Anda di halaman 1dari 19

COVER

Daftar Isi
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami masih diberi kesehataan lahir dan batin, dan juga diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan laporan hasil observasi mengenai “Kondisi Fisik dan Lingkungan di Wilayah
Banten ”. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam
proses penulisan laporan hasil observasi ini, terutama kepada masyarakat Provinsi Banten yang
telah membantu kami dalam memberikan pendapatnya untuk menjawab angket observasi,
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Sebagai penulis, kami sangat mengharapkan laporan ini dapat memberikan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca dari berbagai kalangan, dan kami mengharapkan laporan ini
dapat berguna bagi semua pembaca untuk mendapatkan informasi serta meluaskan pemahaman
secara lebih dalam tmengenai informasi yang terdapat pada laporan kami.

Kami sebagai penulis, sangat berharap laporan ini dapat diterima dengan baik. Kami juga
mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan
atau kekurangan. Untuk dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan, kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun.

Serang, 25 Mei 2022

Kelompok 2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


1.Bagaimana kondisi fisik lahan di Banten?
2.Apakah beras menjadi bahan pangan lokal utama di Banten?
3.Apakah pemerintah menghimbau pencegahan pencemaran pada lahan di Banten?

1.2 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang juga rumusan masalah yang sudah disusun, maka tujuan penelitian ialah
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat mengenai hal – hal berikut :
1.2.7 Potensi dan kecukupan pangan daerah Banten
1.2.8 Pengaruh cuaca terhadap kondisi persawahan dan perkebunan Banten
1.2.9 Ancaman pencemaran dan penanggulangannya
1.2.10 Kontribusi masyarakat bersama pemerintah untuk sadar pada daerahnya
BAB 2

METODE PENELITIAN

Pengumpulan informasi dilakukan selama satu minggu menggunakan metode kualitatif


deskriptif dengan instrumen yang digunakan adalah penyebaran angket dan studi literatur,
dimana metode ini dilakukan dengan cara mengambil data dan menganalisisnya berdasarkan
informasi yang disajikan melalui sumber - sumber terkait dan pemahaman responden yang telah
dikumpulkan. Fokus utama dalam menentukan responden adalah perempuan/laki – laki berusia
di atas 17 tahun baik dengan latar belakang pekerjaan apa saja dan tinggal di dalam ruang
lingkup daerah Banten.
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Studi Literatur


Berdasarkan PERMENDAGRI No. 72 tahun 2019 tentang Kode dan Data Wilayah
Administrasi Pemerintahan, Provinsi Banten memiliki luas 9.662,92 km² dengan 4 kota (kota
Cilegon, kota Serang, kota Tangerang dan kota Tangerang selatan) serta 4 kabupaten
(kabupaten Serang, kabupaten Pandeglang, kabupaten Lebak dan kabupaten Tangerang).
Untuk batas wilayah serang sendiri, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, selatan
berbatasan dengan samudera hindia, barat berbatasan dengan selat sunda dan timur
berbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sedangkan jika membahas berdasarkan gambaran topografi wilayah Banten, secara
umum Banten terdiri dari dataran rendah (0 – 200 mdpl) contohnya seperti kota Cilegon, kota
Tangerang, kabupaten Pandeglang dan sebagian besar kabupaten Serang. Namun ada juga
daerah dataran tinggi seperti di kabupaten Pandeglang serta Lebak Tengah dan Timur yang
ditunjang dengan puncak gunung Sanggabuana dan gunung halimun.
Dan yang terakhir jika berdasarkan gambaran morfologi wilayah Banten, dataran
biasanya terletak pada bagian utara dan sebagian di wilayah selatan. Untuk perbukitan
bergelombang rendah dan sedang ditemukan di wilayah tengah seperti kecamatan Mancak
dan Waringin Kurung. Dan morfologi perbukitan terjal terdapat di wilayah kabupaten Lebak,
sebagian kecil kabupaten Pandeglang selatan dan kabupaten Serang
Provinsi Banten sendiri memiliki karakteristik yang strategis, karena sebagian
wilayahnya merupakan daerah penyangga ibukota dan juga merupakan pintu masuk dan
keluar ke wilayah Sumatera. Sebagai wilayah, Banten terhitung kecil dan masih berusia
muda. Namun, dengan adanya Era desentralisasi yang dimulai sejak tahun 1999 dan terbitnya
Undang - Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang selanjutnya
disempurnakan dengan Undang Undang No. 32 tahun 2004.
Adanya perubahan kebijakan dari sentralistik menjadi desentralistik ini menjadi harapan
baru untuk mengubah kondisi sosial ekonomi dan politik masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pelaksanaan desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja ketahanan pangan di
daerah baik dalam tingkat wilayah maupun rumah tangga sesuai dengan amanat Undang
Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Hal ini menjadi penting karena dengan
ketahanan pangan yang kuat maka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas
akan dapat tercapai sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Berdasarkan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) tahun 2018 provinsi Banten
masuk dalam kategori prioritas 5 yang artinya wilayah Provinsi Banten masuk dalam
kategori tahan pangan. Artinya sebagian besar wilayah di Provinsi Banten termasuk dalam
kategori tahan pangan. Akan tetapi, hasil penelitian Tanziha (2005) menyebutkan sekitar
9.3% masih ada penduduk di wilayah Provinsi Banten yang menderita kelaparan.
1.2.1. Apakah Banten berpotensi menjadi daerah tahan pangan, berikan alasan.

Rata-rata 50 responden dari berbagai daerah di Banten setuju atau iya berpotensi, bahwa
Banten berpotensi menjadi daerah tahan pangan. Alasannya karena Banten dalam kondisi fisik
yang baik di lahan pertanian. Lahan merupakan faktor utama produksi pangan, sehingga salah
satu faktor terpenting dalam produksi pangan adalah ketersediaan lahan. Tanah merupakan
sumber daya ekonomi dan relatif selalu tersedia. Tanah memiliki karakteristik tertentu
(topografi, kemiringan lereng, komposisi tanah, komposisi kimia, dll). Diukur dari potensi
sumber daya lokal, sumber daya alam Banten sangat beragam. Baik yang berasal dari sumber
vitamin dan mineral, dari buah-buahan seperti karbohidrat, protein, biji-bijian, batang, makanan
hewani, kacang-kacangan dan sayuran. Salah satu cara untuk meningkatkan potensi Banten
menjadi daerah tahan pangan adalah dengan memberdayakan masyarakat dengan
mengoptimalkan potensi daerah tersebut. Lahan pekarangan yang luas yang ada diBanten dapat
dimanfaatkan sebagai sumber yang dapat menunjang ketahanan pangan dalam aspek sosial,
ekologi, dan ekonomi. Potensi dan ketersediaan lahan merupakan peluang untuk mendukung
ketahanan pangan, Potensi dan ketersediaan lahan mempengaruhi ketahanan pangan dimana
ketersediaan lahan dapat memenuhi kebutuhan pangan. Apabila optimalisasi pemanfaatan
sumber daya lahan yang ada dilakukan secara lebih produktif dan berkelanjutan, baik dari segi
kuantitas (luas) maupun kualitas (fertilitas/produktivitas), sehingga meningkatkan ketersediaan
kebutuhan pangan. maka, dari mendukungnya ketersediaan kebutuhan pangan dan Potensi lahan
yang cukup luas di Banten memberikan pengaruh signifikan terhadap luas panen hasil pertanian
dan tingkat kesejahteraan petani sehingga dapat berpotensi Banten menjadi daerah tahan pangan.

1.2.2. Apakah cuaca memiliki pengaruh besar terhadap kondisi persawahan dan berkebunan
Banten, berikan alasan.
50 responden yang didapat berasal dari berbagai wilayah di provinsi Banten, dan
didapatkan rata-rata jawabannya bahwa cuaca memiliki pengaruh terhadap kondisi
persawahan dan berkebunan di Provinsi Bangen. Contohnya Perubahan iklim, Perubahan
iklim merupakan salah satu masalah yang serius pada saat ini. Para peneliti dan pemerintah
memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini dalam diskusi Intergovernmental
Planet on Climate Change (Ippc). menyimpulkan bahwa perubahan iklim bukanlah proses
alami, Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang cukup ramai dibicarakan belakangan
ini karena dampak perubahan iklim tersebut sudah sangat dirasakan oleh setiap aspek, salah
satunya sektor pertanian. Namun, sektor ini akan sangat sensitif terkena dampak perubahan
iklim karena sektor pertanian bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menjaga
produktivitasnya. Sektor pertanian terdiri atas subsektor pertanian, perikanan, perkebunan,
dan kehutanan. Dampak perubahan iklim terhadap pertanian bersifat langsung dan tidak
langsung dan mencakup aspek biofisika dan sosial ekonomi. Perhatian terbesar dampak
perubahan iklim terhadap sektor pertanian di Banten adalah munculnya kekhawatiran
masyarakat dengan kestabilan bahan pangan. Perubahan iklim akan menyebabkan
kekeringan, penurunan air tanah, peningkatan suhu (pemanansan global), banjir,  kekurangan
kesuburan tanah, perubahan cuaca, dan lain-lain yang berisiko gagal panen dan kelaparan.
Sehingga dari dampak yang terjadi dapat disimpulkan bahwa cuaca memiliki pengaruh besar
terhadap kondisi persawahan dan perkebunan di Banten.

1.2.3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengakomodasikan sarana prasana te

Dari 50 responden merasakan upaya pemerintah dalam memberikan UMKM/ bantuan dana dan
sarana prasarana guna meningkatkan ketahanan pangan di banten . Pemerintah banten juga
memberikan bantuan sejumlah fasilitas pengelolaan pertanian untuk mendukung tetap
berjalannya produksi pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan
kesejahteraan petani melalui tiga program strategis. Ketiga program ini adalah penyediaan
layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR), program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan
pembentukan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostra Tani)
1.2.4. Apakah hasil pangan Banten memenuhi kebutuhan pangan yang ada di masyarakat,
berikan alasan.

Dari 50 responden, mereka setuju bahwa hasil panen di banten bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Barang kebutuhan pokok adalah barang yang menyangkut hajat hidup
orang banyak dengan skala pemenuhan kebutuhan yang tinggi serta menjadi faktor
pendukung kesejahteraan masyarakat. Panen masa kini bisa dibantu dengan alat dan mesin
pertanian, namun pada sayuran biasanya menggunakan alat tradisional seperti sabit atau pisau.
Penanganan pascapanen meliputi pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran,
penyimpanan, dan pengemasan. Penanganan pasca panen sangat menentukan kualitas hasil
pertanian yang sudah dibudidayakan, serta untuk menentukan akan diapakan hasil panen
tersebut, apakah dijual segar atau diolah menjadi bahan pangan baru. Tujuan utama dari
penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi
yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik
1.2.5. Bahan pangan apa saja yang bapak/ibu ketahui dan mampu menyokong kebutuhan
pangan di wilayah Banten.

Hasil jawaban responden menyebutkan bahwa padi menjadi bahan pangan yang mampu
menyokong kebutuhan pangan pada wilayah Banten ,hal itu sejalan dengan KEMENTERIAN
Pertanian (Kementan) menggenjot produksi padi guna terwujudkanya surplus beras nasional
2022. Salah satu daerah sentra produksi dan penyangga pangan beras Ibukota adalah Provinsi
Banten, yang menjadi perhatian utama untuk ditingkatkan produksi padinya. Dirjen Tanaman
Pangan, Suwandi mengatakan salah satu terobosan meningkatkan produktivitas dan produksi
tahun 2022 adalah melalui program peningkatan Indeks Pertanaman (IP)400 atau tanam dan
panen padi empat kali setahun. Petani di Provinsi Banten salah satunya yang proaktif
mengenalkan IP400 secara baik, dengan urea 25 kg/ha, NPK 100 kg/ha, dan kompos 2 sampai 3
ton/ha.
1.2.6. Apakah langkah yang dilakukan pemerintah dalam memanfaatkan kondisi fisik dan
lingkungan yang ada di daerah Banten

Tentu saja jawaban dari responden sangat beragam ada yang sudah tahu ,bahkan sampai
menjelaskan ,namun ada juga yang kurang paham bahkan tidak tahu upaya pemerintah dalam hal
mengakomodasikan sarana prasarana terhadap petani di Banten.Beberapa hal yang dijelaskan
oleh responden akan saya buat dalam point

 Pemprov banten menyediakan infrastruktur yang memudahkan berlangsungnya transaksi


ekonomi antar provinsi, memberikan nilai tambah dalam mempercepat pertumbuhan 
ekonominya.

 Langkah pemerintah yaitu memanfaatkan fasilitas dan lahan yang ada untuk
meningkatkan industri pertanian dan membangun apa yang di butuhkan masyarakat.
Contohnya membangun irigasi

 Dengan memberikan penyuluhan kepada para petani dan memberi alat pertanian seperti
traktor

 Pengolahan limbah cair sebelum dibuang keluar, ĺimbah rumah tangga dihimbau tidak
dibuang langsung ke sungai.

 Membuat selokan khusus pembuangan limbah.

 Pemanfaatan lahan perlu diarahkan pada kegiatan yang paling sesuai dengan sifat
fisiknya. Jika kondisi tanahnya berada di dataran tinggi maka bisa dimanfaatkan dalam
menanam kentang
 Mencoba mendaur ulang sampah yang memang bisa di daur ulang menjadi bahan yang
berguna. Misalnya, pupuk, genting dll.

 Memberikan subsidi kepada para petani,membangun akses jalan yang layak di


desa,memfasilitasi kebutuhan pertani.

Secara keseluruhan dari 50 responden yang ada di berbagai daerah banten. Mayoritas
responden agar kondisi fisik dan lingkungan yang ada di daerah Banten berjalan optimal dari
infrastruktur sebesar 33,3 % karena dapat mengoptimalkan segala bentuk pelayanan
masyarakat baik dari fasilitas umum maupun saluran irigasi, memperluas wilayah pertanian,
membuat selokan khusus untuk pembuangan limbah, menyediakan infrastruktur yang
memudahkan berlangsungnya transaksi ekonomi antar daerah, menyediakan sarana
prasarana, engoptimalkan segala bentuk pelayanan masyarakat baik dari fasilitas umum
maupun saluran irigasi, memberi alat pertanian seperti traktor. Untuk 2,1 % transportasi
berupa membangun akses jalan yang ada didesa. Serta dari eonominya 12,5 % berupa
sumber daya manusia, memberdayakan UMKM masyarakat setempat. Responden yang
menjawab lain-lain 25,0 % berupa program kerja yang dapat menunjang, membuat kegiatan
bersih-bersih bersama,

1.2.7 Bagaimana pandangan anda mengenai tingkat pencemaran lingkungan di daerah banten.
Secara keseluruhan dari 50 responden yang ada di berbagai daerah banten.
Mayoritas responden mengenai tingkat pencemaran lingkungan di daerah Banten yaitu di
tingkat tinggi sebesar 50,0 % karena tingkat pencemaran di daerah banten sudah lumayan
mengkhawatirkan karena berada di dekat ibu kota, terdapat banyak pabrik, pembuangan
sampah hingga bertumpuk, untuk pencemaran air masih ada toleransi, tapi untuk tanah
digali sudah tidak ada toleransi, pencemaran meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, penggunaan lahan yang tidak sesuai AMDAL, dan prilaku masyarakat
yang tidak mencintai alam. Di tingkat sedang sendiri sebesar 39,6 % alasannya karena
ada sebagian daerah yang pencemarannya lumayan banyak, dan ada juga daerah yang
pencemarannya sedikit, tidak begitu banyak pabrik masih yang terkendali. Selaim dari
tingkat tinggi maupun tingkat sedang ada juga responden yang menilai tingkat
pencemaran yang rendah alsannya karena masih ada daerah yang ada alam yang terbuka
hijau, kita belu mengetahuinya lebih luas lagi seperti persawahan yang hijau dan hutan
yang hijau.

1.2.8 Apakah masalah atau penyumbang terbesar dalam pencemaran lingkungan di daerah
banten.

Secara keseluruhan dari 50 responden yang ada di berbagai daerah banten. Mayoritas
masalah atau penyumbang dari pencemaran di daerah banten paling banyak ialah sampah sebesar
43,8 %, 29,2 % dari pencemaran, 16,7 % limbah, dan 10,4 % lain-lain. Responden memilih
sampah karena pembuangan sampah di daerah Banten tidak diuru dengan baaik sehingga dapat
mengakibatkan masalah besar yang ada di Banten. Sampah biasanya hasil buangan dari rumah
tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit dan lain sebagainya. Responden yang
memilih pencemaran alaasannya dari pencemaran air dan pencemaran udara. Parameter yang
digunakan dalam perhitungan Indeks Pencemaran Udara adalah konsentrasi NO2 dan SO2.
Responden yang limbah berupa limbah domestik yang biasa dari limbah cair yang berasal dari
makhluk hidup (manusia) sehari-hari dari masyarakat setempat. Limbah cair industry juga
banyak ada di Banten dengan jumlah industry dan perusahaan banyak. Sedangkan dari jawaban
responden dari lain-lainnya berupa tanah di gali mau sampai kapan, bahkan nantinya pun lahan
itu tidak bisa lagi di tanami pohon karena sudah tidak ada lagi tanahnya.

1.2.9 Selain beras bahan pangan apa yang dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok didaerah
Banten?

Dari 50 responden yang didapat berasal dari berbagai wilayah di provinsi Banten,
sebagian responden memilih singkong sebagai makanan pokok pengganti beras/nasi. Budaya
pangan lokal singkong merupakan bentuk kearifan lokal yang diturunkan secara turun temurun.
Sehingga dengan menjadikan singkong sebagai makanan pokok secara turun temurun dapat
meningkatkan kemandirian pangan dan mendukung ketahanan pangan masyarakat Banten.
Singkong adalah salah satu umbi sumber karbohidrat dan juga merupakan tanaman yang banyak
ditanam hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Singkong diketahui memiliki kandungan
energi yang tinggi, sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan pokok.

Selain singkong, sebagian responden memilih umbi sebagai pengganti beras/nasi karena
umbi-umbian juga baik untuk dikonsumsi diet penurunan berat badan. Salah satunya karena
karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh. Menurut Dokter dan
Ahli Gizi Masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum, umbi banyak dipilih menjadi pengganti
nasi karena indeks glikemiknya lebih rendah dibandingkan nasi. Selama ini dalam rangka
meningkatkan ketahanan pangan pemerintah mencanangkan program pangan pangan.

1.2.10 Apakah pemerintahan daerah Banten sudah mengimbau warganya untuk mencegah
pencemaran di Banten?

Dari 50 responden, sebagian besar mengatakan bahwa pemerintahan daerah Banten


belum maksimal mengimbau warga Banten dalam mencegah pencemaran. Menurut mereka,
pemerintah sudah mengimbau warganya seperti larangan membuang sampah di sungai, namun
kurang disiplin, kurang tersosialisasi, dll.

Akan tetapi sebagian besar responden juga merasa pemerintahan daerah Banten sudah
mengimbau wargamya untuk mencegah pencemaran seperti menjaga lingkungan di daerah
masing-masing, menyediakan tempat sampah di banyak titik terutama daerah yang ramai, dll.
3.2. Penyebaran Angket

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN


Daftar Pustaka
Eris Riany. F. Penanganan Masalah Persampahan Dan Limbah Cair
Di Propinsi Banten. Https://Jurnal.Untirta.Ac.Id/Index.Php/Jav/Article/Download/575/454.
Diakses 20 Mei 2022.

http://repository.unj.ac.id/17323/

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/food/read/2021/08/19/093823775/tren-bahan-
makanan-pengganti-nasi-kenapa-umbi-banyak-dipilih

https://mediaindonesia.com/ekonomi/473523/ini-strategi-kementan-tingkatkan-produksi-padi-di-
banten-pada-2022

Anda mungkin juga menyukai