Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN PELATIHAN KOMPETENSI

Effective communication

(KOMUNIKASI EFEKTIF)

PADA KARYAWAN

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2020


Daftar Isi

Cover....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................ii

Daftar Tabel........................................................................................iii

Daftar Gambar....................................................................................iv

Bab I Pendahuluan...............................................................................1

Bab II Landasan Teori.........................................................................2

Bab III Metode Kegiatan.....................................................................6

Bab IV Hasil dan Pembahasan............................................................7

Bab V Kesimpulan...............................................................................8

Referensi..............................................................................................9

ii
Daftar Tabel

Tabel 1.................................................................................................7
Daftar Gambar

Gambar 1.............................................................................................7
Bab 1

Pendahuluan

Dewasa ini, seluruh kegiatan di dalam organisasi membutuhkan

pelatihan kompetensi setiap karyawannya dalam khususnya dalam

berkomunikasi secara efektif (Effective communication). Hal ini

dikarenakan dalam sebuah perusahaan bahwa komunikasi merupakan

komponen utama dalam melakukan interaksi ataupun kerjasama

antara satu karyawan dengan karyawan lainnya. Kegiatan komunikasi

efektif bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami

pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima

informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi

lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan

baik oleh penerima informasi, atau komunikan.


Bab2

Landasan Teori

Menurut Riggio (2013) dengan menentukan metode pelatihan yang

akan digunakan, ada beberapa metode pelatihan, yakni sebagai

berikut:

a. Metode ditempat

1) Pelatihan ditempat kerja

Hanya terdiri dari menempatkan pekerja yang tidak

berpengalaman di tempat kerja dan memiliki pekerja yang lebih

berpengalaman mengajar orang itu tentang pekerjaan itu. Teknik ini

dengan demikian bergantung pada prinsip-prinsip pemodelan, dengan

pekerja berpengalaman yang melayani sebagai panutan. Juga, karena

pembelajaran langsung terlibat, pekerja dapat menerima umpan balik

langsung, diperkuat untuk upaya yang berhasil, dan memiliki

kesempatan untuk belajar cara memperbaiki kesalahan.

2) Magang
Pemagangan biasa dapat berlangsung selama beberapa tahun dan

biasanya menggabungkan beberapa pengalaman pelatihan di tempat

kerja yang diawasi (biasanya setidaknya 2.000 jam) dengan

pengajaran di kelas. Pengalaman di tempat kerja memungkinkan

peserta magang untuk mempelajari mekanisme profesi, sedangkan

pelatihan di kelas biasanya mengajarkan keterampilan kognitif

spesifik dan aturan dan peraturan yang terkait dengan profesi.

3) Vestibule Training

Metode ini menggunakan area pelatihan terpisah yang berdekatan

dengan area kerja aktual untuk mensimulasikan pengaturan itu,

lengkap dengan alat dan peralatan yang sebanding. Dalam pelatihan

ruang depan (vestibule), profesional mengajarkan pekerja baru semua

aspek pekerjaan, yang memungkinkan mereka pengalaman langsung

di bidang simulasi kerja. Keuntungan utama dari pelatihan ruang

depan adalah bahwa tidak ada gangguan produksi aktual, karena

pelatih daripada pekerja berpengalaman memberikan instruksi, dan

pekerja pemula tidak dalam pengaturan kerja yang sebenarnya.

Kelemahan utama metode ini adalah biaya dalam hal pelatih, ruang,

dan peralatan yang dibutuhkan.

5
4) Rotasi pekerjaan

Metode pelatihan di tempat terakhir adalah rotasi pekerjaan, di mana

para pekerja dirotasi di antara berbagai pekerjaan, menghabiskan

waktu tertentu (biasanya beberapa minggu hingga dua bulan). Rotasi

pekerjaan juga telah digunakan dalam berbagai pendekatan tim untuk

merancang tugas kerja untuk meningkatkan fleksibilitas pekerja,

menghilangkan kebosanan, dan meningkatkan kepuasan kerja dan

komitmen pekerja terhadap organisasi.

b. Off site methods

1) Seminar

Biasanya melibatkan beberapa pakar yang menyediakan informasi

terkait pekerjaan secara lisan dalam suasana seperti ruang kelas.

Meskipun metode pelatihan ini memungkinkan sejumlah besar

pekerja dilatih secara bersamaan dengan biaya yang relatif rendah,

metode ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, karena seminar

terutama merupakan bentuk komunikasi satu arah, karyawan mungkin

6
tidak menjadi sangat terlibat dalam proses pembelajaran. Juga, tidak

jelas apakah pekerja akan dapat menerjemahkan informasi yang

mereka terima dari seminar menjadi kinerja aktual dari perilaku kerja.

Akhirnya, metode seminar sering kali hanya sebagus presenter.

Program pelatihan yang disajikan oleh pembicara yang tidak siap dan

berbicara secara monoton tidak akan mengarah pada pembelajaran

yang signifikan.

2) Instruksi Audiovisual

Misalnya, satu perusahaan telah menyiapkan presentasi video yang

memberikan informasi kepada karyawan baru tentang kebijakan,

prosedur, dan hak dan manfaat karyawan secara menyeluruh, grafik,

dan hemat biaya.

3) Behavior modelling training

Dalam pelatihan pemodelan perilaku, yang didasarkan pada teori

pembelajaran sosial, peserta pelatihan dihadapkan pada rekaman

video atau model peran langsung yang menampilkan perilaku kerja

yang sesuai dan tidak sesuai serta hasil yang berhasil atau tidak

berhasil. Trainee kemudian diberi kesempatan untuk mencoba meniru

dan mempraktikkan perilaku kerja positif.


7
4) Teknik simulasi

Pelatihan simulasi adalah metode mereplikasi kondisi kerja untuk

mengajar karyawan dalam operasi kerja yang benar tanpa benar-benar

menempatkan mereka dalam pengaturan pekerjaan.

5) Pelatihan berbasis web

a) Instruksi terprogram

Setiap peserta pelatihan diberikan materi cetak atau, lebih umum,

konten berbasis web untuk dipelajari dan kemudian menjawab

serangkaian pertanyaan yang menguji seberapa banyak pembelajaran

telah terjadi. Ketika jawaban tes benar secara substansial, peserta

pelatihan diperintahkan untuk pindah ke unit berikutnya. Jika

pertanyaan dijawab dengan tidak benar, beberapa tinjauan dari unit

sebelumnya diperlukan.

b) Computer-Assisted Instruction (CAI)

CAI adalah program interaktif terkomputerisasi yang menggabungkan

teknik audiovisual, instruksi yang diprogramkan, dan teknik simulasi

8
Dengan program-program ini, seorang peserta pelatihan dapat

disajikan dengan representasi video dari situasi kerja.

Bab 3

Metode Kegiatan

Metode pelatihan komunikasi efektif yang digunakan adalah off the

job training, yaitu pelatihan yang menggunakan situasi di luar

pekerjaan. Metode ini dipilih karena banyak pekerja yang harus

dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan.

Metode off the job training yang digunakan adalag metode

pengajaran (lecture). Lecture merupakan metode pelatihan dengan

memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka penyampaian

informasi- informasi yang dibutuhkan peserta.

Evaluasi pelatihan akan terbagi melalui dua proses evaluasi di

awal (pretest) dan diakhir (posttest) pelatihan. Pretest merupakan

sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi

yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi

9
yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan

sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya. Untuk mencapai

evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang

harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas,

mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain

penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data,

menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan

hasil penelitian.

10
Bab 4

Hasil dan Pembahasan

Pelatihan komputer dasar ini diikuti oleh 10 peserta yang berasal dari

PT. Sukses Selalu. Tujuan diadakan pelatihan ini adalah untuk

meningkatkan kompetensi karyawan dalam komunikasi efektif

meningkat. Untuk melihat seberapa besar kompetensi awal karyawan,

fasilitator memberikan pre-test sederhana yang kemudian dilanjutkan

dengan post-test yang dilakukan di akhir sesi pelatihan. Fungsinya

adalah untuk mengetahui apakah ada perubahan yang dirasakan oleh

peserta pelatihan. Hasil kedua tes tersebut bisa ditampilkan

seperti pada gambar 1 berikut.

180
160
140
120
100
80 Pre-Test
60 Post-Test
40 Nilai Akhir
20
0
L
L
L
L

L
L
L
L
P
P

P
P
P

Fifi In- Ada Day Bay Gali Can Jelit Ta Aga In- Er- Ha Nan Bab
dira m an u h tika a syi m tan lan md o ay
an
Rangkuman hasil pelatihan karyawan dalam mengaplikasikan

komunikasi efektif dapat dilihat pada tabel 1 berikut

Nama Pre- Post-


No.
Karyawan Test Test
1 Agam 70 75
2 Bayu 73 82
3 Cantika 71 79
4 Dayan 75 86
5 Erlan 69 73
6 Fifi 76 90
7 Galih 73 78
8 Hamdan 66 76
9 Intan 67 77
10 Jelita 70 80
11 Indira 75 90
12 Nano 63 67
13 Tasyi 73 77
14 Adam 76 86
15 Babay 60 63
Bab 5

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelatihan dengan menggunakan metode off the job

training, diketahui bahwa terdapat peningkatan kompetensi

karyawan PT. Sukses Selalu dalam mengaplikasikan komputer

dasar. Hal ini didasarkan atas 90% karyawan yang memiliki hasil

nilai post-test yang jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil

pre-test. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi karyawan setelah

pelatihan lebih baik dibandingkan sebelum dilakukan pelatihan.


Referensi

Riggio, R. E. (2013). Introduction to industriall organizational

psychology, Third Edition, Printice Hall/ Upper Saddle River: New

Jers
10

Anda mungkin juga menyukai