Anda di halaman 1dari 5

Berdirinya dan hancurnya sebuah negara

A. Berdirinya sebuah negara


Kajian tentang asal mula terbentuknya negara dapat didekati dengan dua cara:
a) Secara faktual yakni didasarkan pada kenyataan yang pernah benar-benar
terjadi, yang dapat ditelusuri dari pengelaman dan sejarah,
b) Pendekatan teoritis, pendekatan ini didasarkan pada penggunaan metode
falsafah, yaitu dengan membuat dugaan-dugaan berdasarkan kerangka
pemikiran yang logis.

1. Pendekatan faktual
Pendekatan faktual sangat menekankan pada kemyataan sejarah, yaitu bahwa
kenyataan sejarah negara dapat dibentuk antara lain:1
a. Pendudukan suatu wilayah atau daerah yang belum ada yang
menguasai, kemudian didukuki oleh suatu bangsa, maka daerah itu
berubah menjadi negara. Misalnya wilayah Liberia diduduki oleh
budak-budak Negro yang merdekakan pada tahun 1847.
b. Melepaskan diri dengan dari negara itu dan menyatakan
kemerdekaannya. Misalnya Timor Leste tahun 1999 melepaskan diri
dari Indonesia dan mendirikan negara sendiri.
c. Peleburan (fusi) beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi
negara baru.
d. Pemecahan, suatu negara pecah menjadi beberapa negara yang mereka.
Contoh Uni Soviet tahun 1992, pecah menjadi 15 negara. Yugoslavia
pecah menjadi Bosnia, Serbia, dan Kroasia.
2. Pendekatan Teoritis
Ada beberapa teori mengenai terjadinya atau asal mula terjadinya negara baik
menurut pemikir barat maupun dalam pandangan pemikir Islam, yaitu:2
a. Teori pandangan pemikir barat
1) Teori Ketuhanan (teori teokrasi)
Teori ini dimulai sejak abad permulaan abad pertengahan,
pandangan hidup sangat dipengaruhi oleh pandangan agama,
apalagi setelah agama Kristen menjadai agama resmi negara.
Menurut pandangan teokrasi segala sesuatu yang ada di dunia
ini adanya atas kehendak Tuhan, juga negara itu pada
hakekatnya adalah atas kehendak Tuhan.
2) Teori Perjanjian
Dasar pemikiran teori ini bahwa manusia dalam keadaan
alamiah (civitas Naturalis), yakni sebelum terjadinya negara,
manusia mengadakan perjanjian untuk mendirikan negara
(civitas Civilis).
3) Teori kekuatan/ Golongan
Dasar pemikiran terori ini adalah golongan yang kuat akan
menindas golongan yang lemah. Karl Marx mengajarkan
bahwa negara adalah hasil pertarungAn antara kekuatan-
1
Dr.Kusrivah, Sri. Ilmu Negara. Semarang, UNISSULA Press. 2017. Hlm 45
2
Dr.Kusrivah, Sri. Ilmu Negara. Semarang, UNISSULA Press. 2017. Hlm 46
kekuatan ekonomis, dan negara adalah alat pemeras bagi
mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah. Jadi menurut
Marx bahwa lahirnya negara untuk pertama kali adalah
bersamaan dengan munculnya hak milik pribadi. Adanya hak
milik pribadi maka masyarakat terpecah menjadi dua yakni
kelas pemilik alat produksi dan kelas bukan pemilik alat
produksi. Kelas pemilik alat produksi memerlukan suatu
organisasi pemaksa yang disebut negara.
4) Teori Garis Keturunan
Teori ini menerangkan bahwa negara dapat terbentuk dari
perkembangan suatu keuarga yang menjadi besar kemudian
bersatu membentuk negara. Adakalanya garis keturunan
berdasarkan ayah/ patriarkhal, dan ada kalanya berdasarkan
garis ibu/matriarkhal. Teori ini juga disebut teori
perkembangan Suku, orang-orang yang mempunyai hubungan
darah berkembang menjadi suatu Suku/ tribe.
5) Teori Organis
Negara disamakan dengan mahluk hidup . Nicholas da cusa
(1401-1464) Mengatakan kehidupan korporal dari negara dapat
disamakan dengan anatomi mahluk hidup. Fisiologi negara
sama dengan fisiologi mahluk hidup dengan Kelahirannya,
pertumbuhan, perkembangan dan kematiannya.
6) Teori historis atau evolusi.
Intisari teori historis atau teori evolotionistis atau gradualistic
theory ialah bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tapi
tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
manusia. Sebagai lembaga sosial diperuntukan guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia, maka lembaga-lembaga itu
tidak luput dari pengaruh tempat, waktu dan tuntutan-tuntutan
zaman.
7) Teori Alamiah
Teori ini dikemukakan oleh Aristolteles bahwa negara adalah
ciptaan alam. Kodrat manusia membenarkan adanya negara,
karena manusia pertama-tama adalah mahluk politik dan baru
kemudian mahluk sosial, karena kodrat itu manusia ditakdirkan
untuk hidup bernegara. Negara adalah organisasi yang rasional
dan etis yang memungkinkan manusia mencapai tujuannya
dalam hidupnya untuk mencapai yang bahagia dan adil.
b. Teori pandangan Islam
Teori asal mula negara dalam pandangan pemikir Islam, antara lain:
1) Abi Rabi’, bahwa manusia tidak mungkin dapat mencukupi
kebutuhan alaminya sendiri tanpa bantuan yang lain, sehingga
saling memerlukan, hal itu mendorong mereka saling
membantu dan berkumpul serta menetap di satu tempat, dari
proses ini maka tumbuh kota-kota,
2) Al-Farabi, manusia adalah mahluk sosial, yang mempunyai
kecenderungan alami untuk bermasyarakat, karena tidak
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan pihak
lain, sedangkan tujuan bermasyarakat adalah untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3) Al Mawardi, antara rakyat dan imam atau kepala negara
terdapat suatu Kontrak atau perjanjian secara suka rela yang
melahirkan adanya hak dan kewajiban. Imam selain berhak
untuk ditaati dan menuntut loyalitas, ia juga mmpunyai
kewajiban yang harus dipenuhi terhadap rakyatnya.
4) Imam Ghazali, bahwa manusia adalah mahluk social, yang
tidak dapat Hidup sendirian, yang disebabkan oleh dua factor:
pertama, kebutuhan keturunan untuk kelangsungan hidup;
kedua, saling membantu dalam penyediaan kebutuhan pokok.
Lahirnya sebuah negara baru juga tidak lepas dari pengamatan masyarakat
internasional, karena kelahiran sebuah negara baru mau tidak mau harus berhubungan dengan
negara lain. Sebuah negara tidak dapat lahir begitu saja, negara tersebut harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ada sejak lama dalam Hukum Internasional yang diakui oleh
pergaulan internasional, syarat tersebut terdapat dalam pasal 1 Montevideo. Syarat tersebut
antara lain : harus ada rakyat (a permanen population), harus ada wilayah (a defined
territory), harus ada pemerintahan (a government), mempunyai kapasitas untuk berhubungan
dengan negara lain (a capacity to enter into relations with other states), dan syarat-syaarat
lainnya.
Muncul atau lahirnya suatu negara adalah suatu peristiwa yang tidak langsung
mempunyai ikatan dengan hukum internasional. Pengakuan yang diberikan kepada negara
yang baru lahir tersebut hanya bersifat politik, atau seperti pengukuhan terhadap satusnya di
lingkungan anggota masyarakat internasion dengan segala hak dan kewajiban yang dimiliki
sesuai dengan hukum internasional.3
B. Hancurnya Sebuah Negara
Mac Iver mengemukakan bahwa suatu negara dapat lenyap dengan dua
cara,yaitu cara revolusi dan cara evolusi. Cara revolusi terjadi manakala di negara
tersebut terjadi hal yang cepat dan besar, seperti peperangan dan pemberontakan,
yang dapat mengakibatkan hancurnya sebuah negara. Cara evolusi terjadi manakala
proses hancurnya negara terjadi secara perlahan. Misalnya melalui adanya konflik
internal yang berlarutlatur dan berkepanjangan di tubuh negara tersebut, sehingga
menyebabkan sendi-sendi kenegaraan melemah dan pada akhirnya runtuh.4
Diponolo dalam Muhtada (2018)menjelaskan lenyapnya negara dalam tiga
teori, yaitu teori organis, Teori anarkis, dan teori marxis. Teori organis
mengasumsikan negara layaknya organisme hidup, yang akan lenyap manakala
organisme tersebut sudah tidak berfungsi lagi, atau organisme itu sendiri hancur.
Teori organisme mengasumsikan negara seperti makhluk hidup, yang bisa lahir,
muda, tua, dan akhirnya mati. Teori anarkis mendasarkan pada dampak dari
3
A. Masyhur Effendi, Andri. Prinsip Pengakuan Dalam Pembentukan Negara Baru Diitinjau Dari Hukum
Internasional. 2011.
4
Muhtada Dani, Diniyanti Ayon. Dasar-dasar Ilmu Negara. Semarang, BPFH UNNES. 2018. Hlm 25
anarkisme. Terjadinya anarkisme dapat membuat negara hancur, yang berarti
lenyapnya negara terjadi karena munculnya anarkisme dalam tubuh negara. Teori
Marx menjelaskan bahwa negara bisa hancur dan lenyap karena adanya pertentangan
kelas di dalam negara. Dalam konteks ini, negara bisa hancur atau lenyap karena
adanya kemenangan suatu kelas dalam masyarakat atas kelas lainnya. Negara bisa
juga lenyap karena adanya kolonialisme, kemiskinan, kudeta atau terjadi peperangan,
pemisahan dari wilayah yang merupakan bagian dari suatu negara. Kemudian juga
negara dapat mati karena adanya bencana alam, hilangnya penduduk, musnahnya
pemerintahan, dan semacamnya5
Karena hal tersebut bisa disimpulkan bahwa, lenyapnya suatu negara bisa
terjadi karena dua hal utama yaitu karena faktor alam dan faktor sosial. Faktor alam
yang dimaksudkan adalah terjadinya bencana alam yang dahsyat yang menyebabkan
hilangnya tatanan negara seperti yang terjadi di kota Pompeii dahulunya. Sedangkan
faktor sosial adalah faktor yang disebabkan oleh manusia atau Masyarakat di negara
itu sendiri, seperti kudeta.

5
Muhtada Dani, Diniyanti Ayon. Dasar-dasar Ilmu Negara. Semarang, BPFH UNNES. 2018. Hlm 26
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Kusrivah, Sri. Ilmu Negara. Semarang, UNISSULA Press. 2017. Hlm 45


Dr.Kusrivah, Sri. Ilmu Negara. Semarang, UNISSULA Press. 2017. Hlm 46
Masyhur Effendi A, Andri. Prinsip Pengakuan Dalam Pembentukan Negara Baru Diitinjau
Dari Hukum Internasional. 2011.
Muhtada Dani, Diniyanti Ayon. Dasar-dasar Ilmu Negara. Semarang, BPFH UNNES. 2018.
Hlm 25

Anda mungkin juga menyukai