Disusun Oleh :
Muhammad Fariz Fadhlurrahman
H1A021036
Terminologi
1.Viral load : jumlah replika RNA suatu virus tertentu per mL darah (dorland ed
28)
2.Opportunistik : merujuk pada organisme yang biasanya tidak menyebabkan
penyakit tetapi dapat menjadi patogenik pada keadaan tertentu (Dorland ed 30)
3. Compos mentis: able to think clearly and be in control of and responsible for your
actions (Cambridge Dictionary) mampu berpikir jernih dan mengendalikan serta
bertanggung jawab atas tindakan anda
5.stomatitis : radang mukosa mulut akibat faktor-faktor lokal atau sistemik, yang
dapat mengenai mukosa pipi dan bibir, palatum, lidah, dasar mulut, dan gusi.
(Dorland Ed. 31)
6.scar : tanda yang membekas pasca penyembuhan luka atau proses patologis
lainnya (Dorland Ed.30)
7.Epigastrium : daerah abdomen bagian tengah atas yang terletak di dalam angulus
infrasternal; disebut juga antecardium, regio epigastrica (kamus dorlan ed. 31)
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Hipotesis
1.Pasien menderita HIV stadium III(Tiga) dengan infeksi opportunistik
2.Free sex menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiko infeksi HIV/AIDS
3.Pasien dilakukan pengobatan dengan diberikannya terapi ARV (Antiretoviral
4.pasien kehilangan sel CD4 yang menyulitkan tubuh melawan infeksi
5.Obat antiretroviral berpotensi memiliki efek samping
6.Suami dan anak pasien berisiko tertular HIV/AIDS dari pasien
7.Umur merupakan faktor risiko kejadian HIV/AIDS.
Pertanyaan Terjaring
1.Jelaskan konsep dasar dari imunodefisiensi!
2.Jelaskan jenis-jenis penyakit imunodefisiensi !
3.Jelaskan farmakokinetik terapi anti retroviral!
4.Jelaskan farmakodinamik terapi anti retroviral
5.Jelaskan macam-macam kelas dari obat anti retroviral!
6.Jelaskan efek samping dari obat antiretroviral
7.Jelaskan patofisologi infeksi HIV!
8.Bagaimana etiologi dari AIDS?
9.Jelaskan Apa saja Klasifikasi stadium klinis AIDS !
10.Jelaskan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan risiko HIV/AIDS
11.Jelaskan macam² infeksi opportunistik pada pasien penderita AIDS ? Dan
bagaimana penangannya ?
NRTI ini bekerja dengan menginterfensikan enzim RT atau reverse transcriptase. NRTI akan
mengalami fosforilasi intraselular menjadi metabolit aktif triphophorylated. NRTI akan
menghambat replikasi virus dengan jalur kompetitif dengan nukleotida endogen dalam
penggabungan DNA HIV yang disintesis dari genom RNA HIV oleh enzim RT virus yang
mengakibatkan pembentukan rantai DNA terhenti.
B. NNRTI (nonnucleoside reverse transcriptase inhibitor)
Neviparine (nvp), delavirdine (dlv), efavirenz (efv).
NNRTI adalah inhibitor non kompetitif HIV-reverse transcriptase yang berikatan langsung
dengan enzim RT pada kantung katalitik yang menyebkan terhentinya proses katalisasi
C. PI (protease inhibitor)
Saquinavir (sqv), indinavir (idv), ritonavir (rtv), nelfinavir (nfv), lopinavir , fosamprenavir
(fosAPV) , atazanir (atv), tipranavir (tpv), darunavir (drv).
Pada PI , itu sama seperti retrovirus yang lain, dimana PI akan mengikat sisi aktif enzim RT
yang akan menyebabkan terjadinya kompetitif inhibitor terhadap protease HIV. PI akan
menghambat langsung enzim protease yang diperlukan untuk informasi genetic dan maturase.
D. Entry Inhibitors : efuvirtide (menghalangi perlekatan HIV gp120 ke reseptor sel T CD4
atau koreseptor CCR5/CXCR4)
Terjadi Ada interaksi spesiflk antara envelope protein HIV, gpl20, dan molekul CD4+.
Interaksi ini diikuti oleh perubahan konformasi dalam gp 120, memungkinkan protein ini
untuk mengikat ke chemokine Akhirnya, membran coreceptor (CCR5 pertama, atau
CXCR4) selubung envelope HIV menyatu dengan sel melalui perubahan gp41 protein.
Sumber :
Hidayati, A. N. Daili, S. F. Niode, N. J. Indriatmi, W. Budiono, S. E. Barakbah, J. 2018.
MANIFESTASI DAN TATALAKSANA KELAINAN KULIT DAN KELAMIN PADA
PASIEN HIV/AIDS. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA.
Sumber :
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang
Dewasa , Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. (2012)
Y, Evy. Efek Samping dan Pemantauan Keberhasilan ARV. Divisi Alergi Imunologi Klinik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM.
DISKUSI KELOMPOK 2
Fasilitator : dr. Dara Syifa
Tanggal : Kamis, 24 Maret 2022
Waktu/Tempat : 08.00 – 10.30 WIB / Zoom Meeting
Ketua : Risti Amalia
Sekretaris : 1. Rini Sylvia Maisa Utami
2. Muhammad Yasin Suwondo
Somia, I. A., Utama, I. S., Parwati Merati, K. T., Gayatri, A. A., & Sukmawati, N. D. (2016).
BIDs-8 & National Seminar of Infectious Disease. Bali: PT. Percetakan Bali.
SUMBER :
Mahendra, C. (2021). Imunodefisiensi primer dan deteksi dininya. Tarumanegara medical
Journal, 3(2), 432-441.
Saraswati, H. (2017). Modul Imunologi (IBL341). Jakarta: digilib Esa Unggul.
Gejala Klinis Imunodefisiensi
Sumber :
P.G, Setyo. Pendekatan Klinis Penyakit Imunodefisiensi. Divisi Tropik Infeksi Imunologi
Penyakit Dalam Fk Undip/Rs Nasional Diponegoro.
A. J. Angel, Vaillant, Q. Ahmad. (2021). Immunodeficiency. University of the West Indies.
Sumber :
Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S., 2016, Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan
Sistem Imun, Edisi Kelima, ELSEVIER.
British Society for Immunology. Immunodeficiency [Internet]. UK: British Society for
Immunology; [updated 2017 Nov; cited 2022 Mar 23]. Available from:
https://www.immunology.org/policy-andpublic-affairs/briefings-and-positionstatements/
immunodeficiency
Sumber :
Binfar, D. (2006). Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Sumber :
Kusumawati, D. (2019). TINGKAT KEPATUHAN PASIEN PENDERITA HUMAN
IMMUNODEFICIENCY VIRUS-ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME
(HIV-AIDS) DALAM MENGONSUMSI OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) DI DEPO
RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG (Doctoral
dissertation, Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang).
Dr. R. Haryo, B.S, S.Si., M.Si., Dr. Marni, B.K., S. Tr.Keb., S.K.M., M.Kes., Dr. dr. Titus,
T., M.Kes. 2021. Penanganan Virus HIV/ AIDS. Deepublish Publisher
- Asimtomatik
- Limfadenopati generalisata persisten
2. Stadium klinis 2
- Infeksi saluran pernapasan atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis, radang
telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
- Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan
berwarna kemerahan
3. Stadium Klinis 3 :
Diare kronis
Demam menetap
4. Stadium Klinis 4:
Sumber :
Pedoman Nasional Tata laksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang
Dewasa. Kemenkes RI Dirjen P2PL. 2011
Evalina, R. (2016). Studi deskriptif infeksi HIV pada anak di rumah sakit umum pusat adam
malik medan. Sari Pediatri, 14(2), 73-8.
10. Jelaskan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan risiko HIV/AIDS
1. Hubungan Seks
3. Transfusi darah
Sumber :
Sumini. et al,. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian HIV/AIDS pada Pengguna
Napza Suntik (Studi Epidemiologi Di Kota Pontianak) Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Komunitas 2 (1), 2017, 36-45
11. Jelaskan macam² infeksi opportunistik pada pasien penderita AIDS ? Dan
bagaimana penangannya ?
Sebuah infeksi pada pengidap HIV disebut sebagai infeksi oportunistik
karena berbagai macam mikroba penyebabnya (bakteri, jamur, parasit, dan
virus lainnya) muncul mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh
sedang lemah-lemahnya.
1. Candidiasis
2. Infeksi paru (pneumocystis)
3. Tuberkulosis
4. Herpes simplex
5. Salmonella septicemia
6. Toksoplasmosis
7. Infeksi pencernaan
Sumber :
MAGHFIRA A. (2017). KARAKTERISTIK INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PASIEN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY
SYNDROME DI RSUP HAJI ADAMMALIK MEDAN TAHUN 2016
Rendahnya jumlah limfosit T CD4+ akan menurunkan sistem imun melawan patogen
sehingga penderita menjadi rentan terhadap IO.
Sel T CD4+ naїve dapat berdiferensiasi menjadi T helper (Th)1, Th2, Th17, sel T
regulatori (Treg) dan Th folikuler (Thf) dengan profil sitokin dan fungsi yang
berbeda-beda
Sumber :
Elvina, Putu Ayu. (2015). PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI OPORTUNISTIK YANG
TERSERING PADA PENDERITA HIV DI INDONESIA. Thesis. Universitas Udayana, Bali.
Menjawab Hipotesis