuk memahami rumusan masalah.
Memahami bagaimana konsep kewajiban dan hak asasi warga negara,
harmoninya dari berbagai sumber dan realisasi dalam kehidupan serta
menyikapi hal tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara


2.1.1. Pengertian Kewajiban, Hak Asasi dan Warga Negara
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus atau wajib dilakukan
dengan penuh tanggung jawab. Pengertian lain adalah suatu hal yang
wajib dilakukan demi mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi
kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah
mendapatkan hak. Tergantung situasinya, sebagai warga negara kita
wajib melaksanakan peran sesuai kemampuan masing-masing supaya
mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik. Kewajiban
warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh
warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara.
Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai
keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Istilah HAM atau Hak Asasi Manusia pertama kali diperkenalkan oleh
Roosevelt ketika Universal Declaration of Human Rights dirumuskan
pada tahun 1948, sebagai pengganti istilah the Rights of Man. HAM
merupakan hak kodrat, hak dasar manusia, hak mutlak. Menurut Jan
Matenson, HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia, yang
tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Adapun Menurut Lopa, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh
karena itu tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabutnya. Dalam ketetapan MPR RI Nomor : XVII/1998 disebutkan
bahwa HAM merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang
sifatnya kodrati, universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan,
perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan,
dirampas atau diganggu gugat oleh siapapun. Sedangkan dalam Undang-
Undang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan bahwa HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat sebagai manusia. Lalu hak azasi
dibagi dalam dua jenis yakni : hak azasi individual dan hak azasi sosial.
Hak azasi individual sebagai hak fundamental yang melekat pada
pribadi manusia individual ialah hak hidup dan perkembangan hidup.
Contohnya: hak atas kebebasan batin, kebebasan menganut agama,
kebebasan dalam hidup pribadi, hak atas nama baik, hak untuk kawin
dan hak membentuk keluarga. Sedangkan hak asazi sosial merupakan
hak yang melekat pada pribadi manusia sebagai mahluk sosial yang
meliputi hak ekonomis, sosial dan kultural. Contohnya: hak untuk
memenuhi kebutuhan hidup (pangan, sandang), kesehatan, kerja,
pendidikan. Dalam posisinya sebagai mahluk sosial, individu
mempunyai kewajiban untuk membangun hidup bersama agar hak-hak
di maksud dapat terwujud.
Warganegara merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsure Negara. A.S. Hikam mendefinisikan
bahwa warganegara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk Negara Secara singkat,
Koerniatmo S. juga mendefinisikan warga Negara sebagai anggota
Negara. Sebagai anggota Negara, warga Negara memiliki kedudukan
khusus terhadap Negara. Ia memiliki hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dalam konteks Indonesia,
istilah warga Negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) yang
dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga Negara. Selain itu, sesuai dengan pasal 1
UU No.22/1958 dinyatakan bahwa warga Negara Republik Indonesia
adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan, perjanjian-
perjanjian atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga Negara republik Indonesia.
Kemudian, adapun Asas kewarganegaraan merupakan anggota sebuah
Negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal balik
terhadap negaranya. Setiap Negara mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan seseorang. Dalam
menerapakan asas kewarganegaraan ada dua pedoman yaitu asas
kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan
yang berdasarkan perkawinan.
2.1.2. Perbedaan dan Hubungan Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara
Hak dan kewajiban merupakan dua istilah yang tak terpisahkan. Hak dan
kewajiban terkait satu sama lain. Perbedaan keduanya dapat diibaratkan
dengan sebuah koin logam yang memiliki dua sisi, melihatnya dari sudut
pandang yang berbeda namun berada dalam satu kesatuan yang sama.
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang
telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah
sesuatu yang wajib dilaksanakan seseorang. Setiap warga negara yang
menjalankan kewajibannya maka akan mendapatkan haknya. Itulah
perbedaan hak dan kewajiban yang mendasar demi tercapainya
keseimbangan untuk memperoleh hak dan kewajiban.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang keterkaitan satu sama
lain, sehingga dalam kehidupan harus dijalankan dengan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk di dapatkan
oleh individu sebagai anggota warga Negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakn seuatu keharusan/kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan
individu baik dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun
bernegara.

2.1.3. Undang – Undang Terkait


Menurut Prof. Dr. Notonagoro, hak merupakan kuasa untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak bisa dilakukan oleh pihak lain
yang pada prinsipnya bisa dituntut secara paksa olehnya..
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwasanya hak warga negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat atau pikiran dengan
lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Pasal ini mencerminkan bahwa
negara Indonesia bersifat demokrasi. Harus menjunjung bangsa
Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju, yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan
memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai
dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak warga negara Indonesia telah tertuang dalam Undang-Undang
1945 di sejumlah pasal, yakni:
- Pasal 27 ayat 1: persamaan kedudukan di dalam hukum.
- Pasal 27 ayat 2: hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
- Pasal 28 : kemerdekaan berserikat (hak politik).
- Pasal 28 A–J : hak atas HAM.
- Pasal 29 : hak atas agama.
- Pasal 30 : hak atas pembelaan negara.
- Pasal 31 : hak atas pendidikan.
- Pasal 32 : hak atas budaya.
- Pasal 33 : hak atas perekonomian.
- Pasal 34 : hak atas kesejahteraan sosial.

Sementara itu, kewajiban sebagai warga negara bisa diartikan sebagai


segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang warga negara dengan
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Sama halnya dengan hak asasi, kewajiban sebagai warga negara juga
berbeda dari kewajiban asasi, sebagai kewajiban dasar yang dimiliki
setiap orang. Kewajiban warga negara serupa dengan hak warga negara,
juga dibatasi oleh kewarganegaraan orang tersebut. Kewajiban kita
sebagai warga dari negara Indonesia juga sudah diatur dalam UUD
1945, yaitu:
- Pasal 27 ayat 1: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Pasal 27 ayat 3: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
- Pasal 28 J ayat 1: Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
- Pasal 28 J ayat 2: Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
- Pasal 30 ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
- Pasal 31 ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.

2.1.4. Contoh Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara

Contoh Hak Warga Negara


- Setiap warga negara berhak memeluk dan menjalankan agama yang
mereka yakini.
- Setiap warga negara berhak menyuarakan pendapat mereka secara
lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
- Setiap warga negara berhak menerima pendidikan dan pengajaran.
- Setiap warga negara berhak menikah.
- Setiap warga negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak.
- Setiap warga negara berhak memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum dan mendapat perlindungan hukum.

Contoh Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945


- Kewajiban untuk membayar pajak dan retribusi yang ditetapkan
pemerintah baik pusat maupun daerah.
- Kewajiban untuk menaati, tunduk, dan patuh pada peraturan hukum
yang berlaku di wilayah negara Indonesia
- Kewajiban untuk menghargai orang lain
- Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar
- Kewajiban untuk melakukan pembelaan kedaulatan negara
- Kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan atas hak kebebasan

2.2. Harmoni Kewajiban dan Hak Asasi Warga Negara


2.2.1. Sumber Historis
2.2.2. Sumber Sosiologis
2.2.3. Sumber Politik
2.3. Realisasi Kewajiban dan Hak Asasi Manusia
2.3.1. Kasus Pelanggaran
Seperti yang sudah diketahui jika kita ingin memperoleh suatu hak,
maka jangan lupakan kewajiban yang juga harus dipenuhi. Namun pada
kenyataannya, pelaksanaan kewajiban dan perolehan hak tidak selalu
berjalan sebagaimana mestinya. Berikut beberapa kasus peingkaran
kewajiban dan pelanggaran hak asasi warga negara.
Pengingkatan kewajiban :
2.3.1.1. Melanggar Hak Asasi Orang lain (Mengingkari pasal 28 J ayat
1 UUD 1945)
2.3.1.2. Tidak melaksanakan pendidikan (Mengingkari pasal 31 ayat 1
UUD 1945)
2.3.1.3. Tidak ikut serta mencapai tujuan pembangunan nasional
(Alinea 4 UUD 1945)
2.3.1.4. Dilarang mengemukakan pendapat (Melanggar pasal 28 UUD
1945)
2.3.1.5. Main hakim sendiri (Melanggar pasal 27 ayat 1 UUD 1945)
2.3.2. Faktor Penyebab
2.3.2.1. Sikap intoleran
Intoleran disebut juga sebagai sikap tidak menghargai dan
menghormati orang lain. Sikap ini tentu akan berakibat fatal
karena Indonesia sendiri terdiri dari berbagai suku, agama, ras
juga budaya.
2.3.2.2. Egios
Egois adalah sikap tidak memikirkan hal lain dan selalu
menuntut apa yang diinginkan, tentu hal ini menjadi dasar
pelaksanaan hak dan kewajiban yang tidak sejalan. Mereka yang
egois selalu menuntut hak tanpa melaksanakan kewajibannya.
2.3.2.3. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam kekuasaan, terdapat tanggungjawab yang diamanatkan
dan dipercaya untuk dijalankan dengan baik, namun jika
seseorang yang diberi kekuasaan tidak bijak dalam
melakukannya, maka kewajiban dan hak dapat digunakan secara
semena – mena.
2.3.2.4. Kurangnya pendidikan
Seseorang tidak bisa membedakan yang salah dan yang benar
ketika mereka tidak dapat berpikir kritis. Pola berpikir
dikembangkan melalui pendidikan yang mereka dapatkan.
Lantas ketika seseorang tidak menerima pendidikan yang layak,
apa yang dikerjakan tidak diketahui salah atau benarnya, maka
hal ini dapat menjadi pemicu pelanggaran hak dan kewajiban
secara tidak sadar.
2.3.2.5. Penegakkan hukum yang kurang tegas
Biasanya penegakkan hukum berkaitan dengan penyalahgunaan
kekuasaan. Dimana hukum tidak dapat ditegakkan jika aparat
dalam lembaga tersebut tidak bisa bijak dalam menanganinya.
2.3.3. Pandangan Kelompok 3
Setelah mengetahui dan mengerti apa itu kewajiban dan
hak,bagaimana kaitannya dan konsepnya, serta bagaimana pelaksanaan
hal tersebut dalam kenyataannya. Kelompok 3 berpendapat bahwa
segala sesuatu harus dilakukan dengan seimbang, apa yang kita berikan
akan sejalan dengan apa yang kita dapatkan. Maka dari itu sebagai
warga negara, kita seharusnya tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban
kita, maka dari pengetahuan tersebut kita dapat melaksanakannya
dengan baik. Setiap warga negara harus sadar bahwa mereka hidup
berdampingan dalam keberagaman, maka mereka pun tidak seharusnya
semena – mena dalam melaksanakan kewajiban dan menuntut hak
mereka. Di Indonesia sendiri, pelaksanaaan kewajiban dan hak belum
berjalan dengan sebagaimana mestinya.

BAB III

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
DAFTAR ISI

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (2015). Hak Dan Kewajiban Warga


Negara Indonesia Dengan UUD 45. Diakses pada 12 Maret 2022, dari
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732.

Zaenuddin, Muhammad. (2021). Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara yang
Tercantum dalam UUD 1945. Diakses pada 12 Maret 2022, dari
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61655a95c2db5/
contoh-hak-dan-kewajiban-warga-negara-yang-tercantum-dalam-uud-1945.
Pasys, Regina. (2021). Faktor – Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara. GridKids. Diakses pada tanggal 1 Maret 2022 dari link
Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara -
Semua Halaman - Kids (grid.id)

Wulandari, Trisna. (2021). 10 Contoh Pengingkaran Kaewajiban dan Hak Asasi


Warga Negara. Detik Edu. Diakses pada tanggal 1 Maret 2022 dari link 10 Contoh
Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga Negara, Sudah Tahu Belum? (detik.com)

Fajri, D. L. (2021, 12 24). Pengertian Kewajiban dan Contohnya di Lingkungan


Sehari-Hari. Retrieved 03 12, 2022, from Katadaka.co.id:
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c5a54bbf19d/pengertian-kewajiban-dan-
contohnya-di-lingkungan-sehari-hari
Hasan, I. (2021, 11 15). Perbedaan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Ketahui
Contohnya Menurut UUD 1945. Retrieved 03 12, 2022, from
https://m.merdeka.com/sumut/perbedaan-hak-dan-kewajiban-warga-negara-
ketahui-contohnya-menurut-uud-1945-kln.html
Nafilah. (2020). Hak dan Kewajiban Warga Negara.
Yasin, J. (n.d.). Hak Azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam
Hukum Positif Indonesia. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP
Negeri Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai