Anda di halaman 1dari 9

Karakteristik Perkembangan Ilmu

dari Zaaman Pra-Yunani Kuno sampai dengan Zaman Kontemporer


Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas
atau karakteristik tertentu.

1.1 Zaman Pra Yunani Kuno

Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase.

1. Zaman Batu Tua ( berlangsung 4 juta tahun SM - 20.000/10.000 SM )


Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah
menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok
taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan
primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) kemudian
bisa berkembang menjadi “know how“.
2. Zaman Batu Muda (berlangsung 10.000 SM -2000 SM/ abad 100 - abad 20 SM)
Dalam zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat siginifikan.
Kemampuan itu berupa kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan symbol
atau lambang-lambang), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata
tertentu), dan kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah
perbintangan, matematika, perdagangan, dan hukum.
3. Zaman Logam (berlangsung dari abad 20 SM - abad 6 SM)
Pada zaman ini pemakaian logam sebagai bahan peralatan sehari-hari, baik sebagai
perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.

Pada zaman Batu Tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia
purba. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan
tulang. Dengan berjalannya waktu, pada zaman Batu Muda sudah ada kerajaan-kerajaan
besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria,
Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta
(Hieroglip), segitiga dengan unit 3,4,5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar,
perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan
zodiac (Salam, 2004: 30-34).

Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan
Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa
didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga
menjadi karya fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-
karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).

A. Zaman Yunani Kuno

Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu
secara kritis)”, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap “receptive
attitude mind (sikap menerima segitu saja)”. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan
subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme)
di bawah pimpinan Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah
seorang murid Aristoteles.

Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. hal ini disebabkan
dengan kelahiran Kristen. Pada pada abad pertama sampai abad ke-2 M mulai ada
pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang
difokuskan di bidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah yang kedua berpusat di
Alexandria, yang fokus pada bidang empiris.

Setelah Alexandria dikuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstak, pada abad
ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan benar-benar beku. Menurut Hull dalam buku karangan
Salam (2004:52), hal ini disebabkan oleh tiga pokok penting:

- Pengusa Roma yang menekan kebebasan berpikir


- Ajaran Kristen yang tidak boleh disangkal
- Kerjasama gereja dan pengusa sebagai otoritas kebenaran.

Walaupun begitu pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar,
Pappus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan terkemuka.

a. Thales (624-545 SM) dari Miletos, Yunani (sekarang bagian dari Turki) adalah filsuf
pertama sebelum masa Sokrates. Menurutnya, zat utama yang menjadi dasar segala materi
adalah air. Pada masanya ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.

b. Pythagoras (582 SM – 496 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu
peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari
kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).

c. Socrates (470 SM – 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu
figur tradisi filosofis Barat yang paling penting. Socrates lahir di Athena. Ia tidak
meninggalkan tulisan sebagai karyanya. Tetapi pemikiranya dikenal melalui tulisan yang
dibuat oleh muridnya, yaitu Plato. Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue,
yang isinya berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates
percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan
peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan
sesamanya. Sedangkan Sokrates sendiri mempunyai metode sendiri yang dikenal dengan
“Maieutike Tekhne” yang merupakan metode dialetika untuk melahirkan kebenaran.

d. Socrates percaya akan gagasan mengenai gaya tunggal dan transenden yang ada di balik
pergerakan alam ini. Dengan demikian, Socrates memiliki pandangan yang bertentangan
dengan kepercayaan umum masyarakat Yunani saat itu, yaitu kepercayaan pada kuil (oracle)
dari dewa-dewa.

e. Walaupun demikian, sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah
metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan
untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan
sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

f. Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru
dari Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika,
Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam.

g. Dari keseluruhan kontribusi yang diberikan oleh Aristoteles, dapat dikatakan bahwa
pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan
lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan
oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 –
1204), dan dengan theologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).

h. Plato (427 SM – 347 SM) ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya
yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”.

Selain itu, masih ada nama-nama seperti Anaximander (610 SM – 546 SM) siswa
Thales, sang filsuf pertama. Ia hidup pada abad ke 6 SM di Miletos. Berbeda dengan Thales,
ia berpendapat bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena
tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke 6
S.M., masih satu generasi dengan Anaximander dan juga dianggap sebagai seorang “filsuf
alam”, ia berpendapat bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa
semuanya di alam semesta dirasuki dengan udara. Demokreitos (460-370 SM), ia
mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai
“Bapak Atom Pertama”. Karyanya dijadikan sebagai pelopor ilmu fisika materi yang
menutup kemungkinan akan adanya intervensi Tuhan atau dewa. Demokreitos juga menjadi
orang pertama yang berpendapat bahwa galaksi Bimasakti merupakan kumpulan cahaya
gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan.

B. Zaman Pertengahan

Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai
dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para ilmuwan yang
ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula dengan aktifitas
keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada agama. Ataupun
dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini
filsafat sering dikenal dengan sebagai “Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama)”. Selain itu,
yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab
Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik
Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan
wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu
pengetahuan Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam
mandapatkan masa keemasannya (Golden Age).

Menurut Salam (2004), pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman
Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen,
yaitu:

Roger Bacon (1214 M – 1294 M) juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis
(guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan
penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal
metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi
landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan
syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia
dikenal sebagai pelopor empirisme
Thomas Aquinas (1225 M –1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama
dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat
Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya:
Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang
sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang
Kafir)”
Gerard van Cremona (1114 M –1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya
ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan
sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin
termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
Giovanni Boccaccio (1313 M – 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair.
Karya yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo,
sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi
dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja,
memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran
prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa
visione di 1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia,
satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.

Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah


berkembang kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya
pengaruh Islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam
perkembangan Ilmu. Dalam buku Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi karangan Burhanuddin
Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan M. Thoyibi (1997), serta
buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001), disebutkan
beberapa tokoh ilmuwan muslim yang berpengaruh bagi sejarah perkembangan ilmu. Mereka
adalah sebagai berikut:
• al-Fārābi (870 M – 950 M). Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani
yang sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti
matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik.
• al-Khawārizmī (780 M – 850 M). Hasil pemikirannya berdampak besar pada
matematika, yang terangkum dalam buku pertamanya, al-Jabar.
• al-Kindi (801 M – 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri,
astronomi, astrologi, aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip
aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik
• al-Ghazali (1058 M – 1111 M) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia,
yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat.
• Ibnu Sina (980 M –1037 M). Ia dikenal sebagai Avicenna di Dunia Barat. Ia adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak
Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
• Ibnu Rusyd (1126 M – 1198 M) yang dalam bahasa Latin disebut dengan Averroes,
dan ia adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd
meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai
dan resume.
• Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan
sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan)
• Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M – 815 M). Dia adalah seorang tokoh Islam
yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
• Al-Razi (865 M – 925 M) yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis
yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau
sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.
• Ibnu Haitham dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika,
geometri, pengobatan, dan filsafat.
• Al-Battani (850 M – 929 M) memberikan kontribusi untuk astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, Al-Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran
presesi sumbu bumi.

C. Zaman Renaissance

Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering
diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya
kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan
dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang
modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan
lahirnya penemuan-penemuan baru.
Pada masa kebangkitan ini, mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan baru. Mereka telah
menemukan teori atau konsep baru yang menjadi sejarah dalam perkembangan ilmu.

1) Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M – 1543 M) adalah seorang


astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan
teori heliosentrisme (berpusat di matahari). Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata
Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di
pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa,
dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini
menimbulkan revolusi ilmiah). Karya terobosannya berjudul On the Revolutions of the
Heavenly Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada tahun
1543 M.

2) Galileo Galilei (1564 M – 1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan
Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan
antara lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi
astronomi seperti menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada
7 Januari 1610. Buku karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo
yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche,
intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Galileo juga sempat mengamati
planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku
catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

3) Tycho Brahe (1546 M – 1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal
sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai
Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-
teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman
itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya
yang paling terkenal adalah Johannes Kepler.

4) Johannes Kepler (1571 M – 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia
adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui
hukum gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika,
tetapi juga di bidang optik dan astronomi. Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya
tertuang dalam buku Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy
(Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu
adalah tonggak sejarah di bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja
mata. Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya.

5) Francis Bacon (1561 M – 1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis
Inggris. Karya-karyanya membangun dan mempopulerkan matodologi induksi untuk
penelitian ilmiah, seringkali disebut metode Baconian atau, secara sederhana, metode ilmiah.
Karya Francis Bacon yang terpenting adalah Novum Organum. Dalam Novum Organum,
Bacon baru rincian sistem logika ia percaya akan lebih tinggi daripada cara lama silogisme,
yang dikenal sebagai metode Bacon. Karya ini sangat penting dalam perkembangan historis
metode ilmiah.

6) Andreas Vesalius (1514 M – 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku
De Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia). Karyanya yang lain ialah
Tabulae Anatomicae Sex. tujuh jilid dari De humani corporis fabrica, sebuah buku yang
dipersembahkan untuk Charles V, Andrea Vesalii suorum de humani corporis fabrica
librorum epitome yang didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol. Karya ini menekankan
keutamaan pembedahan dan memperkenalkan isilah pandangan anatomis tubuh manusia.
Maka dari itu, Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa anatomi manusia modern.
Vesalius juga membuktikan bahwa tulang dada (sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun juga
menulis Radicis Chynae, sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.

D. Zaman Modern

Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang
nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai
dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet
Iman Sontoso, dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada
tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan
pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis,
terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada
tahun 1453.

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang
merupakan basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer.

Isaac Newton (1643 M – 1727 M), ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli
astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahka ia dikatakan sebagai bapak ilmu
fisika klasik. Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang
diterbitkan pada tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik
(menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan
sains mengenai alam semesta selama tiga abad).
René Descartes (1596 M – 1650 M), ia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia
adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah
Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan “Bapak Matematika
Modern”. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena
pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali
kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Hasil pemikirannya berupa konsep “Aku
berpikir maka aku ada (I think, therefore I am).
Charles Robert Darwin (1809 M – 1882 M) adalah seorang naturalis Inggris yang
teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip
garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam
sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari
biologi (ilmu hayat). Pengamatan biologisnya membawanya kepada kajian tentang
transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada 1838.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi
The Origin of Species) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang.
Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan
ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam.
Joseph John Thomson (1856 M –1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang
penelitiannya membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas
mampu menghantar listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir.

Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M – 1857
M). Menurut Thoyibi (1997:59), ia adalah tokoh yang mengusung “Filsafat Positivisme”
dengan karyanya Cours De Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah
dari “positif” ini sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

E. Zaman Kontemporer

Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini
ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang
semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling
tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang
sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta.

Zaman kontemporer dalam konteks ini merupakan era tahun –tahun terakhir yang kita
jalani hingga saat ini sampai sekarang ini.Hal ini yang membedakan pengamatan tentang
ilmu di zaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang berawal sejak abad sekitar abad 15, sedangkan zaman kontemporer
memfokuskan sorotnya pada berbagi perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat ini.

Perkembangan ilmu di zaman kontemporer berarti menggambarkan aplikasi ilmu dan


teknologi dalam berbagai sector kehidupan manusia. Itulah salah satu karakteristik utama
ilmu di zaman kontemporer yang dalam kerangka umumnya sekaligus menjadi persamaan
sifat perkembangan ilmu zaman kontemporer. Hal ini tidak saja terjadi di lapangan ilmu
eksakta, tapi juga ilmu- ilmu sosial dan juga keagamaan.

Begitulah perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hampir seluruh bidang


ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan politik,
serta Ilmu-ilmu ekstra seperti fisika, kimia, dan biologi, serta aplikasinya di bidang teknologi
rekayasa genetika, informasi dan komunikasi, dan lain-lainnya.

Diantara ilmu ilmu khusus yang di bicarakan oleh filosofis, dalam bidang ilmu fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut rizal muhasyir tahun 2001fisika
dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta. Ia juga menunjukan bahwa secara historis
hubungan antara fisika dengan filosof terlihat dalam dua cara yaitu pertama, diskusi filosofis
mengenai metode fisika dengan dalam interaksi antara pandangan subtansional tentang fisika.
Kedua, ajarran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, ruang
dan waktu. Dengan demikian, sejak semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat dan
fisika.

Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan.
Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan yang paling
terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan
meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang
ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi.

Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut dengan
“Sains Besar”. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of
Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya Pauling
memuncak dalam pemodelan fisik DNA, “rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James D.
Watson, Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik
untuk mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika
yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam Human Genome
Project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat medis yang besar.

Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey dibuktikan dalam sebuah simulasi proses
primordial, yang merupakan unsur dasar protein, sederhana asam amino, bisa dibangun
sendiri dari molekul sederhana. Pada tahun 1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger
memformulasikan mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum sebelumnya.
Kemudian ada juga pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa kecepatan di
mana galaksi surut berkorelasi positif dengan jarak, mengarah pada pemahaman bahwa alam
semesta mengembang, dan perumusan teori Big Bang oleh Georges Lemaitre. Pengembangan
bom atom di era “Sains Besar” selanjutnya terjadi selama Perang Dunia II, yang mengarah ke
aplikasi praktis dari radar dan pengembangan dan penggunaan bom atom. Meskipun proses
itu dimulai dengan penemuan siklotron oleh Ernest O. Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang
Geologi yang paling fenomenal adalah teori “pergeseran benua” oleh Alfred Wegener. Teori
“Lempeng Tektonik” itu sudah digagas pada tahun 1910-an, data dikumpulkan pada 1950
sampai 1960-an, kemudian diakui dan digunakan pada tahun 1970.

Anda mungkin juga menyukai