Anda di halaman 1dari 23

Psikologi Kepribadian

Teori Psikologi Albert Bandura


Hi..it’s me, Albert Bandura
Sneak Peek:
• Tokoh dari mazhab behavioristik
• Bandura adalah seorang Psikolog dari
University of Iowa, USA & Presiden APA
tahun 1974
• Sebagai staff pengajar di psikologi
Stanford University
• Dikenal dengan teori pembelajaran
sosial (Social Learning Tehory)
• Menekankan aspek kognitif,
pemahaman dan evaluasi 
• Experimen “Boneka Bobo”/Sleeping Doll
adalah yang paling dikenal
• Albert Bandura adalah salah seorang
behavioris yang meneliti beberapa kasus,
salah satunya adalah kenakalan remaja.
• Menurutnya lingkungan membentuk
perilaku dan perilaku membentuk
lingkungan.
• Selain itu, menurutnya kepribadian
merupakan hasil dari interaksi tiga hal,
yaitu lingkungan, perilaku, dan proses
psikologi seseorang.(Determinisme
Resiprokal).
Bandura sangat terkenal dengan teori Eksperimen yang sangat terkenal
pembelajaran sosial, konsep dalam adalah eksperimen “Bobo Doll” yang
aliran behaviorisme yang menekankan menunjukkan anak–anak meniru
pada komponen kognitif dari fikiran, seperti perilaku agresif dari orang
pemahaman dan evaluasi. dewasa disekitarnya.

Bandura mengembangkan model


deterministic resipkoral yang terdiri
dari tiga faktor utama yaitu
perilaku, person/kognitif dan
lingkungan.
Faktor yang berinteraksi dalam proses
pembelajaran – Determinisme Resiprokal

Faktor
Faktor lingkungan Perilaku lingkungan Perilaku
person/kognitif

• Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama


pembawaan personalitas dan temperamen.
• Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran
dan kecerdasan.
Self Efficacy
• Faktor person (kognitif) memainkan peranan
penting, faktor person (kognitif) yang dimaksud
adalah self-efficacy atau efikasi diri.
• Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki
efikasi diri yang tinggi akan sangat
mudah dalam menghadapi tantangan.
• Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki
kepercayaan yang penuh dengan kemampuan
dirinya.
• Individu ini menurut Bandura (1994) akan
cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit
dari kegagalan yang ia alami.
• Menurut Bandura proses mengamati dan
meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai
model merupakan tindakan belajar.
• Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia
dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan.
• Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis
ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya
dan dibesarkan di dalam lingkungan judi,
maka dia cenderung untuk memilih bermain
judi, atau sebaliknya menganggap bahwa
judi itu adalah tidak baik.
• Bandura dan rekan-rekannya merintis pekerjaan di bidang modeling
sosial dan menunjukkan bahwa pemodelan adalah proses yang kuat
yang menjelaskan beragam bentuk pembelajaran (lihat Bandura
1971a, 1971b; Bandura & Walters, 1963)
• Bandura dan rekan-rekannya mengembangkan teori pembelajaran
sosial dan peran menonjol dari pembelajaran observasional dan
pemodelan sosial pada motivasi, pemikiran, dan tindakan manusia.
• Pada pertengahan 1980-an Bandura mengganti nama teorinya
menjadi social cognitive theory, yang menjelaskan bagaimana kita
berfungsi sebagai pengorganisir diri, proaktif, self-reflektif, dan
makhluk pengatur diri sendiri (lihat Bandura, 1986).
• Gagasan ini menyatakan kita tidak hanya organisme reaktif yang
dibentuk oleh kekuatan lingkungan atau didorong oleh impuls batin.
• Bandura telah menghasilkan banyak bukti empiris yang menunjukkan
pilihan hidup yang kita miliki dalam semua aspek kehidupan kita.
• Self-Efficacy: Locus Control (Bandura, 1997), Bandura menunjukkan
aplikasi yang komprehensif dari teori self-efficacy untuk bidang-
bidang seperti pembangunan manusia, psikologi, psikiatri,
pendidikan, kedokteran dan kesehatan, atletik, bisnis, sosial dan
perubahan politik, dan hubungan internasional.
• Bandura berkonsentrasi pada empat bidang penelitian:
• (1) kekuatan pemodelan psikologis dalam membentuk pikiran, emosi, dan
tindakan;
• (2) mekanisme lembaga manusia, atau cara orang mempengaruhi motivasi
dan perilaku mereka sendiri melalui pilihan;
• (3) persepsi masyarakat tentang keberhasilan mereka lebih dipengaruhi
kegiatan latihan yang mempengaruhi kehidupan mereka; dan
• (4) bagaimana reaksi stres dan depresi disebabkan.
• Bandura telah menunjukkan bahwa individu perlu rasa self-efficacy
dan ketahanan untuk menciptakan kehidupan yang sukses dan untuk
memenuhi hambatan yang tak terelakkan dan tantangan yang mereka
hadapi.
Eksperimen Albert Bandura

Bandura  tokoh behaviorisme yang memasukkan unsur kognitif pada teorinya.

Bandura percaya bahwa proses kognitif juga mempengaruhi Observational Learning.

Menurutnya, belajar akan sulit dan memakan waktu yang cukup lama jika belajar dengan cara trial-
and-error.

Salah satu kontribusi yang penting dan terkenal dari Albert Bandura adalah teori peniruan atau
modeling.

Penjelasannya bahwa manusia belajar tidak hanya dengan classical dan operant conditioning, tetapi
juga dengan mengamati perilaku orang lain.
The Bobo Doll
• Bandura melakukan penelitian pada manusia
yaitu dua orang anak untuk mengetahui
keagresifan atau rasa ketakutan mereka.
• Dia menempatkan kedua anak tersebut di
laboratoriumnya dengan kondisi yang sama
dan perlakuan yang berbeda, kemudian
memperbandingkan proses belajarnya
dengan menggunakan tontonan film.
• Bandura memposisikan anak pertama pada
satu ruangan yang telah tersedia satu buah
boneka besar yang telah diikat.
• Begitu juga dengan anak yang kedua
ditempatkan pada ruangan dengan kondisi
yang sama.
The Bobo Doll (Cont’d)
• Kemudian anak pertama diberikan
tontonan film action(film laga),
sedangkan anak yang kedua tidak
diberi tontonan film action tsb.
• Setelah perlakuan tersebut, kedua
anak itu dibiarkan berada pada
ruangannya masing–masing
dengan boneka yang telah
disiapkan sebelumnya.
The Bobo Doll (Cont’d)
• Sesaat kemudian, anak yang pertama menirukan segala
perilaku atau tindakan yang ada pada film yang telah ia tonton
sebelumnya.
• Sedangkan anak yang kedua, hanya diam dan memperhatikan
boneka yang ada dihadapannya tanpa melakukan hal–hal yang
bersifat action seperti pada anak yang pertama.
• Diasumsikan bahwa anak yang pertama lebih agresif
dibandingkan anak yang kedua.
• Pola belajar yang dilakukan oleh anak tersebut disebut
dengan modeling (peniruan).
• Dimana terlihat jelas bahwa anak yang pertama meniru segala
gerakan atau aksi yang dilakukan oleh pemain–pemain film
action yang ia tonton dan kemudian ia terapkan kepada
boneka bobo doll yang ada dihadapannya.
Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cara
belajar dengan modeling.
Teori Belajar Sosial

Asumsi yang mendasari teori belajar sosial adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari
beragam kecakapan bersikap maupun berprilaku dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari ini semua
adalah pengalaman-pengalaman tak terduga.

Meskipun manusia dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung namun lebih banyak
mereka pelajari dari aktivitas mengamati orang lain.

Teori Bandura yang sangat terkenal adalah teori belajar sosial yang menekankan pada kognitif dari pikiran,
pemahaman, dan evaluasi.
Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi
penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
persekitaran melalui peneguhan (reinforcement), pembelajaran peniruan
(observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu-
vice versa,

Yakni bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan


menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan
oleh orang lain (observational opportunity).
Dua Observational Learning
• Pembelajaran dengan mengamati jauh lebih efisien dari pada pembelajaran
dengan mengalami langsung.
• Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang
dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar
melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji
oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang
dialami orang lain atau vicarious reinforcement
• Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model
meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat
pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu
yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat
pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.
Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat
juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model
Empat Fase Pembelajaran Pengamatan
1. Fase Atensi / perhatian
• Pembelajaran pengamatan ialah memberikan perhatian pada orang/model yang
ditiru. Keinginan untuk meniru orang/model karena orang/model tersebut
mempunyai sifat dan kualitas hebat,berkuasa dan sifat-sifat lainnya.
• Keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan minat
pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya,semakin mudah
tertarik perhatiannya.
2. Fase Retensi / pengingatan
• Untuk dapat mengambil manfaat dari perilaku orang lain yang telah diamati, seorang
pengamat harus dapat mengingat apa yang telah dilihatnya. Setelah memperhatikan
tingkah laku yang sama dengan model tersebut, maka anak akan melakukan proses
retensi atau mengingat denga menyimpan memori menganai model yang dia
lihat dalam bentuk simbol-simbol dan kemudian menyimpan dalam ingatannya.
3. Memproduksi gerak motoric
• Komponen ketiga dalam proses peniruan adalah mengubah ide gambaran,
atau ingatan menjadi tindakan dan ini juga meliputi kekuatan fisik. Contoh :
seorang anak mengamati ayahnya yang sedang bermain bulu tangkis.
Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah
cukup kuat untuk memegang raket dan melakukan gerakan seperti ayahnya.
4. Fase Motivasi
• Fase terakhir dalam proses pembelajaran pengamatan ialah motivasi. Orang
tidak akan memperagakan atau melaksanakan setiap hal yang dipelajarinya
lewat proses pengamatan, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada.
Misalnya karena ada hadiah, maka anak akan melakukan hal itu, begitu juga
sebaliknya.
Ciri-Ciri Teori Peniruan
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai
dan lain -lain
3. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kecakapan demontrasi
guru sebagai model.
4. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan
peneguhan yang berpatutan.
5. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan
dgn tingkah laku atau gerak balas yg sesuai, diakhiri dengan pene
guhan positif.
Jenis Peniruan
• Peniruan langsung
• Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaranan yang dirancang untuk
mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan
setahap demi setahap.
• Ciri khas pembelajaranan ini adalah adanya modeling, iaitu suatu fasa di mana
seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana
suatu keterampilan itu dilakukan.
• Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.Contoh:
meniru gaya penari idola.
• Peniruan Tidak Langsung
• Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak langsung. Contoh:
meniru karakter yang dibaca dalam buku, memperhatikanseorang guru mengajar
rekannya.
• Peniruan gabungan.
• Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang
berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: pelajar meniru
gaya gurunya melukis dan cara mewarna daripada buku yang dibacanya.
• Peniruan Sesaat
• Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.
• Contoh: Meniru gaya fashion CFW, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.
• Peniruan Berkelanjutan
• Tingkah laku yang ditiru ditampilkan dalam hampir banyak situasi.
• Contoh: Meniru gaya bicara anak jaksel.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai