Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

“BELAJAR SOSIAL (Albert Bandura)”

Oleh :
Kelompok 11

Hanifatul Oktiza NIM: 2130108043


Indah NIM: 2130108045
Novika Rahmadani NIM: 2130108065
Rahma Illahi NIM: 2130108074

Dosen Pengampu :
Dr. Rahmat Hidayat, M.Ag., M.Pd

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING (BK.B)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah Psikologi Kepribadian ini yang berjudul
“Belajar Sosial (Albert Bandura)” tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
juga penulis sampaikan kepada kekasih Allah junjungan kita Nabi Muhammad
Saw yang telah selalu membimbing kita kejalan yang baik dan benar, semoga kita
tetap sebagai pengikut sunnahnya sampai akhir zaman nanti. Aamiin ya robbal
alamin.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Rahmat
Hidayat, M.Ag., M.Pd yang telah sabar memberikan materi dan pengajaran,
ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini memberi dampak positif bagi pembaca, kritik dan
saran yang membangun akan sangat diperlukan untuk kesempurnaan makalah ini
di kemudian hari untuk penulisan makalah berikutnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Batusangkar, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Struktur Kepribadian...............................................................................3
B. Dinamika Kepribadian.............................................................................5
C. Perkembangan Kepribadian.....................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................10


A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori belajar sosial,
salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada
komponen kognitif dari fikiran, pemahaman, dan evaluasi. Albert Bandura
seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar sosial. Eksperimen
yang sangat terkenal adalah adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) yang dikemukakan
oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta
faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor
kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan,
faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya.
Menurut Bandura, ketika siswa belajar, mereka dapat
merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara
kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang
terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan
lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi
lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku.
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar
perilaku yang tradisional (behavioristik), yang menekankan pada perilaku,
lingkungan dan faktor kognisi sebagai kunci dalam perkembangan
individu. Secara umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah
seperti robot yang tidak mempunyai pikiran dan menurut saja sesuai
dengan kehendak pembuatnya. Namun, manusia mempunyai otak yang
dapat berfikir, menalar, dan menilai, ataupun membandingkan sesuatu
sehingga dapat memilih arah bagi dirinya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diuraikan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk struktur kepribadian menurut Albert Bandura?
2. Bagaimanakah bentuk dinamika kepribadian menurut Albert Bandura
melalui teori belajar sosial?
3. Bagaimanakah bentuk perkembangan kepribadian seseorang melalui
teori Albert Bandura?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diuraikan tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk struktur kepribadian menurut Albert Bandura.
2. Untuk mengetahui bentuk dinamika kepribadian menurut Albert
Bandura melalui teori belajar sosial.
3. Untuk mengetahui bentuk perkembangan kepribadian seseorang
melalui teori Albert Bandura.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka dapat diuraikan manfaat
penulisan sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui bentuk perkembangan kepribadian seseorang
melalui teori Albert Bandura.
2. Dapat mengetahui bentuk perkembangan kepribadian seseorang
melalui teori Albert Bandura.
3. Dapat mengetahui bentuk perkembangan kepribadian seseorang
melalui teori Albert Bandura.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Kepribadian
1
Teori belajar sosial merupakan teori yang dikembangakan oleh Albert
Bandura seorang ahli psikologi pendidikan dari Stanford University, USA.
Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Albert
Bandura mendeskripsikan struktur kepribadian seseorang yang terdiri dari
(Alwisol, 2014):
1. Sistem Self (Self System)
Bandura berpendapat bahwa self sebagai salah satu determinan tingkah
laku yang tidak dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan dan
kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self diakui sebagai unsur struktur
kepribadian. Sistem self itu bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah
laku, tetapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman
mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan
pengaturan tingkah laku.
2. Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir untuk memanipulasi lingkungan
sehingga terjadi perubahan melalui strategi reaktif dan proaktif. Strategi
reaktif digunakan untuk mencapai tujuan, lalu ketika tujuan hampir
tercapai, strategi proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi.
Seseorang memotivasi dan membimbing tingkah lakunya sendiri melalui
strategi proaktif agar dapat memobilisasi kemampuan dan usaha apa saja
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada 2 proses yang
mempengaruhi regulasi diri yaitu:
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan 2 cara, yaitu
memberi standar untuk mengevaluasi tingkah laku dan penguatan.

1
Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

3
Faktor lingkungan berinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi,
membentuk standar evaluasi diri seseorang. Standar tingkah laku
dan penguatan biasanya bekerja sama. Saat individu telah
mencapai standar tingkah laku tertentu, perlu penguatan agar
tingkah laku tersebut menjadi pilihan untuk diulangi.
b. Faktor Internal
Faktor internal dalam regulasi diri terdiri dari 3 bentuk pengaruh
internal yang meliputi:
1) Observasi diri
Individu harus mampu memonitor kinerjanya dan apa yang
diobservasi tergantung pada minat serta konsep dirinya.
2) Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental
process)
Individu melihat kesesuaian tingkah laku dengan standar
pribadi yang bersumber dari pengalaman mengamati
model, membandingkan tingkah laku dengan norma
standar atau tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan
pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi
performansi.
3) Reaksi diri afektif
Berdasarkan pengamatan dan judgement, seseorang akan
mengevaluasi diri sendiri secara positif (menghadiahi) atau
negatif (menghukum diri sendiri).
3. Efikasi Diri (Self Effication)
2
Efikasi diri atau efikasi ekspektasi adalah persepsi diri sendiri mengenai
seberapa mampu diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu dan keyakinan
diri mampu melakukan tindakan yang diharapkan. Efikasi adalah
penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk,
tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuatu sesuai dengan
yang dipersyaratkan. Perubahan tingkah laku, dalam ssstem Bandura
kuncinya adalah perubahan ekspektasi efikasi (efikas diri). Efikasi diri
dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah
satu atau

4
2
Ibid, hal 360

5
kombinasi empat sumber, yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi,
pengalaman vikarius, persuasi social, dan pembangkitan emosi.

Efikasi Lingkungan Prediksi hasil tingkah laku

Tinggi Reponsif Sukses, melaksanakan tugas yang


sesuai dengan kemampuannya.
Rendah Tidak responsif Depresi, melihat orang lain sukses
pada tugas yang dianggapnya sulit.

Tinggi Tidak responsif Berusaha keras mengubah lingkungan


menjadi responsive, melakukan protes,
aktivitas sosial, bahkan memaksakan
perubahan.

Responsif Orang menjadi apatis, pasrah, merasa


tidak mampu.

B. Dinamika Kepribadian
3
Menurut Bandura, motivasi adalah konstruk kognitif yang mempunyai
dua sumber, gambaran hasil pada masa yang akan datang (yang dapat
menimbulkan motivasi tingkah laku saat ini), dan harapan keberhasilan
didasarkan pada pengalaman menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan. Dengan
kata lain, harapan mendapat reinforcement pada masa yang akan datang
memotivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu (Alwisol, 2014).
Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar. Nmaun orang
juga dapat belajar dengan penguatan:
a. Penguatan Vikarus (viarious reinforcement): mengamati orang
lain yang mendapat penguatan, membuat orang ikut puas dan
belaar gigih agar menjadi seperti orang itu.

3
Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

6
b. Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement): orang terus
menerus berbuat tanpa mendapat penguatan, karena yakin akan
mendapat penguatan yang sangat memuaskan pada masa yang
akan datang.
c. Tanpa Penguatan (Beyond reinforcement): belajar tanpa ada
reinforcement sama sekali, mirip dengan konsep otonomi
fungsional dari Allport.

4
Dikutip dari (Lawrence A. Pervin: 2010) menyatakan bahwa menurut
Bandura ekspektasi penguatan dapat dikembangkan dengan mengenali dampak
dari tingkah laku, pengamatan terhadap praktek mengganjar dan menghukum
tingkah laku orang lain yang di lingkungan social, dan mengganjar dan
menghukum tingkah lakunya sendiri. Orang dapat mengganjar dan
menghukum tingkah laku sendiri dengan menerima diri atau mengkritik diri.
Penerimaan dan kritik diri ini sangat besar perannya dalam membimbing
tingkah laku, sehingga tingkah laku orang menjadi tetap (konsisten), tidak terus
menerus berubah akibat adanya perubahan sosial.

C. Perkembangan Kepribadian
5
Dikutip dari (Suwartini, S: 2016) menerangkan bahwa menurut Bandura
dalam teorinya yaitu teori belajar, perkembangan kepribadian terdiri dari:
1. Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa reinforcement
yang nyata. Belajar melalui observasi jauh lebih efisien disbanding belajar
melalui pengalaman langsung. Melaui observasi orang dapat memperoleh
respon yang tidak terhingga banyaknya, yang mungkin diikuti dengan
hubungan atau penguatan. Belajar melalui observasi terdiri dari:

4
Lawrence A. Pervin. (2010). Psikologi Kepribadian (Teori dan Penelitian). Jakarta: Kencana
Prenada Media Grouop.
5
Suwartini, S. (2016). Teori Kepribadian Social Cognitive: Kajian Pemikiran Albert Badura
Personality Theory Social Cognitive: Albert Bandura. Jurnal Al-Tazkiyah, 5(1).

7
a. Peniruan (Modelling)
Inti belajar melalui observasi adalah modeling. Peniruan atau
meniru sesungguhnya tidak tepat untuk menggantikan kata
modeling, karena modeling bukan sekedar menirukan atau
mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain), tetapi
modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah
laku yang teramati, sekaligus melibatkan proses kognitif. Bentuk-
bentuk modeling terdiri dari:
1. Modeling Tingkahlaku Baru
Stimuli berbentuk tingkah laku model ditransformasi
menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi
ditransformasi manjadi symbol verbal yang dapat diingat
Kembali suatu saat nanti. Keterampilan kognitif yang
bersifat simbolik ini, membuat orang dapat mentransform
apa yang dipelajarinya atau menggabung-gabung apa yang
diamatinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah
laku baru.
2. Modeling Mengubah Tingkahlaku Lama
Modeling mempunyai dua macam dampak tingkah laku.
Pertama, tingkah laku model yang diterima secara sosial
dapat memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat.
Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara
sosial dapat memperkuat atau mempermudah pengamat
untuk melakukan tingkah laku yang tidak diterima secara
sosial, tergantung apakah tingkah laku model itu diganjar
atau dihukum.
3. Modeling Simbolik
Film dan televisi menyajikan contoh tingkah laku yang tak
terhitung yang mungkin mempengaruhi pengamatnya.
Sajian itu berpotensi sebagai sumber model tingkah laku.

8
1) Modeling Kondisioning
Modeling semacam ini banyak dipakai untuk mempelajari
respon emosional. Pengamat mengobservasi model tingkah
laku emosional yang mendapat penguatan. Muncul respon
emosional yang sama di dalam diri pengamat.

2. Faktor-Faktor Penting Dalam Belajar Melalui Observasi


6
Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar belajar
melalui observasi dapat terjadi, yaitu:
a. Perhatian (attention process)
Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan
modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkah laku
yang diamati bagi si pengamat.
b. Representasi (representation process)
Tingkah laku yang akan ditiru, haru disimbolisasikan dalam
ingatan. Baik dalam bnetuk verbal maupun dalm bentuk
gambaran/imajinasi.
c. Peniruan tingkah laku model
Sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkannya
ke dalam ingatan, orang lalu bertingkah laku.
d. Motivasi dan Penguatan (motivation and reinforcement process)
Observasi memudahkan orang untuk menguasai tingkahlaku
tertentu, tetapi kalua motivasi itu tidak ada, tidak akan terjadi
prosses belajar.

3. Dampak Belajar
7
Dikutip dari (Prawira, dkk: 2014) menjelaskan bahwa setiap kali
respon dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi, ada yang
konsekuensinya menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang

6
Ibid, hal 368
7
Prawira,Atmaja, Purwa. (2014). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.

9
tidak masuk kekesadaran sehingga dampaknya sangat kecil. Konsekuensi
dari suatu respon mempunyai tiga fungsi:
a. Pemberi informasi
Memberi informasi mengenai dampak dari tingkah laku, informasi
ini dapat disimpan untuk dipakai membimbimng tingkah laku pada
masa yang akan datang.
b. Memotivasi tingkahlaku yang akan datang
Tingakah laku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan
datang, dimana pemahaman mengenai apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman mengenai
konsekuensi suatu tingkah laku.
c. Penguat tingkahlaku
Keberhasilan akan menjadi penguat sehingga tingkah laku menjadi
berpeluang diulangi, sebaliknya kegagalan akan membuat tingkah
laku cenderung tiding diulang.

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan materi diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) yang
dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan
kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran.
Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih
keberhasilan, faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku
orang tuanya.
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar
perilaku yang tradisional (behavioristik), yang menekankan pada perilaku,
lingkungan dan faktor kognisi sebagai kunci dalam perkembangan
individu. Secara umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah
seperti robot yang tidak mempunyai pikiran dan menurut saja sesuai
dengan kehendak pembuatnya. Namun, manusia mempunyai otak yang
dapat berfikir, menalar, dan menilai, ataupun membandingkan sesuatu
sehingga dapat memilih arah bagi dirinya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah menyadari masih banyak kekurangan
dan tidak luput dari kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
pemakalah sangat mengharapkan kepada pembaca kritik dan saran yang membangun
akan sangat diperlukan untuk kesempurnaan makalah ini di kemudian hari untuk
penulisan makalah berikutnya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.


Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Suwartini, S. (2016). Teori Kepribadian Social Cognitive: Kajian Pemikiran
Albert Badura Personality Theory Social Cognitive: Albert Bandura.
Jurnal Al- Tazkiyah, 5(1).
Prawira,Atmaja, Purwa. (2014). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Lawrence A. Pervin. (2010). Psikologi Kepribadian (Teori dan Penelitian).
Jakarta: Kencana Prenada Media Grouop.

Anda mungkin juga menyukai