PRAKTIKUM HIDRAULIKA
MODUL 2
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
PERIODE 1 (2021/2022)
KELOMPOK 8
NAMA MAHASISWA : FADHILA R FARIZKA
NIM : 104119093
KELAS : CV
Abstrak : Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang dihasilkan
oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm. Pada praktikum kali ini bertujuan
untuk mengetahui berapa besar kadar penyerapan dan mengetahui berapa nilai berat jenis curah, berat jenis SSD
dan berapa nilai berat jenis semu yang didapat pada kedua percobaan agregat halus dalam campuran beton aspal
tipe AC. Pada praktikum kali ini terdapat dua percobaan, pertama percobaan abu batu dan yang kedua
percobaan pasir . Hasil yang didapat pada praktikum kali ini adalah penyerapan pada percobaan abu batu
sebesar 21.06% dan pada percobaan pasir sebesar 24.06%. yang dimana hasil nilai penyerapan tidak sesuai
standar SNI. Dan dapat diketahui bahwa bahan yang diuji tidak memenuhi spesifikasi campuran beton aspal tipe
AC.
Kata kunci : Agregat, berat jenis, Penyerapan,
Abstract : Fine aggregate is natural sand as a result of 'natural' disintegration of rock or sand produced by the
stone crushing industry and has the largest grain size of 4.75 mm. In this practicum, the aim is to find out how
much absorption is and to find out what the values for bulk density, SSD density and apparent density values are
obtained in the two experiments of fine aggregate in the AC type asphalt concrete mixture. In this practicum
there are two experiments, the first is the rock ash experiment and the second is the sand experiment. The
results obtained in this practicum are 21.06% absorption in the rock ash experiment and 24.06% in the sand
experiment. where the absorption value does not match the SNI standard. And it can be seen that the tested
material does not meet the specifications of the AC type asphalt concrete mix.
Keywords: Aggregate, specific gravity, Absorption.
PENDAHULUAN
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD Spesific Gravity) adalah berat jenis
yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi oleh aspal ditambah
dengan volume partikel.
500
Berat Jenis kering permukaan jenuh SSD: B + 500 − BT 1.2
Berat Jenis Semu (Appaent Specifik Gravity) adalah berat jenis yang
memperhitungkan volume patikel sajatanpa memperhitungkan volume pori yang dapat
dilewati air.
BK
Berat Jenis Semu (Apparent Specify Gravity): B + BK − BT 1.3
Berat Jenis Efektif merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,
terbentuk dari campuran partakel kecuai pori-pori/rongga udara yang dapat menyerap
aspal, yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran
agregat dengan aspal.
(500−BK)
Penyerapan (Absorption): B�
×100 % 1.4
Keterangan :
Bk = Berat sampel kering setelah di oven (gram)
Bj = Berat sampel jenuh setelah di lap (gram)
Ba = Berat sampel di dalam air (gram)
METODE PENELITIAN
3.1 HASIL
Tabel 3.1 Data Pengamatan 1
Pengamatan 2
Data Percobaan Pasir
Percobaan Nilai data
Berat benda uji kering
439
permukaan jenuh (SSD)
Berat benda uji kering oven
403
(BK)
Berat erlenmeyer diisi air 25o
1093
C (B)
Berat Erlenmeyer + benda uji
1293
SSD + air 25o C (Bt)
3.2 Pembahasan
��
Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) = (�+500−��)
500
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh = (�+500−��)
��
Berat Jenis Semu = (�+��−��)
500−��
Penyerapan = ��
� 100%
500
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh= = 2.500
(1139+500−1439)
413
Berat Jenis Semu= = 1.985
(1139+413−1439)
500−413
Penyerapan = � 100% = 21.06%
413
2) Percobaan Pasir
403
Berat Jenis Curah = = 1.343
(1093+500−1293)
500
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh= = 1.667
(1093+500−1293)
403
Berat Jenis Semu= = 1.985
(1093+403−1293)
500−403
Penyerapan = � 100% = 24.06%
403
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan praktikum berat jenis dan penyerapan agregat halus
didapatkan nilai berat jenis curah pada percobaan abu batu sebesar 2,065 dan pada
percobaan pasir sebesar 1,343. sedangkan nilai berat jenis kering permukaan jenuh
SSD pada percobaan abu batu bernilai 2,5 dan pada percobaan pasir bernilai 1,667.
kemudian berat jenis semut pada percobaan abu batu didapatkan sebesar 3,655 dan
pada percobaan pasir sebesar 1,985. dari perhitungan tersebut didapatkan nilai
penyerapan pada percobaan abu batu sebesar 21,065% dan pada penyerapan sebesar
24,069%.
Berdasarkan dari hasil yang didapatkan nilai penyerapan yang dihasilkan batu
abu dan pasir sangat besar. Menurut SNI03-1970-1990 menyebutkan bahwa syarat
penyerapan yang baik yaitu maksimal 3% sedangkan pada praktikum ini
menghasilkan nilai penyerapan sebesar 21.06% pada abu batu dan 24.05% pada pasir
maka, tidak memenuhi spesifikasi campuran beton aspal tipe AC.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pekerjaan umum, 1983, Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton
Pondasi Atas (Laston Atas), Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Spesifikasi Umum Bina Marga 2010, Divisi 6 revisi 3 mengenai Campuran Aspal
Beton Panas.
3. Bidang Pelayanan IPTEK Puslitbang Prasarana Transportasi, 2004, Advis Teknik
Pengendalian Mutu Campuran Beraspal Panas, Bandung.