Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas Anak Dan Keluarga


1. Identitas anak
Nama : An. R
Tempat Tanggal Lahir : Bahari, 13 November 2006
Usia : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak Ke / dari : 4 dari 5 bersaudara
Alamat : Desa Bahari 2 Kec. Sampolawa Buton Selatan
Tanggal Pengkajian : 19 Januari 2022
Diagnosa Medik : Rheumatic Heart Disease
Nomor Rekam Medik : 11 40 91
2. Identitas Keluarga (Penanggung Jawab)
Nama Ayah : Tn. L
Usia Ayah : 49 Tahun
Pendidikan Ayah : SMP
Pekerjaan Ayah : Buruh Lepas
Agama Ayah : Islam
Suku Bangsa Ayah : Buton

B. Keluhan Utama
Sesak napas

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit saat ini
Ibu klien mengatakan anaknya demam disertai sakit kepala, kaku pada persendian
sehingga anak sulit untuk bergerak disertai sakit pada tulang rusuk kanan dan kiri dan
anak mengalami sesak secara tiba-tiba. Ibu klien mengatakan jika anaknya merasa
lapar sering mengalama sakit kepala, tetapi setelah makan sakit kepala klien langsung
hilang.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Medis
Ibu klien mengatakan anaknya pernah mengalami gejala yang sama pada usia
10 tahun, namun hanya melakukan penanganan dirumah. Ibu klien juga
mengatakan anaknya sebelum masuk ke Rumah Sakit Palagimata, sempat dirawat
di Rumah Sakit Siloam selama 9 hari dengan diagnosa Gastritis, Suspek TB paru
dan Anemia. Karena tidak ada perubahan pada anaknya, orang tua klien sepakat
untuk bawah pulang anaknya secara paksa dan pergi ke klinik dokter La Hao
untuk memeriksan kesehatan anaknya. Setelah diperiksa, dokter menyarankan
untuk langsung dibawah ke rumah sakit Palagimata dengan suspek Congestif
Heart Failure (CHF).

29
b. Pembedahan
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah melakukan tindakan pembedahan
dan tidak pernah mengalami penyakit yang merujuk pada tindakan pembedahan.
c. Alergi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi baik berupa
obat-obatan maupun makanan dan minuman.
d. Riwayat Reproduksi
1) Pre natal
Ibu klien ketika mengandung klien berusia 26 tahun, dan ini merupakan
kehamilan yang ke empat dan pernah melahirkan tiga kali secara normal serta
tidak pernah keguguran. Ibu klien mengatakan selama mengandung klien
selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin di Puskesmas Sampolawa.
Pada saat hamil, ibu klien tidak memiliki keluhan-keluhan seperti mual,
muntah, pusing, sakit kepala dan sebagainya yang mengganggu kesehatannya.
Ibu klien selama hamil tidak mengonsumsi obat-obatan herbal untuk menjaga
kesehatan dan kehamilannya serta melakukan aktivitas seperti ibu rumah
tangga pada umumnya.
2) Intra natal
Ibu klien mengatakan bahwa saat melahirkan anaknya secara normal di
rumah sendiri dan dibantu oleh Bidan dan Paraji serta tidak ada masalah
selama proses melahirkan klien.
3) Post natal
Ibu klien mengatakan anaknya lahir dengan berat badan 3,5 kg dan
panjang badan 48 cm. Lama pemberian ASI selama 2 tahun lebih dan klien
sudah diberi makanan tambahan berupa pisang yang sudah dilunakkan pada
usia 1 bulan.
3. Riwayat Keluarga
Ibu klien mengatakan di dalam keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan yaitu penyakit Asma yang di dialami oleh saudaranya.
Genogram :

? ? ? ?

54 55 55 55 ? ? ? 54 54 55 55 54 55 55 55 54 55

49 41

23 20 18 15 12

30
Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Ikatan Perkawinan

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

D. Konservasi Energi
1. Nutrisi
a. Makan
Ibu klien mengatakan anaknya selama dirawat di rumah, frekuensi makan
klien 3 kali sehari dengan jenis nasi, ikan dan sayur. Klien makan dengan porsi
sedikit tapi sering terkadang juga dengan porsi banyak. Makanan yang sedang
dihindari klien adalah jenis makanan gorengan karena akan memperparah
penyakitnya.
b. Minum
Ibu klien mengatakan anaknya sering minum sebanyak satu botol aqua besar
(1.500 ml), namun karena ada instruksi dokter, klien mengurangi jumlah asupan
cairannya menjadi 1.000 liter per hari.
2. Eliminasi
Ibu klien mengatakan anaknya buang air kecil 3-4 kali sehari dengan warna agak
kekuningan dan tidak ada keluhan saat buang air kecil serta klien tidak menggunakan
alat bantu berkemih (kateter). Ibu klien mengatakan anaknya buang air besar
sebanyak 2 hari sekali dengan konsistensi padat dengan warna kuning terkadang juga
berwarna hitam serta klien tidak mengalami keluhan saat buang air besar. Genitalia
klien tampak bersih, tidak ada edema, tidak ada rabas, testis teraba, lubang uretra dan
anus tampak normal.
3. Istirahat dan tidur
Ibu klien mengatakan anaknya selama dirawat di rumah sakit sering tidur siang
dengan frekuensi 1-2 jam dan tidur malam dengan frekuensi 6-8 jam. Klien sering
terbagun tengah malam karena merasa lapar dan kebiasaan klien sebelum tidur yaitu
bermain gadget.

31
4. Aktivitas bermain
Ibu klien mengatakan anaknya selama dirawat dirumah sakit hanya berbaring
ditempat tidur dan hanya bermain dengan gadgetnya. Terkadang klien pergi ke kamar
mandi untuk buang air besar yang dibantu oleh ayahnya, setelah kembali dari kamar
mandi klien merasa sesak dan nyeri pada tulang dan persendiannya.
5. Kebersihan diri
Ibu klien mengatakan anaknya selama dirawat dirumah sakit belum pernah mandi
dan hanya dibantu menggunakan kain basah untuk membersihkan tubuh anaknya.
Klien juga dibantu oleh ibunya untuk mengganti pakaiannya yang sudah kotor.

E. Konservasi Integritas Struktural


1. Pertahanan tubuh
Ibu klien mengatakan anaknya di imunisasi secara lengkap.
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
1. BCG 1 Bulan
2. Hepatitis B 1, 2, 3 0, 2, 3, 4 Bulan
3. DPT 1, 2, 3 2, 3, 4 Bulan
4. Polio 1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 Bulan
5. Campak 9 Bulan
2. Struktur Fisik
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. Penguran antropometri
Berat badan : 49 kg
Panjang badan : 153 cm
c. Pengkajian tanda-tanda vital
Tekanan darah : 106/38 mmHg
Nadi : 106 x/menit
Suhu : 36 oC
SPO2 : 97 %
Respirasi : 50 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
Inspeksi : bentuk kepala tampak normal, tidak ada lesi dan massa, rambut
berwarna hitam, bentuk rambut agak keriting, distribusi rambut
merata, tekstur agak kasar serta tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan limfe, pergerakan normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala dan leher
b. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, skelera tampak putih, konjungtiva tidak
anemis, pergerakan bola mata normal dan penglihatan klien
normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mata

32
c. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, terdapat pernafasan cuping hidung,
terdapat alat bantu pernafasan (nasal kanul), penciuman klien
normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung
d. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, telinga tampak bersih, tidak ada lesi dan
memar, pendengaran klien normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung
e. Mulut dan tenggorokkan
Inspeksi : mukosa bibir lembab, warna kemerahan, tidak ada caries pada
gigi, indra pengecapan normal, refleks menelan kuat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut
f. Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, kembang kempis dada asimetris, terdapat
retraksi intercostals, pola napas tidak teratur, nampak otot bantu
pernapasan, tidak ada jejas dan lesi
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada dada
P : nyeri pada dada
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada dada bagian tengah
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
Perkusi : kurang resonan
Auskultasi : terdengar suara wheezing
g. Jantung
Inspeksi : bentuk dada normal, kembang kempis dada asimetris, nampak
ictus cordis,
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada dada, akral teraba dingin
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Ireguler
h. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut datar, tidak ada lesi dan jejas, tidak ada pembesaran
hepar dan lien
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada perut
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 8 x/menit
i. Musculoskeletal
Inspeksi : klien tampak lemah, tidak ada kelainan pada ekstremitas,
terdapat nyeri sendi dan otot, refleks sendi normal, kekuatan
otot :
5 5
5 5
Palpasi : terdapat nyeri pada persendian dan tulang
P : nyeri timbul saaat digerakan
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada persendian dan tulang
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul

33
j. Integumen
Inspeksi : kulit berwarna kuning lansat, tidak ada luka dan memar serta
tidak ada benjolan pada kulit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kulit dan kulit teraba lembab dan
basah

F. Konservasi Integritas Personal


1. Temperamen : klien tampak murung
2. Respon hospital : klien tampak tenang di rumah sakit
3. Menyatakan keinginan : klien mampu menyatakan keinginan seperti
minta makan saat lapar
4. Mengatasi masalah : klien sudah mampu mengatasi masalah
secara mandiri
5. Kemampuan menyelesaikan tugas : klien mampu menyelesaikan tugas secara
cepat

6. Keyakinan untuk sembuh : klien yakin akan sembuh dari penyakitnya,


agar bisa beraktifitas kembali
7. Kemandirian dan bergaul : klien jarang bergaul dengan teman-
temannya, klien lebih suka bermain
dirumah
8. Kemampuan motorik halus : kemampuan motorik halus klien normal,
seperti klien mampu bermain gadget
9. Kemampuan motorik kasar : kemampuan motorik kasar klien terganggu
karena adanya nyeri pada persendian dan
tulang
10. Kemampuan bahasa / kognitif : klien jarang berbicara, klien lebih sering
diam

G. Konservasi Integritas Sosial


1. Yang mengasuh : klien tinggal bersama kedua orang tuanya
beserta saudara-saudarinya
2. Hubungan dengan anggota keluarga : hubungan klien dengan anggota keluarga,
baik saudara maupun keluarga lainnya
baik
3. Hubungan dengan teman : hubungan klien dengan teman sebayanya
baik
4. Dukungan keluarga : klien mendapat dukungan dari anggota
keluarganya, dapat dilihat dari banyaknya
anggota keluarga yang datang menjenguk
5. Kebiasaan beribadah : klien selama dirumah sakit belum
melakukan ibadah layaknya seorang
muslim
6. Pengambilan keputusan : klien sudah mampu mengambil keputusan
secara mandiri
7. Lingkungan rumah : klien mempunyai lingkungan rumah yang
ramah dari tetangga-tetangganya

34
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 18 Januari 2022
Parameter Result Limit
WBC 16.5 H 103/µL 4.0 9.0
NE 13.1 * 79.5 * % 1.1 - 7.0 / 28.0 - 78.0
LY 2.0 12.0 L % 0.7 - 5.1 / 17.0 - 57.0
MO 0.7 * 4.4 * % 0.0 - 0.9 / 0.0 - 10.0
EO 0.1 0.4 % 0.0 - 0.9 / 0.0 - 10.0
BA 0.6* 3.7 * % 0.0 - 0.2 / 0.0 - 2.0

RBC 37.2 * 106/µL 3.76 - 5.70


HGB 8.0 L g/dL 12.0 - 18.0
HCT 26.3 L % 33.5 - 52.0
MCV 70.7 L fL 80.0 - 100
MCH 21.5 L pg 28.0 - 32.0
MCHC 30.4 L g/dL 31.0 - 35.0
RDW-CV 19.0 H % 11.6 - 14.0
RDW-SD 53.7 H fL 39.0 - 46.0

PLT 496 * 103/µL 150 - 350


PCT 0.32 % 0.16 - 0.33
MPV 6.4 L fL 7.0 - 11.0
PDW 19.1 H % 15.0 - 17.0

2. Test Atritis : Positif

I. Terapi Obat
Obat Dosis Waktu Pemberian
KAEN 3B 500 ml 8 tpm
Furosemid 20 mg / 12 jam
Spironoloctone 12,5 mg / 12 jam
Ceftriaxone 750 mg / 12 jam
Digoxin 0,25 mg / 12 jam
Captopril 6,25 mg / 12 jam
Erytromicin 350 mg / 8 jam
Prednison Tablet / 8 jam
Ranitidine ½ tablet / 12 jam

35
J. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif : Penuruan Curah RHD
- Ibu klien mengatakan tubuh Jantung
anaknya terasa lemah Jantung
Data Objektif :
- Klien nampak lemah Peradangan katup mitral
- Nadi teraba lemah
- Akral teraba dingin Peningkatan sel
- Tekanan darah 106/38 mmHg retikuloendotelial, sel plasma
- Nadi 106 x/menit dan limfosit

Penurunan curah jantung


2. Data Subjektif : Pola Napas RHD
- Klien mengeluh sesak napas Tidak Efektif
Data Objektif : Jantung
- Napas klien tampak sesak
- Terdapat retraksi intercostals Tekanan vena dan kapiler
- Nampak otot bantu pulmonal menurun
pernapasan
- Pola napas tidak teratur Perpindahan cairan
- Respirasi 50 x/menit intravaskuler ke paru-paru
- SPO2 97 %
Akumulasi cairan

Edema paru

Dispnea

Pola napas tidak efektif


3. Data Subjektif : Nyeri Akut RHD
- Klien mengeluh nyeri pada
dadanya Persendian
- Klien mengeluh nyeri pada
persendian ketika bergerak Peradangan pada membran
Data Objektif : sinovial
- Klien nampak menahan nyeri
Poliartritis / Atralgia
P : nyeri pada dada dan
persendian Nyeri Akut
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : nyeri pada daerah dada
serta ekstremitas bawah
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul

4. Data Subjektif : Intoleransi RHD

36
- Ibu klien mengatakan anaknya Aktivitas
hanya berbaring di tempat Jantung
tidur
Data Objektif : Gangguan pompa ventrikel
- Klien nampak berbaring kiri
ditempat tidur
- Klien tampak lemah Suplai darah menurun
- Mobilitas klien tampak
dibantu keluarga Metabolisme anaerob

Penimbunan asam laktat dan


adenosin tripospat

Fatigue

Intoleransi Aktivitas
5. Data Subjektif : Resiko cidera RHD
-
Data Objektif : Sistem Saraf Pusat
- Artritis (+)
- Klien tampak kesakitan saat Gerakan Involunter, irreguler
bergerak cepat
- Klien tampak terbaring lemah
di tempat tidur Kelemahan otot

Resiko cidera

K. Diagnose Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi / kelelahan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
5. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor

37
L. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
jantung berhubungan keperawan 3 x 24 jam 2. Posisikan pasien semi fowler
dengan perubahan diharapkan atau fowler dengan kaki ke
kontraktilitas ketidakadekuatan jantung bawah atau posisi nyaman
memompa darah 3. Fasilitasi pasien dan
meningkat dengan kriteria keluarga untuk memotivasi
hasil : gaya hidup sehat
1) Tekanan darah 4. Anjurkan aktifitas fisik
membaik secara bertahap
2) Crt membaik 5. Kolaborasi pemberian
3) Lelah menurun antiaritmia, jika perlu
4) Distensi vena jugularis
menurun
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas dan
efektif berhubungan keperawan 3 x 24 jam saturasi oksigen
dengan penurunan diharapkan inspirasi dan 2. Monitor kecepatan aliran
energi / kelelahan atau ekspirasi yang tidak oksigen
memberikan ventilasi 3. Posisikan pasien semi fowler
adekuat membaik dengan atau fowler
kriteria hasil : 4. Pertahankan kepatenan jalan
1) Dispnea menurun napas
2) Penggunaan otot bantu 5. Ajarkan teknik relaksasi
pernapasan menurun napas dalam
3) Frekuensi napas 6. Kolaborasi penentuan dosis
membaik oksigen
4) Kedalaman napas
membaik
3. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan keperawan 3 x 24 jam 2. Berikan teknik
agen pencedera diharapkan tingkat nyeri nonfarmakologi untuk
fisiologis menurun dengan kriteria mengurangi rasa nyeri
hasil : 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
1) Frekuensi nadi 4. Jelaskan penyebab, periode
membaik dan pemicu nyeri
2) Pola napas membaik 5. Kolaborasi pemberian
3) Keluhan nyeri analgetik, jika perlu
menurun
4) Meringis menurun
5) Gelisah menurun
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kelelahan fisik dan
berhubungan dengan keperawan 3 x 24 jam emosional
kelemahan dan diharapkan toleransi 2. Anjurkan tirah baring
keletihan aktivitas meningkat 3. Anjurkan melakukan
dengan kriteria hasil : aktivitas secara berharap
1) Kemudahan dalam 4. Sediakan lingkungan nyaman
melakukan aktivitas dan rendah stimulus
sehari-hari membaik 5. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif

38
2) Kekuatan otot bagian
atas dan bawah
meningkat
3) Keluhan lelah menurun
5. Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi area lingkungan
berhubungan dengan keperawan 3 x 24 jam yang berpotensi menyebakan
perubahan fungsi diharapkan keparahan dan cedera
psikomotor cedera menurun dengan 2. Sediakan pencahayaan yang
kriteria hasil : memadai
1) Kejadian cedera 3. Pastikan barang-barang
menurun pribadi mudah dijangkau
2) Fraktur menurun 4. Diskusikan mengenai alat
bantu mobilitas yang sesuai
5. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri

M. Implementasi Keperawatan

No No Hari/Tgl Implementasi Hari/Tgl Evaluasi


Dx Jam Jam
1. 1. Rabu, 1. Memonitor tanda-tanda Rabu, S:
19/01/202 vital 19/01/2022 klien mengatakan tubuhnya
2 H/: TD : 106/38 mmHg 14.00 masih terasa lemah
08.00 N : 106 /menit
x
O:
S : 36 oC - klien tampak lemah dan
RR : 50 /menit
x
akral masih teraba dingin
SPO2: 97 % - Tanda-tanda vital
2. Memposisikan pasien TD : 112/40 mmHg
08.30 semi fowler atau fowler N : 104 x/menit
dengan kaki ke bawah S : 36 oC
atau posisi nyaman RR : 48 x/menit
H/: klien diberi posisi SPO2 : 98 %
semi fowler A : penurunan curah jantung
08.40 3. Memfasilitasi pasien belum teratasi
dan keluarga untuk P : lanjutkan intervensi
memotivasi gaya hidup 1. Monitor tanda-tanda
sehat vital
H/: klien dan keluarga 2. Posisikan pasien semi
mengerti tentang fowler atau fowler
petingnya gaya hidup dengan kaki ke bawah
sehat atau posisi nyaman
09.30 4. Menganjurkan aktifitas 3. Fasilitasi pasien dan
fisik secara bertahap keluarga untuk
H/: klien mengikuti memotivasi gaya hidup
09.00 anjuran yang diberikan sehat
17.00 5. Mengkolaborasi 4. Anjurkan aktifitas fisik
pemberian obat secara bertahap

39
H/: terapi farmako 5. Kolaborasi pemberian
Captopril 6,25 mg antiaritmia, jika perlu
Digoxin 0,25 mg
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Rabu, 1. Memonitor pola napas Rabu, S:
19/01/202 dan saturasi oksigen 19/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: pola napas klien 14.00 sesak
08.15 tidak teratur dan O:
saturasi oksigen 97 %, klien nampak sesak, Nampak
respirasi 50 x/menit alat bantu pernapasan (nasal
2. Memonitor kecepatan kanul) dengan 3 Lpm dan
10.00 aliran oksigen saturasi klien 48 x/menit
H/: oksigenasi 3 A : pola napas tidak efektif
L/menit belum teratasi
3. Memposisikan pasien P : lanjutkan intervensi
08.30
semi fowler atau fowler 1. Monitor pola napas dan
H/: klien diberi posisi saturasi oksigen
semi fowler 2. Monitor kecepatan aliran
10.15 4. Mempertahankan oksigen
kepatenan jalan napas 3. Posisikan pasien semi
H/: jalan napas klien fowler atau fowler
tidak terganggu 4. Pertahankan kepatenan
10.25 5. Mengajarkan teknik jalan napas
relaksasi napas dalam 5. Kolaborasi penentuan
H/: klien melakukan dosis oksigen
teknik relaksasi napas
dalam
11.00 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen
H/: klien terpasang
oksigen (nasal kanul)
dengan 3 Lpm
3. Rabu, 1. Mengidentifikasi skala Rabu, S:
19/01/202 nyeri 19/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: skala nyeri 5 14.00 nyeri pada dadanya
08.15 2. Memberikan teknik O:
10.25 nonfarmakologi untuk klien tampak menahan nyeri,
mengurangi rasa nyeri skala nyeri 5
H/: mengajarkan teknik A : nyeri akut belum teratasi
napas dalam untuk P : lanjutkan intervensi
mengurangi rasa nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat 2. Berikan teknik
11.30 dan tidur nonfarmakologi untuk
H/: klien mendapat mengurangi rasa nyeri
fasilitasi yang diberikan 3. Fasilitasi istirahat dan
12.45 4. Menjelaskan penyebab, tidur
periode dan pemicu
nyeri

40
H/: klien dan keluarga 4. Jelaskan penyebab,
paham dengan periode dan pemicu
penjelasan perawat nyeri
10.00 5. Mengkolaborasi 5. Kolaborasi pemberian
12.00 pemberian obat analgetik, jika perlu
13.00 H/: terapi farmako
Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Rabu, 1. Memonitoring Rabu, S:
19/01/202 kelelahan fisik dan 19/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 14.00 hanya berbaring di tempat tidur
13.15 H/ : Klien tampak lelah O:
2. Menganjurkan tirah - Klien nampak berbaring
13.25 baring ditempat tidur
H/: Klien berbaring - Klien tampak lemah
ditempat tidur - Mobilitas klien tampak
3. Menganjurkan dibantu keluarga
13.40 melakukan aktivitas A : Intoleransi Aktivitas belum
secara berharap teratasi
H/: Klien mengikuti P : Lanjutkan Intervensi
anjuran perawat 1. Monitor kelelahan fisik
13.50 4. Menyediakan dan emosional
lingkungan yang 2. Anjurkan tirah baring
nyaman dan rendah 3. Anjurkan melakukan
stimulus aktivitas secara berharap
H/ : Klien diberikan 4. Sediakan lingkungan
lingkungan yang nyaman dan rendah
nyaman stimulus
14.00 5. Melakukan latihan 5. Lakukan latihan rentang
rentang gerak pasif gerak pasif dan/atau
dan/atau aktif aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Rabu, 1. Mengidentifikasi area Rabu, S:-
19/01/202 lingkungan yang 19/01/2022
2 berpotensi menyebakan 14.00 O:
09.25 cedera - Artritis (+)
H/: Klien diberikan - Klien tampak kesakitan saat
lingkungan yang bergerak
nyaman - Klien tampak terbaring
2. Menyediakan lemah di tempat tidur
09.35 pencahayaan yang A : Resiko Cedera belum
memadai teratasi
H/:Pencahayaan P : Lanjutkan Intervensi
ruangan klien memadai 1. Identifikasi area
10.40 3. Memastikan barang- lingkungan yang
barang pribadi mudah berpotensi menyebakan
dijangkau cedera

41
H/:Barang-barang klien 2. Sediakan pencahayaan
11.45 mudah dijankau yang memadai
4. Mendiskusikan 3. Pastikan barang-barang
mengenai alat bantu pribadi mudah dijangkau
mobilitas yang sesuai 4. Diskusikan mengenai
H/: Menggunakan kursi alat bantu mobilitas yang
roda sesuai
12.40
5. Menganjurkan berganti 5. Anjurkan berganti posisi
posisi secara perlahan secara perlahan dan
dan duduk selama duduk selama beberapa
beberapa menit menit sebelum berdiri
sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
2. 1. Kamis, 1. Memonitor tanda-tanda Kamis, S:
20/01/202 vital 20/01/2022 klien mengatakan tubuhnya
2 H/: TD : 120/60 mmHg 14.00 masih terasa lemah
08.00 N : 112 x/menit O:
S : 36 C o
- klien tampak lemah dan
RR : 45 x/menit akral masih teraba dingin
SPO2: 98 % - tanda-tanda vital
2. Memposisikan pasien TD : 98/37 mmHg
08.30 semi fowler atau fowler N : 114 x/menit
dengan kaki ke bawah S : 36.7 oC
atau posisi nyaman RR : 40 x/menit
H/: klien diberi posisi SPO2 : 98 %
semi fowler A : penurunan curah jantung
08.40 3. Memfasilitasi pasien belum teratasi
dan keluarga untuk P : lanjutkan intervensi
memotivasi gaya hidup 1. Monitor tanda-tanda
sehat vital
H/: klien dan keluarga 2. Posisikan pasien semi
mengerti tentang fowler atau fowler
petingnya gaya hidup dengan kaki ke bawah
sehat atau posisi nyaman
09.30 4. Menganjurkan aktifitas 3. Fasilitasi pasien dan
fisik secara bertahap keluarga untuk
H/: klien mengikuti memotivasi gaya hidup
09.00 anjuran yang diberikan sehat
17.00 5. Mengkolaborasi 4. Anjurkan aktifitas fisik
pemberian obat secara bertahap
H/: terapi farmako 5. Kolaborasi pemberian
Captopril 6,25 mg antiaritmia, jika perlu
Digoxin 0,25 mg
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg

42
2. Kamis, 1. Memonitor pola napas Kamis, S:
20/01/202 dan saturasi oksigen 20/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: pola napas klien 14.00 sesak
08.15 tidak teratur dan O:
saturasi oksigen 98 %, klien nampak sesak, nampak
respirasi 45 /menit
x
alat bantu pernapasan (nasal
2. Memonitor kecepatan kanul) dengan 3 Lpm serta
10.00 aliran oksigen respirasi klien 40 x/menit
H/: oksigenasi 3 Lpm
3. Memposisikan pasien A : pola napas tidak efektif
08.30 semi fowler atau fowler belum teratasi
H/: klien diberi posisi P : lanjutkan intervensi
semi fowler 1. Monitor pola napas dan
10.15 4. Mempertahankan saturasi oksigen
kepatenan jalan napas 2. Monitor kecepatan aliran
H/: jalan napas klien oksigen
tidak terganggu 3. Posisikan pasien semi
10.25 5. Mengajarkan teknik fowler atau fowler
relaksasi napas dalam 4. Pertahankan kepatenan
H/: klien melakukan jalan napas
teknik relaksasi napas 5. Kolaborasi penentuan
dalam dosis oksigen
11.00 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen
H/: klien terpasang
oksigen (nasal kanul)
dengan 3 Lpm
3. Kamis, 1. Mengidentifikasi skala Kamis, S:
20/01/202 nyeri 20/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: skala nyeri 5 14.00 nyeri pada dadanya
08.15 2. Memberikan teknik O:
10.25 nonfarmakologi untuk klien tampak menahan nyeri,
mengurangi rasa nyeri skala nyeri 5
H/: mengajarkan teknik A : nyeri akut belum teratasi
napas dalam untuk P : lanjutkan intervensi
mengurangi rasa nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat 2. Berikan teknik
11.30 dan tidur nonfarmakologi untuk
H/: klien mendapat mengurangi rasa nyeri
fasilitasi yang diberikan 3. Fasilitasi istirahat dan
12.45 4. Menjelaskan penyebab, tidur
periode dan pemicu 4. Jelaskan penyebab,
nyeri periode dan pemicu
H/: klien dan keluarga nyeri
paham dengan 5. Kolaborasi pemberian
penjelasan perawat analgetik, jika perlu
10.00 5. Mengkolaborasi
12.00 pemberian obat
13.00

43
H/: terapi farmako
Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Kamis, 1. Memonitoring Kamis, S:
20/01/202 kelelahan fisik dan 20/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 14.00 hanya berbaring di tempat tidur
13.15 H/ : Klien tampak lelah O:
2. Menganjurkan tirah - Klien nampak berbaring
13.25 baring ditempat tidur
H/: Klien berbaring - Klien tampak lemah
ditempat tidur - Mobilitas klien tampak
3. Menganjurkan dibantu keluarga
13.40 melakukan aktivitas A : Intoleransi Aktivitas belum
secara berharap teratasi
H/: Klien mengikuti P : Lanjutkan Intervensi
anjuran perawat 1. Monitor kelelahan fisik
13.50 4. Menyediakan dan emosional
lingkungan yang 2. Anjurkan tirah baring
nyaman dan rendah 3. Anjurkan melakukan
stimulus aktivitas secara berharap
H/ : Klien diberikan 4. Sediakan lingkungan
lingkungan yang nyaman dan rendah
nyaman stimulus
14.00 5. Melakukan latihan 5. Lakukan latihan rentang
rentang gerak pasif gerak pasif dan/atau
dan/atau aktif aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Kamis, 1. Mengidentifikasi area Kamis, S:
20/01/202 lingkungan yang 20/01/2022 -
2 berpotensi menyebakan 14.00 O:
09.25 cedera - Artritis (+)
H/: Klien diberikan - Klien tampak kesakitan saat
lingkungan yang bergerak
nyaman - Klien tampak terbaring
2. Menyediakan lemah di tempat tidur
09.35 pencahayaan yang A : Resiko Cedera belum
memadai teratasi
H/:Pencahayaan P : Lanjutkan Intervensi
ruangan klien memadai 1. Identifikasi area
10.40 3. Memastikan barang- lingkungan yang
barang pribadi mudah berpotensi menyebakan
dijangkau cedera
H/: Barang-barang 2. Sediakan pencahayaan
klien mudah dijankau yang memadai
11.45 4. Mendiskusikan 3. Pastikan barang-barang
mengenai alat bantu pribadi mudah dijangkau
mobilitas yang sesuai

44
H/: Menggunakan kursi 4. Diskusikan mengenai
12.40 roda alat bantu mobilitas yang
5. Menganjurkan berganti sesuai
posisi secara perlahan 5. Anjurkan berganti posisi
dan duduk selama secara perlahan dan
beberapa menit duduk selama beberapa
sebelum berdiri menit sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
3. 1. Jum’at 1. Memonitor tanda-tanda Jum’at S:
21/01/202 vital 21/01/2022 klien mengatakan tubuhnya
2 H/: TD : 88/40 mmHg 21.00 masih terasa lemah
14.00 N : 113 x/menit O:
S : 37 oC - klien tampak lemah dan
RR : 40 /menit
x
akral masih teraba dingin
SPO2: 98 %
2. Memposisikan pasien - tanda-tanda vital klien
14.30 semi fowler atau fowler TD : 92/44 mmHg
dengan kaki ke bawah N : 110 x/menit
atau posisi nyaman S : 36.5 oC
H/: klien diberi posisi RR : 38 x/menit
semi fowler SPO2 : 99 %
14.45 3. Memfasilitasi pasien A : penurunan curah jantung
dan keluarga untuk belum teratasi
memotivasi gaya hidup P : lanjutkan intervensi
sehat 1. Monitor tanda-tanda
H/: klien dan keluarga vital
mengerti tentang 2. Posisikan pasien semi
petingnya gaya hidup fowler atau fowler
sehat dengan kaki ke bawah
15.00 4. Menganjurkan aktifitas atau posisi nyaman
fisik secara bertahap 3. Fasilitasi pasien dan
H/: klien mengikuti keluarga untuk
anjuran yang diberikan memotivasi gaya hidup
17.00
5. Mengkolaborasi sehat
21.00
pemberian obat 4. Anjurkan aktifitas fisik
H/: terapi farmako secara bertahap
Captopril 6,25 mg 5. Kolaborasi pemberian
Digoxin 0,25 mg antiaritmia, jika perlu
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Jum’at, 1. Memonitor pola napas Jum’at S:
21/01/202 dan saturasi oksigen 21/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: pola napas klien 21.00 sesak
14.15 tidak teratur dan O:
saturasi oksigen 98 %, klien nampak sesak, nampak
respirasi 40 x/menit alat bantu pernapasan (nasal
2. Memonitor kecepatan kanul) dengan 3 Lpm serta
15.30 aliran oksigen respirasi klien 38 x/menit
H/: oksigenasi 3 Lpm

45
3. Memposisikan pasien A : pola napas tidak efektif
14.30 semi fowler atau fowler belum teratasi
H/: klien diberi posisi P : lanjutkan intervensi
semi fowler 1. Monitor pola napas dan
4. Mempertahankan saturasi oksigen
16.00 kepatenan jalan napas 2. Monitor kecepatan aliran
H/: jalan napas klien oksigen
tidak terganggu 3. Posisikan pasien semi
16.10 5. Mengajarkan teknik fowler atau fowler
relaksasi napas dalam 4. Pertahankan kepatenan
H/: klien melakukan jalan napas
teknik relaksasi napas 5. Kolaborasi penentuan
dalam dosis oksigen
16.20 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen
H/: klien terpasang
oksigen (nasal kanul)
dengan 3 Lpm
3. Jum’at 1. Mengidentifikasi skala Jum’at, S:
21/01/202 nyeri 21/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: skala nyeri 5 21.00 nyeri pada dadanya
14.15 2. Memberikan teknik O:
16.10 nonfarmakologi untuk klien tampak menahan nyeri,
mengurangi rasa nyeri skala nyeri 5
H/: mengajarkan teknik A : nyeri akut belum teratasi
napas dalam untuk P : lanjutkan intervensi
mengurangi rasa nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat 2. Berikan teknik
16.45 dan tidur nonfarmakologi untuk
H/: klien mendapat mengurangi rasa nyeri
fasilitasi yang diberikan 3. Fasilitasi istirahat dan
17.00 4. Menjelaskan penyebab, tidur
periode dan pemicu 4. Jelaskan penyebab,
nyeri periode dan pemicu
H/: klien dan keluarga nyeri
paham dengan 5. Kolaborasi pemberian
penjelasan perawat analgetik, jika perlu
21.00 5. Mengkolaborasi
21.00 pemberian obat
22.00 H/: terapi farmako
Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Jum’at, 1. Memonitoring Jum;at, S:
21/01/202 kelelahan fisik dan 21/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 21.00 hanya berbaring di tempat tidur
13.15 H/ : Klien tampak lelah O:
2. Menganjurkan tirah - Klien nampak berbaring
13.25 baring ditempat tidur

46
H/: Klien berbaring - Klien tampak lemah
ditempat tidur - Mobilitas klien tampak
3. Menganjurkan dibantu keluarga
13.40 melakukan aktivitas A : Intoleransi Aktivitas belum
secara berharap teratasi
H/: Klien mengikuti P : Lanjutkan Intervensi
anjuran perawat 1. Monitor kelelahan fisik
13.50 4. Menyediakan dan emosional
lingkungan yang 2. Anjurkan tirah baring
nyaman dan rendah 3. Anjurkan melakukan
stimulus aktivitas secara berharap
H/ : Klien diberikan 4. Sediakan lingkungan
lingkungan yang nyaman dan rendah
nyaman stimulus
14.00 5. Melakukan latihan 5. Lakukan latihan rentang
rentang gerak pasif gerak pasif dan/atau
dan/atau aktif aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Jum’at, 1. Mengidentifikasi area Jum’at, S:-
21/01/202 lingkungan yang 21/01/2022
2 berpotensi menyebakan 21.00 O:
09.25 cedera - Artritis (+)
H/: Klien diberikan - Klien tampak kesakitan saat
lingkungan yang bergerak
nyaman - Klien tampak terbaring
2. Menyediakan lemah di tempat tidur
09.35 pencahayaan yang A : Resiko Cedera belum
memadai teratasi
H/:Pencahayaan P : Lanjutkan Intervensi
ruangan klien memadai 1. Identifikasi area
10.40 3. Memastikan barang- lingkungan yang
barang pribadi mudah berpotensi menyebakan
dijangkau cedera
H/:Barang-barang klien 2. Sediakan pencahayaan
mudah dijankau yang memadai
11.45 4. Mendiskusikan 3. Pastikan barang-barang
mengenai alat bantu pribadi mudah dijangkau
mobilitas yang sesuai 4. Diskusikan mengenai
H/: Menggunakan kursi alat bantu mobilitas yang
roda sesuai
12.40 5. Menganjurkan berganti 5. Anjurkan berganti posisi
posisi secara perlahan secara perlahan dan
dan duduk selama duduk selama beberapa
beberapa menit menit sebelum berdiri
sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat

47
4. 1. Sabtu, 1. Memonitor tanda-tanda Sabtu, S:
22/01/202 vital 22/01/2022 klien mengatakan tubuhnya
2 H/: TD : 130/20 mmHg 21.00 masih terasa lemah
14.00 N : 118 /menit
x
O:
S : 36.2 oC - klien tampak lemah dan
RR : 36 /menit
x
akral masih teraba dingin
SPO2: 99 % - tanda-tanda vital klien
2. Memposisikan pasien TD : 120/37 mmHg
14.30 semi fowler atau fowler N : 115 x/menit
dengan kaki ke bawah S : 36. oC
atau posisi nyaman RR : 33 x/menit
H/: klien diberi posisi SPO2 : 99 %
semi fowler A : penurunan curah jantung
14.45 3. Memfasilitasi pasien belum teratasi
dan keluarga untuk P : lanjutkan intervensi
memotivasi gaya hidup 1. Monitor tanda-tanda
sehat vital
H/: klien dan keluarga 2. Posisikan pasien semi
mengerti tentang fowler atau fowler
petingnya gaya hidup dengan kaki ke bawah
sehat atau posisi nyaman
15.00 4. Menganjurkan aktifitas 3. Fasilitasi pasien dan
fisik secara bertahap keluarga untuk
H/: klien mengikuti memotivasi gaya hidup
17.00 anjuran yang diberikan sehat
21.00 5. Mengkolaborasi 4. Anjurkan aktifitas fisik
pemberian obat secara bertahap
H/: terapi farmako 5. Kolaborasi pemberian
Captopril 6,25 mg antiaritmia, jika perlu
Digoxin 0,25 mg
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Sabtu, 1. Memonitor pola napas Sabtu, S:
22/01/202 dan saturasi oksigen 22/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: pola napas klien 21.00 sesak
14.15 tidak teratur dan O:
saturasi oksigen 99 %, klien nampak sesak, nampak
respirasi 36 x/menit alat bantu pernapasan (nasal
2. Memonitor kecepatan kanul) dengan 3 Lpm serta
15.30 aliran oksigen repirasi klien 33 x/menit
H/: oksigenasi 3 Lpm A : pola napas tidak efektif
3. Memposisikan pasien belum teratasi
14.30 semi fowler atau fowler P : lanjutkan intervensi
H/: klien diberi posisi 1. Monitor pola napas dan
semi fowler saturasi oksigen
16.00 4. Mempertahankan 2. Monitor kecepatan aliran
kepatenan jalan napas oksigen
H/: jalan napas klien 3. Posisikan pasien semi
tidak terganggu fowler atau fowler

48
16.10 5. Mengajarkan teknik 4. Pertahankan kepatenan
relaksasi napas dalam jalan napas
H/: klien melakukan 5. Kolaborasi penentuan
teknik relaksasi napas dosis oksigen
dalam
16.20 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen
H/: klien terpasang
oksigen (nasal kanul)
dengan 3 Lpm
3. Sabtu, 1. Mengidentifikasi skala Sabtu, S:
22/01/202 nyeri 22/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: skala nyeri 5 21.00 nyeri pada dadanya
14.15 2. Memberikan teknik O:
16.10 nonfarmakologi untuk klien tampak menahan nyeri,
mengurangi rasa nyeri skala nyeri 5
H/: mengajarkan teknik A : nyeri akut belum teratasi
napas dalam untuk P : lanjutkan intervensi
mengurangi rasa nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat 2. Berikan teknik
16.45 dan tidur nonfarmakologi untuk
H/: klien mendapat mengurangi rasa nyeri
fasilitasi yang diberikan 3. Fasilitasi istirahat dan
17.00 4. Menjelaskan penyebab, tidur
periode dan pemicu
nyeri
H/: klien dan keluarga 4. Jelaskan penyebab,
paham dengan periode dan pemicu
penjelasan perawat nyeri
21.00 5. Mengkolaborasi 5. Kolaborasi pemberian
21.00 pemberian obat analgetik, jika perlu
22.00 H/: terapi farmako
Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Sabtu, 1. Memonitoring Sabtu, S:
22/01/202 kelelahan fisik dan 22/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 21.00 hanya berbaring di tempat tidur
17.15 H/ : Klien tampak lelah O:
2. Menganjurkan tirah - Klien nampak berbaring
17.30 baring ditempat tidur
H/: Klien berbaring - Klien tampak lemah
ditempat tidur - Mobilitas klien tampak
3. Menganjurkan dibantu keluarga
17.40 melakukan aktivitas A : Intoleransi Aktivitas belum
secara berharap teratasi
H/: Klien mengikuti P : Lanjutkan Intervensi
anjuran perawat 1. Monitor kelelahan fisik
dan emosional

49
17.50 4. Menyediakan 2. Anjurkan tirah baring
lingkungan yang 3. Anjurkan melakukan
nyaman dan rendah aktivitas secara berharap
stimulus 4. Sediakan lingkungan
H/ : Klien diberikan nyaman dan rendah
lingkungan yang stimulus
nyaman 5. Lakukan latihan rentang
18.00
5. Melakukan latihan gerak pasif dan/atau
rentang gerak pasif aktif
dan/atau aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Sabtu, 1. Mengidentifikasi area Sabtu, S:-
22/01/202 lingkungan yang 22/01/2022
2 berpotensi menyebakan 21.00 O:
18.40 cedera - Artritis (+)
H/: Klien diberikan - Klien tampak kesakitan saat
lingkungan yang bergerak
nyaman - Klien tampak terbaring
2. Menyediakan lemah di tempat tidur
19.00 pencahayaan yang A : Resiko Cedera belum
memadai teratasi
H/:Pencahayaan P : Lanjutkan Intervensi
ruangan klien memadai 1. Identifikasi area
lingkungan yang
19.10 3. Memastikan barang- berpotensi menyebakan
barang pribadi mudah cedera
dijangkau 2. Sediakan pencahayaan
H/: Barang-barang yang memadai
klien mudah dijankau 3. Pastikan barang-barang
19.45 4. Mendiskusikan pribadi mudah dijangkau
mengenai alat bantu 4. Diskusikan mengenai
mobilitas yang sesuai alat bantu mobilitas yang
H/: Menggunakan kursi sesuai
roda 5. Anjurkan berganti posisi
19.55 5. Menganjurkan berganti secara perlahan dan
posisi secara perlahan duduk selama beberapa
dan duduk selama menit sebelum berdiri
beberapa menit
sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
5. 1. Minggu, 1. Memonitor tanda-tanda Senin, S:
23/01/202 vital 24/01/2022 klien mengatakan sudah mulai
2 H/: TD : 130/58 mmHg 08.00 bertenaga
21.00 N : 113 /menit
x
O:
S : 36.2 oC - Klien tampak bertenaga
RR : 28 /menit
x

SPO2: 99 %

50
2. Memposisikan pasien - tanda-tanda vital
21.30 semi fowler atau fowler TD : 120/20 mmHg
dengan kaki ke bawah N : 118 x/menit
atau posisi nyaman S : 36. oC
H/: klien diberi posisi RR : 24 x/menit
semi fowler SPO2 : 99 %
3. Memfasilitasi pasien A : penurunan curah jantung
21.45
dan keluarga untuk teratasi sebagian
memotivasi gaya hidup P : lanjutkan intervensi
sehat 1. Monitor tanda-tanda
H/: klien dan keluarga vital
mengerti tentang 2. Posisikan pasien semi
petingnya gaya hidup fowler atau fowler
sehat dengan kaki ke bawah
22.00 4. Menganjurkan aktifitas atau posisi nyaman
fisik secara bertahap 3. Fasilitasi pasien dan
H/: klien mengikuti keluarga untuk
anjuran yang diberikan memotivasi gaya hidup
21.00 5. Mengkolaborasi sehat
05.00 pemberian obat 4. Anjurkan aktifitas fisik
H/: terapi farmako secara bertahap
Captopril 6,25 mg 5. Kolaborasi pemberian
Digoxin 0,25 mg antiaritmia, jika perlu
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Minggu, 1. Memonitor pola napas Senin, S:
23/01/202 dan saturasi oksigen 24/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: pola napas klien 08.00 sesak
21.15 tidak teratur dan O:
saturasi oksigen 99 % klien nampak sesak, nampak
Respirasi: 28 x/menit alat bantu pernapasan (nasal
22.15 2. Memonitor kecepatan kanul) dengan 3 Lpm serta
aliran oksigen repirasi klien 24 x/menit
H/: oksigenasi 3 Lpm A : pola napas tidak efektif
3. Memposisikan pasien belum teratasi
21.30 semi fowler atau fowler P : lanjutkan intervensi
H/: klien diberi posisi 1. Monitor pola napas dan
semi fowler saturasi oksigen
22.30 4. Mempertahankan 2. Monitor kecepatan aliran
kepatenan jalan napas oksigen
H/: jalan napas klien 3. Posisikan pasien semi
tidak terganggu fowler atau fowler
22.40 5. Mengajarkan teknik 4. Pertahankan kepatenan
relaksasi napas dalam jalan napas
H/: klien melakukan 5. Kolaborasi penentuan
teknik relaksasi napas dosis oksigen
dalam
22.50 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen

51
H/: klien terpasang
oksigen (nasal kanul)
dengan 3 Lpm
3. Minggu, 1. Mengidentifikasi skala Senin, S:
23/01/202 nyeri 24/01/2022 klien mengatakan masih merasa
2 H/: skala nyeri 4 08.00 nyeri pada dadanya
21.15 2. Memberikan teknik O:
22.40 nonfarmakologi untuk klien tampak menahan nyeri,
mengurangi rasa nyeri skala nyeri 4
H/: mengajarkan teknik A : nyeri akut belum teratasi
napas dalam untuk P : lanjutkan intervensi
mengurangi rasa nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat 2. Berikan teknik
24/01/202 dan tidur nonfarmakologi untuk
2 H/: klien mendapat mengurangi rasa nyeri
07.00 fasilitasi yang diberikan 3. Fasilitasi istirahat dan
4. Menjelaskan penyebab, tidur
07.15 periode dan pemicu 4. Jelaskan penyebab,
nyeri periode dan pemicu
H/: klien dan keluarga nyeri
paham dengan 5. Kolaborasi pemberian
penjelasan perawat analgetik, jika perlu
5. Mengkolaborasi
21.00 pemberian obat
21.00 H/: terapi farmako
22.00 Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Minggu, 1. Memonitoring Senin, S:
23/01/202 kelelahan fisik dan 24/01/2022 - Ibu klien mengatakan
2 emosional 08.00 anaknya sudah bisa duduk
21.00 H/ : Klien sudah bisa - Ibu klien mengatakan
duduk dalam waktu anaknya sudah bisa makan
lama sendiri
2. Menganjurkan tirah O:
21.20 baring - Klien tampak duduk
H/: Klien berbaring - Klien tampak makan sendiri
ditempat tidur - Mobilitas klien masih
3. Menganjurkan dibantu keluarga
21.40
melakukan aktivitas A : Intoleransi Aktivitas teratasi
secara berharap sebagian
H/: Klien mengikuti P : Lanjutkan Intervensi
anjuran perawat 1. Monitor kelelahan fisik
22.10 4. Menyediakan dan emosional
lingkungan yang 2. Anjurkan tirah baring
nyaman dan rendah 3. Anjurkan melakukan
stimulus aktivitas secara berharap
H/ : Klien diberikan 4. Sediakan lingkungan
lingkungan yang nyaman dan rendah
nyaman stimulus

52
24/01/202 5. Melakukan latihan 5. Lakukan latihan rentang
2 rentang gerak pasif gerak pasif dan/atau
07.20 dan/atau aktif aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Minggu, 1. Mengidentifikasi area Senin, S:-
23/01/202 lingkungan yang 24/01/2022
2 berpotensi menyebakan 08.00 O:
22.20 cedera - Artritis (+)
H/: Klien diberikan - Klien tampak kesakitan saat
lingkungan yang berjalan
nyaman A : Resiko Cedera belum
2. Menyediakan teratasi
21.50 pencahayaan yang P : Lanjutkan Intervensi
memadai 1. Identifikasi area
H/:Pencahayaan lingkungan yang
ruangan klien memadai berpotensi menyebakan
21.25 3. Memastikan barang- cedera
barang pribadi mudah 2. Sediakan pencahayaan
dijangkau yang memadai
H/: Barang-barang 3. Pastikan barang-barang
klien mudah dijankau pribadi mudah dijangkau
24/01/202 4. Mendiskusikan 4. Diskusikan mengenai
2 mengenai alat bantu alat bantu mobilitas yang
06.50 mobilitas yang sesuai sesuai
H/: Menggunakan kursi 5. Anjurkan berganti posisi
roda secara perlahan dan
5. Menganjurkan berganti duduk selama beberapa
posisi secara perlahan menit sebelum berdiri
07.15 dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
6. 1. Selasa, 1. Memonitor tanda-tanda Selasa, S:
25/01/202 vital 25/01/2022 Ibu klien mengatakan sudah
2 H/: TD : 110/35 mmHg 21.00 mulai bertenaga
14.00 N : 108 x/menit O:
S : 36. Co
- Klien tampak bertenaga
RR : 22 x/menit - tanda-tanda vital
SPO2: 99 % TD : 120/20 mmHg
2. Memposisikan pasien N : 110 x/menit
14.30 semi fowler atau fowler S : 36. oC
dengan kaki ke bawah RR : 20 x/menit
atau posisi nyaman SPO2 : 99 %
H/: klien diberi posisi A : penurunan curah jantung
semi fowler teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda-tanda
vital

53
14.45 3. Memfasilitasi pasien 2. Posisikan pasien semi
dan keluarga untuk fowler atau fowler
memotivasi gaya hidup dengan kaki ke bawah
sehat atau posisi nyaman
H/: klien dan keluarga 3. Fasilitasi pasien dan
mengerti tentang keluarga untuk
petingnya gaya hidup memotivasi gaya hidup
15.00 sehat sehat
4. Menganjurkan aktifitas 4. Anjurkan aktifitas fisik
fisik secara bertahap secara bertahap
H/: klien mengikuti 5. Kolaborasi pemberian
17.00 anjuran yang diberikan antiaritmia, jika perlu
21.00 5. Mengkolaborasi
pemberian obat
H/: terapi farmako
Captopril 6,25 mg
Digoxin 0,25 mg
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Selasa 1. Memonitor pola napas Selasa, S:
25/01/202 dan saturasi oksigen 25/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 H/: pola napas klien 21.00 sudah tidak sesak lagi
14.15 mulai teratur dan klien O:
sudah tidak lagi klien tampak tidak
menggunakan oksigen menggunakan alat bantu
2. Memonitor kecepatan pernapasan (nasal kanul) serta
15.15 aliran oksigen repirasi klien 20 x/menit
H/: klien sudah tidak A : pola napas tidak efektif
lagi menggunakan dapat teratasi
oksigen P : Hentikan interfensi
15.30 3. Memposisikan pasien
semi fowler atau fowler
H/: klien diberi posisi
semi fowler
15.40 4. Mempertahankan
kepatenan jalan napas
H/: jalan napas klien
tidak terganggu
15.50 5. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
H/: klien melakukan
teknik relaksasi napas
dalam
16.00 6. Mengkolaborasi
penentuan dosis
oksigen
H/: klien sudah tidak
lagi menggunakan
oksigen

54
3. Selasa, 1. Mengidentifikasi skala Selasa, S:
25/01/202 nyeri 25/01/2022 klien mengatakan nyerinya
2 H/: skala nyeri 3 21.00 sudah berkurang
14.15 2. Memberikan teknik O:
15..50 nonfarmakologi untuk Skala nyeri 2
mengurangi rasa nyeri A : nyeri akut belum teratasi
H/: mengajarkan teknik P : lanjutkan intervensi
napas dalam untuk 1. Identifikasi skala nyeri
mengurangi rasa nyeri 2. Berikan teknik
3. Memfasilitasi istirahat nonfarmakologi untuk
16.10 dan tidur mengurangi rasa nyeri
H/: klien mendapat 3. Fasilitasi istirahat dan
fasilitasi yang diberikan tidur
16.20 4. Menjelaskan penyebab, 4. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu periode dan pemicu
nyeri nyeri
H/: klien dan keluarga 5. Kolaborasi pemberian
paham dengan analgetik, jika perlu
penjelasan perawat
21.00 5. Mengkolaborasi
21.00 pemberian obat
22.00 H/: terapi farmako
Ceftriaxone 750 mg
Erythromycin 350 mg
Prednisone tab
4. Selasa, 1. Memonitoring Selasa, S:
25/01/202 kelelahan fisik dan 25/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 21.00 sudah bisa duduk
16.40 H/ : Klien mampu O:
beraktivitas seperti - Klien bisa beraktifitas
duduk seperti duduk
2. Menganjurkan tirah - Mobilitas klien masih
16.50 baring dibantu keluarga
H/: Klien berbaring A : Intoleransi Aktivitas teratasi
ditempat tidur sebagian
3. Menganjurkan P : Lanjutkan Intervensi
17.00
melakukan aktivitas 1. Monitor kelelahan fisik
secara berharap dan emosional
H/: Klien mengikuti 2. Anjurkan tirah baring
anjuran perawat 3. Anjurkan melakukan
17.10 4. Menyediakan aktivitas secara berharap
lingkungan yang 4. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah nyaman dan rendah
stimulus stimulus
H/ : Klien diberikan 5. Lakukan latihan rentang
lingkungan yang gerak pasif dan/atau
nyaman aktif
17.20 5. Melakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif

55
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif
5. Selasa, 1. Mengidentifikasi area Selasa, S:-
25/01/202 lingkungan yang 25/01/2022
2 berpotensi menyebakan 21.00 O:
17.30 cedera - Klien sudah mulai bertenaga
H/: Klien diberikan - Nyeri saat bergerak sudah
lingkungan yang berkurang
nyaman A : Resiko Cedera dapat teratasi
2. Menyediakan P : Hentikan intervensi
17.40 pencahayaan yang
memadai
H/:Pencahayaan
ruangan klien memadai
17.50 3. Memastikan barang-
barang pribadi mudah
dijangkau
H/: Barang-barang
klien mudah dijankau
18.00 4. Mendiskusikan
mengenai alat bantu
mobilitas yang sesuai
H/: Menggunakan kursi
roda
18.10 5. Menganjurkan berganti
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
6. 1. Rabu, 1. Memonitor tanda-tanda Rabu, S:
26/01/202 vital 26/01/2022 Ibu klien mengatakan sudah
2 H/: TD : 120/30 mmHg 11.00 mulai bertenaga
08.10 N : 90 x/menit O:
S : 36.4 oC - Klien tampak bertenaga
RR : 20 /menit
x
- tanda-tanda vital
SPO2: 99 % TD : 120/20 mmHg
2. Memposisikan pasien N : 110 x/menit
08.20 semi fowler atau fowler S : 36. oC
dengan kaki ke bawah RR : 20 x/menit
atau posisi nyaman SPO2 : 99 %
H/: klien diberi posisi A : penurunan curah jantung
semi fowler dapat teratasi
08.30 3. Memfasilitasi pasien P : Hentikaan intervensi
dan keluarga untuk
memotivasi gaya hidup
sehat

56
H/: klien dan keluarga
mengerti tentang
petingnya gaya hidup
sehat
08.40 4. Menganjurkan aktifitas
fisik secara bertahap
H/: klien mengikuti
05.00 anjuran yang diberikan
09.00 5. Mengkolaborasi
pemberian obat
H/: terapi farmako
Captopril 6,25 mg
Digoxin 0,25 mg
Furosemid 20 mg
Spironolactone 12,5 mg
2. Rabu, 1. Mengidentifikasi skala Rabu, S:
26/01/202 nyeri 26/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 H/: ibu klien 11.00 sudah tidak nyeri lagi
08.10 mengatakan anaknya O:
sudah tidak nyeri lagi Skala nyeri 0
2. Memberikan teknik A : nyeri akut dapat teratasi
09.00 nonfarmakologi untuk P : Hentikan intervensi
mengurangi rasa nyeri
H/: mengajarkan teknik
napas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
09.10 3. Memfasilitasi istirahat
dan tidur
H/: klien mendapat
fasilitasi yang diberikan
09.20 4. Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
H/: klien dan keluarga
paham dengan
penjelasan perawat
3. Rabu, 1. Memonitoring Rabu, S:
26/01/202 kelelahan fisik dan 26/01/2022 Ibu klien mengatakan anaknya
2 emosional 11.00 sudah bisa beraktivitas
08.10 H/ : Klien mampu O:
beraktivitas seperti - Klien bisa beraktifitas
duduk seperti duduk
2. Menganjurkan tirah A : Intoleransi Aktivitas teratasi
09.30 baring sebagian
H/: Klien berbaring P : Lanjutkan perawatan
ditempat tidur dirumah, pasien boleh pulang
3. Menganjurkan
09.40
melakukan aktivitas
secara berharap

57
H/: Klien mengikuti
anjuran perawat
09.50 4. Menyediakan
lingkungan yang
nyaman dan rendah
stimulus
H/ : Klien diberikan
lingkungan yang
10.00 nyaman
5. Melakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
H/: Klien melakukan
latihan gerak pasif

58
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan analisis kasus pasien Rheumatic Heart Disease (RHD)
ini dibuat berdasarkan tujuan khusus penulisan sebagai berikut:
1. Pada pengkajian didapatkan data pasien mengeluh sesak napas, nyeri pada dada dan
persendian, badan terasa lemas, , kesadaran compos mentis dan cepat lelah dan nyeri
saat beraktivitas
2. Telah dapat dianalisa kasus kelolaan pasien dengan Rheumatic Heart Disease (RHD)
di ruang Anak RSUD Palagimata Kota Baubau dimana didapatkan diagnosa
keperawatan berupa penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas, pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi /
kelelahan, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan dan resiko cedera
berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor
3. Menganalisa intervensi inovasi relaksasi napas dalam terhadap penurunan ambang
nyeri dan pola napas tidak efektif serta anjurkan aktivitas secara bertahap
untukmengatasi penurunancurah jantung dan intoleransi aktivitas pada pasien dengan
Rheumatic Heart Disease (RHD) di ruang Anak RSUD Palagimata Kota Baubau dan
diperoleh hasil bahwa penerapan teknik relaksasi nafas dalam sebagai terapi non
farmakologi dapat efektif menurunkan ambang nyeri pasien dan pola napas tidak
efektif, serta penerapan aktivitas secara bertahap dapat menurunkan penurunan curah
jantung dan intoleransi aktivitas. Hal ini terlihat dari respon pasien pada saat penulis
memberikan tindakan keperawatan secara subjektif pasien mengatakan nyeri
berkurang, pola napas membaik, tubuh sudah mulai bertenaga dan sudah bisa
beraktivitas secara mandiri.

59
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diperlukan adanya program dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas, mulai dari
pencatatan dan pelaporan kasus baru dan lama dimulai dari unit pelayanan yang
paling terkecil dan terdepan hingga ke nasional. Penegakan diagnosis yang cepat dan
akurat , pemantauan dan follow up terhadap penderita yang telah mendapatkan
pengobatan serta upaya untuk pencegahan infeksi streptokokus
2. Bagi Perawat
a. Perawat sebaiknya memberikan edukasi kesehatan terkait Rheumatic Heart
Disease (RHD), pencegahan dan penatalaksanaan kepada pasien dan keluarga.
Edukasi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pemberian
edukasi sebaiknya selama pasien dirawat.
b. Perawat juga perlu memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk
mematuhi penatalaksanaan untuk penyakit Rheumatic Heart Disease (RHD)
c. Perawat dapat menerapkan relaksasi napas dalam terhadap penurunan ambang
nyeri dan pola napas tidak efektif serta anjurkan aktivitas secara bertahap untuk
mengatasi penurunan curah jantung dan intoleransi aktivitas untuk meningkatkan
kenyamanan bagi pasien.
3. Pasien
Pasien sebaiknya mengubah gaya hidup lebih sehat, aktifitas fisik yang teratur,
pola makan yang teratur, mematuhi program pengobatan, rutin kontrol ke rumah
sakit.
4. Institusi Pendidikan
Disarankan bagi penulis selanjutnya agar dapat melakukan pembahasan lebih
lanjut mengenai faktor-faktor lain yang bisa mengurangi penurunan curah jantung.
Hal ini tentu saja akan menjadi landasan ilmu pengetahuan bagi perawat untuk bisa
menerapkan tindakan keperawatan tersebut saat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien.

60

Anda mungkin juga menyukai