Anda di halaman 1dari 14

Keluarga dan Rumah Tangga

Dosen Pengampu : Lilik Indayani, Dra. MM

Nama Kelompok 9:
1. Nida’ul Firda Azhari Habibatullah
(202010200249)
2. Muhammad Wahyu Indardi
(202010200306)
3. Khafidzotul Ilmah
(202010200340)
4. Andromeda ahmad aryyahya (202010200347)

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo


Jl. Mojopahit No.666 B, Sidowayah, celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur 61215.
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini
masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kami semua untuk menikmati segala
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesikan makalah ini yang berjudul “Keluarga dan
Rumah Tangga.”
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Operasional. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri
penyusun dan pembaca tentang makalah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun mengharapkan
saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga terselesaikan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususunya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.

Sidoarja, 29 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen.......................................................................................6
2.2. Arti Keluarga dan Rumah Tangga................................................................................................7
2.3 Peran Anggota Keluarga dalam Pengembilan Keputusan Pembelian........................................8
2.4 Peran Suami dan Istri dalam Pengambilan Keputusan Keluarga...............................................9
2.5 Kriteria Kemiskinan Rumah Tangga...........................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................................14
3.1 kesimpulan.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain; faktor kebudayaan.
faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Dalam pembahasan kali ini kami akan
membahas pengaruh keluarga (pasangan muda tanpa anak) dalam perilaku konsumen yang
merupakan bagian dari faktor sosial. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dan proses pengambilan keputusannya dalam pembelian suatu barang. Salah satu
factor tersebut adalah keluarga dan rumah tangga. Keberadaan keluarga dan rumah tangga
sangat berpengaruh terhada pola hidup dan prilaku konsumsi seseorang. Hal ini didasari pada
gaya hidup keluarga maupun rumah tangga itu sendiri. Semakin tinggi derajat keluarga,
semakin tinggi juga kebutuhan hidup.

Faktor terpenting dalam keputusan pembelian suatu barang adalah keluarga dan rumah
tangga, karena keluarga dan rumah tangga mempunyai peran yang sangat andil dalam
mempengaruhi inividu atau anggota keluarganya, karena ketika individu melakukan
pembelian ada kemungkinan dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga. Akan tetapi
pembeli dalam keluarga tersebut tidak langsung membeli produk, dikarenakan beberapa hal,
yaitu:
1. Adanya Motivasi
Konsumen akan membeli barang tersebut jika konsumen tersebut termotivasi
untuk membelinya, begitu juga sebaliknya jika konsumen tidak termotivasi untuk
membeli barang tersebut maka konsumen tidak membeli barang tersebut.
2. Adanya Daya Beli
Jika konsumen telah terpengaruh oleh keluarga, teman, rumah tangga, atau
lingkungan sekitar akan sia-sia jika konsumen tersebut tidak memiliki daya beli untuk
membeli barang atau produk tersebut, konsumen hanya bisa berangan-angan dan hanya
memiliki keinginan untuk memiliki barang tersebut.
Maka dari itu, penting untuk seorang pemasar memahami keluarga dari perspektif perilaku
konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu keluarga dan studi perilaku konsumen?
2. Apa yang dimaksud dengan keluarga dan rumah tangga?
3. Apa saja peran anggota keluarga dalam pengembilan keputusan pembelian?
4. Bagaimana peran suami dan istri dalam pengambilan keputusan keluarga?
5. Apa saja kriteria kemiskinan rumah tangga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang keluarga dan studi perilaku konsumen.
2. Mengetahui arti tentang keluarga dan rumah tangga.
3. Mengetahui peran dari anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian.
4. Menegtahui peran suami dan istri dalam pengambilan keptusan keluarga.
5. Mengetahui kriteria kemiskinan dalam rumah tangga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen


Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan
konsumen. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian besar konsumen tinggal dan
berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya. Keluarga menjadi daya tarik bagi
para pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen. Anggota
keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian produk
dan jasa. Keluarga adalah lingkungan mikro yang menarik untuk dipelajari dalam
kaitannya dengan pembelian produk dan jasa. Analisis perilaku konsumen belumlah
sempurna jika studi keluarga belum dilakukan. Ada dua alasan utama mengapa
mempelajari keluarga adalah penting dari segi perspektif perilaku konsumen.

Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli oleh beberapa orang konsumen
yang mengatasnamakan sebuah keluarga. Beberapa macam produk dibeli oleh sebuah
keluarga dan dipakai secara bersam a-sama oleh semua anggota keluarga. Pembelian
rumah sering kali diputuskan bersama oleh suami dan istri. Mereka mungkin akan
meminta pendapat dari anak-anaknya atau mertuanya atau anggota keluarga lain
mengenai rumah yang akan dibelinya. Rumah akan ditempati oleh semua anggota
keluarga. Barang-barang furnitur, seperti mebel, sofa, meja makan, tempat tidur dan
lemari, dan barang-barang lainnya, seperti televisi, VCD, peralatan dapur, dan kulkas
adalah beberapa contoh produk yang dibeli oleh keluarga dan digunakan bersama oleh
semua anggota keluarga. Selain produk, beberapa kegiatan lain seperti rekreasi dan
berbelanja di mal juga melibatkan semua anggota keluarga. Produk, jasa, dan merek yang
dibeli oleh keluarga merupakan hasil interaksi dan saling mempengaruhi antaranggota
keluarga.

Kedua, produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga sering kali dibeli oleh
seorang anggota (individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk atau
jasa tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga lain atau diputuskan oleh beberapa
anggota keluarga atau diputuskan bersama oleh semua anggota keluarga. Pembelian
makanan dan minuman untuk kebutuhan keluarga mungkin akan dilakukan oleh ibu, ayah
atau pembantu keluarga, namun ibu dan ayah akan meminta pendapat anggota lain
mengenai jenis makanan yang akan dibeli. Anak mungkin memiliki preferensi yang
berbeda dengan orang tuanya, sehingga ia akan meminta dibelikan makanan-makanan
tertentu yang menjadi kesukaannya.

Studi keluarga dalam pengambilan keputusan, relatif lebih sedikit dibandingkan


studi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Hal ini disebabkan
studi yang melibatkan semua anggota keluarga relatif lebih sulit dilakukan, karena
memberikan kuesioner kepada semua anggota keluarga lebih sulit dibandingkan
memberikan kuesioner kepada semua anggota keluarga. Anggota keluarga yang sudah
dewasa memiliki jadwal yang berbeda, sehingga sulit ditemui pada waktu yang
bersamaan. Studi keluarga dalam pengambilan keputusan sering kali dilakukan dengan
hanya mewawancarai seorang anggota keluarga (ayah atau ibu) untuk menggambarkan
pola pengambilan keputusan keluarga tersebut.
2.2. Arti Keluarga dan Rumah Tangga
Ketika membahas keluarga, maka harus ada pula dibahas istilah rumah tangga.
Dua kata tersebut saling terkait dan memiliki implikasi penting bagi studi perilaku
konsumen dan pemasaran. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anak atau cucu), dan adopsi.
Kelompok orang tersebut biasanya tinggal bersama dalam satu rumah. Namun, bisa saja
bahwa semua anggota keluarga tersebut tidak tinggal di dalam satu rumah. Rumah
tanggga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga, dan keluarga merupakan bagian dari
rumah tangga. Keluarga memiliki arti hubungan antara anggotanya, sedangkan rumah
tangga menggambarkan pengelolaan suatu tempat tinggal oleh sekelompok orang yang
terikat oleh keluarga atau sebuah kelompok orang yang tidak memliki ikatan keluarga.
Berikut dikemukakan definisi rumah tangga menurut Badan Pusat Statistik (2002) dalam
Survei Sosial Ekonomi Nasional.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah
tangga khusus.
a. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang
dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama
menjadi satu. Ada bermacam-macam bentuk rumah tangga biasa, di antaranya sebagai
berikut.
1) Orang yang tinggal bersama istri dan anaknya.
2) Orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus
makannya sendiri.
3) Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu
dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen.
4) Rt yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang
dari 10 orang.
5) Pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang
tinggal sendiri maupun bersama anak, istri, serta anggota rumah tangga lainnya,
makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya.
6) Masing-masing orang yang bersama-sama menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus tetapi mengurus makannya sendiri-sendiri.

b. Rumah tangga khusus adalah (i) orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti
asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan
sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga, dan (ii) kelompok orang yang
mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. Rumah tangga
khusus tidak dicakup dalam Susenas.

Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal
di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun
sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan
anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari bulan, tetapi bertujuan pindah/akan
meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Orang yang telah tinggal di suatu rumah langga 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal
di suatu rumah tangga kurang dari 6 bulan, tetapi berniat menetap di rumah tangga
tersebut dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Istilah keluarga sering dipertukarkan dengan istilah rumah tangga, namun kedua
istilah tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan. Sebuah rumah tangga, bisa terdiri atas
satu orang, sedangkan sebuah keluarga terdiri atas satu orang terdiri atas minimal dua
orang. Berdasarkan keterkaitan antara keluarga dan rumah tangga, maka rumah tangga
terdiri atas dua macam, seperti yang diuraikan berikut ini.
 Rumah Tangga Keluarga dan Bukan Keluarga
Rumah tangga keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-
anggotanya terikat olehhubungan perkawinan, darah, atau adopsi. Rumah tangga
keluarga terdiri atas hal-hal berikut ini.
1. Rumah tangga suami dan istri.
2. Rumah tangga suami, istri , dan anak-anaknya.
3. Rumah tangga suami dan istri, dan anak-anaknya tinggal di rumah tangga
yang berbeda (misalnyaanak sekolah di luar kota atau sudah memiliki rumah
sendiri).
4. Rumah tangga orang tua tunggal (ayah saja atau ibu saja).
5. Rumah tangga lainnya (saudara sekandung, atau anggota keluarga lainnya
tinggal bersama dalamsatu rumah).
 Rumah tangga bukan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-
anggotanya tidak terikat oleh hubungan perkawinan, darah atau adopsi. Rumah
tangga bukan keluarga terdiri atas sebagai berikut.
1. Rumah tangga yang dihuni oleh seorang pria sendiri.
2. Rumah tangga yang dihuni oleh seorang wanita sendiri.
3. Rumah tangga yang dihuni oleh dua orang atau lebih yang tidak memiliki
hubungan keluarga.

2.3 Peran Anggota Keluarga dalam Pengembilan Keputusan Pembelian


Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam kepeutusan pembelian dan
konsumsi suatu produk masing-masing anggota keluarga memiliki peran dalam
pengambilan keputusan seorang anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu
peran.berikut diuraikan beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan,
yaitu sebagai berikut :
1. Inisiator (initiator), seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan
untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk, ia akan memberikan informasi
kepada anggota keluarga lain untuk dipertimbangkan dan untuk memudahkan
pengambilan keputusan.
2. Pemberi pengaruh (influencer), seorang anggota keluarga yang selalu diminta
pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi,
ia diminta pendapatnya mengenai kriteria dan atribut produk yang sebaiknya
dibeli, Misalnya, mungkin seorang ibu yang ingin membeli HP akan meminta
saran kepada anak remajanya mengenai kualitas teknologi tersebut.
3. Penyaring informasi (gatekeeper), seorang anggota keluarga yang menyaring
semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut. Misalnya seorang ayah
mungkin tidak akan memberitahu anaknya mengenai mainan yang baru
diluncurkan agar anaknya tidak menjadi konsumtif.
4. Pengambil keputusan (decider). seorang anggota keluarga yang memiliki
wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.
Ibu biasanya memiliki wewenang untuk memutuskan mengenai makanan apa
yang baik bagi keluarga dan menu apa yang disajikan sehari hari. Seorang ibu
mungkin akan meminta ijin kepada bapak untuk memberi barang-barang yang
berharga dan mahal, atau keduanya mengambil keputusan bersama.
5. Pembeli (buyer), seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk, atau yang
diberi tugas untuk melakukan pembelian produk Ibu mungkin akan menyuruh
anaknya untuk membeli beras yang sudah habis, atau menyuruh pembantu rumah
tangganya untuk berbelanja setiap hari.
6. Pengguna (user), seorang anggota keluarga yang menggunakan atau
mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sebuah produk mungkin akan dikonsumi
oleh semua anggota keluarga, misalnya nasi, akan tetapi, beberapa produk
mungkin hanya dikonsumsi oleh anggota keluarganya yang berusia muda
saja.misalnya susu bayi atau popok bayi.

2.4 Peran Suami dan Istri dalam Pengambilan Keputusan Keluarga


Para peneliti konsumen sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana keluurga
mengambil keputusan,terutama peran yang dimainkan oleh suami dan istri dalam
pengambilan keputusan suami dan istri merupakan dua figur anggota keluarga yang
sangat penting dan dominan diantara anggota keluarga lain (anak-anaknya) sebuah
keluarga yang telah hidup bersama bertahun-tahun tentu telah membeli beratus-ratus
produk dan jasa. Mereka telah mengambil keputusan berulang kali dalam membeli suatu
produk dan jasa. Mereka telah memiliki pola pengambialan keputusan. Beberapa studi
mengidentifikasi model pengambilan keputusan produk sebuah keluarga, yaitu sebagai
berikut:

1. Istri dominan dalam mengambil keputusan. Istri memiliki wewenang untuk


memutuskan produk dan merek apa yang dibeli untuk dirinya dan untuk anggota
keluarganya.
2. Suami dominan dalam mengambil keputusan. Suami memiliki kewenangan untuk
memutuskan produk dan merek apa yang dibeli untuk dirinya atau anggota
keluarganya.
3. Keputusan Otonomi. Keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang
bisa dilakukan tanpa tergantung dari salah satunya. Si istri bisa memutuskan
pembelian produk tanpa harus bertanya kepada suami begitu pula sebaliknya.
4. Keputusan Sinkratis (Berasama). Keputusan untuk membeli produk atau jasa
dilakukan bersama antara suami dan istri. Keputusan untuk membeli produk atau
jasa yang berharga mahal biasanya dilakukan bersama. Memilih sekolah anak
biasanya dilakukan bersama antara suami dan istri.

 Siklus Hidup Keluarga


Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah
keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga. Siklus hidup keluarga
dimulai dengan masalajang, menikah, memiliki anak, membesarkan anak-anak, anak
pindah, orang tua sendiri tanpaanak, pasangan tua. Memahami siklus hidup keluarga juga
membawa implikasi penting bagistrategi pemasaran produk dan jasa. Setiap tahap
keluarga akan menggambarkan kebutuhanyang berbeda sehingga keluarga pun akan
membutuhkan produk dan jasa yang berbeda. Sehingga keluarga pun akan membutuhkan
produk dan jasa yang berbeda. Kelahiran anak akanmenyebabkan keluarga memiliki pola
belanja dan konsumsi yang berbeda dibandingkan ketika belum memiliki anak. Pasangan
yang memiliki anak balita akan membeli susu bayi, diaper,semua produk perawatan bayi.

 Wanita Sebagai Konsumen


Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000 jumlah penduduk adalah
203.456.005orang, waktu 9,9 6% atau sebanyak 100.641.570 orang laki-laki dan sisanya
50,0 4% atau101.814.435 orang wanita. Wanita Indonesia pada masa kini memiliki
kualitas sumber dayamanusia lebih baik dari generasi sebelumnya. Dengan kualitas yang
lebih baik maka wanitasebagai konsumen memiliki daya beli yang lebih baik pula.

 Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen


Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat bagi semua anggota keluarga.
Keluarga memiliki fungsi utama untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia
bagi semua anggotanya, terutama anak-anak termasuk di dalamnya adalah fungsi untuk
menjadikan anak sebagai seorang konsumen. Fungsi-fungsi keluarga yang berjalan baik
merupakan prasyarat penting untuk tercapainya kesejahteraan seluruh anggota. Undang-
Undang Nomor 10 Tahun1992 tentang perkembangan kependudukan dan pengembangan
keluarga sejahtera telah memberikan landasan bahwa keluarga harus mampu
menjalankan delapan fungsi yaitu sebagai berikut.
1) Fungsi keagamaan yaitu untuk mendorong dan mengembangkan anggotanya agar
kehidupan keluarga menjadi wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa
untuk menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2) Fungsi sosial budaya memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka
ragam dalam satu kesatuan.
3) Fungsi cinta kasih memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak
dengan anak,suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan
kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya
kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.
4) Fungsi melindungi yaitu keluarga berkewajiban untuk melindungi seluruh
anggotanya sehingga memperoleh rasa aman secara fisik dan psikis.
5) Fungsi sosialisasi dan pendidikan memberikan pesan kepada keluarga untuk
mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan kehidupan di masa
depan. Keluarga wajib memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya
sehingga mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang
bermanfaat bagi sebagai tenaga kerja masa depan.
6) Fungsi reproduksi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan
yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia.
7) Fungsi ekonomi yaitu fungsi keluarga untuk menyediakan kebutuhan fisik yang
cukup dan memadai bagi semua anggota keluarga. Keluarga berkewajiban
menyediakan makanan, minuman, pakaian, rumah, pemeliharaan kesehatan
pendidikan yang baik bagi semua anggotanya. Kebutuhan tersebut bisa diperoleh
jika keluarga memperoleh pendapatan dari hasil bekerja. Karena itu orang tua
wajib untuk mencari nafkah untuk menghidupi semua anggota keluarganya.
8) Fungsi pembinaan lingkungan memberikan pada setiap keluarga kemampuan
menempatkan diri secara serasi , selaras dan seimbang sesuai daya dukung alam
dan lingkungan yang berubah secara dinamis.

2.5 Kriteria Kemiskinan Rumah Tangga


Kemampuan keluarga sebagai konsumen berkaitan dengan ekonomi rumah tangga. Di
Indonesia, terdapat dua lembaga pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menetukan batas
kemiskinansebuah rumah tangga atau keluarga. Kedua lembaga tersebut memiliki indikator yang
bebrbeda dalam menentukan garis kemiskinan sebuah rumah tangga.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melihat kemiskinan
keluarga dari sisi kesejahteraan keluarga. Lembaga ini membuat lima tahapan keluarga sejahtera
dengan beberapa indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12.10 Tahapan dan Indikator kesejahteraan keluarga

Tahapan Keluarga Sejahtera Indikator


Keluarga Pra Sejahtera (Sangat Miskin) Belum dapat memenuhi salah satu atau
lebih indikator yang meliputi berikut.
1. Indikator Ekonomi
a. Makan dua kali atau lebih
sehari.
b. Memiliki pakaian yang berbeda
untuk aktivitas (misalnya di
rumah, bekerja/sekolah, dan
bepergian)
c. Bagian terluas lantai rumah
bukan dari tanah.
2. Indikator Non-Ekonomi
a. Melaksanakan ibadah
b. Bila anak sakit dibawa ke
sarana kesehatan
Keluarga Sejahtera I (Miskin) Belum dapat memenuhi salah satu atau
lebih indikator meliputi berikut ini.
1. Indikator Ekonomi
a. Paling kurang sekali seminggu
keluarga makan daging atau
ikan atau telor
b. Setahun terakhir seluruh
anggota keluarga memperoleh
paling kurang satu stel pakaian
baru
c. Luas lantai rumah paling kurang
8 m2 untuk tiap penghuni
2. Indikator Non-Ekonomi
a. Ibadah teratur
b. Sehat tiga bulan terkhir
c. Punya penghasilan tetap
d. Usia 10-60 tahun dapat baca
tulis huruf lain
e. Usia 6-15 tahun bersekolah
f. Anak lebih dari 2 orang, ber-KB
Keluarga Sejahtera II Belum dapat memenuhi salah satuatau
lebih indikator meliputi berikut ini.
a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil
berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bukan
sekali)
e. Meningkatkan pengetahuan
bersama
f. Memperoleh berita dari surat
kabar, radio, TV dan majalah
g. Menggunakan sarana
transportasi

Tabel 12.10 Lanjutan


Keluarga Sejahtera III Sudah dapat memenuhi beberapa indikator,
meliputi berikut ini.
a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bukan sekali)
e. Meningkatkan pengetahuan bersama
f. Memperoleh berita dari surat kabar,
radio, TV dan majalah
g. Menggunakan sarana transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator


meliputi berikut ini.
a. Aktif memberikan sumbangan
material secara teratur
b. Aktif sebagai pengurus organisasi
kemasyarakatan
Keluarga Sejahtera III Plus Sudah dapat memenuhi beberapa indikator
meliputi berikut ini.
a. Aktif memberikan sumbangan
material secara teratur
b. Aktif sebagai pengurus organisasi
kemsyarakatan
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M. (2020). PERILAKU KONSUMEN. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai