Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan
di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama.
Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang
menggambarkan kehidupan makhluk hidup. Selain itu, seni drama juga telah
menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun
pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi
sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan
yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah Pengertian drama?
2) Apa saja Unsur – unsur drama?
3) Bagaimana Contoh Naskah Darama?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1) Untuk meningkatkan pembelajaran tentang drama
2) Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa indonesia, secara baik dan
benar. Baik secara lisan maupun tertulis.
3) Dan supaya menambah keterampilan dalam mengapresiasikan sastra.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama
dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada
para pendengar.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga
dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk
kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya.
Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan
tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya
sastra yang dicetak.
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala
yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan
ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action
dihadapan penonton (audience)
         Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang
diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka
tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama
adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting –
meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak
bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah
drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk
didalamnya tragedi dan lakon absurd.

ii
B. Unsur – unsur Drama
Unsur intrinsik merupakan bahan penyusun karya sastra yang bersumber
dari karya itu sendiri. Unsur intrinsik harus ada dalam sebuah karya. Jika salah
satu unsur tidak terdapat dalam karya sastra, maka sebuah karya yang diciptakan
tidak bisa disebut karya sastra.
Kebalikan unsur intrinsik adalah unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
memengaruhi struktur karya sastra. Unsur ekstrinsik contohnya adalah nilai-nilai
yang terkandung, latar belakang, dan situasi sosial.
Dua unsur tersebut harus ada dalam sebuah karya sastra, khususnya dalam
drama. Pasalnya, unsur tersebut bertujuan untuk membangun suatu drama menjadi
lebih hidup dan dapat dinikmati.

Unsur Intrinsik dalam Drama


1. Judul
Judul merupakan komponen utama yang harus ada dalam sebuah drama.
Melalui judul, seseorang bisa kemudian bisa sedikit mengetahui bagaimana
jalan cerita suatu drama yang ditampilkan. Judul juga dapat menarik minat
penonton untuk menyaksikan drama yang ditampilkan.
2. Tema
Tema merupakan komponen kedua yang bertujuan untuk membangun
sebuah drama. Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat. Tema
ialah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama. Dapat
dikatakan tema sebagai “akar” pada suatu drama. Berdasarkan tema, unsur
intrinsik dalam drama dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa
mengikuti tema yang telah ditentukan, seperti alur, pertokohan, latar, gaya
bahasa, judul, dan lainnya.
3. Alur atau Plot
Alur cerita merupakan komponen ketiga yang mendukung suatu drama.
Memperhatikan alur tentunya membuat drama menjadi lebih menarik. Plot
atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa

ii
dari tahapan-tahapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita.
Tahapan-tahapan dalam alur meliputi :
- Tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh-
tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya.
- Pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan
konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama
lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua
pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari
cerita yang dibuat.
- Komplikasi. Komplikasi ini merupakan tahap peningkatan konflik. Pada
tahap ini, semakin banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik
pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita.
- Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Tahapan ini
merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal
cerita.
- Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik
yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita
akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap
tokoh akan muncul di tahapan ini.
- Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story, dalam tahap ini
semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.
4. Latar atau Setting
Latar merupakan unsur intrinsic drama yang tentunya dapat membangun
suatu drama menjadi lebih menarik. Latar terdiri dari latar tempat untuk
menggambarkan lokasi drama, latar waktu untuk memberi info kapan
terjadinya adegan dalam drama serta latar situasi untuk menjelaskan suasana
dalam cerita di drama tersebut.
5. Dialog
Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah dialog. Pengertian dialog
merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Dialog bisa terdiri satu
tokoh dengan tokoh yang lain, bisa juga berupa dialog sendiri atau disebut

ii
sebagai monolog. Adanya dialog memberi penjelasan terkait jalannya cerita,
biasanya juga disertai gaya atau mimik wajah.
6. Konflik
Konflik juga termasuk unsur intrinsik drama. Arti konflik adalah
pertentangan atau masalah yang terjadi pada suatu drama. Adanya konflik
menjadi inti permasalahan yang ada dalam drama. Dalam sebuah drama bisa
terjadi 1 konflik atau bahkan lebih.
Konflik sebuah drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan
sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalamn merasakan
pertikaian yang terjadi antar tokoh. Konflik antar tokoh menyimpan teka-
teki yang membuat penonton semakin pensaran dengan kelanjutan cerita
dan bagaimana endingnya.
7. Bahasa
Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah bahasa atau gaya bahasa. Bahasa
merupakan kata-kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama.
Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang
mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta
pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita
senantiasa komunikatif.
8. Amanat
Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah amanat. Amanat adalah pesan
yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Amanat drama
atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

Unsur Ekstrinsik Drama


Selain mengetahui unsur intrinsik atau unsur dari luar, penting juga untuk
mengenali unsur ekstrinsik drama. Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur-
unsur pembentuk drama dari luar.
Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur ekstrinsik drama antara lain
adalah :
1. Latar belakang pengarang
2. Nilai agama dan kepercayaan

ii
3. Kondisi politik negara
4. Psikologis pengarang
5. Situasi sosial budaya

Hal-hal di atas termasuk dalam unsur ekstrinsik drama. Hal-hal tersebut


menjadi faktor luar yang mempengaruhi dibuatnya suatu drama. Misalnya latar
belakang pengarang, tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan karya drama
yang berbeda-beda pula antar satu pengarang dengan pengarang lain.
Nilai-nilai lain seperti nilai agama, politik, sosial dan budaya juga turut
mempengaruhi drama. Hal ini melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang
dibuat oleh pengarang. Kondisi psikologis pengarang juga turut menjadi unsur
ekstrinsik drama yang cukup penting.

ii
Persahabatan

Siang itu ketika jam istirahat sekolah berbunyi, Ari, Dian, Mala, Winda, dan Haris
memesan makanan di kantin sembari mengobrol bersama.

Mala: Kalian tahu tidak kenapa Dika tidak masuk sekolah selama tiga hari? Apa
dia sakit?

Haris: Terakhir saya melihat Dika kemarin sore duduk termenung di teras
rumahnya ketika saya hendak ke warung dekat rumahnya. Saya sempat bertanya
kenapa dia merenung dan tidak masuk sekolah. Dia hanya menjawab tidak apa-
apa dan beralasan jika akhir-akhir ini dia selalu kesiangan.

Dian: Hmm, tidak mungkin Dika kesiangan terus menerus, dia kan anak rajin
selalu bangun sebelum azan subuh. Jangan-jangan Dika sedang ada masalah tetapi
dia tidak ingin menceritakan pada kita?

Winda: Ohiya, saya ingat, tiga hari yang lalu sepulang sekolah, ibuku bercerita
kalau dia melihat Dika di pasar sedang membantu ibunya berjualan. Bukankah
hari itu di mana hari pertama Dika tidak masuk sekolah?

Ari: Sebaiknya, sepulang sekolah nanti kita mengunjunginya untuk mengetahui


apa yang terjadi pada Dika.

Winda, Haris, Mala, dan Dian setuju dengan usulan Ari. Sore harinya mereka
berkumpul dan berangkat bersama menuju rumah Dika. Di sana mereka
menemukan Dika sedang merapikan barang dagangan ibunya.

Dika: Teman-teman ada apa ya? Kenapa kalian mendadak kemari? Mari duduk
dahulu.

ii
Dian: Kami hanya ingin memastikan alasan kenapa kamu tidak masuk sekolah
selama tiga hari berturut-turut karena kami semua tahu bahwa kamu sahabat kami
yang paling rajin dan kami curiga kalau kamu sedang ada masalah.

Ari: Sebaiknya kamu menceritakan kepada kami apa masalahmu sebenarnya, Dik.

Dika: Maaf sebelumnya teman-teman, saya tidak ingin menceritakan karena malu
dan tidak ingin menyusahkan kalian. Saya bekerja membantu Ibu untuk
meringankan biaya sekolah. Saya terancam tidak bisa membayar uang SPP dan
saya kasihan melihat Ibu bekerja sendiri.

Mala: Kalau begitu besok sore kami akan membantu berkeliling menjualkan
sebagian daganganmu. Bagaimana teman-teman?

Haris: Saya setuju!

Winda: Ibuku sering membeli dagangan Ibumu karena ikan dan sayurnya selalu
segar. Jajanan pasarnya juga lezat. Nanti saya tanyakan pada Ibu untuk
menawarkan jajanan ibumu kepada teman-teman arisannya.

Dika: Terima kasih ya, Sahabatku, kalian memang sahabat sejatiku.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan
action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga
dipandang sebagai pengertian action, dalam sebuah cerita drama tentu memiliki
unsure yang akan mendukung sebuah cerita drama ursur tersebut adalah tema,
alur, tokoh, latar/setting, dan amanat. Terciptnya sebuah drama yang menarik
tentu harus ada pondasi yang di susun dengan teratur yaitu mulai dari  eksposisi,
rising action, complication, klimaks, resolu. Untuk mengarang sebuah cerita
drama, langkah langkahnya yaitu; menentukan tema, menentukan persoalan
(konflik), membuat sinopsis (ringkasan cerita), menentukan kerangka cerita,
menentukan protagonist, menentukan cara penyelesaian, setelah itu menulis.  

B. Saran
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat
di mata internasional, disini Penulis mengharapkan agar seni drama mendapatkan
perhatian yang tinggi, baik di kalangan biasa, pendidikan, pembisnis maupun
pemerintah.

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-
penulisan-naskah-drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-
pelajaran-bahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-
drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/
Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV.
Aneka Ilmu
Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten:
Intan Pariwara

ii
MAKALAH B. INDONESIA
DRAMA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. ANA SINTIA
2. NURUL
3. NENG
4. ALYATUL SOFA
5. SITI ROHAINI

SMP NEGERI 1 PADARINCANG


TAHUN AJARAN 2021 – 2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat
rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Drama” ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas Bahasa
Indonesia.
Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu
yang bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.
Makalah ini  dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis,
kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun
penulisan, untuk itu penulis sampaikan maaf yang sebesar besarnya dan
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan
makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padarincang, 28 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama.................................................................................. 2
B. Unsur – unsur Drama............................................................................ 3
C. Naskah Drama....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

ii

Anda mungkin juga menyukai