Anda di halaman 1dari 11

BADAN USAHA MILIK PEMERINTAH DAN BADAN USAHA LAYANAN UMUM

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen Pengampu : PUTRI KEMALA DEWI LUBIS, SE, M.Si, Ak,CA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1. Anisa Sanas Nalamjra (7212540009)
2. Adyanto Armando Purba (7213540015)
3. Mentari Syahputri Purba (7213540023)

KELAS C
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmatNyapenulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “BADAN USAHA MILIK
PEMERINTAH DAN BADAN USAHA LAYANAN UMUM” sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Dalam makalah ini dibahastentang bagaimana Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publik
dalam Ekonomi.

Dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
memerlukan kritik dan saran yang bermanfaat untuk lebih baiknya pembuatan makalah di masa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Maret 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG......................................................................................................1

RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1

TUJUAN.............................................................................................................................1

BAB II

BAB III

KASUS IDENTITAS JURNAL........................................................................................

PEMBAHASAN.................................................................................................................

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN..................................................................................................................

SARAN...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II
PEMBAHASAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

2.1 PENGERTIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)


Dalam Pasal 33 UUD 45 secara eksplisit disebutkan bahwa Negara (melalui BUMN)
disebutkan sebagai pelaku ekonomi yang secara khusus mengelola cabang-cabang yang penting
dan menguasai hajat hidup orang banyak. Meskipun memiliki fungsi yang berbeda-beda hampir
di setiap Negara terdapat "BUMN", di Indonesia sendiri BUMN diharapkan menjadi
pelopor/agen dalam pembangunan ekonomi. Di Indonesia "BUMN telah ada sejak masa
penjajahan Belanda, sehingga ketika Indonesia merdeka dan "BUMN" di ambilalih, demikian
juga regulasinya masih diberlakukan. Dalam perkembangannya, pemerintah terus berupaya
menyempurnakan pengaturan BUMN, tetapi baru pada tahun 2003 pemerintah memberlakukan
UU tentang BUMN, yaitu Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003. Berdasarkan Undang-undang
tersebut, perlu dikemukakan beberapa hal penting tentang BUMN, yaitu :
1. Pengertian BUMN (Pasal 1 angka 1 UU BUMN);
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan"
2. Perusahaan Perseroan (pasal 1 angka 2 UU BUMN)
Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 %
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan.
3. Perusahaan Umum (Pasal 1 angka 4 UU BUMN)
Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar atau
seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan serta membuat suatu produk atau
jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat BUMN juga sebagai salah satu sumber
penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar. Status pegawai badan usaha-badan
usaha tersebut adalah pegawai negeri.
2.2 PENGERTIAN BADAN USAHA MILIK DAERAH
Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha milik
daerah. BUMD adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah.
Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD di tegaskan dalam Peraturan
pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom. BUMD sebagian besar/seluruhnya modalnya adalah milik pemerintah
daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi
ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan daerah antara lain: Perusahaan Air
Minum (PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
memiliki kedudukan sangat panting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi. Oleh
karena itu, BUMD perlu dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi kekuatan
ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah.
3.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN BUMN DAN BUMD
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BUMN dan BUMD harus memperhatikan maksud dan
tujuan, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi;
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.
3.2 BENTUK BUMN
Pada tahun 1969 pemerintah mengklasifikasikan Badan Usaha Milik Negara menjadi empat
macam yaitu perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum), perusahaan perseroan
(persero) dan perusahaan negara diluar ketiga macam BUMN atas UU No. 9 tahun 1969.
1. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah.
Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak
ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk
memelihara perjan-perjan tersebut. Ciri pokok berdasarkan menurut UU No. 9 tahun 1969 adalah
:
1. Tujuan melayani kepentingan umum;
2. Bagian dari departemen atau direktorat jenderal sehingga tidak otonom;
3. Dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah sebagai bagian dari departemen atau direktorat jenderal;
4. Dipimpin oleh kepala jawatan dan diangkat oleh pemerintah;
5. Di awasi langsung oleh pemerintah secara hirarki fungsional, diperiksa oleh akuntan negara
dan disahkan oleh menteri;
6. Modalnya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara tahunan;
7. Para pegawainya berstatus pegawai negeri;
8. Ruang lingkupnya adalah sektor pelayanan umum yang bersifat strategis.

2. Perusahaan Umum (Perum)


Berdasarkan Undang undang terbaru maksud dan tujuan pendirian perum adalah
menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan atau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat yang berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Ciri-ciri perum adalah:
1. Tujuannya melayani kepentingan umum;
2. Berstatus badan hukum dan dilindungi undang undang;
3. Pada umumnya bergerak dibidang jasa jasa vital;
4. Dapat dituntut dan menuntut sertahubungan hukumnya diatur secara perdata
3. 3. Perusahaan Perseroan
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah, Berbeda dengan
Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan
yang kedua memberi pelayanan kepada umum, Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Bentuk persero
semacam itu tentu saja tidak jauh berbeda sifatnya dengan perseroan terbatas / PT swasta yakni
sama-sama mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya/sebesar-besarnya, Saham kepemilikan
Persero sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah. Karena Persero
diharapkan dapat memperoleh laba yang besar, maka otomatis persero dituntut untuk dapat
memberikan produk barang maupun jasa yang terbaik agar produk output yang dihasilkan tetap
laku dan terus-menerus mencetak keuntungan, Persero di pimpin oleh direksi. Sedangkan
pegawainya berstatus sebagai pegawal swasta, Modal terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Tujuan utamanya adalah
mengejar keuntungan. Ciri-ciri persero adalah :
1. Tujuan utamanya mengejar keuntungan;
2. Modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau sebagian dimiliki oleh negara;
3. Pemegang kekuasan tertinggi di persero adalah rapat umum pemegang saham (RUPS)
dipimpin oleh direksi dan dalam kepengurusannya dibawah pengawasan komisaris;
4. Karyawan persero BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, pemberhentian,
promosi jabatan serta hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerjasama dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4.1 PERAN BUMN/BUMD DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Badan Usaha milik negara/daerah memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan
kemakmuran rakyat Indonesia pada umumnya dan daerah pada khususnya. Berdasarkan pasal 33
dan penjelasannya UUD 1945, peranan BUMN dan BUMD itu sebagai berikut:
1. Mengembangkan perekonomian negara dan penerimaan Negara;
2. Memupuk keuntungan (Persero) dan pendapatan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum (Perum) berupa barang dan jasa berdaya saing tinggi
bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan badan usaha swasta dan
koperasi;
5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan dan badan usaha swasta
dan koperasi;
6. Membimbing sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah (sektor usaha
informal) dan sektor koperasi;
7. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan. Secara keseluruhan, perusahaan negara memainkan peran penting
dalam perekonomian nasional. Selain, menyumbang dan pembentukan modal nasional.
4.2 BADAN LAYANAN UMUM(BLU) DAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH(BLUD)
Badan Layanan Umum (disingkat BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang di
bentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang di jual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. BLU di daerah disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat
BLUD).
BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
1. Karakteristik BLU
Karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit organisasi
atau institusi pemerintah lainnya, yakni: 1. BLU merupakan instansi pemerintah yang
menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena BLU
menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat maka ada pendapatan yang diperoleh oleh BLU
dari biaya yang dibebankan kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini merupakan Penerimaan
Bukan Pajak/PNBP sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain Pendapatan Asli
Daerah/PAD yang sah bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu banyak
organisasi yang bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya organisasi
pemerintah yang membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan dan sebagainya,
sehingga organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas layanan
yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktek bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan. Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah di
perkenankan untuk menerapkan praktek bisnis seperti dalam yang umum dilakukan oleh dunia
bisnis/swasta. Akan tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi bisnis, BLU tidak
diperkenankan mencari keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas. Karakteristik ini jauh berbeda dari
instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan layanannya mengedepankan kepada
penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan tersebut mencapai sasaran dengan
tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran bukanlah target karena surplus/kelebihan
anggaran dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya untuk peningkatan kualitas
layanannya.
2. Azas BLU
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk
tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan;
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/pemerintah
daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi
manfaat layanan yang dihasilkan.
3. Syarat Pembentukan BLU
Tidak semua satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU. Ada beberapa persyaratan
agar satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU yaitu:
1). Persyaratan Substantif
1. Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan:
a) Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang kesehatan,
penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengembangan (litbang);
b) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat
atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet); atau
C) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah.
2. Bidang layanan umum bersifat operasional, menghasilkan semi barang/jasa publik (quasi
public goods)
3. Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan.
2). Persyaratan Teknis
1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai
dengan kewenangannya, dan
2. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukkan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.
3). Persyaratan Administratif
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat
2. Pola tata kelola
3. Rencana strategis bisnis
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Badan layanan Umum Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah dilingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan. Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan
kepada masyarakat, BLUD diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya.

BAB III
KASUS
IDENTITAS JURNAL
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai