Anda di halaman 1dari 20

PERLAWANAN PASIF MASYARAKAT PEDESAAN TERHADAP KEPATUHAN

DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

(Studi Kasus Masyarakat Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo)

Oleh:

Muzakki

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak.

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi masyarakat pedesaan di pulau Gili Ketapang yang
melatarbelakangi masyarakat dalam melakukan perlawanan pasif dan pengaruhnya terhadap
kepatuhan masyarakat setempat dalam pemenuhan kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor. Objek
penelitian ini adalah masyarakat pedesaan di pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo.
Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan komunikasi dan wawancara; observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perekonomian, perkembangan
intelektual, dan kondisi moral masyarakat memiliki andil dalam mempengaruhi kepatuhan
masyarakat pulau Gili Ketapang dalam pemenuhan kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor. Namun
demikian, sistem perpajakan tidak memiliki andil dalam mempengaruhi kepatuhan masyarakat
pulau Gili Ketapang dalam pemenuhan kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.

Kata kunci: Perlawanan pasif, kepatuhan wajib pajak


PASSIVE RESISTANCES OF RURAL SOCIETY TO COMPLIANCE IN FULFILLING
THE MOTOR VEHICLE TAX OBLIGATIONS

(Case Study of Gili Ketapang Island Society, Probolinggo Regency)

By:

Muzakki

Supervison: Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak.

Departement of Accounting

Faculty of Economics and Business Brawijaya University

The aim of this research is to find out the rural society condition on the Island of Gili Ketapang,
which underlie the people in carrying out passive resistances, and its influence on the compliance of
Gili Ketapang Island people in fulfilling Motor Vehicle Tax obligations. The object of this study is
the rural society on Gili Ketapang Island, Probolinggo Regency. Data collection was performed
through the communication method by interviews; as well as observation and documentation. The
results revealed that the economic condition, intellectual development, and moral condition of
society contributed to influence the compliance of Gili Ketapang Island people in fulfilling their
Motor Vehicle Tax obligations. Meanwhile, the taxation system did not contribute to influence the
compliance of Gili Ketapang Island people in fulfilling their Motor Vehicle Tax obligations.

Keywords: Passive resistances, taxpayers compliance


PENDAHULUAN Pajak merupakan pungutan negara

1.1 Latar Belakang Masalah yang tidak memberikan balas jasa dan
Pelaksanaan pemerintahan suatu
manfaat secara langsung, bersifat mengikat
negara dapat dilaksanakan dengan adanya
dan dapat dipaksakan, yang dipergunakan
unsur pendukung yang salah satunya adalah
untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.
tersedianya dana guna pembiayaan fungsi
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H
pemerintahan secara optimal. Sumber dana (dalam Brotodihardjo, 1993), pajak adalah
tersebut dapat diperoleh dari pajak, hasil
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
penjualan barang dan jasa oleh pemerintah,
undang–undang (yang dapat dipaksakan)
pinjaman pemerintah, mencetak uang dan
dengan tidak mendapat jasa timbal balik
sebagainya. Secara sederhana penerimaan
(kontraprestasi) yang langsung dapat
negara dapat dibedakan atas penerimaan
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar
pajak dan penerimaan bukan pajak. pengeluaran umum. Sedangkan definisi pajak
Penerimaan dari sektor perpajakan menurut Undang–Undang No. 16 Tahun
mempunyai proporsi yang lebih besar
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
dibandingkan dengan penerimaan bukan
Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib
pajak. Sektor pajak memiliki posisi yang
kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
sangat penting dan strategis bagi pendapatan badan yang bersifat memaksa berdasarkan
negara, sehingga tidak dapat dipungkiri
undang–undang dengan tidak mendapatkan
bahwa pajak merupakan andalan penerimaan
imbalan secara langsung dan digunakan
dana bagi negara. Penerimaan dana dari
untuk keperluan negara bagi sebesar–
sektor pajak kemudian dialokasikan untuk
besarnya kemakmuran rakyat.
pembiayaan berbagai kebutuhan belanja
Pajak yang dipungut oleh
negara, seperti belanja pegawai, belanja
pemerintah dibedakan menjadi beberapa
modal, bantuan sosial, pembiayaan proyek jenis, salah satunya adalah berdasarkan
pembangunan, dan sebagainya. Dengan ini
lembaga atau pihak yang memungut pajak
dapat diketahui bahwa penerimaan pajak
tersebut. Pajak menurut lembaga
memiliki kontribusi besar dan peranan
pemungutnya dibedakan menjadi Pajak Pusat
penting untuk kesejahteraan masyarakat. dan Pajak Daerah. Pajak Pusat merupakan

1
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat penguasaan kendaraan bermotor. Objek

dan digunakan untuk membiayai rumah Pajak Kendaraan Bermotor adalah

tangga negara. Sedangkan pajak daerah kepemilikan dan/ atau penguasaan

merupakan pajak yang dipungut oleh Kendaraan Bermotor. Wajib Pajak

pemerintah daerah dan digunakan untuk Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi

membiayai rumah tangga daerah. atau Badan yang memiliki Kendaraan

Menurut Undang–Undang Nomor Bermotor. Sementara dalam hal ini Wajib

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Pajak Badan, kewajiban perpajakannya

Retribusi Daerah Pasal 1 angka 10, Pajak diwakili oleh pengurus atau kuasa badan

Daerah merupakan kontribusi wajib kepada tersebut.

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Di setiap negara pada umunya

badan yang bersifat memaksa berdasarkan masyarakat memiliki kecenderungan untuk

undang–undang dengan tidak mendapatkan meloloskan diri dari pembayaran pajak dan

imbalan secara langsung dan digunakan memilih untuk tidak patuh terhadap

untuk keperluan daerah bagi sebesar– kewajiban perpajakannya. Usaha yang

besarnya kemakmuran rakyat. dilakukan oleh Wajib Pajak untuk

Salah satu sektor pajak yang meloloskan diri dari membayar pajak

memiliki kontribusi besar bagi Pendapatan merupakan suatu usaha yang disebut

Asli Daerah adalah Pajak Kendaraan perlawanan terhadap pajak. Adanya

Bermotor. Seiring berjalannya waktu, perlawanan terhadap pajak tersebut tentunya

populasi penduduk semakin meningkat yang akan mempengaruhi jumlah penerimaan

kemudian diikuti dengan peningkatan negara dari sektor perpajakan.

kepemilikan kendaraan bermotor. Hal ini Berbagai bentuk perlawanan

kemudian menyebabkan adanya peningkatan sebagai bentuk reaksi ketidakcocokan

pendapatan bagi daerah provinsi yang berasal ataupun ketidakpuasan terhadap

dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor. diberlakukannya pajak seringkali diwujudkan

Menurut undang–undang Nomor 28 dalam bentuk perlawanan pasif dan

Tahun 2009, Pajak Kendaraan Bermotor perlawanan aktif. Menurut Rahayu

adalah pajak atas kepemilikan dan/ atau (2010:146), perlawanan aktif merupakan

2
perlawanan terhadap pajak yang meliputi timbal balik dengan daerah lain.

usaha masyarakat untuk menghindari, Mendasarkan diri pada tingkat pendidikan

menyelundupkan, memanipulasi, melalaikan dan tingkat teknologi penduduknya yang

dan meloloskan pajak yang langsung tergolong belum berkembang, maka

ditujukan kepada fiskus. kenampakannya adalah sebagai wilayah yang

Sementara, perlawanan pasif tidak luas, dengan corak kehidupannya yang

menurut Rahayu (2010:144), merupakan sifatnya agraris dengan kehidupan yang

suatu kondisi yang mempersulit pemungutan sederhana. Jumlah penduduknya tidak besar

pajak yang timbul dari kondisi struktur dan letak wilayahnya relatif jauh dari daerah

perekonomian, kondisi sosial masyarakat, perkotaan.

perkembangan intelektual penduduk, moral Mengenai definisi dan kondisi

warga masyarakat, dan tentunya sistem masyarakat pedesaan sebagaimana dijelaskan

pemungutan pajak itu sendiri. di atas, dapat diketahui bahwa kondisi–

Perlawanan pasif terhadap pajak kondisi tersebut memiliki kesesuaian dengan

memiliki kecenderungan untuk muncul pada kondisi–kondisi yang melatarbelakangi

kondisi–kondisi yang kurang baik dan tidak masyarakat atau Wajib Pajak dalam

menguntungkan bagi pemungutan pajak. melakukan perlawanan pasif terhadap

Kondisi yang dimaksudkan antara lain, kewajiban perpajakannya. Hal inilah yang

kondisi perekonomian masyarakat yang lantas menjadikan peneliti berasumsi bahwa

kurang baik, kondisi perkembangan perlawanan pasif terhadap pajak memiliki

intelektual masyarakat yang kurang baik, kecenderungan yang lebih besar muncul pada

kondisi moral masyarakat yang kurang baik, masyarakat pedesaan.

dan sistem perpajakan yang tidak dipahami Penelitian ini dilakukan dalam

oleh masyarakat sebagai Wajib Pajak. lingkup Pulau Gili Ketapang, Kabupaten

Menurut Bintarto (2010), desa Probolinggo. Sampel (informan) pada

merupakan perwujudan atau kesatuan penelitian ini diambil dari masyarakat pulau

geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur Gili Ketapang yang memiliki kendaraan

yang terdapat di tempat itu (suatu daerah), bermotor roda dua. Peneliti memilih pulau

dalam hubungan dan pengaruhnya secara Gili Ketapang sebagai objek penelitian

3
dikarenakan jauh sebelum adanya gagasan yang memiliki kesesuaian dengan kondisi–

mengenai penelitian ini, peneliti pernah kondisi yang melatarbelakangi masyarakat

mengunjungi Pulau Gili Ketapang yang atau Wajib Pajak dalam melakukan

kemudian mendapati banyak kendaraan pelawanan pasif terhadap pajak. Penelitian ini

bermotor roda dua yang belum memiliki plat juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh

registrasi kendaraan atau plat nomor di pulau dari kondisi–kondisi tersebut terhadap

tersebut. kepatuhan masyarakat pulau Gili Ketapang

Berdasarkan kondisi tersebut, dalam pemenuhan kewajiban Pajak

peneliti berasumsi bahwa sebagian besar Kendaraan Bermotor.

masyarakat Pulau Gili Ketapang belum Berdasarkan latar belakang dan

memenuhi kewajiban Pajak Kendaraan tujuan sebagaimana dijelaskan di atas,

Bermotor. Hal ini dikarenakan wujudnya penelitian ini mengambil judul

yang spesifik, plat nomor digunakan sebagai “PERLAWANAN PASIF MASYARAKAT

identifikasi kendaraan oleh beberapa PEDESAAN TERHADAP KEPATUHAN

lembaga, seperti kepolisian, perusahaan DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN

asuransi kendaraan, dan sebagainya. Pada PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi

beberapa wilayah jurisdiksi, plat nomor Kasus pada Masyarakat Pulau Gili Ketapang

digunakan sebagai bukti bahwa kendaraan Kabupaten Probolinggo).”

tersebut telah memiliki izin untuk beroperasi

di jalan raya umum, dan juga sebagai bukti 1.2 Rumusan Masalah

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Hal Berdasarkan latar belakang

ini kemudian menarik minat peneliti untuk sebagaimana dijelaskan di atas, maka

mengetahui alasan dan latar belakang yang rumusan permasalahan yang diangkat dalam

menyebabkan masyarakat setempat tidak penelitian ini adalah sebagai berikut:

memenuhi kewajiban Pajak Kendaraan 1. Kondisi apa saja yang melatarbelakangi

Bermotor. masyarakat Pulau Gili Ketapang dalam

Penelitian yang dilakukan bertujuan melakukan perlawanan pasif terhadap

untuk mengetahui kondisi–kondisi kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor?

masyarakat pedesaan di pulau Gili Ketapang

4
2. Bagaimana kondisi–kondisi tersebut mengembangkan kemampuan pada

mempengaruhi kepatuhan masyarakat bidang penelitian dan sebagai wadah

Pulau Gili Ketapang dalam pemenuhan untuk pengembangan serta penerapan

kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor? teori yang telah diperoleh selama proses

perkuliahan, khususnya pada bidang

1.3 Tujuan Penelitian perpajakan.


Berdasarkan rumusan masalah di 2. Bagi Pemerintah Daerah
atas, dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
Manfaat praktis bagi
adalah sebagai berikut:
Pemerintah Daerah, seperti Kepala
1. Untuk mengetahui kondisi–kondisi
Desa, aparatur pajak, dan petugas–
yang melatarbelakangi masyarakat
petugas terkait adalah penelitian ini
Pulau Gili Ketapang dalam melakukan
diharapkan dapat dijadikan sebagai
perlawanan pasif terhadap kewajiban bahan masukan dan saran yang dapat
Pajak Kendaraan Bermotor. dipertimbangkan oleh pemerintahan
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi–
setempat dalam membuat kebijakan
kondisi tersebut mempengaruhi
terkait prosedur pemungutan Pajak
kepatuhan masyarakat Pulau Gili
Kendaraan Bermotor.
Ketapang dalam pemenuhan kewajiban 3. Bagi Masyarakat
Pajak Kendaraan Bermotor.
Manfaat praktis bagi

masyarakat adalah penelitian ini


1.4 Manfaat Penelitian diharapkan dapat memberikan
Dengan tercapainya tujuan yang telah
informasi dan menambah pengetahuan
dirumuskan diatas, penelitian ini diharapkan
umum serta pengetahuan perpajakan
dapat memberikan suatu kebermanfaatan
mengenai arti penting pajak dan
yang mencakup pada kepentingan–
manfaatnya bagi pembangunan negara.
kepentingan diantaranya:
Sehingga dengan ini diharapkan dapat
1. Bagi Penulis
meningkatkan kesadaran dan peran
Manfaat praktis bagi penulis
serta masyarakat dalam pemenuhan
adalah penelitian ini diharapkan dapat
kewajiban sebagai Wajib Pajak.
menjadi sarana berlatih dalam

5
TINJAUAN PUSTAKA keperluan negara bagi sebesar–besarnya

2.1 Pajak kemakmuran rakyat.

2.1.1 Definisi Pajak

Definisi pajak menurut Prof. Dr. 2.2 Pajak Daerah

Rochmat Soemitro, S.H (dalam 2.2.1 Pengertian Pajak Daerah

Brotodihardjo, 1993), pajak adalah iuran Menurut Mardiasmo (2009:12),

rakyat kepada kas negara berdasarkan Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang

undang–undang (yang dapat dipaksakan) dilakukan orang pribadi atau badan kepada

dengan tidak mendapat jasa timbal balik daerah tanpa mendapat imbalan secara

(kontraprestasi) yang langsung dapat langsung yang seimbang, yang dapat

ditunjukkan dan digunakan untuk membayar dipaksakan sesuai dengan undang–undang

pengeluaran umum. yang berlaku, yang kemudian digunakan

Definisi pajak yang dikemukakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah

oleh dr. N. J. Feldmann (dalam daerah dan pembangunan daerah.

Brotodihardjo, 1993), pajak adalah prestasi Menurut Undang–Undang Nomor

yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

kepada penguasa (menurut norma–norma Retribusi Daerah Pasal 1 angka 10, Pajak

yang ditetapkannya secara umum), tanpa Daerah merupakan kontribusi wajib kepada

adanya kontrapresepsi, dan semata–mata daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

digunakan untuk menutup pengeluaran– badan yang bersifat memaksa berdasarkan

pengeluaran umum. undang–undang dengan tidak mendapatkan

Definisi pajak menurut Undang– imbalan secara langsung dan digunakan

Undang No. 16 Tahun 2009 tentang untuk keperluan daerah bagi sebesar–

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara dipungut oleh pemerintah daerah dan

yang terutang oleh pribadi atau badan yang digunakan untuk membiayai rumah tangga

bersifat memaksa berdasarkan undang– daerah.

undang dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk

6
2.3 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki

2.3.1 Pengertian Pajak Kendaraan dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,

Bermotor perwakilan negara asing dengan asas

Undang–Undang Nomor 28 Tahun timbal balik dan lembaga–lembaga

2009 menyatakan bahwa Pajak Kendaraan internasional yang memperoleh fasilitas

Bermotor adalah pajak atas kepemilikan pembebasan pajak dari pemerintah;

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. d. Objek Pajak lainnya yang ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

2.3.2 Objek Pajak Kendaraan

Bermotor 2.3.3 Subjek Pajak Kendaraan

Berdasarkan Undang–Undang Bermotor

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Berdasarkan Undang–Undang

dan Retribusi Daerah: Objek Pajak Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan Retribusi Daerah: Subjek Pajak

dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah Orang Pribadi

Termasuk dalam pengertian Kendaraan atau Badan yang memiliki dan/atau

Bermotor adalah kendaraan bermotor beroda menguasai Kendaraan Bermotor. Wajib

beserta gandengannya yang dioperasikan di Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang

semua jenis jalan darat dan kendaraan pribadi atau Badan yang memiliki Kendaraan

bermotor yang dioperasikan di air dengan Bermotor. Dalam hal ini Wajib Pajak Badan,

ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) kewajiban perpajakannya diwakili oleh

sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage). pengurus atau kuasa badan tersebut.

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan

Bermotor adalah: 2.4 Perlawanan Pasif

a. Kereta api; Berbagai bentuk perlawanan

b. Kendaraan Bermotor yang semata–mata sebagai bentuk reaksi ketidakcocokan

digunakan untuk keperluan pertahanan ataupun ketidakpuasan terhadap

dan keamanan negara; diberlakukannya pajak seringkali diwujudkan

dalam bentuk perlawanan pasif dan

7
perlawanan aktif. Menurut Rahayu penjelasan komprehensif yang berkaitan

(2010:144), perlawanan pasif merupakan dengan berbagai aspek seseorang, suatu

kondisi yang mempersulit pemungutan pajak kelompok, suatu organisasi, suatu program,

yang timbul dari kondisi struktur atau suatu instansi kemasyrakatan yang

perekonomian, kondisi sosial masyarakat, diteliti, diupayakan dan ditelaah sedalam

perkembangan intelektual penduduk, moral mungkin. Menurut Yin (2008:18), studi kasus

warga masyarakat, dan tentunya sistem adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki

pemungutan pajak itu sendiri. fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas–batas antara fenomena dan

METODOLOGI PENELITIAN konteks tak tampak secara tegas atau jelas

3.1 Jenis Penelitian dan menggunakan berbagai sumber atau

Dalam penelitian ini peneliti multisumber bukti.

memilih untuk melakukan penelitian

kualitatif. Menurut Moleong (2009:3), 3.2 Jenis dan Sumber Data

penelitian kualitatif adalah penelitian yang Adapun data yang digunakan dalam

bermaksud untuk memahami fenomena penyusunan hasil penelitian ini merupakan

tentang apa yang dialami oleh subyek data primer. Data primer atau data pokok

penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, merupakan data yang diperoleh peneliti

motivasi, tindakan dan lain–lain secara dengan terjun langsung pada objek yang akan

holistik serta dengan cara deskripsi dalam diteliti. Pada penelitian ini, data primer

bentuk kata–kata dan bahasa, pada suatu didapatkan melalui studi lapangan yang

konteks khusus yang alamiah dan dengan diperoleh dari narasumber dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. menggunakan teknik wawancara yang

Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah dilakukan secara mendalam.

membuat fakta mudah dipahami dan

menghasilkan hipotesis baru. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan

Metode yang digunakan dalam Data

penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Yin (2008:103), metode

Studi kasus digunakan sebagai suatu pengumpulan data untuk studi kasus dapat

8
berupa dokumen, rekaman arsip, wawancara, 2. Observasi

observasi dan perangkat fisik. Adapun Menurut Burhan (2007:115),

metode pengumpulan data yang digunakan observasi merupakan kemampuan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: seseorang untuk menggunakan

1. Pendekatan Komunikasi dan pengamatannya melalui hasil kerja

Wawancara pancaindra mata serta dibantu dengan

Menurut Hartono (2011:110), pancaindra lainnya. Observasi yang

pendekatan komunikasi dilakukan bertujuan tidak hanya untuk

(communication approach) merupakan mengukur sikap dari responden atau

pendekatan yang berhubungan langsung informan melalui wawancara dan

dengan sumber data dan terjadi proses angket, namun juga untuk mengetahui

komunikasi untuk mendapatkan berbagai fenomena yang terjadi

datanya. Pendekatan komunikasi baik termasuk situasi dan kondisi.

digunakan dalam mengumpulkan data 3. Dokumentasi

sikap, motivasi, opini, ekspektasi atau Dokumentasi berasal dari kata

instensi dari responden karena metode dokumen yang artinya barang–barang

ini memerlukan adanya interaksi yang tertulis. Menurut Sugiyono

langsung dengan para respondennya. (2012:82), dokumen merupakan catatan

Wawancara merupakan salah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

satu bentuk sumber data primer pada dapat berbentuk tulisan, gambar atau

penelitian kualitatif. Menurut Hartono karya–karya monumental dari

(2011:114), wawancara (interview) seseorang. Hasil penelitian dari

merupakan komunikasi dua arah untuk obsevasi dan wawancara akan lebih

mendapatkan data dari responden. kredibel dan dapat dipercaya apabila

Wawancara juga dapat diartikan sebagai didukung dengan adanya bukti fisik

salah satu cara yang dapat digunakan dokumentasi, seperti foto, rekaman

untuk mendapatkan informasi atau data video, atau bentuk dokumentasi lainnya.

yang diinginkan dengan cara bertanya

langsung secara bertatap muka.

9
3.4 Teknik Analisis Data 3.5 Teknik Analisis Keabsahan Data

Menurut Yin (2013:133), Adapun uji kredibilitas dalam

menganalisis bukti studi kasus adalah suatu analisis keabsahan data pada penelitian ini

hal yang sulit karena strategi dan tekniknya dilakukan dengan cara triangulasi. Menurut

belum terindentifikasi secara memadai di Moleong (2004:330), triangulasi merupakan

masa yang lalu. Dalam strategi seperti itu, teknik pemeriksaan keabsahan data yang

analisis yang menentukan hendaknya memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

dipergunakan, yaitu: membandingkan hasil wawancara terhadap

1. Pattern Matching atau Penjodohan Pola objek penelitian. Triangulasi dilakukan

Penjodohan pola yaitu dengan dengan tujuan untuk menguji kredibilitas data

menggunakan logika penjodohan pola. dan untuk mengetahui konsistensi hasil dari

Logika seperti ini membandingkan pola suatu penelitian

yang didasarkan atas data empirik Dalam penelitian ini, peneliti

dengan pola yang diprediksikan (atau menggunakan triangulasi sumber dan

dengan beberapa prediksi alternatif). triangulasi teknik. Triangulasi sumber berupa

Jika kedua pola ini ada persamaan, informasi dari objek penelitian serta

hasilnya dapat menguatkan validitas dokumen dalam menunjang penelitian.

internal studi kasus yang bersangkutan. Sementara triangulasi teknik merupakan

2. Pembuatan Eksplanasi triangulasi yang berupa teknik pengumpulan

Pembuatan eksplanasi data, yaitu wawancara dan dokumentasi.

bertujuan untuk menganalisis data studi

kasus dengan cara membuat suatu HASIL PENELITIAN

eksplanasi tentang kasus yang 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

bersangkutan. Tujuan dari pembuatan Gili Ketapang merupakan sebuah desa

eksplanasi adalah untuk menerangkan berbentuk pulau kecil yang terletak di Selat

atau menjelaskan serangkaian proses Madura. Pulau Gili Ketapang berlokasi 8

dari suatu gejala atau fenomena dari kilometer di lepas pantai utara Kota

objek yang sedang diteliti. Probolinggo, yang dapat diakses dengan

menggunakan perahu motor melalui

10
Pelabuhan Tanjung Tembaga dengan waktu tergolong rendah dan dari penghasilan

tempuh antara 30 sampai 40 menit. tersebut masyarakat mengaku kesulitan

Secara administratif, pulau Gili dalam pemenuhan kebutuhan sehari–hari.

Ketapang termasuk dalam Kecamatan Kondisi yang demikian lantas menyebabkan

Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa masyarakat setempat lebih memilih untuk

Timur. Pulau Gili Ketapang memiliki luas fokus terhadap pemenuhan kebutuhan

daratan sekitar 68 hektar, dengan jumlah sehari–hari dibandingkan dengan pemenuhan

penduduk kurang lebih 8.000 jiwa pada tahun kepentingan lain seperti membayar Pajak

2014. Sebagian besar penduduk pulau Gili Kendaraan Bermotor.

Ketapang merupakan suku Madura, sehingga Kondisi ini lantas membuktikan

Bahasa Madura merupakan bahasa utama bahwa masyarakat dengan tingkat

yang digunakan masyarakat setempat dalam penghasilan yang rendah dan kondisi

berkomunikasi sehari–hari. ekonomi yang kurang baik, cenderung

enggan dalam memenuhi kewajiban Pajak

4.2 Latar Belakang Kondisi Penyebab Kendaraan Bermotor dikarenakan

Perlawanan Pasif dan Pengaruhnya masyarakat lebih memilih untuk fokus

terhadap Kepatuhan Masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan sehari–hari.

dalam Pemenuhan Kewajiban Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB) 4.2.2 Pengetahuan Umum

4.2.1 Kondisi Perekonomian Semakin baik pengetahuan umum

Menurut Rahayu (2010:144), Wajib yang dimiliki oleh masyarakat atau Wajib

Pajak dengan tingkat penghasilan yang Pajak, maka cara berpikir dan sikap yang

rendah dan kondisi ekonomi yang kurang ditunjukkan juga akan semakin baik. Artinya,

baik cenderung akan fokus terhadap semakin baik kondisi pengetahuan umum

pemenuhan kebutuhan dibandingkan dengan seseorang, maka akan semakin baik pula

kepentingan lain, seperti kewajiban kondisi moral individu tersebut. Salah satu

membayar pajak. perwujudannya adalah dengan

Masyarakat pulau Gili Ketapang memperlihatkan perilaku patuh dalam

diketahui memiliki tingkat penghasilan yang membayar pajak.

11
Selain itu, kondisi pengetahuan pemahaman wajib pajak, maka semakin

umum yang baik juga akan mempengaruhi mudah pula bagi mereka untuk memahami

kemampuan seseorang orang dalam peraturan perpajakan dan semakin mudah

menangkap suatu informasi secara optimal. pula untuk memenuhi kewajiban

Semakin baik kondisi pengetahuan umum perpajakannya.

seorang individu atau Wajib Pajak , maka Minimnya tingkat pengetahuan dan

akan semakin mudah bagi individu tersebut pemahaman masyarakat tentang pajak,

untuk memahami suatu informasi secara menimbulkan rendahnya tingkat kesadaran

optimal. Termasuk dalam hal ini adalah masyarakat dalam pemenuhan kewajiban

informasi–informasi mengenai perpajakan, perpajakannya. Hal ini menyebabkan

yang nantinya juga akan berpengaruh masyarakat kurang tertarik untuk membayar

terhadap tingkat pengetahuan perpajakan pajak karena tidak adanya insentif atau timbal

seseorang. balik secara langsung dari negara yang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka rasakan. Hal ini lah yang terjadi pada

kondisi pengetahuan umum berpengaruh masyarakat pulau Gili Ketapang, masyarakat

terhadap kondisi moral dan kondisi dengan tingkat pengetahuan perpajakan yang

pengetahuan perpajakan masyarakat, dimana rendah, tidak memahami timbal balik atau

kedua kondisi tersebut secara pararel manfaat yang dirasakan ketika membayar

berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pajak. Hal ini lantas menyebabkan sebagian

masyarakat dalam pemenuhan kewajiban besar masyarakat pulau Gili Ketapang

perpajakannya. memilih untuk tidak memenuhi kewajiban

Pajak Kendaraan Bermotor.

4.2.3 Pengetahuan Perpajakan Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Menurut Rahayu (2010:141), tingkat pengetahuan perpajakan di pulau Gili

kualitas pengetahuan pajak yang baik akan Ketapang memiliki andil dalam

sangat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak mempengaruhi kepatuhan masyarakat dalam

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Sementara menurut Nurmuntu (2005:32), Tingkat dan kondisi pengetahuan perpajakan

semakin tinggi tingkat pengetahuan dan masyarakat yang rendah atau kurang baik

12
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Sehingga dapat disimpulkan bahwa

masyarakat yang rendah pula dalam tingkat dan kondisi moral perpajakan di pulau

pemenuhan kewajiban perpajakannya. Gili Ketapang memiliki andil dalam

mempengaruhi kepatuhan masyarakat dalam

4.2.4 Kondisi Moral pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Menurut Rahayu (2010:145), Tingkat dan kondisi moral perpajakan

kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi masyarakat yang rendah atau kurang baik

kewajiban perpajakannya akan baik ketika berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan

kualitas atau kondisi moral perpajakan masyarakat yang rendah pula dalam

masyarakat juga baik. Kondisi dan kualitas pemenuhan kewajiban perpajaknnya.

moral perpajakan yang baik akan

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam 4.2.5 Sosialisasi Perpajakan

pemenuhan kewajiban perpajakannya. Sosialisasi perpajakan menjadi

Sementara, keinginan masyarakat untuk penting dalam suatu sistem perpajakan

meloloskan diri dari kewajiban karena dapat meningkatkan tingkat

perpajakannya cenderung muncul pada suatu pengetahuan perpajakan masyarakat atau

masyarakat dengan tingkat kualitas moral Wajib Pajak. Dimana kualitas pengetahuan

perpajakan yang rendah. perpajakan yang baik dapat meningkatkan

Berdasarkan kondisi di lapangan, kepatuhan Wajib Pajak dalam pemenuhan

sebagian besar masyarakat pulau Gili kewajiban perpajakannya.

Ketapang berkeinginan untuk meloloskan Namun yang terjadi di pulau Gili

diri dari kewajiban Pajak Kendaraan Ketapang, sosialisasi perpajakan tidak

Bermotor, dikarenakan masyarakat setempat berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan

tidak merasakan adanya timbal balik dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban

negara atas tindakan membayar pajak. Pajak Kendaraan Bermotor, dikarenakan

Timbal balik yang dimaksudkan adalah tidak tercapainya tujuan dari sosialisasi

seperti adanya akses jalan beraspal di pulau perpajakan tersebut, yakni meningkatkan

tersebut. kualitas pengetahuan perpajakan masyarakat

atau Wajib Pajak.

13
Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat dalam pemenuhan kewajiban

sosialisasi perpajakan di pulau Gili Ketapang Pajak Kendaraan Bermotor.

tidak memiliki andil dalam mempengaruhi

kepatuhan masyarakat dalam pemenuhan 4.2.7 Pemeriksaan Pajak

kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor. Menurut Rahayu (2010:245),

pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh

4.2.6 Pelayanan pada Wajib Pajak untuk menghalang–halangi (detterrence

Kualitas pelayanan pajak yang baik effect) Wajib Pajak untuk melakukan

dapat meningkatkan kesukarelaan Wajib tindakan kecurangan dengan melakukan

Pajak dalam membayar pajak, sehingga dapat penghindaran pajak (tax evasion), baik Wajib

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam Pajak yang sedang diperiksa itu sendiri

memenuhi kewajiban perpajakannya. maupun Wajib Pajak lainnya, sehingga

Salah satu indikator kualitas kepatuhan di dalam pemenuhan kewajiban

pelayanan pajak yang baik adalah dapat perpajakannya menjadi lebih baik pada

dirasakannya produk atau layanan yang tahun–tahun mendatang.

diberikan petugas pajak oleh seluruh Pemeriksaan pajak yang

kalangan dan lapisan masyarakat, tidak hanya dilaksanakan dapat memberikan pengaruh

masyarakat desa ataupun kota, tetapi juga positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak

masyarakat kepulauan. Namun yang terjadi di dalam melaksanakan kewajiban

pulau Gili Ketapang, masyarakat tidak dapat perpajakannya. Semakin rutin pemeriksaan

merasakan produk atau layanan Pajak pajak dilakukan, maka akan semakin tinggi

Kendaraan Bermotor yang diberikan oleh tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam

Samsat Kota Probolinggo akibat kendala memenuhi kewajiban perpajakannya. Namun

aksesibilitas. yang terjadi di pulau Gili Ketapang,

Sehingga dalam hal ini dapat pemeriksaan pajak sejauh ini belum pernah

disimpulkan bahwa pelayanan pada Wajib dilasanakan, baik oleh petugas pajak maupun

Pajak di pulau Gili Ketapang tidak memiliki petugas kepolisian. Kemudian hal ini dapat

andil dalam mempengaruhi kepatuhan mendorong masyarakat pulau Gili Ketapang

14
untuk tidak patuh terhadap pemenuhan perpajakan yang diberlakukan, masyarakat

kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor. menjadi semakin terdorong untuk tidak

Sehingga dalam hal ini dapat memenuhi kewajiban Pajak Kendaraan

disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak di Bermotor.

pulau Gili Ketapang tidak memiliki andil Sehingga dalam hal ini dapat

dalam mempengaruhi kepatuhan masyarakat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan di

dalam pemenuhan kewajiban Pajak pulau Gili Ketapang tidak memiliki andil

Kendaraan Bermotor. dalam mempengaruhi kepatuhan masyarakat

dalam pemenuhan kewajiban Pajak

4.2.8 Sanksi Perpajakan Kendaraan Bermotor.

Sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak PENUTUP

melanggar norma perpajakan. Sanksi 5.1 Kesimpulan

perpajakan juga menjadi sebuah jaminan Berdasarkan penelitian yang

bahwa Wajib Pajak tidak akan melalaikan dilakukan, didapatkan hasil dan kesimpulan

kewajiban sebagai Wajib Pajak. Dalam sebagai berikut:

pelaksanaan sanksi pajak, semakin aktif 1. Kondisi dan tingkat perekonomian

petugas pajak dalam memberikan sanksi masyarakat pulau Gili Ketapang yang

kepada Wajib Pajak yang tidak memenuhi kurang baik atau rendah memiliki andil

kewajiban perpajakannya, maka akan dalam mempengaruhi kepatuhan

semakin tinggi tingkat kepatuhan masyarakat masyarakat setempat dalam pemenuhan

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.

Namun yang terjadi di pulau Gili 2. Kondisi pengetahuan umum

Ketapang, pemeriksaan pajak sejauh ini berpengaruh terhadap kondisi moral dan

belum pernah dilakukan. Sehingga tidak kondisi pengetahuan perpajakan

terdapat sanksi perpajakan dalam bentuk masyarakat, dimana kedua kondisi

apapun yang dibebankan kepada masyarakat tersebut secara pararel berpengaruh

yang tidak memenuhi kewajiban terhadap tingkat kepatuhan masyarakat

perpajakannya. Ketika tidak terdapat sanksi

15
dalam pemenuhan kewajiban masyarakat setempat dalam pemenuhan

perpajakannya. kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Kondisi dan tingkat pengetahuan 8. Sanksi perpajakan di pulau Gili

perpajakan masyarakat pulau Gili Ketapang tidak memiliki andil dalam

Ketapang yang kurang baik atau rendah mempengaruhi tingkat kepatuhan

memiliki andil dalam mempengaruhi masyarakat dalam pemenuhan

kepatuhan masyarakat setempat dalam kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.

pemenuhan kewajiban Pajak Kendaraan

Bermotor. 5.2 Keterbatasan Penelitian

4. Kondisi dan kualitas moral perpajakan Keterbatasan pada penelitian ini,

masyarakat pulau Gili Ketapang yang bahwa tidak semua kondisi masyarakat

kurang baik memiliki andil dalam penyebab perlawanan pasif terhadap pajak

mempengaruhi kepatuhan masyarakat sebagaimana disebutkan di atas, pernah

setempat dalam pemenuhan kewajiban dilakukan penelitian terdahulu sebelumnya.

Pajak Kendaraan Bermotor. Hal ini menyebabkan pada beberapa kondisi

5. Sosialisasi perpajakan di pulau Gili yang diteliti, peneliti hanya terbatas pada

Ketapang tidak memiliki andil dalam teori–teori perpajakan yang memiliki

mempengaruhi tingkat kepatuhan keterkaitan dengan objek yang diteliti sebagai

masyarakat setempat dalam pemenuhan dasar penelitian yang digunakan.

kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.

6. Pelayanan pada Wajib Pajak di pulau


5.3 Saran
Gili Ketapang tidak memiliki andil
Adapun saran yang dapat diberikan
dalam mempengaruhi tingkat kepatuhan
oleh peneliti terkait dengan penelitian yang
masyarakat setempat dalam pemenuhan
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor.
1. Bagi Samsat Kota Probolinggo,
7. Pemeriksaan pajak di pulau Gili
diharapkan dapat meningkatkan
Ketapang tidak memiliki andil dalam
intensitas sosialisasi perpajakan di
mempengaruhi tingkat kepatuhan
pulau Gili Ketapang.

16
2. Pihak Samsat Kota Probolinggo DAFTAR PUSTAKA

diharapkan tidak hanya menyampaikan Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa - Kota dan
Permasalahannya . Jakarta : Ghalia
sosialisasi perpajakan dalam Bahasa Indonesia.

Indonesia, namun sebaiknya juga Brotodiharjo, R. S. (1993). Pengantar Ilmu


Hukum Pajak. Bandung: PT Eresco.
menggunakan Bahasa Madura dalam
Buku Pedoman Penulisan Skripsi Akuntansi .
kegiatan sosialisasi yang dilakukan. Hal (2018). Malang: Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ini mengingat banyak dari masyarakat Universitas Brawijaya.

pulau Gili Ketapang yang kesulitan Burhan, B. (2007). Sosiologi Komunikasi:


Teori, Paradigma, dan Diskursus
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta: Kencana
karena terbiasa berkomunikasi dalam Predana Media Group.

Bahasa Madura. Dharma, G. E., & Suardana, K. A. (2014).


Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
3. Pihak Samsat Kota Probolinggo Sosialisasi Perpajakan, Kualitas
Pelayanan pada Kepatuhan Wajib
diharapkan dapat segera menemukan Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 6.1, 340-353.
metode pemeriksaan pajak yang dirasa
Halim, A. (2014). Perpajakan Konsep,
tepat, termasuk dalam hal ini adalah Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus .
Jakarta: Salemba Empat.
perencanaan waktu dan sumber daya
Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian
manusia yang kuantitas dan kualitasnya Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman .
mumpuni, supaya pemeriksaan pajak di Yogyakarta: BPFE.

pulau Gili Ketapang dapat segera Ilhamsyah, R., Endang, M. W., & Dewantara,
R. Y. (2016). Pengaruh Pemahaman
dilaksanakan. dan Pengetahuan Wajib Pajak
Tentang Peraturan Perpajakan,
Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor. Jurnal
Perpajakan (JEJAK) Vol. 8 No. 1.

Kemala, W. (2015). Pengaruh Kesadaran


Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak,
Sikap Wajib Pajak dan Reformasi
Adminitrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. Fakultas Ekonomi Riau.
Pekanbaru. Vol. 2 No. 1.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi.


Yogyakarta: Andi Offset.

17
Moleong, L. J. (2009). Metode Penelitian Undang–Undang No. 16 Tahun 2009 tentang
Kualitatif. Bandung: Remaja Ketentuan Umum dan Tata Cara
Rosdakarya. Perpajakan

Nurmuntu, S. (2005). Pengantar Perpajakan. Undang–Undang No. 28 Tahun 2009 tentang


Jakarta: Granit. Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Priantara, D. (2013). Perpajakan Indonesia
Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Wulandari, T. (2015). Pengaruh Sosialisasi
Media. Perpajakan, Pengetahuan
Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan
Pudyatmoko, Y. S. (2009). Pengantar Hukum Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Perpajakan. Yogyakarta: CV. Andi dengan Kesadaran Wajib Pajak
Offset. sebagai Variabel Intervening (Studi
Putri, A. S., & Jati, I. K. (2013). Faktor- pada Kantor Pelayanan Pajak
Faktor yang Mempengaruhi Pratama Pekanbaru Senapelan). Jom
Kepatuhan Wajib Pajak dalam FEKON Vol. 2.
Membayar Pajak Kendaraan Yin, R. K. (2008). Studi Kasus: Desain dan
Bermotor di Denpasar. E-Jurnal Metode. Jakarta: Rajagrafindo
Akuntansi Universitas Udayana 6.1, Persada.
340-353.
Yin, R. K. (2013). Studi Kasus: Desain dan
Putri, C. D., & Isgiyarta, J. (2013). Analisis Metode. Jakarta: Rajagrafindo
Pengaruh Pengetahuan Umum, Persada.
Tingkat Ekonomi, dan Pengetahuan
Pajak terhadap Kepatuhan PBB
Masyarakat Desa Kota dengan
Variabel Moderating Kontrol
Petugas Desa/ Kelurahan Kabupaten
Demak . Diponegoro Journal of
Accounting. Vol 2 No 3, 1-11.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia:


Konsep & Aspek Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, S. (2009). Perpajakan: Teori dan


Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Soemitro, R. (1987). Pajak Ditinjau dari Segi


Hukum. Bandung: PT Eresco.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Susilawati, K. E., & Budhiarta, K. (2013).


Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Pajak, Sanksi
Perpajakan dan Akuntabilitas
Pelayanan Publik pada Kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di
Kantor Bersama Samsat Kota
Singaraja. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 6.1, 340-353.

18

Anda mungkin juga menyukai