(QS.An-Nuur : 31)
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya
syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.”
(HR. Ahmad 1/18, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430)
”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan
adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah
dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
.استَطَ ْعتُم
ْ فَ َّات ُقوا اللَّهَ َما
“Maka bertakwalah kalian kepada Allah sekuat kemampuan kalian.”
(QS.At-Taghabun: 16)
Dawabit umum
1. Interaksi ikhwan-akhwat
Komunikasi ikhwan-akhwat jam 5.00 - 21.00 (berlaku untuk semua media
komunikasi)
Telepon maksimal 10 menit
Interaksi bila ada keperluan
Dilarang berkhalwat (berduaan) walaupun di tempat yang ramai atau
membicarakan masalah organisasi. Akhwat yang bersangkutan harus mencari
teman terlebih dahulu (minimal 2 Akhwat).
2. Jam malam akhwat
Akhwat diharapkan diharuskan berada di tempat tinggalnya masing-masing maksimal
jam 19.30 WIB kecuali bila ada kuliah atau urusan yang sangat penting yang tidak bisa
ditunda dan ditemani mahram.
Catatan : Kader izin memberi informasi ke BPH masing-masing dan PH izin memberi
informasi ke Kepala Keputrian untuk urusan penting.
1. Niat menggunakan Media sosial karena Allah dan untuk kepentingan dakwah.
2. Dilarang membuka-buka media sosial lawan jenis (ikhwan atau akhwat) tanpa ada keperluan
yang jelas dan halal secara syar’i.
3. Tidak mengunggah sesuatu yang negatif.
4. Tidak menuliskan status, obrolan di wall/chatting, dan note yang bersifat ghibah, mengumbar
aib diri sendiri dan orang lain (menjelek-jelekkan orang lain).
5. Meminimalisir foto-foto diri untuk menghindari penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab.
6. Dilarang Dihimbau untuk tidak Chatting ataupun diskusi di “Wall’ Media sosial dengan
lawan jenis ketika sudah melewati jam malam.
7. Tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan media sosial, sehingga banyak waktu yang
terbuang sia-sia
8. Hentikan penggunaan media sosial ketika memasuki waktu sholat, sedang syuro atau sedang
melakukan kegiatan lainnya yang akan terganggu bila menggunakan media sosial lainnya.
9. Dilarang tebar pesona kepada lawan jenis, misalnya dengan cara komentar di halaman orang
lain, menyapa di chatting tanpa tujuan yang jelas manfaatnya dll.
10. Tidak berkata-kata kotor di dalam media sosial.
11. Menggunakan media sosial untuk hal-hal yang memberikan manfaat, misalnya dengan update
status atau comment yang berisi nasihat-nasihat dakwah.
B. Dawabit Syuro
PRA SYURO
1. Sosialisasi agenda kepada seluruh peserta syuro maksimal H-1 kecuali syuro yang
bersifat darurat atau mendesak.
2. Perizinan syuro (alasan syari dan logis) sesuai dengan mekanisme izin diatas maksimal 1
jam sebelum syuro dimulai.
3. Perizinan harus dilakukan bila tidak hadir atau datang terlambat kepada pimpinan syuro :
a. Ijin syar’i
b. Perizinan dilakukan maksimal 1 jam sebelum syuro kepada pimpinan syuro
c. Bukan bersifat informasi/pemberitahuan
d. Jika tidak di izinkan, maka harus mengikuti syuro
4. Iqob keterlambatan diatur sesuai kesepakatan anggota syuro.
5. Kejelasan tempat dan adanya hijab (menyesuaikan) serta terjaga.
6. Memperhatikan intensitas syuro (seberapa sering syuro dilakukan)
7. Memperhatikan waktu dan pelaksanaan syuro.
8. Tidak diperkenankan syuro hanya dihadiri 1 orang akhwat dengan 1 orang ikhwan atau
lebih.
SAAT SYURO
PASCA SYURO
15. Menerima dengan lapang dada dan melaksanakan hasil keputusan syuro
16. Bagi yang tidak hadir dalam syuro, berkewajiban untuk mengetahui atau mencari tahu
hasil syuro dengan melihat notulensi syuro (ikhwan ke ikhwan, akhwat ke akhwat)