LP Kebutuhan Aktivitas 2021
LP Kebutuhan Aktivitas 2021
Fisiologis
Gaya hidup
Nutrisi
Pengetahuan
Kelemahan lansia
· Kurangnya pengetahuan
· Salah persepsi
· hipertensi
· stroke
· gangguan neuromuskular
· Under weight
· Over weight
· Pekerjaan
· Rutinitas sehari-hari
·
Gangguan Personal hygn
· Bedrest
· Pucat
· Lemah
· Kurang beraktivitas
· Bedrest
· Lemas
· Sulit menggunakan ekstermitas
· Nyeri
· Fraktur
· Lemah
· Bedrest
GANGGUAN AKTIVITAS
Intoleransi Aktivitas
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengakjian khusus
masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
a) Anemnesia
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan tipe makanan
dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk
membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya.
1. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu maupun
sekarang
4. Riwayat penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang memiliki
riwayat penyakit menurun maupun menular.
2. Pola kesehatan sehari-hari
- Pola nutrisi
Pola asupan makanan pasien meliputi, pola makan, minum, dan kecukupan gizi pasien
- Pola eliminasi
Pola pasien dalam BAK dan BAB yang meliputi, warna, frekuensi, konsistensi.
- Pola aktivitas
Gerakan pasien meliputi, pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot, kebiasaan tidur dan
istirahat pasien
- Personal hygiene
Kebiasaan pasien menjaga kebersihan tubuh, kulit kepala, rambut, gigi, dan genetalia, dengan
cara mandi, keramas, menggosok gigi, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien berpengaruh terhadap aktivits. Dengan mengkaji menggunakan Skala
Coma Glasglow (GCS) dengan hasil 14-15 : normal, 11-13 : disfungsi sedang, 10 atau kurang :
disfungsi berat.
- Respon membuka mata
4 : spontan
3 : terhadap perintah
2 : terhadap nyeri
1 : tidak ada respon
- Respon verbal
5 : terorientasi
4 : Bingung
3 : kata yang tidak teratur
2 : tidak dapat dimengerti
1 : tidak ada
- Respon motorik
6 : mematuhi perintah
5 : lokalisasi nyeri
4 : penarikan karena sakit
3 : fleksi abnormal
2 : tidak dapat dimengerti
1 : tidak ada respon
b. Postur atau bentuk tubuh
Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung
ke kanan/kiri.
Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga menjadi
bongkok.
Lordosis, kelengkungan tulang belakang kearah pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik
kearaha belakang.
c. Ekstermitas
Kaji kekuatan otot pasien dengn menggunakan skala kekuatan otot.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar-X
Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang
b. EKG
c. CT-Scan
Pemeriksaan ini menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat memperlihatkan tumor
jaringan lunak/cedera tendon.
d. MRI (Magnetik Resonance Imaging)
MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas
5. Perencanaan
No DIAGNOSA (SDKI) KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI(SIKI)
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Anjurkan mobilisasi
sederhana
Dukungan Ambulasi
(l.06171)
1. Observasi
§ Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
§ Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
§ Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
§ Monitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
2. Terapeutik
§ Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
§ Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
§ Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
3. Edukasi
§ Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
§ Anjurkan melakukan
ambulasi dini
§ Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)
2. D.0056 L.05047 I.05178
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi
keperawatan selama 1x24 jam
Observasi
, maka Toleransi aktivitas
Definisi : meningkat,dengan kriteria 1. Identifikasi gangguan
hasil : fungsi tubuh yang
Ketidakcukupan energi
mengakibatkan kelelahan
untuk melakukan aktivitas · Frekuensi nadi
meningkat
sehari-hari 2. Monitor kelelahan fisik
dan emosional
· Keluhan lelah menurun
3. Monitor pola dan jam
Penyebab : · Dispnea saat beraktivitas
tidur
menurun
Ketidakseimbangan antara
4. Monitor lokasi dan
suplai dan kebutuhan · Dispnea setelah aktivitas
ketidaknyamanan selama
oksigen menurun
melakukan aktivitas
Tirah baring · Perasan lemah menurun
Kelemahan · Aritmia saat aktivitas
Terapeutik
menurun
Imobilitas
1. Sediakan lingkungan
· Aritmia setelah aktivitas
Gaya hidup nyaman dan rendah stimulus
menurun
Monoton 2. Lakukan latihan rentang
· Sianosis menurun
gerak pasif dan/atau aktif
· Warna kulit membaik
3. Berikan aktivitas
· Tekanan darah membaik distraksi yang menenangkan
· Frekuensi nafas 4. Fasilitasi duduk di sisi
membaik tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
· EKG iskemia membaik
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
§ Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivotas
tertentu
§ Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan
§ Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
§ Identifikasi makna
aktivitas rutin (mis. bekerja)
dan waktu luang
§ Monitor respon emosional,
fisik, social, dan spiritual
terhadap aktivitas
Terapeutik
§ Fasilitasi focus pada
kemampuan, bukan deficit
yang dialami
§ Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi
danrentang aktivitas
§ Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis,
dan social
§ Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
§ Fasilitasi makna aktivitas
yang dipilih
§ Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri aktivitas,
jika sesuai
§ Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasikan
aktivitas yang dipilih
§ Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
§ Fasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energy,
atau gerak
§ Fasilitasi akvitas motorik
kasar untuk pasien hiperaktif
§ Tingkatkan aktivitas fisik
untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
§ Fasilitasi aktivitas motorik
untuk merelaksasi otot
§ Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implicit
dan emosional (mis. kegitan
keagamaan khusu) untuk
pasien dimensia, jika sesaui
§ Libatkan dalam
permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur,
dan aktif
§ Tingkatkan keterlibatan
dalam aktivotasrekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
( mis. vocal group, bola voli,
tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permaianan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki
dan kart)
§ Libatkan kelarga dalam
aktivitas, jika perlu
§ Fasilitasi mengembankan
motivasi dan penguatan diri
§ Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
§ Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
§ Berikan penguatan positfi
atas partisipasi dalam
aktivitas
Edukasi
§ Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
§ Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
§ Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
§ Anjurka terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
§ Anjurkan keluarga untuk
member penguatan positif
atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
§ Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu