Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan. Proporsi
penduduk usia remaja sebanyak 63,4 juta (26,67%) diantaranya remaja yang terdiri dari
laki – laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012
(49.30%). Kelompok usia remaja sangat berisiko terhadap masalah–masalah kesehatan
reproduksi, yang meliputi perilaku seksual pra nikah, NAPZA dan HIV/AIDS (BKKBN,
2011).
Masalah kenakalan remaja tentang perilaku seksual pranikah semakin besar.
Persentase remaja (15-19 tahun) yang telah berpacaran mengalami peningkatan dari
tahun 2007 hingga 2010 yaitu sebesar 72% menjadi 85% pada remaja laki–laki dan 77%
menjadi 85% pada remaja perempuan. Perilaku pacaran tersebut tidak diimbangi dengan
pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik. Sebesar 35,3% remaja perempuan dan
31.2% remaja laki – laki usia 15-19 tahun yang mengetahui perempuan dapat hamil
dengan satu kali berhubungan seksual. Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
hanya diketahui oleh 9,9% remaja perempuan dan 10,6% remaja laki – laki. Sebesar 47%
remaja wanita dan 2 45% remaja pria yang belum kawin sudah mulai berpacaran pertama
kali pada umur 15-17 tahun (Kemenkes, 2015).
Perilaku berpacaran pranikah pada usia remaja akan berakibat pada kehamilan
yang tidak diinginkan. Kehamilan pada remaja akan berisiko pada kelahiran bayi
prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan yang dapat
meningkatkan kematian bayi dan ibu. Hasil SDKI 2012 menyatakan bahwa angka
kematian neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang 20 tahun
lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun (Kemenkes, 2015). Remaja yang
melakukan aktivitas seksual di luar nikah dapat meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS.
Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi Human Immunodefidency Virus yang
menyerang kekebalan tubuh. Remaja yang terkena infeksi tersebut dapat mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena berbagai macam penyakit.
Masalah remaja lainnya yakni tentang penggunaan NAPZA. Remaja yang
menggunakan NAPZA di Indonesia cukup tinggi. Remaja yang menggunakan narkoba
sebesar 1,5% dari populasi remaja Indonesia yang mencapai 30% dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 3,2 juta orang. Sebanyak 4% remaja telah melakukan percobaan
menggunakan ganja dan 0,4% remaja mengaku menggunakan NAPZA suntik

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


1
(Kemenkes RI, 2012). Pemerintah telah memperhatikan permasalahan remaja dengan
membentuk program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas.
Program ini mulai dicanangkan pada tahun 2013 yang bertujuan khusus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan
perilaku hidup bersih sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada remaja. Pada setiap kabupaten/kota minimal memiliki empat puskesmas khusus
melaksanakan program PKPR.
Puskesmas yang memiliki program PKPR harus mampu memberikan pelayanan
yang baik didalam maupun luar gedung bagi kelompok remaja berbasis sekolah ataupun
masyarakat. Hal ini agar dapat menjangkau semua kelompok remaja usia 10-18 tahun
(Kemenkes, 2015).

B. TUJUAN KEGIATAN

a. Tujuan Umum
Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas

b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas
2. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah
kesehatan khusus pada remaja
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kesehatan remaja

C. SASARAN
Adapun sasaran pelaksanaan Program Kesehatan Peduli Remaja yaitu Remaja usia
10 – 18 tahun.

D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat Posyandu Remaja adalah :
• Memberikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja.
• Memberikan pengetahuan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi dan NAPZA
bagi remaja.
• Menciptakan wadah generasi muda di masing-masing desa sebagai wadah pembinaan
dan memahami pentingnya gaya hidup sehat.

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


2
BAB II

A. NAMA KEGIATAN

PROGRAM : 1.02.05 PROGRAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN
KEGIATAN : 1.02.05.2.03 PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA
MASYARAKAT (UKBM) TINGKAT
DAERAH KABUPATEN / KOTA
SUB KEGIATAN : 1.02.05.2.03.01 BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI
PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA
MASYARAKAT (UKBM)
Waktu
Tempat Pelaksana
No Menu Rincian Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan
(Tanggal/ Jam)
Upaya
Kesehatan Pembinaan Aula UPTD
Rabu, 23
1 Anak Usia Kader Resehatan Puskesmas Maros Pj. PKPR
Februari 2022
Sekolah & Remaja Baru
Remaja

B. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pada kegiatan ini yaitu dengan memberikan edukasi awal
kepada peserta dan beberapa materi dasar mengenai program PKPR dan kegiatan
Posyandu remaja yang akan dilaksanakan setiap bulan.

C. PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan pada kegiatan ini yaitu Kader remaja usia 10 – 18 tahun.

D. DESKRIPSI PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini diawali dengan pembukaan acara oleh bapak Kepala Puskesmas
Maros Baru dan dilanjutkan dengan pemberian materi awal yaitu pengenalan program
PKPR, Materi Gizi pada Remaja, Materi HIV/ AIDS, Materi Napza dan materi
Kesehatan Reproduksi

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


3
E. PASCA PELAKSANAAN

Setelah kegiatan dilaksanakan, pelaksana kegiatan kembali memberitahukan


kepada peserta bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan di Desa / Keluarahan dengan
membuat jadwal Posyandu remaja

F. KENDALA PELAKSANAAN

Kendala dalam pelaksanaan kegiatan hari ini yaitu masih belum adanya ketetapan
waktu pelaksanaan posyandu remaja yang akan dilaksanakan di Desa / Kelurahan dan
juga data sasaran remaja yang menjadi target posyandu remaja.

G. ANGGARAN DANA
Kegiatan Tes kebugaran jasmani ini menggunakan anggaran Biaya Operasional
Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2022 dengan
rincian :

No Rincian Kegiatan Jenis Belanja Jumlah

Transport Kader Rp. 700.000,-

Makan Minum Rp. 500.000,-


Pembinaan Kader Resehatan
1. Makan Minum Rp. 300.000,-
Remaja

Cetak Spanduk Rp. 100.000,-

Total Rp. 1.600.000,-

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan kegiatan di simpulkan bahwa Program Kesehatan Peduli
Remaja nantinya akan membuat Posyandu remaja di masing-masing Desa dan Kelurahan
yang ada di Kecamatan Maros Baru yang nantinya akan mencari sasaran dan target
remaja yang akan diperiksa di kegiatan posyandu.

B. Saran
Melihat besarnya permasalahan dan dampaknya di masa depan untuk generasi
mendatang, maka dalam rangka menjamin pemenuhan hak seksual dan kesehatan
reproduksi untuk remaja, maka ada beberapa upaya yang harus dilakukan secara terpadu
dan lintas sektor.
Dengan memberikan waktu khusus pendidikan kesehatan reproduksi remaja selain
dalam sekolah, yaitu melalui Posyandu remaja, maka akan ada upaya-upaya sistematis
dan terencana dalam pemberian informasi kepada anak didik, sehingga pada gilirannya
mereka dapat mengetahui dan bertanggung jawab atas perilaku seksualnya di masa
depan.

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


5
Lampiran :
DOKUMENTASI KEGIATAN
PEMBINAAN KADER POSYANDU REMAJA
RABU, 23 FEBRUARI 2022

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


6
DOKUMENTASI MAKAN MINUM
PEMBINAAN KADER POSYANDU REMAJA
RABU, 23 FEBRUARI 2022

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


7
LAPORAN REALISASI PEMANFAATAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
BULAN FEBRUARI TAHUN 2022

ALOKASI REALISASI
KUMULATIF
NO URAIAN DANA BULAN INI BULAN LALU

Rp Rp Rp Rp %

Pembinaan Kader
1 6.680.000,- 1.600.000,- - 1.600.000,- 23,95
Resehatan Remaja

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA


8
LAPORAN KINERJA
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
BULAN FEBRUARI TAHUN 2022

TARGET CAPAIAN

NO NAMA KEGIATAN TOTAL


SASARAN TOTAL
SASARAN CAPAIAN
% ORANG/JIW % CAPAIAN % %
KELOMPOK ORANG/JIW
A KELOMPOK
A

Pembinaan Kader
1 7 100 0 0 1 14,2 0 0
Kesehatan Remaja

PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA 9

Anda mungkin juga menyukai