TUGAS KELOMPOK 3
MATA KULIAH SEMINAR MSDM
“PERAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Indri Oktavia
NIM. 19120066
2. Muhammad Kholidin
NIM. 19120069
3. Saiful
NIM. 19120071
4. Yudha Wibowo
NIM. 19120083
5. Imam Mashudin
NIM. 18120339
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peran Pelatihan Terhadap Kinerja” ini
dengan baik meskipun masih terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Eko Juni Wahyudi, SE., MM selaku dosen mata kuliah Seminar Manajemen
Sumber Daya Manusia yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Sekiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun orang yang membacanya.
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun manusia merupakan kebutuhan yang mendesak di Indonesia untuk saat
ini. Kesulitan untuk bangkit dari krisis dengan SDM lama, yang serba terkungkung,
tergantung, takut salah, dan tak berani mencoba meupakan sebuah fenomena yang dihadapi
pada saat ini. SDM semacam ini hanya akan membuat kita gagap mengahadapi milenium
baru, di mana globalisasi segala bidang menjadi kata kunci.
Dalam mencapai tujuan organisasi, setiap organisasi memerlukan sumber daya untuk
mencapainya. Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber
daya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sumber daya manusia. Diantara sumber daya
tersebut, sumber daya yang terpenting adalah sumber daya manusia. Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan aset perusahaan yang paling mahal dibanding dengan aset-aset lain
karena SDM merupakan penggerak utama organisasi perusahaan. SDM harus dikelola
secara optimal, continue dan diberi ekstra perhatian dan memenuhi hak-haknya, selain itu
SDM adalah patner pengusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Selain perusahaan, SDM
juga senantiasa harus meningkatkan kompetensinya, seiring dengan perkembangan era
globalisas. (Ambarita, 2012, para.5-8). Agar dapat bersaing dalam persaingan bisnis
perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas. Sumber Daya Manusia sebagai penggerak organisasi
banyak dipengaruhi oleh pelaku para pesertanya, serta peran fungsinya sangat mendukung
untuk keberhasilan organisasi.
Pelatihan menurut Dessler adalah “proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada
sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.
Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia
dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. (Dessler, 2009).
Pelatihan yang baik juga membawa manfaat antara lain yang dikemukakan oleh Noe,
Hollenbeck, Gerhart, Wright yaitu: meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya
dan para pesaing luar, membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja
dengan teknologi baru, membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja
secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas, memastikan
bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran,
C. Manfaat
1. Secara akademis sebagai bahan masukan yang didapat dari kajian literatur ilmiah bagi
instansi terkait tentang pentingnya peranan Pendidikan dan Pelatihan terhadap
Pengembangan SDM.
2. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis selanjutnya untuk
dikembangkan dalam penulisan makalah ini.
3. Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan sumber daya manusia.
A. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Pengertian Kinerja (Prestasi Kerja) Istilah kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Mangkunegara (2000)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Bernandin & Russel (1995), menyebutkan 6 (enam) macam kriteria utama untuk
mengukur kinerja yaitu:
1. Quality, merupakan tingkat sejauhmana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati tujuan yang diharapkan.
2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit,
jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.
3. Timeliness, merupakan sejauhmana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang
dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia
untuk kegiatan yang lain.
4. Cost effectiveness, sejauhmana penggunaan sumber daya organisasi (manusia,
keuangan, teknologi, materiil) dimaksudkan untuk mencapai hasil tertinggi atau
pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.
5. Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang
supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauhmana pegawai memelihara, harga diri,
nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Pengertian pelatihan menurut Simamora (1997) adalah proses sistematik
pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan
organisasional. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan di mana para karyawan dapat
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku yang
spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan biasanya terfokus pada penyediaan bagi
para karyawan keahlian-keahlian khusus atau membantu mereka mengoreksi kelemahan-
kelemahan dalam kinerja mereka. Menurut Gomes (1995), pelatihan adalah setiap usaha
untuk memperbaiki performance pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.
Deskripsi yang lebih komprehensif dari proses pelatihan, menurut Armstrong (1992),
adalah konsep pelatihan terencana (planned training). Pelatihan terencana merupakan
intervensi yang cermat yang dirancang untuk menghasilkan pemahaman yang
diperlukan dalam meningkatkan kinerja pekerjaan (Kenney dan Reid 1990).
2. Komponen-Komponen Pelatihan
Program pelatihan meliputi unsur-unsur, menurut Hamalik (2000) sebagai
berikut:
a. Peserta latihan Penetapan calon peserta latihan erat kaitannya dengan keberhasilan
proses pelatihan, yang pada gilirannya turut menentukan efektivitas pekerjaan.
Karena itu, perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang baik,
berdasarkan kriteria.
Kesimpulan
Dalam sebuah perusahaan, organisasi maupun instansi kemampuan SDM dalam
melaksanakan tugas adalah salah satu faktor penentu tercapainya tujuan. Kemampuan SDM ini
yang akan menentukan bagaimana kinerja dari SDM tersebut.
Pelatihan adalah upaya peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau funsi saat ini.
Pelatihan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah problem penurunan kualitas
kinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan
keusangan keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja. Pelatihan bukanlah solusi
utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi,
tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar.
Dan tujuan pelatihan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi
kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat
memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang
inidividu. Dengan dilaksanakannya pelatihan secara kontinyu akan mampu meningkatkan
kemampuan pegawai dalam penguasaan tugas dan penguasaan tekhnologi baru, sehingga kinerja
pegawai akan terus meningkat dan tujuan dari organisasi atau perusahaan akan dapat tercapai.