Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ALUR SOP KETERAMPILAN KLINIK

PEMASANGAN INFUS

Dosen Tutor :

Yusshy Kurnia, S.Kep., Ners., MNS

Disusun oleh :

KELOMPOK F2

Gantri Septiani 220110200072

Cahya Widyarahayu D. 220110200080

Haya Aisya H. 220110200082

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
JATINANGOR
2022
PANDUAN PENYUSUNAN MATERI/RESUME TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Nama Prosedur
Pemasangan infus merupakan tindakan memasukkan cairan atau obat ke dalam
tubuh melalui pembuluh darah vena dengan menggunakan alat infus set.

2. Tujuan Prosedur
a. Memberikan sejumlah cairan dan nutrisi pada pasien melalui intravena untuk
menggantikan cairan serta elektrolit yang hilang.
b. Memberikan berbagai jenis obat melalui intravena, seperti antibiotik,
antivirus, kortikosteroid, kemoterapi, dan immunoterapi.

3. Indikasi
Pemasangan infus dilakukan pada pasien dengan kriteria, sebagai berikut.
a. Dehidrasi
b. Mengalami perdarahan
c. Koma
d. Tidak bisa menelan
e. Memiliki gangguan pencernaan
f. Malnutrisi
g. RA
h. heumatoid arthritis
i. Stroke
j. Kanker
k. Keracunan
l. Serangan jantung
m. Penyakit autoimun
n. Infeksi parah atau sepsis
o. Penyakit kronis
4. Kontraindikasi
a. Inflamasi (bengkak, nyeri, dan demam)
b. Infeksi di lokasi pemasangan infus
5. Konsep secara singkat
Pemasangan infus adalah pemasukan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama dengan
menggunakan alat infus set (Poltekes kemenkes Maluku, 2011). Pemasangan
infus adalah suatu tindakan memasukan cairan elektrolit, obat, atau nutrisi ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan set infus (Hidayati, et al., 2014). Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara
adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit,
menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme,
memenuhi kebutuhan vitamin larut-air, serta menjadi media untuk pemberian obat
melalui vena (Mubarak, et al., 2015). Selain itu, sebagai pengobatan, mencukupi
kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit, memberi zat makanan pada pasien
yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut (Hidayati, et al., 2014).
Pemasangan infus intravena merupakan tindakan yang dilakukan dengan cara
memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set, bertujuan
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan (Maryunani, 2015).

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Sterilitas : Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak
menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak
masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis.
Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan standar sterilitas
tindakan, yaitu :
1. Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian
desinfektan (golongan iodium, alkohol 70%).
2. Cairan, jarum dan infus set harus steril.
3. Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan
antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas
di tangan.
4. Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan
tempat juga mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang
dewasa biasanya vena yang dipilih adalah vena superfisial di
lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di
daerah frontal kepala.
b. Fiksasi : Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser
atau tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan
menusuk dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau
trombosis.
c. Pemilihan cairan infus : Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan
tujuan pemberian cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan : Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh
maka tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih
tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan
tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat
sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah. Kecepatan tetesan
cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak
selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya.
e. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak
terlipat atau terlepas sambungannya.
f. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada
penggunaan kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah
tersumbat.
g. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
h. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah
terpasang

7. Alat yang dibutuhkan


1) Cairan infus sesuai kebutuhan
2) Infus set
3) i.v cannula ukuran 20 untuk dewasa
4) Plester
5) Gunting
6) Set dressing infus
7) Kasa betadine
8) alcohol swab
9) Bengkok
10) Tourniquet
11) Sarung tangan bersih
12) Pengalas/perlak
13) Tiang infus

8. SOP

NO. PROSEDUR

1. PENGKAJIAN
Persiapan Alat:
● Cairan infus sesuai kebutuhan
● Infus set
● i.v cannula ukuran 20 untuk dewasa
● Plester
● Gunting
● Set dressing infus
● Kasa betadine
● alcohol swab
● Bengkok
● Tourniquet
● Sarung tangan bersih
● Pengalas/perlak
● Tiang infus
Persiapan klien:
● Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
● Menanyakan identitas pasien dengan pertanyaan terbuka (nama,
TTL) lalu disesuaikan dengan gelang pasien
● Melakukan anamnesis dan mengidentifikasi keluhan utama
● Menjelaskan tujuan pemeriksaan
● Menjelaskan tindakan dan prosedur
● Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya
● Meminta kerjasama kepada klien
● Menanyakan kesiapan klien
● Memposisikan klien pada posisi tegak atau senyaman mungkin
Persiapan lingkungan:
● Pencahayaan cukup
● Ruangan tenang
● Memperhatikan keamanan lingkungan

2. PELAKSANAAN
● Cuci tangan kembali atau gunakan hand sanitizer
● Jaga privasi pasien
● Atur posisi pasien
● Siapkan infus dan cairan infus untuk siap digunakan
● Lepaskan penutup botol cairan lalu desinfeksi dengan alkohol swab
dan menusukkan pipa saluran udara dan saluran infus
● Hubungkan cairan infus dengan infus set dan gantungkan, pastikan
sebelumnya regulator sudah dikunci
● Setelah digantungkan, isi kompartemen dan alirkan cairan sampai
tidak ada udara yang tersisa di selang infus. Jaga supaya tetap steril
● Kencangkan clamp sampai infus tidak menetes dan
mempertahankan kesterilan sampai pemasangan pada tangan
disiapkan
● Memakai sarung tangan latex
● Pilih area penusukan
● Letakkan perlak di bawah lengan klien
● Dekatkan bengkok
● Letakkan tourniquet 5-15 cm di atas tempat penusukkan
● Kencangkan tourniquet dengan tekanan di bawah tekanan sistolik
● Swab area penusukkan dengan alkohol swab arah melingkar dari
dalam ke luar
Berikutnya menggunakan kasa betadine dari dalam keluar
Terakhir gunakkan alcohol swab kembali dari dalam ke luar
● Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm pada bagian
proksimal area penusukkan
● Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk
(tujuannya untuk menstabilisasi vena supaya tidak bergerak)
● Pastikan arah lubang jarum menghadap ke atas
● Posisikan 30 derajat dan tusuk
● Setelah ada darah di kompartemen jarum, tarik jarum sedikit, lepas
turniket, dorong bagian kanul
● Tekan ujung kanul supaya darah tidak menetes kemana mana
● Tarik jarum pelan pelan
● Hubungkan dengan infus set
● Kalo ada darah menetes, lap dengan kasa steril
● Lakukan fiksasi
● Jangan menutupi area penusukan dengan plester
● Pasang dressing infus
● Pasang label yang terdiri dari tanggal dan jam pemasangan infus
● Fiksasi ke arah proksimal untuk mencegah selang tertarik
● Setelah akses vena terpasang dengan baik, alirkan cairan dengan
membuka klem dengan jumlah tetesan sesuai instruksi
● Buka secara penuh lalu atur tetesannya
● Periksa kelancaran tetesan infus
● Fiksasi dari vena akses
● Kaji jika ada bengkak / alergi pada area penusukan
● Lepas sarung tangan
● Cuci tangan
● Memberitahu klien bahwa tindakan sudah selesai
● Membereskan alat
● Membantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
● Cuci tangan

3. EVALUASI & TERMINASI


● Evaluasi tindakan
● Memperhatikan respon klien selama dan sesudah tindakan
● Memposisikan kembali klien agar nyaman
● Melakukan terminasi interaksi dan mengucapkan salam
● Membersihkan peralatan
● Mencuci tangan

4. DOKUMENTASI
● Waktu pemasangan
● Ukuran i.v catheter pada plester bagian luar
● Jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai
● Menggunakan tinta/pulpen berwarna hitam untuk mencatat
● Mencantumkan identitas pasien dengan jelas dan benar
● Mencatat semua tindakan dengan jelas dan mudah dibaca
● Mencoret tulisan yang salah disertai paraf perawat
● Mencantumkan nama jelas dan tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan

9. Daftar Pustaka (jangan lupa diisi gais)


Handayani, S., Subandono, J., Maftuhah, A., & Hastuti H. 2018. Buku Pedoman
Keterampilan Klinis Pemasangan Infus.
Nopriyanti. (2019). Hubungan Lama Pemasangan Infus dengan Kejadian Flebitis
Menggunakan Visual Infusion Phlebitis (VIP) Skor di Ruang Bedah
RSUD. Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2018. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai