Nim : PO7120320024
Kelas : TK. 2A
Tugas:
Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi, Politik, Pemerintahan dan Hukum – Grameds, tahukah kamu apa
saja dampak dari korupsi? Korupsi mempunyai dampak buruk yang dapat terjadi di segala bidang yang
ada. Tindakan korupsi dinilai sangat buruk karena merugikan banyak orang. Tindakan ini tidak hanya
dilakukan oleh orang yang memiliki jabatan tinggi saja, korupsi juga bisa dilakukan dari hal kecil seperti
berbohong.Menurut UU No. 31 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Korupsi tentunya harus cepat diberantas dan jangan diberi ampun, karena yang namanya maling uang
rakyat harus dihukum dengan cepat dan tuntas. Dengan tidak adanya tindak korupsi, negara akan aman
dan tidak mengalami banyak kerugian yang dikeluarkan.
Korupsi ini juga memiliki dampak-dampak yang dapat merugikan negara di segala bidang yang ada.
Mulai dari bidang ekonomi, sosial, pemerintahan, politik, pendidikan dan lain-lain. Berikut adalah
dampak korupsi dari segala bidang.
1. Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena dampak dari korupsi ini.
Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak bisa berkembang lebih
maju lagi. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau PHK, lalu aku banyak
pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan meningkat.
2. Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang untuk pendapatan negara.Penurunan
pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum pegawai pajak yang memanfaatkan
kesempatan buruk ini untuk memperkaya dirinya sendiri. Hal ini juga mengakibatkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap pegawai pajak, dan tentunya akan menghambat proses
pembangunan dan merugikan masyarakat.
3. Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara memang
sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru hutang itu akan semakin
bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri bahwa apa yang ia lakukan dapat
memperburuk keadaan negara. Mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi.
4. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor dari luar negeri
tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi untuk menanamkan modal di
industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit pembangunan ekonomi. Dalam sektor privat ini,
korupsi merugikan pada sektor niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, risiko pembatalan
perjanjian karena penyelidikan, dan ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat.
5. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara dibuat untuk
memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah dan tidak layak digunakan
untuk publik.Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak untuk dimakan, terhambatnya
perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang ambruk, tabung gas yang tidak layak berpotensi
meledak dan merusak fasilitas umum dan pribadi masyarakat.Korupsi juga akan menurunkan
kualitas pondasi dari proyek pembangunan, karena di dalamnya terdapat suap, pengurangan
bahan untuk dikorupsi. Semua itu dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri.
6. Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat biaya
transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan tidak efisien dalam
perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk penciptaan, penggunaan, pemeliharaan,
perubahan, dan sebagainya.Sistem kelembagaan akan lebih efisien jika biaya transaksi rendah,
namun jika sebaliknya maka sistem kelembagaan tidak akan efektif. Sudah bukan menjadi
rahasia lagi bahwa Indonesia biasa melakukan pungli dalam pembuatan berbagai dokumen
seperti, akta kelahiran, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini menyebabkan besarnya
biaya transaksi dan sistem kelembagaan menjadi buruk.
7. Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke tangan pelaku.
Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi berkurang. Dengan adanya tindakan
korupsi ini ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor dengan masyarakat
karena pindahnya sumber daya untuk publik tadi. Beberapa negara pasti selalu berupaya untuk
mengurangi tindakan korupsi untuk mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor
mengeruk uang publik untuk kepentingan pribadi. Namun Unslaner (2011) menyatakan bahwa
dampak dari korupsi terhadap ketimpangan pendapatan bersifat timbal balik. Artinya korupsi
menyebabkan ketimpangan pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga menyebabkan
korupsi.
8. Meningkatkan Kemiskinan
Badan pusat statistik membagi kemiskinan menjadi empat kategori yaitu:
a. Kemiskinan absolut, artinya seseorang yang memiliki kondisi di bawah garis kemiskinan atau
dapat dikatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, dan
pendidikan untuk hidup dan bekerja dengan layak.
b. Kemiskinan relatif, artinya kemiskinan karena pengaruh kebijakan yang menyebabkan
ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan ini relatif ditentukan oleh pandangan
subyektif masyarakat.
c. Kemiskinan kultural, artinya kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya yang membuat
seseorang terbelenggu dalam kondisi miskin.
d. Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena ketidakberdayaan seseorang
atau sekelompok masyarakat terhadap kebijakan tertentu dan membuat sistem yang tidak
adil, sehingga terjebak dalam kemiskinan.
1. Pemimpin Koruptor
Adanya praktik suap dari para calon-calon pemimpin partai saat pesta demokrasi akan membuat
bayangan bahwa mereka juga akan menjadi calon koruptor. Tradisi ini sudah lama terjadi, para
calon pemimpin selalu memberikan uang ataupun dalam bentuk sembako agar masyarakat
memilih dia saat pemilihan.
2. Publik Tidak Lagi Percaya Demokrasi
Korupsi juga menyebabkan publik tidak lagi percaya pada demokrasi. Semua pejabat negara,
legislatif, maupun petinggi pejabat negara tidak lagi dipercaya oleh publik karena banyaknya
koruptor dari dalam sana. Bahkan publik bisa saja tidak akan memilih siapapun saat pemilihan
umum karena tindakan korupsi ini, ini dapat jadi pertimbangan publik. Keadaan seperti ini harus
diatasi dengan kepemimpinan yang bersih, jujur, dan adil.
3. Menguatnya Plutokrasi
Plutokrasi adalah sistem politik yang dikuasai oleh kamu yang memiliki modal besar. Setiap
perusahaan besar memiliki hubungan dengan partai-partai tertentu. Beberapa pengusaha juga
menjadi ketua partai politik tertentu. Ini membuat kepentingan perusahaan dan partai menjadi
tidak sesuai. Ketua partai ini dapat melakukan tindakan suap dengan mudah jika mereka ingin
menang karena banyaknya modal yang mereka punya.
4. Kedaulatan Rakyat Hancur
Dunia politik hanya milik sekelompok orang di dalam partai politik saja. Mereka akan terus
bersaing dengan partai lain hanya untuk meraih kemenangan mereka semata. Tentunya yang
menang akan dapat menguasai semuanya. Hanya mereka-mereka lah sekelompok orang di
dalam partai politik yang menang, rakyat hanya ada pada kemiskinan dan masa depan negara
yang tidak jelas.