Anda di halaman 1dari 10

SLIDESMANIA.

DERIVATIF
Istiati Nurul Aini/205020307111039
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Derivatif adalah kontrak yang diselesaikan secara bruto melalui penyerahan item pendasar. 3 karakteristik derivatif:

1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan (underlying).

2.Tidak mensyaratkan investasi awal neto atau investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah yang disyaratkan untuk kontrak jenis lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak serupa sebagai akibat
perubahan faktor pasar.

3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

Contoh: kontrak forward, kontrak fututres, dan swaps

Digunakan oleh: produsen dan konsumen serta spekulator dan arbitrageurs


SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Entitas mengakui instrumen derivatif di dalam laporan keuangan sebagai aset dan liabilitas dan menyajikannya pada nilai
wajarnya. Apabila ada keuntungan atau kerugian yang berasal dari transaksi spekulasi, entitas melaporkannya langsung di
dalam laporan laba rugi. Namun, apabila keuntungan atau kerugian tersebut berasal dari transaksi lindung nilai (hedge),
maka penyajiannya di dalam laporan keuangan tergantung dari tipe lindung nilai. Berikut ikhtisar akuntansi untuk
instrumen derivatif:
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Instrumen Derivatif untuk Tujuan Spekulasi


Opsi Beli – Spekulasi Pada tanggal 2 Januari 2020, PT London membeli kontrak opsi beli dengan harga Rp100.000. Opsi tersebut
memberikan hak kepada PT London untuk membeli 50.000 saham biasa (jumlah nosional) PT Tokyo dengan harga Rp500 per saham.
Opsi kadaluarsa tanggal 1 Mei 2020. Pada tanggal 2 Januari tersebut, harga pasar saham biasa PT Tokyo adalah Rp500 per saham.
Dengan demikian, pada saat itu opsi beli memiliki nilai intrinsik Rp 0 karena harga eksekusi sama dengan harga pasar saham biasa PT
Tokyo, yaitu Rp500 per saham. Sementara itu, nilai waktu opsi adalah Rp100.000. Ketika membeli opsi beli pada 2 Januari 2020, PT
London mencatat jurnal berikut:

Opsi Beli Rp100.000

Kas Rp100.000

Harga pasar saham PT Tokyo tanggal 31 Maret 2020 dan 18 April 2020 berturut-turut adalah Rp600 per lembar dan Rp575 per lembar.
Sementara itu berdasarkan apraisal pasar, nilai waktu opsi di kedua tanggal tersebut berturut-turut adalah Rp25.000 dan Rp15.000.
Berdasarkan data tambahan tanggal 31 Maret 2020, harga saham PT Tokyo meningkat menjadi Rp600 per saham. Peningkatan harga
saham ini mengakibatkan kenaikan nilai intrinsik opsi beli menjadi Rp5.000.000. Selain itu, peningkatan tersebut mengakibatkan PT
London mendapatkan keuntungan dari kontrak opsi beli sebesar Rp5.000.000 [(Rp600/saham - Rp500/saham) x 50.000 saham]. PT
London pada 31 Maret 2020 membuat jurnal berikut:

Opsi Beli Rp5.000.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – laba rugi Rp5.000.000


SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Selain itu, nilai waktu opsi beli tanggal 31 Maret 2020 turun Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – laba rugi
menjadi Rp25.000. Penurunan nilai waktu ini mencerminkan Rp1.250.000**)
penurunan kemungkinan terjadinya kenaikan harga saham PT
Tokyo selama perioda opsi dan semakin pendeknya waktu Opsi Beli Rp1.250.000**)
menuju jatuh temponya opsi. PT London mencatat perubahan
nilai waktu ini melalui jurnal berikut: **) [(Rp100/saham – Rp75/saham) x 50.000 saham]

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – laba rugi Rp75.000*) Jurnal penurunan nilai waktu opsi beli :

Opsi Beli Rp75.000*) Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – laba rugi


Rp10.000***)
*)Rp100.000 – Rp25.000
Opsi Beli Rp10.000***)
PT London menyajikan opsi beli di dalam laporan posisi
keuangan 31 Maret 2020 sebesar nilai wajarnya, yaitu ***)Rp25.000 – Rp15.000
Rp5.025.000. PT London memutuskan untuk mengeksekusi opsi
beli pada tanggal 18 April 2020. Untuk itu, PT London Jurnal tanggal 18 April 2020 :
menyesuaikan nilai opsi beli ke dalam nilai terkininya dan
Kas Rp3.750.000
mencatat penurunan nilai intrinsik opsi beli dengan jurnal
berikut:
Rugi Penyelesaian Opsi Beli Rp 15.000

Opsi Beli Rp3.765.000


SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Instrumen Derivatif untuk Tujuan Lindung Nilai atas Nilai Wajar


PT London pada tanggal 1 Desember 2019 memiliki persediaan Pada tanggal 31 Maret 2020, PT London menerima informasi
barang dagang berupa 100 unit perhiasan emas dengan harga bahwa nilai wajar persediaan turun sebesar 15% sehingga PT
perolehan Rp100.000.000 per unit. Persediaan barang dagang London membuat jurnal berikut:
dicatat menggunakan mana yang lebih rendah antara FIFO cost
dan nilai realisasi bersih dan dilaporkan dalam laporan posisi Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Laba rugi
keuangan 31 Desember 2019 sebesar Rp10.000.000.000. Rp1.500.000.000
Kecenderungan yang terjadi di pasar adalah, harga pasar
perhiasan emas tersebut mengalami penurunan. Untuk Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
mengantisipasi risiko penurunan nilai persediaan, PT London Rp1.500.000.000
mengatur mekanisma lindung nilai dengan membeli opsi jual. PT
London membeli opsi jual pada tanggal 2 Januari 2020 yang Dengan asumsi harga emas per gram turun sebesar 15%, nilai
akan kadaluarsa dalam jangka waktu enam bulan. Opsi jual wajar opsi jual yang dipegang PT London meningkat dan dicatat
tersebut memberikan hak kepada PT London untuk menjual dalam jurnal berikut:
10.000 gram emas dengan harga Rp1.000.000 per gram. Pada
Opsi Jual Rp1.500.000.000
saat itu, harga pasar emas per gram adalah Rp1.000.000. Karena
pada saat pembelian opsi jual tersebut harga eksekusi emas sama
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Laba rugi
dengan harga pasar emas, tidak ada jurnal yang perlu dibuat oleh Rp1.500.000.000
PT London.
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Perlu diperhatikan bahwa PT London mencatat penurunan nilai persediaan perhiasan emas dalam keuntungan/kerugian
belum terealisasi – laba rugi.

PT London memasukkan keuntungan/kerugian tersebut sebagai komponen dari laba padahal keuntungan/kerugian
tersebut belum terealisasi karena persediaan perhiasan emas belum terjual.

Hal ini dilakukan agar mekanisma lindung nilai di dalam laporan laba rugi dapat berjalan.

Kenaikan atau penurunan nilai wajar instrumen derivatif dicatat sebagai bagian dari laba.

Apabila PT London memasukkan penurunan nilai wajar persediaan perhiasan emas sebagai bagian dari penghasilan
komprehensif lain, maka akan terjadi mismatch di dalam laporan laba rugi sehingga mekanisma lindung nilai tidak
berjalan.

Dalam contoh ini, PT London di dalam laporan laba rugi untuk perioda yang berakhir 31 Maret 2020 akan menyajikan
kerugian belum terealisasi dari penurunan nilai wajar persediaan sebesar Rp1.500.000.000 dan keuntungan belum
terealisasi dari kenaikan nilai wajar opsi jual sebesar Rp1.500.000.000.

Dengan demikian, di dalam laporan laba rugi untuk perioda yang berakhir 31 Maret 2020, kedua kentungan dan kerugian
belum terealisasi tersebut menjadi saling hapus. Mekanisma lindung nilai bekerja dengan sempurna.
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Instrumen Derivatif untuk Tujuan Lindung Nilai atas Arus Kas


Pada tanggal 1 Februari 2020, PT London merencanakan akan membeli karet pada tanggal 1 Juli 2020. Dengan mempertimbangkan
harga karet yang cederung meningkat, PT London memutuskan menggunakan kontrak futures untuk mengantisipasi risiko kerugian
akibat harus membayar lebih tinggi saat membeli karet tanggal 1 Juli 2020. Kontrak futures memberikan hak dan kewajiban kepada PT
London untuk membeli 100.000 ton karet pada harga Rp12.000.000 per ton (spot price) sampai dengan kontrak kadaluarsa pada Juli
2020. PT London mulai terlibat dalam kontrak futures pada 1 Februari 2020 ketika harga pasar karet Rp12.000.000 per ton. Variabel yang
ditentukan (underlying) dalam contoh ini adalah harga karet. Karena harga pasar sama dengan spot price, maka futures tidak memiliki
nilai. Oleh karena itu, di awal kontrak futures ini PT London tidak perlu membuat catatan dalam bentuk jurnal. Pada tanggal 30 Juni
2020, PT London memperoleh informasi bahwa harga pasar karet meningkat menjadi Rp13.000.000 per ton. Kenaikan harga pasar karet
ini mengakibatkan kenaikan nilai wajar kontrak futures sehingga PT London mencatat jurnal berikut ini:

Kontrak Futures Rp100.000.000.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Ekuitas Rp100.000.000.000

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, PT London menyajikan keuntungan/kerugian belum terealisasi dari kontrak futures ini sebagai
bagian dari penghasilan komprehensif lain. Sementara itu, kontrak futures disajikan sebagai aset lancar di dalam laporan posisi keuangan.
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Pada tanggal 1 Juli 2020, PT London membeli 100.000 ton karet Misalkan PT London mengolah karet menjadi ban mobil. Harga
dengan harga Rp13.000.000 per ton dan membuat jurnal berikut: pokok produksi ban mobil keseluruhan adalah
Rp1.450.000.000.000 dan PT London berhasil menjual seluruh
Persediaan Karet Rp1.300.000.000.000 ban pada bulan November 2020 dengan harga jual
Rp1.750.000.000.000. PT London mencatat transaksi penjualan
Kas Rp1.300.000.000.000 ban tersebut berikut ini.

Pada tanggal yang sama, PT London menyelesaikan kontrak Kas Rp1.750.000.000.000


futures dan membuat jurnal berikut:
Pendapatan Penjualan Rp1.750.000.000.000
Kas Rp100.000.000.000
HPP Rp1.450.000.000.000
Kontrak Futures Rp100.000.000.000*)
Persediaan Ban Rp1.450.000.000.000
*)[(Rp13.000.000/ton – Rp12.000.000/ton) x 100.000 ton]
Karena transaksi tersebut memengaruhi laba, PT London
Dari transaksi pembelian karet dan penyelesaian kontrak futures selanjutnya mencatat jurnal berikut terkait transaksi lindung
tersebut, terdapat arus kas keluar sebesar Rp1.200.000.000.000, nilai.
seperti yang diharapkan oleh PT London.
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Ekuitas
Rp100.000.000.000

HPP Rp100.000.000.000
SLIDESMANIA.C
SLIDESMANIA.C

Penyajian dan Pengungkapan


Penyajian

Seperti telah disebutkan dalam contoh sebelumnya, entitas menyajikan instrumen derivatif sebagai aset lancar di dalam
laporan posisi keuangan. Instrumen derivatif disajikan sebesar nilai wajarnya. Apabila terdapat keuntungan/kerugian
belum terealisasi sebagai akibat perubahan nilai wajar instrumen derivatif, maka entitas menyajikannya sebagai bagian
dari laba rugi di dalam laporan laba rugi. Namun, apabila instrumen derivatif ditujukan untuk lindung nilai atas arus kas,
entitas menyajikan keuntungan/kerugian belum terealisasi tersebut sebagai bagian dari ekuitas dalam penghasilan
komprehensif lain

Pengungkapan

Di dalam catatan atas laporan keuangan, entitas mengungkapkan tujuan instrumen derivatif, apakah untuk spekulasi atau
lindung nilai atas nilai wajar atau lindung nilai atas arus kas. Entitas tidak boleh menggabungkan, menjumlahkan, atau
mengurangkan nilai wajar instrumen keuangan yang terpisah, sekalipun instrumen tersebut dianggap berhubungan.
Entitas mengungkapkan secara terpisah penghasilan komprehensif lain yang berasal dari keuntungan/kerugian atas
instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai atas arus kas. Gambar 11.2 mengilustrasikan pengungkapan instrumen
derivatif di dalam catatan atas laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas Anak

Anda mungkin juga menyukai