Anda di halaman 1dari 16

LANDASAN PENDIDIKAN

“Landasan Filsafat Dalam Pendidikan”

Dosen Pengampu:

Dra. Ni Wayan Arini, M.Ag

Kelompok 1 :

1.I Gusti Ayu Putri Surya Dewi (2111011001)

2. Made Avilira Astaswari (2111011003)

3. Yuga Wisnu Murti (2111011013)

4. Ni Luh Puji Bakti Rahayu (2111011014)

5. Ni Komang Ayu Ariskawati (2111011016)

6. I Kadek Resa Saputra (2111011020)

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

FAKULTAS DHARMA ACARYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Landasan Filsafat Dalam Pendidikan” dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang telah
diberikan oleh Ibu Dra. Ni Wayan Arini, M.Ag selaku dosen pengampu pada proses
pembelajaran program studi Pendidikan Agama Hindu mata kuliah Landasan
Pendidikan.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Landasan Filsafat Dalam Pendidikan. Dengan keseriusan dan ketekunan dalam
pembuatan makalah ini, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi teman-teman
dan para pembaca, khususnya agar memahami dan mendalami mengenai isi dari
makalah ini, serta dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah
makalah, khususnya dalam materi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan.

Tak kalah pentingnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada


Ibu Dra. Ni Wayan Arini, M.Ag selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Landasan
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua sumber dan pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi materi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan
saran dari teman- teman demi perbaikan makalah ini.

Denpasar, 16 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Landasan Filsafat Dalam Pendidikan............................................5
2.2 Peran Dari Landasan Filsafat Dalam Pendidikan.........................................10
2.3 Implikasi dan Eksistensi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan....................11
2.4 Landasan Filsafat Penting Bagi Pendidikan....................................................11
BAB III............................................................................................................................ 13
PENUTUP....................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”
dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”.
Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti
prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan


manusia dengan makhluk hidup lainnya. manusia belajar berarti merupakan rangkaian
kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak
menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan
tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.

Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata


yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda
untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua,
mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer
nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat
bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga tersebut
memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga
transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.

Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam


berkaitannya dengan dunia pendidikan. Adapun cakupan landasan pendidkan adalah :
landasan hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan
psikologi, dan landasan ekonomi. Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai
landasan filsafat.

Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai,
dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu
secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi
mengenai kehidupan dan dunia.
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu
sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak
terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan
filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan,
filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terdapat rumusan masalah yang terdiri
dari:

1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Filsafat dalam Pendidikan?


2. Bagaimana peran Landasan Filsafat dalam Pendidikan?
3. Bagaimana implikasi dan eksistensi Landasan Filsafat dalam Pendidikan?
4. Apakan Landasan Filsafat penting bagi Pendidikan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian Landasan Filsafat dalam Pendidikan


2. Untuk mengetahui peran dari Landasan Filsafat dalam Pendidikan
3. Untuk mengetahui implikasi dan esksitensi Landasan Filsafat dalam Pendidikan
4. Untuk mengetahui apakah Landasan Filsafat penting bagi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Filsafat Dalam Pendidikan

Landasan filosofis atau landasan filsafat terdiri dari 2 kata, yaitu landasan dan
filosofis/filsafat. Kata landasan secara leksikal berarti tumpuan, dasar atau alas, karena
itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Sedangkan,
kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan
sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara
radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.

Maka, dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis atau landasan filsafat


merupakan sebuah landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat tentang hal
tertentu, yang dalam hal ini adalah pendidikan, dan berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti: Apakah pendidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang
seharusnya menjadi tujuanya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang
berdasarkan atau bersifat atau filsafat (falsafah, falsafah)

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu
hanya ditinjau dari segi yang biasa diamati hanya sebagian kecil saja. Diibaratkan
mengamati gunung es, kita hanya mampu melihat yang diatas permukaaan laut saja.
Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis (Pidarta, 2014).

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan mayarakat, sedangkan pendidikan berusaha 
mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta
masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan
dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.

Landasan filsafat dalam pendidikan memegang peranan penting dalam


pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita
dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: idealisme, realisme, materialisme,
pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, essensialisme,
eksistesialisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep
dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.
Filsafat pendidikan merupakan jawaban secara kritis dan mendasar berbagai
pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan
sebagainya dari pendidikan  itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi
landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu
sangat penting karena hasil pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap
keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun
hasilnya belum dapat dipastikan.

Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik


tolak dalam pendidikan.Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu
sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem
gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap
gagasan-gagasan pendidikan.

Dalam landasan filosofis pendidikan, berisi tentang gagasan atau konsep-konsep


yang bersifat normatif atau presfektif. Dikatakan bersifat normatif atau presfektif, sebab
landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya,
melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-
citakan.

Didalamnya juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini muncul sebagai
implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan
filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme (Tatang, 2012)

Berikut adalah penjabarannya secara singkat:

1. Idealisme
Filsafat ini menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan
kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau
refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat spiritual atau mental.Ide
sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenararan atau nilai sejati yang
obsolut dan abadi.

a. Konsep Filsafat Umum Idealisme


 Metafisika: Para filsuf idealisme mengklaim bahwa realitas pada
hakikatnya bersifat spiritual.
 Manusia: adalah mahluk spiritual, mahlukberfikir, memiliki tujuan
hidup dan hidup di dunia dengan suatu aturan moral yang jelas.
 Epistemologi: pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat
kembali atau berfikir melalui intuisi.
 Aksiologi: manusia diperintah oleh nilai moral yang imperative
yang besumber dari realitas yang absolute.
b. Implikasi terhadap Pendidikan
 Tujuan pendidikan: pengembangan karakter, pengembangan bakat
insani, dan kebijakan social
 Kurikulum/isi pendidikan: pengembangan kemampuan berpikir
melalui pengembangan pendidikan liberal, penyiapan
keterampilan kerja suatu mata pencaharian melalui pendidikan
praktis.
 Metode pendidikan: metode yang diutamakan adalah metode
dialetik, namun tiap metode yang mendorong belajar dapat
diterima, da cenderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis untuk
belajar.
 Peranan pendidik dan peserta didik: pendidik bertanggungjawab
menciptakan lingkungan pendidikan bagi peserta didik. Sedangkan
peserta didik bebas mengembangkan keperibadian dan bakat-
bakatnya.

2. Realisme
Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa
dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai
hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani.

a. Konsep Umum Filsafat Realisme


 Metafisika: Para Filosof Realisme memandang dunia dalam
pengertian materi yang hadir dengan sendirinya, dan tertata dalam
hubungan-hubungan yang teratur diluar campur tangan manusia.
 Manusia: Hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakannya.
Manusia bisa bebas atau tidak bebas. Pikiran  atau jiwa merupakan
suatu organisme yang sangat  rumit yang mampu berpikir.
 Epistemologi: Pengetahuan diperoleh manusia melalui
pengalaman diri dan penggunaan akal.
 Aksiologi: Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam dan
pada taraf  yang lebih randah diatur oleh kebijaksanaan yang telah
teruji.

b. Implikasi terhadap Pendidikan


 Tujuan pendidikan: pendidikan bertujuan untuk penyesuaian diri
dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggungjawab sosial.
 Kurikulum/isi pendidikan: Harus bersifat komprehensif yang
berisi sains, matematika, ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu sosial,
serta nilai-nilai.
 Metode: Metode hendaknya bersifat logis dan psikologis.
 Peranan pendidik dan peserta didik: Pendidik adalah pengelola
kegiatan belajar-mengajar (classroom is teacher-centered).
Sedangkan peserta didik berperan untuk menguasai pengetahuan,
taat pada aturan dan berdisplin.

3. Pragmatisme
Aliran filsafat ini mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi
kegunaan pragtis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu
harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu
itu kepada manusia.

a. Konsep Filsafat Umum Pragmatisme


 Metafisika: pragmatisme anti metafisika, suatu teori umum
tentang kenyataan tidaklah mungkin dan tidak perlu. Manusia
adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
 Manusia: Manusia adalah hasil evolusi biologis, pikologis, dan
sosial.
 Epistemologi: pengetahuan yang benar diperoleh melalui
pengalaman dan berpikir (scientific method). Pengetahuan adalah
relatif.
 Aksiologi: ukuran tingkah laku individual dan social di tentukan
secara eksperimental dalam pengalaman hidup.

b. Implikasi terhadap Pendidikan


 Tujuan pendidikan: pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang
hayat, proses rekontruksi yang berlangsung terus menerus dari
pengalaman yang terakumulasi dan sebuah proses social. Tujuan
pendidikan adalah memperoleh pengalaman yang berguna
memecahkan masalah-masalah dalamkehidupan individual
maupun sosial. 
 Kurikulum/isi pendidikan: Kurikulum mungkin berubah, warisan-
warisan sosial dari masa lalu tidak menjadi fokus perhatian.
Pendidiakn terfokus pada kehidupan yang baik pada saat ini dan
masa datang bagi individu, dan secara besamaan masyarakat
dikembangkan.
 Metode: Menguatamakan metode pemecahan masalah,
penyelidikan dan penemuan.
 Peranan pendidik dan peserta didik: Pendidk yaitu memimpin dan
membimbing pesrta didik belajar tanpa ikut campur terlalu atas
minat dan kebutuhan siswa. Peserta didik berperan sebagai
organisme yang rumit yang mampu tumbuh.
2.2 Peran Landasan Filsafat Dalam Pendidikan

Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau yuridis.
Berdasarkan sumbernya jenis landasan pendidikan dapat diidentifikasi dan dikelompokkan
menjadi: 1) landasan religius pendidikan, 2) landasan filosofis pendidikan, 3) landasan
ilmiah pendidikan, dan 4) landasan hukum/yuridis pendidikan.

Landasan filosofis dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat
yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain:
Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dan sebagainya.

Peranan landasan filosofis atau landasan filsafat dalam pendidikan adalah memberikan
rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu
tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemologi dan aksiologi pendidikan
sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis/filsafat dalam pendidikan
tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal
adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme,
dsb. Contoh: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan yang benar
diperoleh manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya, penganut Realisme
mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi,
praktikum, dan sebagainya) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca
laporan-laporan hasil penelitian, dan sebagainya).

Selain tersajikan berdasarkan aliran-alirannya, landasan filosofis pendidikan dapat pula


disajikan berdasarkan tema-tema tertentu. Misalnya dalam tema: “Manusia sebagai
Animal Educandum” (M.J. Langeveld, 1980), Man and Education” (Frost, Jr., 1957), dll.
Demikian pula, aliran-aliran pendidikan yang dipengaruhi oleh filsafat, telah menjadi
filsafat pendidikan dan atau menjadi teori pendidikan tertentu.

Peranan filsafat dalam pendidikan tersebut berkaiatan dengan hasil kajian antara lain
tentang :

(1) Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makluk didunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoo politicon, homo sapiens, animal educandum dan
sebagainya.
(2) Masyarakat dan kebudayaanya.
(3) Keterbatasan manusia sebagai makluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
(4) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat
pendidikan.
2.3 Implikasi dan Eksistensi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan

A. Implikasi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan

Pada dasarnya, bangsa Indonesia memiliki filsafat umum negara, yaitu Pancasila
sebagai filsafat negara, Pancasila menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi semangat
berkarya pada segala bidang dan mewarnai segala segi kehidupan bangsa.

Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila yang dimaksud


adalah Pancasila yang rumusannya tercantum dalam “Pembukaan” Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Karena Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, implikasinya maka Pancasila


juga adalah dasar pendidikan nasional. Sejalan dengan ini Pasal 2 Undang-Undang
RI No. 20 Tahun 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional” menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasa rkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Sehubungan dengan hal tersebut, artinya kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila
untuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi
pendidikan lebih lanjut (Pidarta, 2014). Maka timbullah pertanyaan: “jika demikian
halnya, untuk apa kita mempelajari landasan filosofis pendidikan dari berbagai
aliran (Idealisme, Konstruktivisme, Pragmatisme, dsb.) sebagaimana telah dipelajari
melalui pembahasan sebelumnya?”. Berbagai landasan filosofis pendidikan tersebut
tetap perlu dikaji dengan tujuan untuk memahaminya, memilah dan memilih
gagasan-gagasannya yang positif yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila untuk diambil hikmahnya demi pengembangan dan memperkaya
kebudayaan serta pendidikan kita.

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam


sampai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi
pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan
tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat
umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat hubungan
implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap
gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-
konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep
pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal
ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.
Implikasi merupakan pernyataan mengenai konsekuensi alamiah dari sebuah hal.
Sehingga dalam landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis
pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.

Adapun secara garis besar implikasi landasan filsafat dalam pendidikan, antara
lain :

1. Filsafat pendidikan perlu diwujudkan agar ilmu pendidikan bercorak


Indonesia mudah dibentuk.
2. Peran dan pengembangan sila-sila pancasila pada peserta didik
hakikatnya merupakan pengembangan afeksi.
3. Pendidikan pancasila dan agama tidak bertentangan melainkan saling
melengkapi.
4. Evaluasi afeksi pendidikan haruslah dilakukan secara nyata.

B. Eksistensi Landasan Filsafat Dalam Pendidikan

Kata ekstensi berasal dari dua kata yaitu; eks (keluar) dan sistensi (diturunkan
dari kata kerja sisto bahasa Latin, yang berartinya berdiri atau menempatkan).
Justru itu, kata eksistensi diartikan sebagai manusia yang berdiri sebagai diri
sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia memiliki kesadaran bahwa dirinya ada.
Manusia dapat meragukan segala sesuatu, akan tetapi yang pasti adalah dirinya
ada, dan dirinya itu disebut aku. Segala sesuatu di sekitarnya dihubungkan dengan
dirinya (handphoneku, komputerku, rumahku, dsbnya). Di dunia, manusia
menentukan keadaannya (keberadaannya) dengan perbuatan- perbuatannya. Ia
mengalami dirinya sebagai pribadi. Ia menemukan pribadinya dengan seolah-olah
keluar dari dirinya sendiri dan menyibukkan diri dengan apa yang di luar dirinya.
Ia memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Dengan kesibukannya itulah
ia menemukan dirinya sendiri. Ia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari
dirinya dan sibuk dengan dunia luarnya. Demikianlah manusia bereksistensi.
Bereksistensi seperti ini disebut dasein, dari kata da (di sana) dan sein (berada),
sehingga kata ini berarti, berada di sana yaitu di tempat. Manusia senantiasa
menempatkan diri di tengah-tengah dunia sekitarnya, sehingga ia terlibat dalam
alam sekitarnya dan bersatu dengannya. Sekalipun demikian, manusia tidak sama
dengan dunia sekitarnya, tidak sama dengan benda-benda, sebab manusia sadar
akan keberadaannya.
Eksistensi bukan hanya berarti “ada” atau “berada” seperti “ada” atau
“beradanya” barang lain, akan tetapi eksistensi sebagai pengertian khusus hanya
untuk manusia, yakni berada secara khusus manusia. Manusia yang dalam
keberadaannya itu sadar akan dirinya sedang berada, berada di dunia dan
menghadapi dunia, sebagai subjek yang menghadapi objek, bersatu dengan realitas
sekitarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksistensi
adalah keberadaan, kehadiran, yang mengandung unsur bertahap.

Eksistensi atau keberadaan landasan filsafat atau landasan filosofis dalam


pendidikan ini sangat penting adanya. Karena filsafat adalah induknya semua ilmu
pengetahuan, dengan sudut pandang yang komprehensif yang disebut dengan
hakikat. Filsafat memandang setiap objek dari segi hakikatnya. Filsafat juga
mengajarkan manusia untuk lebih berpikir secara holistik menggunakan sudut
pandang untuk akhirnya membuat keputusan.

Sedangkan pendidikan adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang tujuan


utamanya adalah mengembangkan potensi individu sehingga mewujudkan pribadi
yang matang bukan hanya dari sisi akademis juga sisi mentalitas yang mampu
mandiri dan mengendaikan diri.

Maka filsafat pendidikan memandang persoalan sentral berupa hakikat


pematangan manusia. Kultur dari filsafat adalah selalu berpikir dari tingkat
metafisis, teoritis, sampai pada tingkat praktis.

Jika diterapkan pada kegiatan pendidikan, aspek ontologi adalah proses


pendidikan dengan penekanan pada pendirian filsafat hidup, suatu pandangan
hidup yang berlandaskan nilai leluhur budaya dan niali-nilai moral budaya.

Aspek epistimologi pendidikan menekankan system kegiatan pendidikan pada


pembentukan sikap ilmiah, suatu dijiwai oleh nilai kebenaran. Sedangkan aspek
aksiologi pendiidkan menekankan pada system kegiatan pada pengembangan
perilaku dan tanggung jawab, suatu perilaku yang dijiwai dengan nilai keadilan.
Ketiga taraf sistem pendidikan tersebut saling berhubungan antara satu aspek
dengan yang lainnya secara kausalik.

Selanjutnya dapat diasumsikan bahwa jika filosofi pendidikan tersebut


digunakan sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia baik di
dalam keluarga, lingkungan, sekolah, maupun dalam kehidupan masyarakat,
diharapkan kehidupan masyarakat bisa meliputi nilai-nilai kejujuran, kebenaran,
keagamaan dalam bingkai pancasila dan UUD 1945 yang di dalamnya telah di
tuangkan dalam pancasila dan di jabarkan dalam UUD 1945.

Dengan demikian maka dipastikan pendidikan di Indonesia akan menjadi


sebuah model pendidikan yang berkarakteristik yang tidak akan dimiliki negara
lain yang selalu menunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan berlandaskan pada
UUD 1945 yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Landasan pendidikan adalah salah satu kajian yang dikembangkan dan
berkaitan dengan dunia pendidikan. Cakupan landasan pendidkan adalah  landasan
hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan
psikologi, dan landasan ekonomi.

2.4 Landasan Filsafat Penting Dalam Pendidikan

Landasan filsafat sangat penting adanya didalam bidang pendidikan. Pendidikan


mengandalkan filsafat sebagai landasan utama dalam pendidikan. Hal itu disebabkan
karena memang landasan filosofis sebagai landasan dasar akan membantu menjawab
permasalahan-permasalahan pendidikan yang menyangkut ranah antropologi, epistemik
dan politik.

Dalam garis besarnya filsafat memiliki 4 cabang, yaitu metafisika, epistimologi,


logika, dan etika. Untuk mewujudkan filsafat pendidikan di Indonesia membutuhkan
pemikiran untuk menemukan teori - teori pendidikan yang dibutuhkan sesuai dengan
karakteristik  bangsa indonesia terlebih dahulu.

Mengembangkan filsafat pendidikan harus mengikuti pemikiran filsafat yang


diikuti oleh suatu bangsa. Pendidikan adalah suatu cara untuk mencapai suatu tujuan,
berpikir filsafat serta membimbing generasi muda sebagai pewaris bangsa untuk
mempelajari ilmu filsafat dan mengamalkan nilai-nilai filsafat yang terkandung di
dalamnya secara arif dan bijaksana.

Filsafat merupakan suatu hal yang utama untuk pemecahan masalah dalam
kehidupan manusia. Pendidikan adalah cara dalam pengembangan ilmu filsafat. Memang
sangat berperan penting dan sangat efektif untuk mengembangkannya dan sangat
dianjurkan kepada manusia untuk mempelajari dan mengamalkan filsafat dalam
mengajarkan ilmu pendidikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Landasan filosofis atau landasan filsafat terdiri dari 2 kata, yaitu landasan dan
filosofis/filsafat. Kata landasan secara leksikal berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Sedangkan, kata
filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.

Dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis atau landasan filsafat merupakan sebuah
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat tentang hal tertentu, yang dalam hal
ini adalah pendidikan, dan berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang seharusnya menjadi
tujuanya, dan sebagainya.

Landasan filsafat sangat penting adanya didalam bidang pendidikan. Pendidikan


mengandalkan filsafat sebagai landasan utama dalam pendidikan. Hal itu disebabkan
karena memang landasan filosofis sebagai landasan dasar akan membantu menjawab
permasalahan-permasalahan pendidikan yang menyangkut ranah antropologi, epistemik
dan politik.

3.2 Saran

Dengan mempelajari dan mengkaji tentang Landasan Filsafat dalam Pendidikan ini,
diharapkan mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah
yang ada di dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya
akan menjadi penerus pendidik dan filsof atau bahkan filsuf di dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://pundi.or.id/pundi/artikel/mengapa-harus-filsafat-pancasila-sebagai-pondasi-pendidikan-
di-indonesia

https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-filosofi-pendidikan.html?m=1

Pidarta Made. 1997. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta

Praja, Juhaya S. 2003. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Prena Media

Titus, H.H.. Living Issues in Philosophy. New York: American Book Company.

Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional”

Power, Edward, J., (1982), Philosophy of education: Studies in Philosophies, Schooling, and
Educational Policies, Prentice-Hall, Inc., Englewood Clifs, New Jersey.

Callahan J. F., Clark, L.H., (1983), Foundation of education, Macmillan Publishing Co. Inc.,
New York.

Anda mungkin juga menyukai