Anda di halaman 1dari 24

KETENAGAAN KEPERAWATAN

BY
SASMITA (4201017027)
CARA PENINGKATAN
PERHITUNGAN KUALITAS
JUMLAH TENAGA KETENAGAAN YANG
KONSEP DASAR, DALAM SATU SHIFT EFEKTIF SESUAI
PRINSIP, TUJUAN STANDAR AKREDITASI
KETENAGAAN
ALOKASI DAN
PENJADWALAN
SETIAP SHIFT
JENIS METODE
VARIABEL YANG PENUGASAN
MEMPENGARUHI DALAM RUANG
KETENAGAAN RAWAT
KONSEP DASAR, PRINSIP, DAN TUJUAN KETENAGAAN

1. Pengertian Ketenagaan

Ketenagaan didefinisikan sebagai rencana sumber daya manusia


untuk mengisi posisi dalam sebuah organisasi dengan personil yang
berkualitas
Hakikat ketenagaan pada intinya adalah engaturan, mobilisasi
potensi, proses motivasi, dan pengembanagn sumber daya manusia
dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna untuk
terjadinya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia
berkarya.
Menurut Fadila dkk (2010) ketenagaan (staffing) sering dimulai
denga rencana SDM, dimana terdiri dari antisipasi dan
mempersiapkan untuk perpindahan karyawan ke dalam, masuk dan
keluar dari perusahaan
2. Prinsip Ketenagaan

Prinsip unruk Staff perawat yang ditulis dalam buku oleh Huber (2010)
dikembangkan untuk membimbing tenaga kerja perawat. Sembilan prinsip tersebut
disusun menjadi tiga kategori yang berkaitan dengan unit keperawatan pasien, staff,
dan orgaisasi. Sembilan prinsip tersebut yaitu :

a. Unit perawatan pasien

Tingkata ketenagaan yang sesuai untuk unit perawatan pasien mencemaskan


anakisis kebutuhan pasien individual dan agregat

Tingkat berikkut adalah kebutuhan kritis untuk mennunda atau mempertanyakan


secara serius kegunaan konsep jam perawatan perhari pasien )HPPD)

Fungsi unit yang diperlukan untuk mendukung penyampaian asuhan


keperawatan berkualitas yang harus diperhatikan dalam menentukan tingkat
ketenagaan
b. staff

Kebutuhan khusus dari berbagai pasien harus memenuhi kopeensi


klinis yang sesuai dengan praktik perawat diilyah tersebut
1

Register nurse (RS) harus memiliki dukungan manajemen


keperawatan dan perwakilan baik ditingkat operasional
maupun ditingkat eksekutif
1

Dukungan klinik dari RN yang berpengalaman harus tersedia untuk RN


tesebut dengan kemampuan yang berkurang
1
c. Organisasi

Kebijakan organisasi juga harus mencerminkan organisasi yang harus


menghargai perawat terdaftar dan kariawan lainnya sebagai aset
strategis dan menunjukan komitmen sejati untuk mengisi posisi yang
dianggarkan pada waktu tepat

Institusi harus memiliki kompetensi terdokumentasi untuk staf peraat,


termaksud RN atau RN tambahan dan berpergian, untuk kegiatan
yang telah mereka lakukan

Kebujakan organisasi harus mengenali berbagai kebutuhan


baik pasien maupun staf perawat
3 Tujuan Ketenagaan

Tujuan manajemen ketenagaan adalah mendayagunakan tenaga


keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan
pelayanan bermutu sehingga dapat memenuh penggunaan jasa.
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KETENAGAAN

Gibson menyampaikan bahwa model teori kinerja dan melakukan analisis


terhadap sejumlah variabel yang mmepengaruhi perilaku individu yaitu :

1. Variabel individu 2. Variabel organisasi 3. Variabel psikologis

Jenis kelamin Supervisi Motivasi

Umur Imbalan Penilaian kinerja

Pendidikan

Masa kerja

Pelatihan
CARA PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA DALAM SUATU SHIF

Rumah Perbandingan
sakit
1 Metode rasio KELAS A TT: Tenaga Medis = (4-7): 1
DAN B TT:Tenaga = 1:1
Keperawatan = 3:1
a
Rumah sakit Y tipe B dengan jumlah tempat tidur 200 TT: = 1:1
buah, maka seorang pimpinan tenaga keperawatan Nonkeperawatan
akan memperhitungkan jumlah tenaga keperawatan TT: Tenaga
adalah:1/1 ×200 = 200 jumlah tenaga perawat yang Nonmedis
dibutuhkan untuk rumah sakit tersebut adalah 200
orang. KELAS C TT: Tenaga Medis = 9:1
b TT:Tenaga = (3-4) : 2
Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 Keperawatan = 5:1
buah, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan TT: = 3:4
adalah: 2/3 ×100 = 67, maka jumlah tenaga perawat Nonkeperawatan
yang dibutuhkan adalah 100 orang. TT: Tenaga
Nonmedis
c
Bila rumah sakit tipe D dengan jumlah tempat tidur 75 KELAS D TT: Tenaga Medis = 15 : 1
buah, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan TT:Tenaga =2:1
adalah:½ ×75 = 37,5 maka jumlah tenaga perawat yang Keperawatan =6:1
dibutuhkan adalah 40 orang. TT: Tenaga
Nonmedis
2 Metode need

Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk


menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan yang
diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Sebagai contoh untuk pasien yang
menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan pelayanan, mulai dari pembelian karcis,
pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotek dan
sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu
berjalan dengan baik.

3 Hudgins
Hudgins, yaitu Kegiatan Lama waktu (menit)
  untuk pasien
menetapkan
standar waktu Baru Lama

pelayanan pasien
rawat jalan Pendaftaran 3 4
Pemeriksaan dokter 15 11
Pemeriksaan asisten dokter 18 11
Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7
4 Dougles
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai
berikut.
Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3−4 jam/24 jam.
Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5−6 jam/24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut

kategiri I : perawatan Kategori II : perawatan Kategori III : perawatan


mandiri intermediate total
1. Dapat melakukan kebersihan 1. Dibantu dalam kebersihan diri, 1. Dibantu segala sesuatunya,
diri sendiri, seperti mandi dan makan dan minum, ambulasi. posisi diatur.
ganti pakaian. 2. Observasi tanda vital tiap 4 2. Observasi tanda vital tiap 2
2. Makan, dan minum dilakukan jam. jam.
sendiri. 3. Pengobatan lebih dari satu 3. Pemakaian slang NG.
3. Pengawasan dalam ambulasi kali. 4. Terapi intravena.
atau gerakan. 4. Pakai kateter Foley. 5. Pemakaian suction.
4. Observasi tanda vital setiap sif. 5. Pasang infus intake-output 6. Kondisi
5. Pengobatan minimal, status dicatat. gelisah/disorientasi/tidak
psikologi stabil. 6. Pengobatan perlu prosedur. sadar.
6. Persiapan prosedur
pengobatan.
Catatan: dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari: setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria
berdasarkan klasifikasi pasien, bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi di atasnya.
Di ruang X RS Y dirawat 36 orang pasien dengan kategori sebagai berikut: 30 pasien
dengn perawatan minimal, 4 pasien dengan perawatan parsial dan 2 pasien dengan
perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut.

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Total tenaga perawat:
Tingkat Jumla Pasien Pagi Sore Pagi : 7 orang
Ketergant h Sore : 5 orang
ungan
  Malam : 4 orang
15 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
Minimal 30 30 x 0,17 = 30 x 0,14 = 30 x 0,07 = Keterangan: angka 86 merupakan jumlah hari
5,1 4,2 3 libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif
Parsial 4 4 x 0,27 = 4 x 0,15 = 4 x 0,10 = dalam 1 tahun
1,08 0,6 0,28 86×15 = 4,62 (Dibulatkan 5 orang)
279
Total 2 2 x 0,36 = 2 x 0,36 = 2 x 0,20 =
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk
0,72 0,6 0,4
bertugas per hari di ruang X adalah 15 orang +
Jumlah 36 6,9 5,4 3,68 5 orang lepas dinas + 2 orang tenaga; Kepala
ruang dan wakil = 22 orang.
    7 5 4
5 Metode demand

Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang


memang nyata dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang
gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut:
a. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit.
b. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit.
c. Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit

Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

Nonbedah 3,4

Bedah 3,5

Campuran bedah dan nonbedah 3,5

Postpartum 3

Bayi baru lahir 2,5


6 Metode gillens

1. Perawatan langsung, adalah perawatan 2. Perawatan tak langsung, meliputi


yang berhubungan dengan pemenuhan kegiatan-kegiatan membuat rencana
kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, perawatan, memasang/menyiapkan
sosial, dan spiritual. Berdasarkan tingkat alat, konsultasi dengan anggota tim,
ketergantungan pasien pada perawat
dapat diklasifikasikan dalam empat menulis dan membaca catatan
kelompok, yaitu: self care, partial care, kesehatan, melaporkan kondisi pasien.
total care dan intensive care. Rata-rata Dari hasil penelitian RS Graha Detroit =
kebutuhan perawatan langsung setiap 38 menit/pasien/hari, sedangkan
pasien adalah empat jam perhari. Adapun menurut Wolfe dan Young = 60
waktu perawatan berdasarkan tingkat menit/pasien/hari dan penelitian di
ketergantungan pasien adalah: Rumah Sakit John Hopkins dibutuhkan
• Self care dibutuhkan ½ × 4 jam : 2 jam 60 menit/pasien (Gillies, 1996).
• Partial care dibutuhkan ¾ × 4 jam : 3 jam
• Total care dibutuhkan 1−1½ × 4 jam : 4−6
jam
• Intensive care dibutuhkan 2 × 4 jam : 8
jam.
7 Berdasarkan pengelompokan unit kerja dirumah sakit
(Depkes, 2011).

1 Rawat inap
Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
• Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
• Makan dan minum dilakukan sendiri
• Ambulasi dengan pengawasan
• Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif
• Pengobatan minimal, status psikologis stabil
Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
• Kebersihan diri dibantu makan minum dibantu;
• Observasi tanda-tanda vital setiap empat jam
• Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
• Sebagian besar aktivitas dibantu;
• Observasi tanda-tanda vital setiap 2–4 jam sekali;
• Terpasang kateter Foley, intake dan output dicatat;
terpasang infus;
• Pengobatan lebih dari sekali;
• Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
• Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
• Posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam;
• Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
• Gelisah/disorientasi.

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :


Jumlah jam perawatan di ruangan/ hari
Jam efektif perawat
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan:
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day = x jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar
Jumlah hari kerja efektif
+jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan
(non-nursing jobs) seperti contohnya: membuat perincian pasien pulang,
kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) × 25%
2 Jumlah tenaga untuk kamar operasi

Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi:


• Jumlah dan jenis operasi;
• Jumlah kamar operasi;
• Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja;
• Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim);
• Tingkat ketergantungan pasien:
 Operasi besar: 5 jam/ operasi;
 Operasi sedang: 2 jam/operasi;
 Operasi kecil: 1 jam /operasi.
Rumus :

(Jumlah jam perawatan/ hari x jumlah operasi) x jumlah perawat dalam tim x 2 jam
kerja efektif / hari)

Jam kerja efektif/ hari


3 Jumlah tenaga di ruang penerimaan

1. Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit


2. Ketergantungan di RR: 1 jam
Rumus :
= Jumlah jam perawatan x rata-rata jumlah pasien/ hari
Jam kerja efektif/ hari
Catatan :
Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD

3 Jumlah tenaga diinstalasi gawat darurat


Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien per hari
2. Jumlah jam perawatan per hari
3. Jam efektif per hari
Rumus :
= Rata-rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan/ hari
Jam kerja efektif/ hari
Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan
= Jumlah setiap hari rata-rata
x 4 jam
7 jam/ hari
5 Critical care Ditambah lost day

1. Rata-rata jumlah pasien/hari = 10


2. Jumlah jam perawatan/hari = 12
= Rata-rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan/ hari
Jam kerja hari
Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan

6 Rawat jalan
Jumlah pasien/hari = 100 orang
 Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit
= Rata-rata jumlah pasien/ hari x jumlah jam perawatan/ hari

Jam efektif/ hari (7 jam) x 60 menit


Ditambah koreksi 15%

7 Kamar bersalin
Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien
Jam kerja efektif = 7 jam/hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang
= Jumlah setiap hari rata-rata x 4 jam

7 jam/ hari
Ditambah lost day
ALKASI DAN PENJADWALAN TENAGA KEPERAWATAN SETIAP SHIFT

Permasalahan Penjadwalan perawat


Pengertian
penjadwalan Staffing Decision
Scheduling decisión
Allocation Decision

Karakteristik penjadwalan
perawat : Coverage , Quality , UU mengenai kerja shift
Stability , Flexibility , Fairness , pagi siang dan malam
Cost

Model Sedehana Penjadwalan Perawat di Ruangan :


Shift pagi
Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja dan durasi waktu = antara pukul 7.00 pagi s.d 14.00 sore
Shift sore
Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam kerja dan Durasi waktu = antara pukul 14.00 sore s.d 21.00 malam
Shift malam
Kebutuhan dalam 1 hari = 10 jam kerja dan Durasi waktu = antara pukul 21.00 malam s.d 7.00 pagi dihari
berikutnya.
PENINGKATAN KUALITAS KERENAGAAN YANG EFEKIF SESUAI STANDAR
AKREDITASI

Pernyataan  :
Pendayagunaan tenaga keperawatan sesuai kompetensi dan potensi
pengembangan untuk terlaksananya pelayanan keperawatan  yang bermutu.
Rasional :
Pengelolaan manajemen keperawatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien
apabila didukung dengan pengaturan tenaga keperawatan yang memadai dan
berkualitas

Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan tentang pendayagunaan tenaga keperawatan
2. Adanya standar tenaga keperawatan  sesuai dengan kebutuhan pelayanan
keperawatan.
3. Adanya pola tenaga keperawatan di sarana kesehatan
1. Kriteria Proses :
2. Mengidentifikasi jenis dan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan keperawatan.
3. Menetapkan jumlah dan jenis tenaga keperawatan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan dan pola tenaga keperawatan.
4. Menjadi anggota tim rekruitment tenaga keperawatan
5. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga baru.
6. Melaksanakan model penugasan
7. Menyusun jadwal dinas yang fleksibel
8. Melaksanakan program mutasi, mobilisasi dan mempertahankan (retention) tenaga
keperawatan.
9. Menyusun program pengembangan staff keperawatan
10. Melaksanakan penilaian kinerja.
Kriteria hasil :
1. Adanya dokumen pola tenaga keperawatan di sarana kesehatan
2. Adanya jadwal dinas yang menggambarkan komposisi tenaga keperawatan yang
seimbang kompetensinya pada setiap tugas gilir (shift).
3. Adanya dokumen hasil penilaian kinerja tenaga keperawatan
4. Adanya dokumen pelaksanaan program pengembangan staf.
5. Adanya dokumen pelaksanaan program orientasi
6. Adanya dokumen pelaksanaan program mutasi, mobilisasi dan mempertahankan
(retention).
7. Adanya dokumen model penugasan asuhan pelayanan keperawatan.
JENIS-JENIS METODE PENUGASAN DALAM RUANG RAWAT

Metode Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada


Fungsional pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Contoh : Perawat A tugasnya menyuntik sedangkan perawat B tugasnya
mengukur suhu badan pasien.

Metode Alokasi Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau


Klien/Keperawa beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas/jaga selama
tan Total periode waktu tertentu atau sampai klien pulang.
Metode Tim dalam bidangnya (registered nurse).
Keperawatan/ Pembagian tugas Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
Keperawatan sekelompok perawat dan sekelompok klien
Kelompok

Metode Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan


Keperawatan oleh satu orang registered nurse sebagai perawat primer yang
Primer/Utama bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap
(Primary klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang
Nursing) dari rumah sakit.
Metode Modular Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit
sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan
Metode Kasus Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek
keperawatan yg dibutuhkan.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang
pasien secara menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan pada pasien dengan baik. Dalam metode ini dituntut
kualitas serta kuantitas yang tinggi dari perawat, sehingga
metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU ataupun
ataupun ICCU

Anda mungkin juga menyukai