Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya penulis
tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.  
Makalah ini memuat tentang “Pentingnya Mengendalikan Diri” dengan
topik pembahasan “Pengendalian Diri”.
Kami selaku penulis dan penyusun makalah ini mengucapkan banyak terima
kasih kepada guru pembimbing dan pihak – pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dinilai dan memberikan
banyak manfaat kepada pembaca. Makalah ini masih banyak kekurangan ,
sehingga saya selaku penulis dan penyusun mengharapkan kritik dan sarannya.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman judul
Halaman pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah


    B. Perumusan masalah
    C. Tujuan
    D. Manfaat
    E. Ruang lingkup
II.METODE PENULISAN
A. Objek penulisan
B. Dasar pemilihan objek
C. Metode pengumpulan data
D. Metode analisis
III.ANALISIS PERMASALAHAN
    A. Pembahasan
    B. Kesimpulan dan saran
Ringkasan
Daftar pustaka
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Pengendalian diri memang terasa sedikit susah untuk
menerangkannya dengan tepat, karena pengendalian diri termasuk ke dalam
ilmu sosial yang mana di dalam ilmu sosial tidak ada kepastian seperti
dalam ilmu alam yang memilik nilai atau ukuran yang lebih pasti. Biasanya
masyarakat luas sering mengaitkan  pengendalian diri dengan berbuat
sesuatu, atau kadang - kadang dihubungkan dengan kesulitan untuk
berkonsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya pendapat para ahli tentang
persoalan pengendalian diri ini menyebabkan kita merasa sulit untuk
merumuskan kata – kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh setiap
individu. Tetapi jika kita amati bersama yang lebih jauh, pengertian ini
selalu berkisar pada kesadaran dalam melakukan, mengendalikan emosi dan
berpikir tenang.
Menurut Ronen (1993) menjabarkan bahwa “kendali diri merupakan
proses yang terjadi ketika dalam situasi tanpa batasan dari lingkungan
eksternal anak melakukan suatu jenis perilaku yang sebelumnya sedikit
tidak mungkin muncul dibandingkan perilaku alternatif lainnya‟. Dapat pula
diartikan sebagai proses yang dilakukan individu atas dasar kemauan dan
pemikiran yang mereka miliki. Dengan kata lain, individu dapat
memunculkan suatu perilaku positif ketika situasi yang ada
memungkinkannya dan dapat memunculkan perilaku yang negatif ketika
situasinya juga memungkinkannya. Pemikiran – pemikiran itu muncul di
dalam otaknya karena berbagai kondisi baik dari dalam individu tersebut
atau bahkan dari luar individu tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri
selain dipengaruhi oleh faktor internal yaitu diri sendiri , ada pula faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi pengendalian diri tersebut. Faktor
eksternal itu meliputi lingkungan sekitar, teman, saudara, dan lain
sebagainya.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah yang akan
menjadi pembahasan dalam makalah ini.
1. Apa pengertian pengendalian diri ?
2. Apa contoh pengendalian diri ?
3. Bagaimana mengendalikan diri ?
4. Apa hikmah orang yang dapat mengendalikan diri ?

C. Tujuan
Segala sesuatu yang dibuat pasti memiliki tujuan, sama halnya dengan
makalah ini. Tujuan makalah ini dibuat juga berkaitan dengan rumusan
masalah yang telah dipaparkan di atas, yakni :
1. Mampu menjelaskan pengertian pengendalian diri
2. Mampu menyebutkan contoh pengendalian diri
3. Mampu mengendalikan diri
4. Mengetahui hikmah dari pengendalian diri

D. Manfaat
     Adapun manfaat dari makalah ini untuk bahan pembelajaran bagi para
pembaca agar dapat mengaplikasikan cara mengendalikan diri dalam
lingkungan sekitarnya.

E. Ruang lingkup
Masalah pokok dalam makalah ini berkaitan dengan cara mengendalikan
diri dalam kehidupan sehari – hari. Dalam masyarakat yang luas ini kita
dituntut untuk dapat mengendalikan diri dalam berperilaku di masyarakat.
Makalah ini akan mengupas segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengendalian diri mulai dari pengertian , cara mengaplikasikan sampai
hikmah yang dapat diambil dari pengendalian diri tersebut.
II. METODE PENULISAN
A. Objek penulisan
    Adapun Objek penulisan dalam tulisan ini meliputi: (1) perilaku
pengendalian diri (2) cara mengendalikan diri (3) contoh pengendalian diri
(4) hikmah pengendalian diri

B. Dasar pemilihan objek


     Pemilihan objek di atas mengacu pada topik dan judul makalah ini , yaitu
: “Pengendalian Diri” dan “Pentingnya Mengendalikan Diri dalam
Kehidupan Sehari – hari”.

C. Metode pengumpulan data


     Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada makalah ini
menggunakan metode kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan daftar
referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, artikel, disertasi,
tesis, skripsi, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan
proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk
di dalamnya. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama
akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis
lebih dahulu).

D. Metode analisis
        Menggunakan metode deskriptif analisis : Menganalisis permasalahan
berdasarkan pustaka dan data pendukung. Data – data yang telah
dikumpulkan kemudian dianalisis dan dijabarkan lalu disusun menjadi
sebuah makalah.

III. ANALISIS PERMASALAHAN


A. Pembahasan
a. Pengertian pengendalian diri

     Pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan


perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan
pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat
tindakan yang akan mereka lakukan. Pengendalian diri atau dalam bahasa
inggris disebut “self control” didefinisikan sebagai “pengaturan proses fisik,
psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain berbagai macam proses
yang membentuk dirinya sendiri”. Pengendalian diri merupakan
keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup
proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Pengendalian diri atau
disebut juga kendali diri dapat pula diartikan sebagai suatu aktivitas
pengendalian tingkah laku. Pengendalian tingkah laku mengandung makna,
yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memutuskan sesuatu untuk bertindak. Dengan menggunakan berbagai
pertimbangan sebelum bertindak, individu tersebut mencoba untuk
mengarahkan diri mereka sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dengan
kata lain, semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin intens
pengendalian terhadap tingkah laku.
       Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis
yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian
diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak
dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak
menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Hal tersebut diperkuat dengan
definisi yang menjelaskan alasan individu menggunakan kendali diri.
     Menurut Thoreson dan Mahoney menjelaskan bahwa ‟demi tujuan
jangka panjang, dia sengaja menghindari melakukan perilaku yang biasa
dikerjakan atau yang segera memuaskannya yang tersedia secara bebas
baginya, tetapi malah menggantinya dengan perilaku yang kurang biasa atau
menawarkan kesenangan dengan tidak segera‟.
          Menurut Ronen (1993) menjabarkan bahwa “kendali diri merupakan
proses yang terjadi ketika dalam situasi tanpa batasan dari lingkungan
eksternal anak melakukan suatu jenis perilaku yang sebelumnya sedikit
tidak mungkin muncul dibandingkan perilaku alternatif lainnya‟. Dapat pula
diartikan sebagai proses yang dilakukan individu atas dasar kemauan dan
pemikiran yang mereka miliki. Dengan kata lain , individu dapat
memunculkan suatu perilaku positif ketika situasinya memungkinkan dan
sebaliknya. Pengendalian diri atau self control dapat pula diartikan sebagai
”perbuatan membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu
semangat, mengikis keseganan dan mengarahkan energi untuk benar-benar
melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Dengan memiliki pengendalian
diri yang baik, individu dapat mengoptimalkan tindakan mereka dan
menahan diri untuk berbuat yang tidak seharusnya mereka perbuat.
Pengendalian diri dijabarkan sebagai “kemampuan seseorang melakukan
pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu
dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri
seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai
hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan”. Maka dapat disimpulkan bahwa,
pengendalian diri adalah tindakan mengendalikan atau mengarahkan tingkah
laku seseorang, sebagai upaya pencegahan (preventif), sebagai suatu
tindakan penundaan pemuasan kebutuhan, sebagai suatu keterampilan,
keahlian, potensi, perbuatan untuk pembinaan tekad.
     Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka pengendalian diri
dalam penelitian ini memiliki maksud sebagai kemampuan yang dimiliki
oleh individu untuk mengarahkan dirinya mendekati tujuan yang diharapkan
dengan jalan mendisiplinkan diri dan melakukan penundaan terhadap
perilaku yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

b. Contoh Sikap Pengendalian diri

      Pengendalian diri juga merupakan unsur penting dari budaya demokrasi.


Pengendalian diri tidak hanya berlaku dalam kehidupan bernegara, tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari.
1. Contoh sikap pengendalian diri dalam keluarga adalah sebagai berikut.
a) mengatur kegiatan rumah tangga dengan tertib,
b) menghindari perkataan yang menyakitkan hati orang tua/anggota
keluarga, dan
c) selalu mengingat kebutuhan anggota keluarga yang lain.
2. Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan sekolah adalah sebagai
berikut.
a) tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsung
b) menghindari perkataan yang menyakiti hati guru atau teman, dan
c) menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan yang positif.
3. Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan tempat tinggal kita adalah
sebagai berikut.
a) menghindari penggunaan kata-kata yang menyakiti hati orang lain,
b) bergaul dengan tetangga dan masyarakat sekitar sesuai dengan norma
lingkungan, dan
c) tidak membuat keonaran di kampung.

c. Cara mengendalikan diri


     Di dalam perjalanan hidup manusia dihadapkan kepada berbagai
permasalahan yang dapat mengubah sifat asli manusia, sebagai hasil
interaksi antara motivasi ( ke mana tujuan ), analisis penalaran, dan
tindakan, berkaitan dengan adanya tantangan dan hambatan untuk mencapai
apa yang dicita-citakan. Adapun pedoman dalam mengendalikan diri, yaitu:
1. Keseimbangan hidup
Ada tiga bidang kehidupan yang harus diseimbangkan oleh seseorang, yaitu:
1)kehidupan kerja; 2) kehidupan keluarga; dan 3) kehidupan pribadi.
Keseimbangan di antara ketiga bidang tersebut dapat membuat seseorang
hidup dalam keteraturan dan menjadi tanda bahwa orang itu dapat
mengelola hidupnya.
2. Memahami diri sendiri
Pengaturan diri meliputi tindakan memahami cara yang Anda sukai untuk
melakukan pekerjaan. Kalau Anda ingin mendapatkan manfaat maksimal
dari kehidupan dan pekerjaan, Anda perlu memahami cara yang lebih
disukai dalam bekerja. Dengan cara ini, Anda dapat mengatur diri sebaik -
baiknya dan dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan merupakan
apa yang Anda inginkan.
3. Bersikap efektif
Untuk dapat mengatur diri secara efektif, Anda harus memutuskan apa yang
ingin Anda raih. Berarti bahwa Anda harus mandiri dalam mendefinisikan
tujuan dan menetapkan apa yang Anda kerjakan. Keadaan ini membuat
Anda berhenti menerima tambahan tugas yang tidak mungkin dilakukan dan
akan memastikan bahwa Anda mengonsentrasikan usaha Anda untuk hasil
yang terbaik.
4. Memegang kepemimpinan
Untuk mengatur diri, Anda perlu memegang kepemimpinan atas diri Anda
dan membuat segalanya menjadi kenyataan.
5. Bergaul dengan orang lain
Hampir semua aktivitas melibatkan Anda untuk bergaul dengan orang lain
melalui banyak cara. Apa pun yang Anda lakukan, apakah Anda bekerja
dengan orang lain atau bekerja sendiri, Anda perlu berhubungan dengan
orang lain untuk mencapai tujuan Anda. Cara Anda bergaul akan
berpengaruh dalam pengaturan diri Anda.
6. Hidup secara positif
Dengan memiliki filsafat yang dapat membuat Anda merasa cukup
sejahtera, sangat menentukan cara yang Anda ambil untuk mengatur diri.
    Selain berpatokan pada enam pedoman di atas, hal yang tak kalah
pentingnya adalah menghindari sifat – sifat yang tidak terpuji, seperti : iri
hati / dengki, sombong, membanggakan diri sendiri, pemarah, Riya, kikir,
nafsu ingin terhormat dan terkenal, menjelekkan teman, adu domba, malas,
suka berdusta, dan pembual. Sebaliknya seseorang seharusnya memiliki
sifat – sifat yang terpuji, seperti : pemaaf, cermat, sederhana, sabar, syukur,
ikhlas, tawakal, dan disiplin.

d. Hikmah orang yang dapat mengendalikan diri


• Hidup akan terasa damai. Orang yang dapat mengendalikan dirinya sendiri
pasti hidupnya akan damai, mengapa demikian ? Itu karena orang yang
dapat menahan diri dari emosinya , pikirannya akan terasa lebih damai dan
terasa tidak ada beban dalam otaknya.
• Mampu menerima kegagalan. Ada pepatah mengatakan “kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda” bagi orang yang tidak dapat mengendalikan diri
setiap menemui kegagalan dia pasti akan menunjukkan emosinya terlebih
dahulu dibandingkan dengan berpikir apa penyebab kegagalannya. Berbeda
dengan orang yang dapat mengontrol diri , dia akan menenangkan
pikirannya dan akan berpikir tentang apa penyebab kegagalannya serta
mencari jalan keluarnya.
• Dapat terjaga dari nafsu dan tidak akan mengganggu atau dapat
mempengaruhi anggota badan dengan perbuatan yang melanggar peraturan.
Orang yang sudah dikendalikan oleh emosinya akan cenderung membuat
keributan dan bahkan akan dapat menghasut orang lain untuk mengikutinya.
• Memperteguh/memperkuat keimanan dan jati diri. Orang yang dapat
mengendalikan diri pasti mempunyai keimanan, karena keimanan adalah
ajaran agama dan semua agama mengajarkan untuk menjaga diri dari yang
namanya emosi. Orang yang dapat mengontrol diri juga akan mempunyai
karakteristik dan jati diri yang berbeda dari orang lain.
• Memiliki pribadi yang baik dan akhlak yang mulia. Seseorang dengan
pribadi yang baik dan akhlak yang mulia pasti memiliki kontrol diri yang
baik pula, itu karena kontrol diri atau pengendalian diri dibutuhkan untuk
mengontrol emosi. Orang dikatakan baik apabila dapat mengontrol
emosinya dan bertindak secara tenang.
• Membentuk hamba yang dapat lebih bertanggung jawab. Jika seseorang
melakukan kesalahan dan dituntut untuk bertanggungjawab atas
kesalahannya. Orang yang dapat mengendalikan diri akan segera mencari
solusi atas segala permasalahannya dengan kepala dingin. Sebaliknya orang
yang tidak dapat mengontrol diri akan cenderung meluapkan emosinya yang
justru akan mendatangkan masalah baru.

B. Kesimpulan dan Saran

1) Kesimpulan
Manajemen diri atau pengendalian diri sangat penting dilakukan oleh
seseorang dalam kehidupan sehari – hari . Pada dasarnya pengendalian diri
terdiri dari tiga unsur, yaitu : perkataan, pikiran dan perbuatan. Tiga unsur
tersebut menjadi tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui
seseorang dapat mengendalikan diri atau tidak. Unsur – unsur tersebut
memiliki kaitan yang sangat erat. Seseorang yang dapat mengendalikan diri
memiliki ciri dalam perkataannya sesuai dengan apa yang dipikirkannya dan
tindak lanjut atau implementasi dari dua hal tersebut adalah tindakan atau
perbuatan. Jadi, pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan sehari – hari
agar dalam kehidupan sosialnya manusia tidak saling merampas hak
manusia lain, sehingga kehidupan sosial manusia akan berjalan dengan
tenang dan damai.

2) Saran
Setiap mahasiswa sebaiknya membekali diri mereka sendiri dengan
pengetahuan tentang pengendalian diri yang baik. Menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari dapat membuat hidup selebih baik dan hubungan
antar manusia akan terlihat sangat harmonis.
RINGKASAN
        Pengendalian diri adalah tindakan mengendalikan atau mengarahkan
tingkah laku seseorang, sebagai upaya pencegahan (preventif), sebagai suatu
tindakan penundaan pemuasan kebutuhan, sebagai suatu keterampilan,
keahlian, potensi, perbuatan untuk pembinaan tekad.
     Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka pengendalian diri
dalam penelitian ini memiliki maksud sebagai kemampuan yang dimiliki
oleh individu untuk mengarahkan dirinya mendekati tujuan yang diharapkan
dengan jalan mendisiplinkan diri dan melakukan penundaan terhadap
perilaku yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
       Adapun contoh dari pengendalian diri, seperti : mengatur kehidupan
dengan baik, menghindari perkataan yang dapat menyakiti atau
menyinggung perasaan orang lain, mengatur waktu sebaik mungkin dan lain
sebagainya.
         Dalam kehidupan sehari – hari kita perlu menerapkan pedoman –
pedoman mengendalikan diri, seperti : keseimbangan hidup, memahami diri
sendiri, bersikap efektif, memegang kepemimpinan, bergaul dengan orang
lain, dan hidup secara positif.
       Setelah melakukan hal – hal di atas , maka kita akan mendapatkan
manfaat atau hikmah dari pengendalian diri tersebut. Hikmah yang kita
dapat adalah menjadikan hidup lebih damai, mampu menerima kegagalan
dengan lapang dada, terjaga dari hawa nafsu, menguatkan iman,
menciptakan pribadi yang baik dan berakhlak mulia serta membentuk rasa
tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo,soedito,dkk.2018.Pendidikan Karakter Jati Diri


UNSOED.Purwokerto: UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
http://seputarpengertian.blogspot.com/2015/08/pengertian-pengendalian-
diri.html?m=1
https://kliksma.com/2016/10/3-contoh-sikap-pengendalian-diri.html
http://www.habibullahurl.com/2015/01/hikmah-pengendalian-diri-
prasangka-baik-persaudaraan.html

Anda mungkin juga menyukai