reputasi yang demikian tinggi, sehingga pada tahun 1974 Bandura dipercaya
orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku
Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut sosial
aspek, yakni :
2) Regulasi Diri
penguatan (reinforcement).
4) Efikasi Kolektif
gambaran hasil dan harapan keberhasilan yang akan dicapai. Harapan diperkuat dengan
adanya reinforsemen agar motivasi seseorang untuk bertingkah laku sekaligus dengan
orang juga dapat belajar dengan penguatan yang diwakilkan (vicarious reinforcment),
reinforcement).
Teori belajar sosial kognitif menjelaskan bahwa orang dapat belajar dengan hanya
mengobservasi perilaku orang lain. Bandura meyakini belajar melalui observasi jauh
lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman langsung. Melalui observasi orang
dapat memperoleh respon yang banyak, yang diikuti dengan hubungan atau penguatan.
tingkah laku baru. Orang yang diamati disebut model, dan proses ini juga dikenal
dengan modeling. Belajar melalui permodelan merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindari dan model ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan
kepribadian. Misalnya, anak-anak bersikap asertif, percaya diri, dan dapat belajar
bahasa melalui observasinya terhadap kedua orang tua, guru, saudara, maupun teman.
yaitu pertama, perhatian (attention) yang dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan
modelnya. Kedua, representasi di mana tingkah laku yang hendak ditiru oleh individu
harus disimbolkan dalam ingatan, baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk
gambaran atau imajinasi. Ketiga, peniruan tingkah laku model. Yang keempat adalah
observasi, dalam observasi selain ada hal pendukungnya juga menimbulkan beberapa
dampak. Dampak dari belajar (observasi) dengan melibatkan kognitif pada diri individu
menimbulkan beberapa konsekuensi, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak.
Konsekuensi dari respon belajar memiliki tiga fungsi yaitu sebagai pemberi informasi,
memotivasi tingkah laku individu yang akan datang, serta penguatan tingkah laku.
Konsep sehat menurut Bandura adalah regulasi diri atau kemampuan mengontrol
perilaku sendiri yang merupakan salah satu dari sekian penggerak utama kepribadian
manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam proses regulasi diri yakni :
terus diawasi
2) Penilaian, yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku
3) Respon diri, yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah
Teori belajar sosial Bandura menekankan pada kognitif dari pikiran, pemahaman
dan evaluasi. Pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi
berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya. Yakni
opportunity).
Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pola belajar sosial jenis ini. Tujuan dari teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan hubungan yang saling
berpengaruh atau berkaitan. Menurut Albert Bandura, tingkah laku sering dievaluasi,
yakni bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal
Jadi teori belajar sosial bandura ini menjelaskan mengenai tentang hubungan
kepribadian, lingkungan, dan tingkah laku manusia merupakan hasil interaksi timbal
balik yang terus menerus antara faktor-faktor penentu yaitu: faktor internal seperti
kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan manusia, dan ada
juga faktor eksternal yaitu lingkungan. Proses ini di sebut dengan “ reciprocal
Dalam hal ini, Bandura menyetujui keyakinan dasar behaviorisme yang mempercayai
“conditioning” bukan proses yang mekanis, manusia menjadi partisipan yang pasif.
Sebaliknya, manusia itu aktif mencari dan memproses informasi tentang lingkungannya
Sosial Bandura
hukuman atau yang mana yang tidak mendapat penguatan. Contohnya, Anak-
anak mengamati karakter di televisi contohnya, dan mengulangi lagi apa yang
didengar atau dilihat, jadi mereka tidak perlu melakukan sendiri beragam
perilaku secara acak dan berharap mengetahui mana yang akan dihargai mana
yang tidak.
melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak
apabila manguasai secara tuntas apa yang dipelajari. Model tidak harus
perhatiannya.
kekuatan fisik.
d) Fase Motivasi
kekuatan fisik.
Menurut Bandura, meniru tingkah laku baru dengan melihat tingkah laku orang
oleh Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963)10, mendapati peniruan boleh
berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru)
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri
mengemukakan teori pembelajaran peniruan. Dalam teori ini beliau telah menjalankan
kajian bersama Walter (1963) atas kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka
menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi dan menumbuk sambil
diarahkan untuk bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang
mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam video
Serta ada subjek untuk memberi perhatian atau tumpuan yang memiliki
laku.
4) Motivasi. Penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.
Kelebihan teori Albert Bandura, yakni teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
memandang tingkah laku manusia bukan semata–mata reflex atas stimulus ( S-R bond),
melainkan juga akibat reaksi yang timbul karena adanya interaksi antara lingkungan
(pembiasan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar social
anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan
Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan ada kalanya cara peniruan
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang
menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative,
Teori belajar sosial ini hanya memfokuskan pada penggabungan kognitif internal
dan perilaku sosial saja, namun hubungan timbal balik antar faktor yang saling