Dosen Pengampu:
Kelompok 1 :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Landasan Filsafat Dalam Pendidikan” dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang telah
diberikan oleh Ibu Dra. Ni Wayan Arini, M.Ag selaku dosen pengampu pada proses
pembelajaran program studi Pendidikan Agama Hindu mata kuliah Landasan
Pendidikan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Landasan Filsafat Dalam Pendidikan. Dengan keseriusan dan ketekunan dalam
pembuatan makalah ini, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi teman-teman
dan para pembaca, khususnya agar memahami dan mendalami mengenai isi dari
makalah ini, serta dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah
makalah, khususnya dalam materi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Landasan Filsafat Dalam Pendidikan............................................5
2.2 Peran Dari Landasan Filsafat Dalam Pendidikan.........................................10
2.3 Implikasi dan Eksistensi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan....................11
2.4 Landasan Filsafat Penting Bagi Pendidikan....................................................11
BAB III............................................................................................................................ 13
PENUTUP....................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai,
dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu
secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi
mengenai kehidupan dan dunia.
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu
sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak
terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan
filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan,
filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat rumusan masalah yang terdiri
dari:
1.3 Tujuan
Landasan filosofis atau landasan filsafat terdiri dari 2 kata, yaitu landasan dan
filosofis/filsafat. Kata landasan secara leksikal berarti tumpuan, dasar atau alas, karena
itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Sedangkan,
kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan
sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara
radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu
hanya ditinjau dari segi yang biasa diamati hanya sebagian kecil saja. Diibaratkan
mengamati gunung es, kita hanya mampu melihat yang diatas permukaaan laut saja.
Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis (Pidarta, 2014).
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan mayarakat, sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta
masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan
dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.
Didalamnya juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini muncul sebagai
implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan
filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme (Tatang, 2012)
1. Idealisme
Filsafat ini menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan
kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau
refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat spiritual atau mental.Ide
sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenararan atau nilai sejati yang
obsolut dan abadi.
2. Realisme
Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa
dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai
hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani.
3. Pragmatisme
Aliran filsafat ini mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi
kegunaan pragtis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu
itu kepada manusia.
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau yuridis.
Berdasarkan sumbernya jenis landasan pendidikan dapat diidentifikasi dan dikelompokkan
menjadi: 1) landasan religius pendidikan, 2) landasan filosofis pendidikan, 3) landasan
ilmiah pendidikan, dan 4) landasan hukum/yuridis pendidikan.
Landasan filosofis dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat
yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain:
Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dan sebagainya.
Peranan landasan filosofis atau landasan filsafat dalam pendidikan adalah memberikan
rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu
tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemologi dan aksiologi pendidikan
sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis/filsafat dalam pendidikan
tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal
adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme,
dsb. Contoh: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan yang benar
diperoleh manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya, penganut Realisme
mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi,
praktikum, dan sebagainya) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca
laporan-laporan hasil penelitian, dan sebagainya).
Peranan filsafat dalam pendidikan tersebut berkaiatan dengan hasil kajian antara lain
tentang :
(1) Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makluk didunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoo politicon, homo sapiens, animal educandum dan
sebagainya.
(2) Masyarakat dan kebudayaanya.
(3) Keterbatasan manusia sebagai makluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
(4) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat
pendidikan.
2.3 Implikasi dan Eksistensi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan
Pada dasarnya, bangsa Indonesia memiliki filsafat umum negara, yaitu Pancasila
sebagai filsafat negara, Pancasila menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi semangat
berkarya pada segala bidang dan mewarnai segala segi kehidupan bangsa.
Sehubungan dengan hal tersebut, artinya kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila
untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi
pendidikan lebih lanjut (Pidarta, 2014). Maka timbullah pertanyaan: “jika demikian
halnya, untuk apa kita mempelajari landasan filosofis pendidikan dari berbagai
aliran (Idealisme, Konstruktivisme, Pragmatisme, dsb.) sebagaimana telah dipelajari
melalui pembahasan sebelumnya?”. Berbagai landasan filosofis pendidikan tersebut
tetap perlu dikaji dengan tujuan untuk memahaminya, memilah dan memilih
gagasan-gagasannya yang positif yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila untuk diambil hikmahnya demi pengembangan dan memperkaya
kebudayaan serta pendidikan kita.
Adapun secara garis besar implikasi landasan filsafat dalam pendidikan, antara
lain :
Kata ekstensi berasal dari dua kata yaitu; eks (keluar) dan sistensi (diturunkan
dari kata kerja sisto bahasa Latin, yang berartinya berdiri atau menempatkan).
Justru itu, kata eksistensi diartikan sebagai manusia yang berdiri sebagai diri
sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia memiliki kesadaran bahwa dirinya ada.
Manusia dapat meragukan segala sesuatu, akan tetapi yang pasti adalah dirinya
ada, dan dirinya itu disebut aku. Segala sesuatu di sekitarnya dihubungkan dengan
dirinya (handphoneku, komputerku, rumahku, dsbnya). Di dunia, manusia
menentukan keadaannya (keberadaannya) dengan perbuatan- perbuatannya. Ia
mengalami dirinya sebagai pribadi. Ia menemukan pribadinya dengan seolah-olah
keluar dari dirinya sendiri dan menyibukkan diri dengan apa yang di luar dirinya.
Ia memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Dengan kesibukannya itulah
ia menemukan dirinya sendiri. Ia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari
dirinya dan sibuk dengan dunia luarnya. Demikianlah manusia bereksistensi.
Bereksistensi seperti ini disebut dasein, dari kata da (di sana) dan sein (berada),
sehingga kata ini berarti, berada di sana yaitu di tempat. Manusia senantiasa
menempatkan diri di tengah-tengah dunia sekitarnya, sehingga ia terlibat dalam
alam sekitarnya dan bersatu dengannya. Sekalipun demikian, manusia tidak sama
dengan dunia sekitarnya, tidak sama dengan benda-benda, sebab manusia sadar
akan keberadaannya.
Eksistensi bukan hanya berarti “ada” atau “berada” seperti “ada” atau
“beradanya” barang lain, akan tetapi eksistensi sebagai pengertian khusus hanya
untuk manusia, yakni berada secara khusus manusia. Manusia yang dalam
keberadaannya itu sadar akan dirinya sedang berada, berada di dunia dan
menghadapi dunia, sebagai subjek yang menghadapi objek, bersatu dengan realitas
sekitarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksistensi
adalah keberadaan, kehadiran, yang mengandung unsur bertahap.
Filsafat merupakan suatu hal yang utama untuk pemecahan masalah dalam
kehidupan manusia. Pendidikan adalah cara dalam pengembangan ilmu filsafat. Memang
sangat berperan penting dan sangat efektif untuk mengembangkannya dan sangat
dianjurkan kepada manusia untuk mempelajari dan mengamalkan filsafat dalam
mengajarkan ilmu pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan filosofis atau landasan filsafat terdiri dari 2 kata, yaitu landasan dan
filosofis/filsafat. Kata landasan secara leksikal berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Sedangkan, kata
filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis atau landasan filsafat merupakan sebuah
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat tentang hal tertentu, yang dalam hal
ini adalah pendidikan, dan berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang seharusnya menjadi
tujuanya, dan sebagainya.
3.2 Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tentang Landasan Filsafat dalam Pendidikan ini,
diharapkan mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah
yang ada di dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya
akan menjadi penerus pendidik dan filsof atau bahkan filsuf di dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pundi.or.id/pundi/artikel/mengapa-harus-filsafat-pancasila-sebagai-pondasi-pendidikan-
di-indonesia
https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-filosofi-pendidikan.html?m=1
Pidarta Made. 1997. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Praja, Juhaya S. 2003. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prena Media
Titus, H.H.. Living Issues in Philosophy. New York: American Book Company.
Power, Edward, J., (1982), Philosophy of education: Studies in Philosophies, Schooling, and
Educational Policies, Prentice-Hall, Inc., Englewood Clifs, New Jersey.
Callahan J. F., Clark, L.H., (1983), Foundation of education, Macmillan Publishing Co. Inc.,
New York.