NAMA : ASRUL
NIM : 105111100419
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan
BAB II
1. Anamnesakebutuhan nutrisi
2. Prosedur pemeriksaan fisik
3. Prosedur pemeriksaan diagnostik
BAB III
1. Kesimpulan
2. Saran.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta segala rahmat, berkah, dan
hidayah-Nyasehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI PATOLOGIS SISTEM PENCERNAAN DAN METABOLIK
ENDOKRIN” Makalah ini disusun guna memberikan informasi mengenai hakikat
manusia danpengembangannya juga untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya
berupa artikel dan tulisanyang telah dijadikan referensi guna penyusunan
makalah ini, semoga dapat terus berkaryaguna menghasilkan tulisan-tulisan yang
mengacu terwujudnya generasi masa depan yanglebih baik.Semoga informasi
yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi para pembaca padaumumnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih, masing-masing atas bantuan dan
dukungannya dalam mengerjakan makalah ini. Akhir kata, kami berharap
makalah ini bisa menambah pengetahuan dan menjelaskan pembaca tentang
hakikat manusia danpengembangannya.
A. Latar belakang
C. Tujuan penulisan
a. Mengetahui cara Anamnesa gangguan nutrisi
b. Mengetahui Jenis dan cara Pemerisksaan fisik gangguan
nutrisi
c. Mengetahui Jenis dan cara Pemerisksaan diagnostik
gangguan nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anamnesa kebutuhan nutrisi
1. Pengertian
1. Member salam
2. Menanyakan identitas pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan kedatangan, prosedur pelaksanaan, dan kontrak waktu
5. Menanyakan kesiapan pasien
● Fase kerja
Hasil pengukuran IMT orang Indonesia, berbeda dari orang yang berasal
dari benua Eropa ataupun Amerika.
Normal: 17 – 23 kg/m²
Kegemukan: 23 – 27 kg/m²
2. Untuk laki-laki
Rentang nilai indeks massa tubuh untuk laki-laki dewasa adalah sebagai
berikut:
Kurus: < 18 kg/m²
Normal: 18 – 25 kg/m²
Kegemukan: 25 – 27 kg/m²
b. Auskultasi
Auskultasi pada pemeriksaan abdomen terutama memberikan
informasi mengenai bising usus. Berbeda dari pemeriksaan fisik lainnya,
disarankan untuk melakukan pemeriksaan auskultasi terlebih dahulu pada
pemeriksaan fisik abdomen karena manuver perkusi dan palpasi dapat
menstimulasi ataupun mendepresi peristaltik usus. Bising usus normal berkisar
antara 5-34 kali/menit. [1,3,33] Auskultasi minimal dilakukan selama 2 menit
pada tiap regio, dan minimal dilakukan pada 1 regio untuk menentukan
kesimpulan bunyi usus pasien. [6]
Adanya inflamasi (misal peritonitis), infeksi, ileus paralitik, dan ileus
obstruktif akan mengubah karakteristik bising usus. Pada keadaan tertentu
seperti infeksi, dapat terdengar bunyi borborygmi dan hiperperistalsis. Pada
auskultasi peristaltik usus, perlu diperhatikan frekuensi, durasi, volume, dan
kualitas bising usus. [1,28,34,35]
Pada auskultasi abdomen, dapat ditemukan adanya bunyi seperti murmur di
aorta, arteri iliaca, dan arteri femoralis. Murmur dapat terdengar terutama pada
pasien dengan hipertensi. Murmur juga dapat terdengar pada pasien dengan
stenosis arteri maupun dilatasi arteri yang disebabkan oleh aneurisma. Murmur
arteri renalis, sesuai dengan posisi anatomisnya akan lebih terdengar dari
punggung.
Pada area hepar dan lien, perlu dilakukan auskultasi untuk melihat
adanya friction rub. Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan hepatoma,
infeksi gonococcus pada area hepar, dan infark lien.
c. Perkusi
Palpasi pada pemeriksaan fisik abdomen terdiri dari palpasi ringan dan dalam.
Palpasi ringan dapat menilai adanya nyeri tekan, defans muskular, dan massa
pada organ-organ superfisial. Palpasi ringan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Meletakkan telapak tangan dengan jari-jari yang rapat dan rata pada
dinding abdomen
2. Lakukan penekanan ringan pada keempat kuadran abdomen.
3. Pada palpasi ringan ini, perlu dilakukan identifikasi organ-organ maupun
massa yang letaknya superfisial, serta area yang mengalami nyeri tekan.
4. Apabila terdapat defans, bedakan antara tahanan volunter dan spasme
otot involunter, karena adanya spasme yang involunter dapat
mengarahkan diagnosis ke peritonitis.
4. Bising usus
3. Endoskopi
Tes gula darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengambilan
darah melalui pembuluh darah vena atau menggunakan alat khusus
pengukur gula darah (glukometer).
Tes gula darah dengan pengambilan sampel darah
● Prosedur pengambilan darah melalui pembuluh darah vena
meliputi:
● Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah
dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman.
● Lengan atas akan diikat oleh perban elastis agar aliran darah di
lengan dapat terkumpul.
● Setelah vena ditemukan, darah lalu akan diambil dengan jarum
suntik steril dari pembuluh darah. Pasien mungkin akan merasa
sedikit nyeri ketika jarum dimasukkan, tapi keluhan ini dapat
diredakan dengan melemaskan tangan.
● Ketika sampel darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian
yang disuntik akan ditutup dengan perban.
● Tenaga medis akan memberikan tekanan selama beberapa menit
untuk mencegah memar.
● Sampel darah yang diambil kemudian dikirim ke laboratorium
untuk dianalisis.
Bila Anda juga dianjurkan menjalani tes gula darah dua jam setelah
makan, Anda akan diminta untuk makan segera sehabis tes gula darah
puasa. Dua jam kemudian, sampel darah Anda diambil lagi untuk
diperiksa.
Tes gula darah dengan glukometer
Prosedur ini dilakukan sendiri di rumah dan langkahnya meliputi:
● Pastikan alat glukometer bersih dan siap digunakan.
● Ambil strip tes glukosa dari wadahnya, lalu tutup kembali
wadahnya dengan rapat. Strip tes dapat rusak bila terpapar
kelembapan udara.
● Cuci tangan dengan sabun dan air hangat, lalu keringkan.
● Jangan menggunakan alkohol karena dapat kulit dapat menjadi
terlalu kering.
● Pijat tangan supaya darah mengumpul pada jari.
● Gunakan jarum lancet untuk menusuk jari.
● Tekanlah bagian dasar jari untuk mengalirkan darah ke atas strip
tes glukosa.
● Letakkan strip tersebut ke dalam glukometer.
● Setelah beberapa detik, angka kadar gula darah akan muncul.
● Catat hasil pemeriksaan tersebut.
● Buang jarum lancet dan strip tes ke dalam tempat sampah.
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal. Sedangkan organ
asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka
tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit /terkena
gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
B. Saran