Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BISNIS

“Kedai La Famillia: Nongkrong Berkedok Bisnis”

TUGAS MATA KULIAH MEDIA INNOVATION IN


ENGLISH TEACHING AND ENTREPRENEURSHIP
Dibuat oleh :
M. Fachrul Ryannor, S.Pd

PASCA SARJANA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PALANGKARAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan karunia-Nya
sehingga makalah bisnis ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu
apapun.
Tujuan penyusunan makalah saya adalah dalam rangka memenuhi tugas Pada Mata Kuliah Media
Innovation In English Teaching And Entrepreneurship. Atas terselesaikannya makalah bisnis plan ini,
saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Misrita, S.s., M.Hum, selaku dosen matakuliah Media Innovation In English Teaching And
Entrepreneurship.
2. Rekan kerja dan seluruh pelanggan La Famillia
3. Teman - teman serta semua pihak yang telah membantu.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah bisnis ini masih jauh dari sempurna bahkan
mungkin banyak yang tidak sesuai dengan kaidah - kaidah wirausaha yang ada dalam pemahaman
bapak ibu sekalian. Untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah bisnis plan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Terimakasih

Pembuang Hulu, 10 Desember 2021

M FACHRUL RYANNOR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selalu ada motivasi di balik setiap tindakan, aktifitas maupun perilaku seseorang. Motivasi sendiri
adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi selalu bergantung kepada seberapa
kuat motif yang dibawa. Sedangkan motif sendiri merupakan kebutuhan, keinginan, dorongan atau
impuls. Abraham Maslow, seorang ahli jiwa, mengemukakan bahwa Motivasi yang hadir dalam
manusia dilukiskan dan diramalkan dari Hirarki Kebutuhannya. Menurut Maslow terdapat lima
kategori kebutuhan manusia, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal
maupun kebutuhan biologis.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja,
kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang
mengancam.
3. Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan terhadap
persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
4. Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status, martabat,
kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan diri (self
fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.

Dari setiap jalannya menuju pemenuhan kebutuhannya, manusia memilih jalannya masing masing, ada
yang menjalani profesionalisme menrut gelar akademisnya masing masing seperti dokter, ilmuwan,
guru dan lain-lain. Ada yang memilih bekerja pada orang lain atau dalam sebuah instansi sperti kantor
atau kelembagaan. Penulis sendiri bukanlah orang yang begitu termotivasi untuk berwirausaha dalam
memenuhi kebutuhan - kebutuhan tersebut kecuali untuk kebutuhan aktualisasi diri.

Dalam kaca mata penulis, berwirausaha merupakan aktifitas yang unik, karena bekerja tidak berada
dalam suatu sistem atau terikat pada orang lain selain daripada tangan sendiri. Dalam wirausaha
meskipun akan berhadapan pada managemen modal, resiko, untung dan rugi, uang bukanlah tujuan
utama penulis dalam berwirausaha. Bagi penulis, berwirausaha adalah tempat yang tepat untuk
mengaktualisasikan potensi - potensi baik yang penulis miliki. Maka dari itu penulis perlu menemukan
suatu usaha yang selain bisa menghasilkan secara finansial, juga bisa menjadi tempat penulis untuk
beraktualisasi. Rencana wirausaha ini akan coba penulis mulai di tanah kelahiran sendiri, Desa
Pembuang Hulu, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan.

Dalam beberapa tahun belakangan, Kecamatan Hanau kerap dikaitkan dengan rencana pemekaran
Provinsi Kalimantan Tengah yang di mana Kecamatan Hanau sendiri ditunjuk sebagai ibukota provinsi
yang baru yaitu Provinsi Kotawaringin Raya. Rencana tersebut tentu menjadi pelumas untuk semangat
masyarakat Kecamatan Hanau dalam mempersiapkan diri bagi hari esok dalam persaingan menghadapi
berbagai kemungkinan perubahan. Kondisi demikian memunculkan berbagai potensi dan peluang bagi
penduduk Kecamatan Hanau. Penulis sendiri sebagai penduduk asli yang lahir dan dibesarkan di
Kecamatan Hanau tentu sudah merupakan suatu kewajiban untuk ambil bagian dalam perkembangan
wilayah ini.

Kecamatan Hanau sendiri dikelilingi Industri Perkebunan Kelapa Sawit, dimana sebgaian besar
pekerjanya berasal dari luar daerah dan menetap di wilayah Kecamatan Hanau. Selain penduduk asli,
para pekerja tersebut merupakan target pasar yang sangat potensial, sebab perputaran uang dari gajih
mereka di Perkebunan Kelapa Sawit kerap dikeluarkan di Kecamatan Hanau untuk sekedar berbelanja
kebutuhan sehari - hari hingga kebutuhan hiburan seperti cemilan, nognkrong, atau sekedar wisata. Jika
kita melihat dalam 5 hingga 10 tahun belakangan, ada banyak hal baru yang dahulunya sedikit bahkan
tidak ada sama sekali menjadi ada di sini. Seperti contohnya 10 tahun yang lalu hanya ada 2 warung
nasi goreng, hanya ada 1 penjual terang bulan dan tidak ada sama sekali cafe untuk nongkrong. Hari ini
setidaknya sudah ada 5 warung makan yg menjual Nasi Goreng, 6 gerobak penjual terang bulan, 3 cafe
dan 2 angkringan di Desa Pembuang Hulu, ibukota dari Kecamatan Hanau. Hal ini menunjukan
bagaimana meningkatnya roda ekonomi masyarakat Kecamatan Hanau.

Kondisi demikian mendorong penulis untuk menemukan satu potensi usaha yang bisa dikembangkan
dan dijalankan. Satu hal yang sangat menarik untuk dikembangkan di sini adalah Coffee Shop.
Dikarenakan sejauh ini di wilayah penulis tidak terdapat Coffee Shop menjual kopi yang menggunakan
metode Espresso dan Drip Method, Coffee Shop jenis ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi penulis.
Selain itu yang lebih penting adalah penulis merupakan seorang yang suka nongkrong dan pecinta kopi
yang dapat menghabiskan 4 sampai 5 gelas kopi dalam sehari. Sehingga saya suka menyebut Kedai
Kopi yang saya jalankan sebagai “Ngongkrong Berkedok Bisnis”. Selain itu juga, masyarakat
Kecamatan Hanau sangat kekurangan tempat untuk nongkrong atau sekedar quality time dengan orang
- orang spesialnya, sehingga Kedai Kopi yang sawa tawarkan bisa menjadi alternatif pilihan bagi
mereka yang membutuhkan tempat untuk santai dan ditemani kopi yang nikmat. Selanjutnya Kedai
Kopi yang saya rencanakan ini kami beri nama La Famillia Backyard.

1.2 Tentang La Famillia Backyard

La Famillia Backyard merupakan kedai kopi yang terintegrasi dengan warung makan Pondok Familly.
Dikarenakan Warung Makan Pondok Familly memiliki lahan kosong di halaman belakangnya, jadi
kami inisiasikan untuk membuka sebuah kedai kopi.

1.2.1 Nama “La Famillia Backyard”

Nama La Famillia diambil dari bahasa Spanyol yang berarti Keluarga. Nama tersebut diambil karena
kedai ini dibangun bersama orang - orang terdekat saya terutama keluarga seperti Tante, Om dan
Sepupu - Sepupu saya. Dengan harapan kedai ini dapat memperkuat hubungan kekeluargaan kami
selaku pengelolanya. Sedangkan kata Backyard diambil karena Kedai ini berada di halaman belakang
Warung Makan Pondok Familly yang juga dikelola oleh tante dan sepupu saya.

1.2.2 Logo

Logo dibuat secara sederhana dengan simbol rumah dan 2 biji kopi yang identik di dalamnya. Simbol
rumah mewakili makna dimana kedai ini mengharapkan siapapun yang datang akan merasa senyaman
‘Rumah’ yang seharusnya ia harapkan, rumah yang bisa menjadi suaka atas rasa sepi dan gelisah bagi
siapapun yang datang. Sedangkan simbol 2 kopi yang identik memiliki makna bahwa di dalam kedai
ini, siapapun yang akan mampir akan merasa memiliki keluarga, memiliki kesamaan dan menemukan
identitasnya melalui kopi yang kami sajikan.

1.2.3 Tujuan La Famillia

Sebagai tempat penulis untuk “Nongkrong Berkedok Bisnis”, kedai ini diharapkan mampu
menciptakan suatu wadah yang bisa dinikmati bukan sekedar kopi dan hidangan lainnya, tapi juga
tempat yang nyaman, pelayanan yang ramah dan vibrasi yang menenangkan ditengah rumitnya aktifitas
masyarakat di luar sana. Selain itu karena ini merupakan makalah bisnis, sebagai usaha sampingan
sudah barang tentu kedai ini diharapkan menghasilkan keuntungan secara Finansial.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Strenght Weakness Opportunity Threat (SWOT)

Analisis SWOT adalah sebuah analisis yang digunakan untuk memutuskan apakah produk yang akan
kita jual layak atau tidak, yaitu dengan cara mencari tahu kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman
terhadap produk yang akan kita jual tersebut, Jika dirasa ide tersebut layak, maka dapat direalisasikan,
jika tidak lebih baik mencari ide usaha lainnya

Adapun analisis SWOT terhadap Kedai La Famillia adalah sebagai berikut:

 Strenght
Kekuatan bisnis ini ada di menu Kopi yang ditawarkan, selain cita rasanya, kopi yang kami jual
juga tidak memiliki saingan di daerah Kecamatan Hanau. Selain itu, kekuatan besar kedai La
Famillia juga berada pada atmosfir kedai yang nyaman, berada di bawah pepohonan yang
rindang dan sejuk.

 Weakness
Kelemahan bisnis ini adalah kesulitan dalam memenuhi bahan baku seperti kopi. Dikarenakan
kopi yang digunakan harus membeli dari suplier di daerah Sampit. Sehingga mau tidak mau kami
sering bolak balik ke luar kota demi memenuhi kebutuhan tersebut.

 Opportunity
Kecamatan Hanau mayoritas dihuni oleh kaum pekerja, yang dimana berhadapan dengan
rutinitas sehari - hari yang rumit dan kompleks. Hadirnya kedai kami tentu mampu menjadi
penawar atas tekanan yang di hadapi dalam aktifitas masyarakat. Kopi dan suasana kedai yang
nyaman memiliki kekuatan yang besar dalam membantu seseorang untuk melepas penat dan
bersantai bersama kerabat, saudara atau orang - orang terkasih.

 Threat
Karena konsep kedai ini Outdoor, menjadikannya sangat bergantung pada cuaca. Maka apabila
hujan tiba, kami memilih untuk tutup atau hanya menerima pesanan take away.

2.2 Pelaksanaan Bisnis

A. Produk

Produk utama yang ditawarkan di kedai kami adalah minuman Kopi jenis Espresso Based dan Drip
Method. Selain itu kami juga menawarkan minuman lain seperti Taro, Red Velvet, Chocolate, Matcha,
serta berbagai macam Jus. Untuk makanan ringan, kami menawarkan Kentang Goreng, Pisang Keju,
Sosis Bakar, Beef Nachos, Onion Ring dan Tempe Medoan.
B. Tempat

Konsep kedai yang kami tawarkan berada di ruang terbuka di bawah pepohonan yang rindang dengan
pondok - pondok kecil untuk tempat para pelanggan menikmati hidangan.
C. Promosi

Ada dua cara promosi yang kami laksanakan, yaitu media sosial dan peer to peer. Untuk media sosial
kami menggunakan instagram dengan akun @lafamillia.backyard. Dalam akun tersebut kami biasa
mengunggah story tentang keramaian kedai, produk yang kami sediakan dan suasana kedai. Pada
metode peer to peer kami tidak melakukan metode khusus melainkan para pelanggan sendiri yang
secara sukarela menyampaikan pengalamannya kepada kerabatnya yang lain baik secara langsung
maupun melalu media sosialnya pribadi. Kecamatan Hanau yang merupakan wilayah yang tidak terlalu
besar ditambah lokasi kedai kami yang berada di pinggir jalan utama memudahkan pelanggan untuk
memutuskan memilih mampir ke kedai kami.

D. Target Pasar

Target pasar kami adalah para pegawai kecmatan, pegawai rumah sakit, pekerja perusahaan
perkebunan sawit, pelajar, pemuda petani dan keluarga - keluarga di Kecamatan Hanau.

2.2 Value To Offer

Usaha kedai La Famillia kami dirikan sejujur - jujurnya bertujuan untuk mengeratkan ikatan
kekeluargaan di dalam keluarga besar kami yang sebelumnya terasa begitu jauh dan renggang. Kedai
ini juga menjadi pusat di mana kami bisa bertemu dengan kerabat jauh, kawan lama dan relasi - relasi
baru. Maka dari itulah kami lebih senang menyebut kedai ini sebagai Nongkrong Berkedok Bisnis.

Motivasi demikan secara tidak langsung menjadikan kedai ini bermanfaat untuk kami
mengaktualisasikan diri. Karena bertujuan untuk mengeratkan relasi, menambah kawan dan
megeratkan silaturahmi, kami membiasakan diri untuk berperilaku ramah, sopan, hangat dan rendah
diri di hadapan siapapun yang datang ke kedai kami. Kondisi demikin lambat laun akan membentuk
karakter seluruh partner kami yang bekerja di kedai La Famillia. Dengan karakter karyawan demikian,
tak perlu lagi tekanan dan dorongan berlebih untuk mengutamakan kepuasan pelanggan dan kualitas
produk. Kepuasan pelanggan dan kualitas produk sudah menjadi bagian dari kepuasan kami dalam
menjamu tamu yang datang. Karena ini adalah nongkrong berkedok bisnis, penulis secara pribadi tidak
banyak memikirkan tentang keuntungan secara finansial, karena yang kami dapat lebih berharga, yaitu
keuntungan secara mental, spiritual dan sosial yang tidak bisa diukur dengan angka dan uang.
BAB III
OPERASIONAL

3.1 Produksi

Adapun dalam proses produksi kami memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kualitas

Untuk kualitas bahan baku, alat produksi dan serta sarana pendukung kami terus menerus
mengusahakan yang terbaik. Bahan baku seperti Kopi kami sengaja memilik kopi yang berkualitas
tinggi yang bisa kami dapatkan dari distributor terpercaya. Demikian juga dengan alat produksi, kami
menggunakan peralatan yang terbaik, seperti Mesin Espresso dan Driping set yang terawat dengan teliti
agar menghasilkan kualitas produk yang terjamin. Untuk sarana pendukung seperti tempat kedai
beroperasi selalu kami rawat selain dengan menjaga kebersihan kami juga rutin merawat tanaman hias,
pepohonan dan kolam agar menjaga atmosfir yang asri dan menenangkan.

2. Peralatan Yang Dibutuhkan

Adapun yang kami gunakan diantaranya sebagai berikut :


a. Mesin Espresso
b. Driping Set
c. Freezer
d. Dispenser
e. Kompor
f. Meja dan Kursi
g. Alat Kebersihan

3. Bahan Baku

Bahan Baku yang kami sediakan diantaranya:


a. Biji Kopi Robusta Sindoro
b. Susu UHT
c. Syrup
d. Bubuk Minuman
e. Krimer
f. SKM
g. Air Galon

3.2 Sumber Daya

Sumber daya yang kami maksimalkan yaitu dari kerabat dekat yang memiliki visi yang sama. Kami
yang bekerja di Kedai La Famillia merupakan mereka yang ingin mengisi waktu luangnya di samping
pekerjaan utama sehari - hari. Karena itulah kami sering menyebut bisnis ini sebagai “Nongkrong
Berkedok Bisnis.
BAB IV
PENUTUP

Berdasarakan uraian penulis di atas, dengan segala kekurangan penulis dalam menyajikan tulisan
terutama tentang kewirausahaan, penulis menyimpulkan bahwasanya bisnis yang penulis jalankan
adalah sekedar bisnis sampingan yang dijalani atas dasar yang idealistik dan sangat mengesampingkan
aspek untung rugi finansial yang di dapatkan. Bisnis model ini cocok untuk mereka yang menginginkan
suatu aktifitas yang memberikan keuntungan selain finansial, seperti kesehatan mental, relasi,
ketenangan dan kebebasan. Dalam kedai La Famillia mungkin kami berhadapan dengan pelanggan
yang cerewet, pelanggan yang emosi dan berbagai macam karakter orang yang datang, namun di
situlah kenikmatan yang kami dapatkan. Membiasakan diri untuk tetap ramah, hangat dan rendah hati
di hadapan setiap orang merupakan keuntungan yang sangat bernilai bagi pengalaman hidup.

Anda mungkin juga menyukai