Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

WAYANG
Dosen pengampu : Yanuar Bagas Arwansyah, M.Pd

Disusun Oleh :

Mutia Laelin Sabilla (20144600200)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Wayang” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis berharap makalah tentang Akhlak
dapat menjadi referensi bagi masyarakat.

Penulis menyadari makalah bertema Budaya ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Yogyakarta, 20 September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wayang sudah ada dan berkembang sejak zaman kuno, sekitar 1500 SM, jauh
sebelum agama dan budaya dari luar masuk ke Indonesia. Perkembangan budaya
wayang bermula sejak zaman kuno ketika nenek moyang bangsa Indonesia masih
menganut animisme dan dinamisme. Dalam alam kepercayaan animisme dan
dinamisme ini diyakini roh orang yang sudah meninggal masih tetap hidup, dan
semua benda itu bernyawa serta memiliki kekuatan. Untuk memuja roh nenek
moyang ini, selain melakukan ritual tertentu mereka mewujudkannya dalam bentuk
gambar dan patung. Ritual pemujaan nenek moyang inilah yang merupakan asal
mula pertunjukan wayang. Jadi, wayang itu berasal dari ritual kepercayaan nenek
moyang bangsa Indonesia di sekitar tahun 1500 SM.
Berasal dari zaman animisme, wayang terus mengikuti perjalanan sejarah bangsa
sampai pada masuknya agama Hindu di Indonesia sekitar abad ke-6. Bangsa
Indonesia mulai bersentuhan dengan peradaban tinggi dan berhasil membangun
kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, bahkan Sriwijaya yang besar dan
jaya. Pada masa itu wayang pun berkembang pesat dan dikembangkan dengan
cerita yang lebih berbobot, seperti Ramayana danbMahabarata. Selama abad ke-10-
15, wayang berkembang dalam rangka ritual agama dan pendidikan kepada
masyarakat. Pada masa ini telah mulai ditulis berbagai cerita tentang wayang.
Karya sastra wayang yang terkenal dari zaman Hindu itu antara lain Baratayuda,
Arjuna Wiwaha, Sudamala, sedangkan pergelaran wayang sudah bagus, diperkaya
lagi dengan penciptaan peraga wayang terbuat dari kulit yang dipahat, diiringi
gamelan dalam tatanan pentas yang bagus dengan cerita Ramayana dan
Mahabarata.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian wayang
2. Macam-macam jenis wayang
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia terutama di Jawa. Wayang dimainkan
oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang,
dengan diiringi oleh musik gamulan yang dimaikan sekelompok nayaga dan
tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit
di balik kabir, yaitu layar yang tebuat dari kain putih, sementara di belakangnya
disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong) sehingga para penonton
yang berada disisi lain layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.
B. Macam-macam jenis wayang
1. Wayang kulit
Wayang kulit adalah pertunjukan drama dengan boneka dari kulit. Kulit itu
dibentuk menjadi karakter perwayangan. Jadi bentuknya bukan boneka
seperti di puppet show biasa, tapi bentuknya pipih dan tipis karena dari kulit
hewan, bentuknya unik khas Indonesia.
2. Wayang purwa
Wayang purwa atau wayang kulit purwa. Kata purwa (pertama) dipakai
untuk membedakan wayang jenis ini dengan wayang jenis yang lain. Purwa
berarti awal. Wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua
diantara wayang kulit yang lain.
3. Wayang madya
Wayang madya adalah wayang yang diciptakan oleh Mangkunegara IV
sebagai penyambung cerita wayang purwa dengan wayang gedog. Cerita
wayang madya merupakan peralihan cerita purwa ke cerita panji. Salah satu
cerita madya yang terkenal adalah cerita Anglingdarma. Wayang madya
tidak sempat berkembang diluar lingkungan Pura Mangkunegara.
4. Wayang gedog
Wayang gedog adalah wayang kulit yang menceritakan kisah sejak Sri
Gatayu, Putera Prabu Jayalengka sampai masa Prabu Kuda Laleyan. Istilah
wayang gedog diperkirakan dari pertunjukan wayang godog yang mula mula
tanpa iringan sehingga bunyi suara keprak “dog” sangat dominan.
5. Wayang krucil
Wayang krucil pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya.
Wayang ini terbuat dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih
sering disebut dengan wayang krucil. Wayang ini dalam perkembangannya
menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal
sebagai wayang klithik. Wayang krucil di daerah Jawa Tengah memiliki
bentuk yang mirip dengan wayang gedog. Tokohtokohnya memakai dodot
rapekan, berkeris, dan menggunakan tutup kepala tekes (kipas). Sebaliknya,
wayang krucil di Jawa Timur tokoh tokohnya banyak yang menyerupai
wayang kulit purwa, raja-rajanya bermahkota dan memakai praba. Di Jawa
Tengah, tokoh-tokoh rajanya bergelung keling atau garuda mungkur saja.
6. Wayang parwa
Wayang parwa adalah wayang kulit yang membawakan lakon-lakon yang
bersumber dari wiracarita Mahabrata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa
Parwa. Wayang parwa adalah wayang kulit yang paling populer dan terdapat
di seluruh Bali. Wayang parwa dipentaskan pada malam hari, dengan
memakai kelir dan lampu blencong dan diiringi dengan gamelan gender
wayang.
7. Wayang golek
Wayang golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari
boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Pasundan. Wayang
golek terdiri atas dua macam di antaranya wayang golek papak (cepak) dan
wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda.
8. Wayang menak
Wayang menak atau disebut juga wayang golek menak merupakan wayang
berbentuk boneka kayu yang diyakini muncul pertama kali di daerah Kudus
pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwana ll. Sumber cerita wayang
menak berasal dari Kitab Menak, yang ditulis atas kehendak Kanjeng Ratu
Mas Balitar, permaisuri Sunan Paku Buwana I pada tahun 1717 M.
9. Wayang beber
Wayang beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa
pada masa pra-islam dan masih berkembang di daerah-daerah tertentu di
pulau jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran
(beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang, baik
Mahabharata maupun Ramayana.
10. Wayang orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa jawa)
adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh
dalam cerita wayang tersebut.
11. Wayang tiplong
Wayang timplong adalah sejenis kesenian wayang dari daerah Nganjuk,
Jawa Timur. Kesenian tradisional ini konon mulai ada sejak tahun 1910 dari
Dusun Kedung Bajul Desa Jetis, Kecamatan Pace, Provinsi Jawa Timur.
Wayang ini terbuat dari kayu, baik kayu waru, mentaos, maupun pinus.
Instrumen gamelan yang digunakan sebagai musik pengiring, juga sangat
sederhana. Hanya terdiri dari Gambang yang terbuat dari kayu atau bambu,
ketuk kenong, kempul, dan kendang.
12. Wayang potehi
Wayang potehi merupakan salah satu kese nian kebudayaan gabungan
Tionghoa-Indonesia. Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat
dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain
tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah
berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari daratan Cina asli Menurut
legenda, seni wayang ini ditemukan oleh pesakitan di sebuah penjara. Lima
orang dijatuhi hukuman mati. Empat orang langsung bersedih, tapi orang
kelima punya ide cemerlang Ketimbang bersedih menunggu ajal, lebih baik
menghibur diri. Maka, lima orang ini mengambil perkakas yang ada di sel
seperti panci dan piring dan mulai menabuhnya sebagai pengiring permainan
wayang mereka. Bunyi sedap yang keluar dari tetabuhan darurat ini
terdengar juga oleh kaisar, yang akhirnya memberi pengampunan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah. Wayang merupakan seni tradisional
Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan
wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003 sebagai
karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan
yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Humanity).
Wayang ada bermacam-macam jenisnya. Ada versi wayang yang dimainkan
oleh orang dengan memakai kostum yang dikenal sebagai wayang orang, dan
ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang.
Wayang yang dimainkan dalang ini di antaranya berupa wayang kulit atau
wayang golek, serta masih banyak lagi macam-macam wayang.
B. SARAN
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini,
baik pembaca maupun penyusun dapat melestarikan dan menjaga wayang.
DAFTAR PUSTAKA

Buku berjudul Ragam Wayang dan Gamelan Jawa, penulis Dwi Cahyati
Anggarawati,penerbit Pantja Simpati tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai