Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta
keadaaan dalam kehidupan keperawatan. Dimana telah kita ketahui bahwa
perawat diwajibkan memiliki sifat akhlak islam. Akan tetapi pada umumnya
pandangan masyarakat kepada seorang perawat memiliki sifat yang jahat, namun
pandangan ini akan dibenarkan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa sifat – sifat keperawatan dalam akhlak islam. Ilmu
keperawatan sngatlah terkait dengan pendidikan agama islam karena untuk
menjadikan seorang perawat diwajibkan memiliki sifat yang berakhlak islam.
Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang pendidikan agama islam.
Dimana telah diketahui bahwa pendidikan agama islam adalah suatu ajaran yang
benar yang berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah.
Dan tentunya akhlak islam dalam keperawatan itu akan kita peroleh dari
pembelajaran pendidikan agama islam, maka dari itu melalui Makalah ini penulis
mencoba menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak islam agar
menciptakan seorang perawat yang berakhlak islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Etika
2. Etika Keperawatan
3. Etika Keperawatan dalam pandangan Islam

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Etika
2. Untuk mengetahui Etika Keperawatan
3. Untuk mengetahui Etika Keperawatan dalam pandangan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika


Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yg berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus Webster etik adalah suatu ilmu
yg mempelajari tentang apa yangbaik dan buruk secara moral.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
 Baik & buruk
 Kewajiban & tanggung jawab
Etika memberi keputusan tentang tindakan yg diharapkan benar, tepat atau
bermoral. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam
pokok perhatiannya antara lain:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan
sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and
the nature of the right)
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian
utama
3. dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a
particular class of human actions)
4. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual.
(The science of human character in its ideal state, and moral principles as of
an individual)
5. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty) ilmu Dalam
pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia,
etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada, dan
pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum

2
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik (Kamus Umum Bahasa
Indonesia).
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self
control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

2.2 Etika Keperawatan


Menurut Cooper, etika keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat
dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain. Pengetahuan
keperawatan diperoleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan orang
lain serta ikut terlibat dalam masalah moral mereka.
Adapun 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam
memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan
masyarakat. Sebagaimana berikut :
1. Otonomi (Autonomi) prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya
baik,padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
2. Beneficience (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yang baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan.
Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat

3
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. Nonmaleficince (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang
menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah
dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun
pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun
harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi
yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran
merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh
Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia.
Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki
komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien
hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan
klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau

4
tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,
klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional.

2.3 Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam


Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika keperawatan
dan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh
perawat dan  mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan
perawat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya :

           
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu

5
dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya"(QS 5:2)

Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk


tugas mulia dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan
jika menurut QS Al-Maidah di atas maka mengobati dan merawat termasuk
perbuatan ibadah berupa tolong menolong terhadap sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus
memenuhi syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI dengan
TUNTUNAN RASULULLAH SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan
tersebut, kelak di akhirat tidak akan mendapat buahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya :
"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga
dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1)

Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-Qur’an di mana
Allah berfirman :

6
Artinya :
 “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barang siapa membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang
lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seseorang
manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak diantara mereka
setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al-maidah :32).

Artinya :
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.”(Q.S. Ali-imran : 159).

7
Kedua ayat menetapkan model bagi perawat Muslim dan
mengharuskan mereka untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien,
dengan mengikuti jejak Allah dan Nabi mereka dan mereka senantiasa harus tegas
membangun etika mereka pada hukum-hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas
dengan profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka
tawarkan. Perawat  harus mempunyai  martabat, harga diri, dan rasa hormat
terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi mereka. Perilaku mereka harus
menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika penting dari
perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan
berpikir tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah perawatan
yang paling penting dalam kode etik islam.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupan suatu hal yang sangat peting bagi seorang perawat. Profesi
keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap
keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap pengambilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika yaitu etika keperawatan dan etika keperawatan menurut
pandangan islam.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan dimasa mendatang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition,


Macmillan publishing London
Barbara kozier, 1983, Fundamental of nursing Bertens, 1993, Etika
Cholil Uman, 1994, Agama menjawab tentang berbagai masalah Abad modern,
Ampel Suci Surabaya
Taylor, Lilis, LeMone, 1997, fundamental of nursing the Art and Sciences of
Nursing care
Caroline Bunker Rosdahal, 1999, Text Book of Basic Nursing, Lippincot,
Philadelphia, Newyork, Baltimore
Ismani, nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.
Suhaemi, mimin. 2004. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktek. Jakarta : EGC.
http://www.alquran-indonesia.com/ (diakses 16 Mei 2017)
https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/ (diakses 16 Mei 2017)

10

Anda mungkin juga menyukai