Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Npm : 202101500979
Kelas : R2L
Dosen : Slamet Hamid, Drs., M.Pd.
2) Faktor sosiopsikologis
Dalam faktor ini terdapat sebuah komponen emosional dari kehadiran faktor
sosiopsikologis pada seseorang. Komponen yang satu ini berkaitan dengan komponen
kognitif dan juga kehadiran aspek intelektual manusia. Komponen yang satu ini juga
berpengaruh pada kebiasaan dan juga kemauan individu untuk melakukan berbagai
tindakan.
Karena manusia makhluk sosial maka dari proses sosial diperoleh beberapa
karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklasifikasikan ke
dalam tiga komponen yaitu afektif , kognitif dan konatif. Komponen yang pertama
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Kognitif adalah aspek
intelektual yang berkaitan dengan apa yang dimaksud manusia, komponen konatif
adalah aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
a) komponen kognitif
b) komponen afektif
c) komponen kognatif
2. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis ? Coba anda jawab dengan mengacu pada
beberapa ahli.
1) Menurut Ennis, berpikir kritis adalah suatu berpikir dengan tujuan membuat
keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Berpikir kritis
merupakan kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir
untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengajian kebenaran berdasarkan
pola penalaran tertentu.
2) Menurut Halpen, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau
strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran.
3) Pendapat senada juga dikemukakan oleh Anggelo, bahwa berpikir kritis adalah
mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan
menganalisis, menyintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya,
menyimpulkan, dan mengevaluasi.
4) Menurut Tapilouw, berpikir kritis merupakan cara berpikir disiplin dan
dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini mengikuti alur logis dan rambu-
rambu pemikiran yang sesuai dengan fakta atau teori yang diketahu. Tipe berpikir
ini mencerminkan pikiran yang terarah.
Jadi berpikir kritis ini merupakan suatu pola pikir atau kemampuan
berpikir yang menyeluruh dan membutuhkan pemahaman yang kompleks
terhadap suatu permasalahan, dimana tidak hanya memberikan tanggapan
terhadap suatu masalah, namun juga meneliti dan menindak lanjutinya, mencoba
mengidentifikasinya lebih lanjut dan mengembangkannya menjadi lebih baik lagi
dari sebelumnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang sempurna tentang
suatu hal
1. Guru dapat memberikan topik atau isu yang dimunculkan dalam suatu pembelajaran
sehingga dapat melatih siswa untuk berpikir secara objektif. Contoh : siswa di berikan
materi tentang kerusakan alam kemudian siswa dapat mengidentifikasi faktor apa yang
dapat mempengaruhi atau menyebabkan kerusakan alam.
2. Meningkatkan rasa percaya diri. Guru harus melakukan pembelajaran yang menarik
akan membuat siswa mau bertanya sehingga kondisi pembelajaran menjadi interaktif.
Contoh dengan bertanya dan berdiskusi siswa menjadi jauh lebih paham akan materi
yang dipelajari.
4. Mandiri dalam berpikir adalah suatu sikap berani berpikir sendiri. di kondisi pandemi
seperti ini tentunya pembelajaran di sekolah tidaklah seperti dulu. Para siswa dibatasi saat
pembelajaran di sekolah. Contoh guru memberikan penugasan berupa identifikasi
masalah di lingkungan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar masing-masing siswa.
5. Membangun Pondasi Ilmu. Guru sebaiknya tidak hanya mengajarkan materi di dalam
buku saja. Hendaknya guru dapat mengembangkan materi tersebut. Guru juga bisa
membangun pondasi ilmu dengan meningkatkan minat baca siswa. Contoh: mengadakan
giat literasi membaca buku
6. Mengajak siswa untuk menulis. Salah satu cara mengajarkan siswa untuk berpikir
kritis yaitu dengan menulis. Lewat menulis siswa memikirkan dahulu sebelum
mengambil keputusan atau suatu kesimpulan yang terbaik.
7. Memberikan evaluasi untuk membuktikan agar pendapat siswa tersebut valid atau
tidak.
8. Memperhatikan kondisi siswa. Dalam kondisi pandemi seperti ini kegiatan belajar
mengajar masih bisa dilakukan baik saat tatap muka maupun daring. Dalam proses
pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi zoom.