Anda di halaman 1dari 5

Dhawabit Kader Forstilling 2022

Kabinet Prestigious 2022

‫مِب‬ ِ ِ ‫َأب‬ ‫ ِمن‬ ‫يغُضُّوا‬ ‫ُقْللِْلم ِمنِني‬


ْ َ‫ َاي‬ ٌ‫ َخبِري‬ َ‫اللَّه‬ ‫ِإ َّن‬ ‫هَلُ ْم‬ ‫ َْأز َكى‬ ‫ك‬
‫صَنعُو َن‬ َ ‫ ُفُر‬ ‫ َوحَيْ َفظُوا‬ ‫صا ِره ْم‬
َ ‫ َذل‬ ‫وج ُه ْم‬ َْ ْ َ َ ‫ُ ْؤ‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

 (QS.An- Nuur: 30)

‫ َوحَيْ َفظْ َن‬ ‫صا ِر ِه َّن‬ ِ ِ ِ


ِ ْ ‫ي ْغض‬ ‫ات‬
َ ْ‫َأب‬ ‫م ْن‬ ‫ض َن‬ ُ َ َ‫َو ُق ْلل ْل ُمْؤ من‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya.”

(QS.An-Nuur : 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya
syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.”

(HR. Ahmad 1/18, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430)

”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan
adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah
dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)

.‫استَطَ ْعتُم‬
ْ ‫فَ َّات ُقوا اللَّهَ َما‬
“Maka bertakwalah kalian kepada Allah sekuat kemampuan kalian.” 

(QS.At-Taghabun: 16)
Dawabit umum

1. Interaksi ikhwan-akhwat
 Komunikasi ikhwan-akhwat jam 5.00 - 21.00 (berlaku untuk semua media
komunikasi)
 Telepon maksimal 10 menit
 Interaksi bila ada keperluan
 Dilarang berkhalwat (berduaan) walaupun di tempat yang ramai atau
membicarakan masalah organisasi. Akhwat yang bersangkutan harus mencari
teman terlebih dahulu (minimal 2 Akhwat).
2. Jam malam akhwat
Akhwat diharapkan diharuskan berada di tempat tinggalnya masing-masing maksimal
jam 19.30 WIB kecuali bila ada kuliah atau urusan yang sangat penting yang tidak bisa
ditunda dan ditemani mahram.
Catatan : Kader izin memberi informasi ke BPH masing-masing dan PH izin memberi
informasi ke Kepala Keputrian untuk urusan penting.

A. Dawabit Pemakaian Media sosial

1. Niat menggunakan Media sosial karena Allah dan untuk kepentingan dakwah.
2. Dilarang membuka-buka media sosial lawan jenis (ikhwan atau akhwat) tanpa ada keperluan
yang jelas dan halal secara syar’i.
3. Tidak mengunggah sesuatu yang negatif.
4. Tidak menuliskan status, obrolan di wall/chatting, dan note yang bersifat ghibah, mengumbar
aib diri sendiri dan orang lain (menjelek-jelekkan orang lain).
5. Meminimalisir foto-foto diri untuk menghindari penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.
6. Dilarang Dihimbau untuk tidak Chatting ataupun diskusi di “Wall’ Media sosial dengan
lawan jenis ketika sudah melewati jam malam.
7. Tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan media sosial, sehingga banyak waktu yang
terbuang sia-sia
8. Hentikan penggunaan media sosial ketika memasuki waktu sholat, sedang syuro atau sedang
melakukan kegiatan lainnya yang akan terganggu bila menggunakan media sosial lainnya.
9. Dilarang tebar pesona kepada lawan jenis, misalnya dengan cara komentar di halaman orang
lain, menyapa di chatting tanpa tujuan yang jelas manfaatnya dll.
10. Tidak berkata-kata kotor di dalam media sosial.
11. Menggunakan media sosial untuk hal-hal yang memberikan manfaat, misalnya dengan update
status atau comment yang berisi nasihat-nasihat dakwah.

B. Dawabit Syuro
PRA SYURO
1. Sosialisasi agenda kepada seluruh peserta syuro maksimal H-1 kecuali syuro yang
bersifat darurat atau mendesak.
2. Perizinan syuro (alasan syari dan logis) sesuai dengan mekanisme izin diatas maksimal 1
jam sebelum syuro dimulai.
3. Perizinan harus dilakukan bila tidak hadir atau datang terlambat kepada pimpinan syuro :
a. Ijin syar’i
b. Perizinan dilakukan maksimal 1 jam sebelum syuro kepada pimpinan syuro
c. Bukan bersifat informasi/pemberitahuan
d. Jika tidak di izinkan, maka harus mengikuti syuro
4. Iqob keterlambatan diatur sesuai kesepakatan anggota syuro.
5. Kejelasan tempat dan adanya hijab (menyesuaikan) serta terjaga.
6. Memperhatikan intensitas syuro (seberapa sering syuro dilakukan)
7. Memperhatikan waktu dan pelaksanaan syuro.
8. Tidak diperkenankan syuro hanya dihadiri 1 orang akhwat dengan 1 orang ikhwan atau
lebih.

SAAT SYURO

9. Menghadiri syuro bila diundang


10. Hadir syuro tidak terlambat (pengaturan waktu keterlambatan)
11. Konten syuro :
a. Pembukaan
b. Pembukaan
c. Diawali dengan ‘basmalah’
d. Tilawah
e. Inspiring Story
f. Berita Terkini/Viral di Indonesia maupun Internasional
g. Isi
h. Simpulan
i. Ditutup dengan ‘hamdalah’ dan doa kafaratul majelis
12. Izin kepada pimpinan syuro bila hendak meninggalkan ruangan
13. Bila sebagai pimpinan syuro hendaknya :
a. Menjadi pemimpin syuro yang adil
b. Sosialisasi agenda kepada seluruh peserta maksimal H-1,kecuali syuro yang bersifat
darurat dan mendesak
c. Berusaha menciptakan suasana islami:
- Saling menasehati
- Saling memaafkan
- Menjaga ukhuwah
14. Memperhatikan adab-adab pribadi selama syuro

a. Tidak makan dan minum saat berbicara


b. Tidak menggunakan HandPhone, Laptop dan sejenisnya (Kecuali untuk kepentingan
syuro & mendapat izin dari pemimpin syuro)
c. Menggunakan kata-kata yang baik
d. Tidak diperkenankan bercanda yang berlebihan
e. Tidak diperkenankan tertawa terbahak-bahak
f. Tidak diperkenankan ghibah dan sebagainya
g. Tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang lain
h. Segala sesuatu yang bersifat kepentingan pribadi harap tidak dibawa pada saat syuro
i. Bila ada salah satu peserta syuro yang menjawab telepon, hendaknya syuro
dihentikan sementara (untuk menjaga informasi) atau yang ditelpon keluar dari
ruangan syuro.
j. Menghargai setiap usulan dan pendapat
k. Mengusulkan penghentian syuro sesaat waktu adzan berkumandang/waktu shalat
telah tiba
l. Hendaknya shalat tepat waktu dan mengajak peserta lain untuk turut serta
m. Sebelum syuro diakhiri, hendaknya pemimpin menyampaikan hasil syuro

PASCA SYURO
15. Menerima dengan lapang dada dan melaksanakan hasil keputusan syuro
16. Bagi yang tidak hadir dalam syuro, berkewajiban untuk mengetahui atau mencari tahu
hasil syuro dengan melihat notulensi syuro (ikhwan ke ikhwan, akhwat ke akhwat)

C. Dawabit Syuro dengan pihak eksternal Forstilling


 Menghadiri rapat bila diundang
 Hadir rapat tidak terlambat
 Perizinan harus dilakukan bila tidak hadir kepada pemimpin rapat
 Izin pada pemimpin rapat bila meninggalkan ruangan
 Bila sebagai pemimpin hendaknya ;
1. Menjadi pemimpin yang adil dan cakap
2. Sosialisasi agenda kepada seluruh anggota rapat maksimal H-1
3. Memperhatikan adab-adab pribadi selama rapat
4. Menjaga adab-adab pergaulan dengan lawan jenis :
 Tidak berjabat tangan dengan lawan jenis ,tidak berkhalwat (Berdua-duaan dengan
lawan jenis), tidak ikhtilat (Berbaur /duduk dekat dengan lawan jenis), ghodul bashar
(Menjaga pandangan).
 Menghargai perbedaan pendapat
 Berupaya menciptakan suasana Islami yaitu saling menasehati, saling memaafkan,
menjaga ukhuwah, dan doa penutup di akhir rapat dengan doa kafarotul majlis.
 Bila berhubungan dengan pengambilan kebijakan yang terkait dengan kepentingan
internal forstilling, dilakukan syuro internal terlebih dahulu.
 Setiap anggota berkewajiban menjaga ketertiban rapat
 Memperhatikan adab-adab pribadi seperti yang tercantum di syuro internal
Forstilling.
 Mengusulkan pemberhentian rapat ketika adzan berkumandang.
 Hendaknya sholat di awal waktu dan mengajak peserta rapat juga.
 Menerima dengan lapang dada keputusan rapat.
 Bagi ikhwah yang tidak hadir berkewaiban mencari info tentang hasil rapat dari
pimpinan atau peserta rapat.
 Bagi Akhwat, batas rapat pukul 20.30 WIB. Selebihnya mohon ijin kepada pimpinan
rapat untuk meninggalkan rapat. Diperbolehkan untuk melanjutkan rapat hanya jika
ketidakhadirannya memberikan kemudharatan yang lebih besar
D. Mabit
1. Mabit ikhwan dan akhwat sendiri-sendiri.
 Mabit ikhwan diperbolehkan dengan tetap memperhatikan tempat layak dan dapat
dijangkau.
 Bila menggunakan masjid sebagai tempat mabit (akhwat) harus memenuhi
ketentuan : tempat untuk tidur tersedia atau khusus, toilet terpisah, lingkungan aman
dan kondusif.
 Bila menggunakan tempat selain masjid (villa/kontrakan), maka syarat yang sama
dengan poin di atas.
2. Mabit ikhwan-akhwat bersama.
 Mabit ikhwan dan akhwat untuk keperluan syuro tidak dibenarkan.
 Mabit ikhwan dan akhwat bersama (dalam satu waktu dengan catatan tempat harus
terpisah) diperbolehkan hanya untuk acara dauroh dengan tetap memperhatikan
ketentuan syar’i dalam pengelolaannya.

Anda mungkin juga menyukai