Anda di halaman 1dari 5

Permainan Tradisional

1. Gangsing

2. Ular Naga

src: google.com

3. Egrang

4. Kucing-kucingan

src: infocatdog.com
5. Engklek

src: gln.kemdikbud.go.id

6. Bakiak

src: godongijo.com

7. Congklak

8. Ketapel

src: made-blog.com
9. Benteng

src: kisspary.com

10. Rangku Alu

src: damaruta.com

11. Boi-boian

src: boomastis.com

12. Bola Bekel
13. Petak Umpet

src: indozone.id

nilai positif yang terdapat pada permainan tradisional!

.
1 Mengenal Kerja Sama
Pentingnya kerja sama juga dapat dipelajari anak melalui permainan tradisonal. Misalnya, dalam
permainan ular-ularan. Kerja sama sangatlah penting dalam permainan ini. Si kepala ular tidak
boleh lari begitu saja, melainkan harus memperhatikan anggota kelompok di belakangnya supaya
tidak tertinggal dan dimakan kelompok lawan. Hanya dengan kerja sama yang baik, kepala ular
dapat melindungi bagian tubuh dan ekornya.
2. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Dalam permainan tradisonal seperti bekel, rasa percaya diri anak dapat ditumbuhkan. Menguasai
permainan yang mensyaratkan keterampilan pada tingkat kesulitan tertentu, seperti kemampuan
dasar berhitung,  bisa menumbuhkan dan memperkuat rasa percaya diri anak. Rasa percaya diri ini
sangat penting sebagai bekal dirinya menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya di
kemudian hari. Dengan kepercayaan diri, anak akan merasa lebih mantap memasuki lingkaran
pergaulan di mana saja ia berada.
3. Belajar Mengelola Emosi
Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak agar dapat survive dalam kehidupannya. Kemampuan
ini diajarkan dalam permainan seperti lompat tali karet yang direntangkan. Pada permainan ini jika
anak tidak bisa melompati ketinggian karet yang direntangkan,  maka ia harus menerima
kekalahannya sebagai konsekuensi dari lompatan yang kurang bagus. Keterampilan mengelola
emosi semacam ini penting dipelajari, karena secara tidak langsung melatih kecerdasan emosional
anak.
4. Memahami Konsep Sportivitas
Melalui permainan tradisonal, seperti lompat tali atau congklak, anak belajar bersikap sportif, yaitu
bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai pemain lain, menerima kemenangan
dengan sikap wajar atau menerima kekalahan secara terbuka. Konsep menang atau kalah dalam
permainan memang tidak terlalu ditekankan pada anak-anak. Hal paling baik yang bisa dilakukan
orang tua adalah menghargai anak karena ia bermain dengan sikap sportif.
5. Melatih Kemampuan Motorik Halus
Meskipun, kebanyakan permainan tradisional membutuhkan kemampuan fisik yang aktif, namun
bukan berarti tidak ada permainan tradisional yang membutuhkan konsentrasi dan mampu
menstimulus motorik halus anak. Misalnya seperti permainan bola bekel. Permainan anak-anak
yang seperti itu dapat melatih anak untuk lebih teliti dan berkonsentrasi, karena ia diharuskan
untuk melempar dan menangkap bola bekel sekaligus. Juga harus membolak-balik biji bekel dalam
posisi yang sama.
6. Melatih Anak untuk Mempertajam Intuisinya
Permainan tradisional tidak hanya membutuhkan strategi yang tepat namun juga intuisi yang tajam
agar dapat menyelesaikan dan memenangkan permainan tersebut. Contohnya seperti permainan
petak umpet, tentu saja seorang anak perlu insting yang tajam agar dapat menemukan tempat
persembunyian teman-temannya. Intuisi tersebut dapat semakin tajam bila ia sering bermain petak
umpet dengan temannya, karena ia lama-kelamaan memahami kebiasaan dari temannya, termasuk
tempat sembunyi favorit mereka.
7. Melatih Anak untuk Kreatif dan Penuh Imajinasi

Hampir semua peralatan dan bahan yang digunakan dalam permainan tradisional merupakan
benda-benda yang ada di lingkungan sekitar yang kemudian benda-benda tersebut dibentuk
sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk bermain. Contohnya, permainan lompat karet,
sebelum dapat dimainkan, maka mereka perlu mengumpulkan puluhan karet gelang yang
selanjutnya harus dikaitkan satu sama lain hingga menjadi benda yang panjang seperti tali. Selain
itu, ada juga mobil-mobilan yang berasal dari kulit jeruk bali. Untuk membuatnya, seorang anak
dilatih kekreatifannya agar dapat menciptakan mobil-mobilan yang sesuai imajinasi mereka
dengan menggunakan kulit jeruk bali.
8. Menyehatkan, Melatih Fisik dan Ketangkasan
Seperti yang kita tahu, hampir semua permainan tradisional dimainkan di luar. Di lapangan,
contohnya. Permainan tradisional yang rata-rata mengandalkan kekuatan fisik membuat si anak
seperti berolah raga. Anak lebih aktif bergerak dan berkeringat. Contohnya dalam permainan petak
umpet, di mana kita harus berlari untuk dapat bersembunyi dan juga di permainan benteng yang
membuat si anak harus berlari untuk menyelamatkan si teman.

Anda mungkin juga menyukai