Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH SPAI

Dosen Pengampu: Dr. Syarip Hidayat, M.A., M.Pd.


Dr. Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd.
Ade Fawzi 1901876 Muhamad Ainul Anwar 1906007

Ana Anggi Anggraini 1901921 Sifa Hilmia Utami 1907866

Andi Mutiara Insani 1905873 Raisya Salsabilla M. 1908777

Aviva Ayuningtias 1901477 Sahnaz Shalihah SM 1901324

Elya Nurzanah 1908849 Seli Nurmalasari 1902014

Gustiana Dewi 1908627 Selvi Novitasari 1905815

Karina Khoerunnisa 1905315 Suci Islami 1906040


Lela Santikasari 1906001 Windy Widya K. N. 1905381
Marsya sulistiya 1901498
Topik Bahasan
• Perkembangan globalisasi
• Dampak globalisasi
• Pandangan agama islam terhadap teknologi pada era globalisasi
• Perspektif agama islam tentang IPTEK
• Tantangan ilmu-ilmu agama islam terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan modern
• Hakikat pendidikan agama islam dan teknologi
Globalisasi adalah jalannya sejarah yang harus disikapi dengan bijaksana,
terlebih bagi umat muslim yang sudah memiliki tatanan ajaran yang bisa
menghadapi badai perkembangan sampai masa kini. Oleh karena itu,
Islam harus mampu menghadapi tantangan mirip yang dicetus oleh Arnold
Toynbee mengenai teorinya, bahwa setiap ada permasalahan pasti
terdapat jabawabannnya dar masyarakat
(Sujati, 2018, hlm. 99).

globalisasi tidak hanya berkaitan dengan pesatnya teknologi dan


informasi saja, tetapi juga berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
lain seperti: pendidikan, agama, sosial, politik, budaya, ilmu
pengetahuan, dll.
Islam merupakan agama yang bersifat gobal-universal, yang mempunyai
universalitas ajaran yang mampu digunakan buat mewarnai kehidupan
masyarakat secara global (Ali, K. M., 2016). Maka, perhatian yg
komprehensif terhadap ajaran-ajaran Islam yg bersifat universal, ialah
suatu pasti supaya Islam mampu menyampaikan kontribusi nyata yg
berarti bagi peradaban global mirip masa kejayaan Islam. Ilmu adalah
sakah satu penggerak utama dalam peradaban Islam (Bakar, O., 2008, hlm.
75).
Dampak Positif Dampak Negatif

1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap


1. Pola Hidup Konsumtif
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
2. Sikap Individualistik
teknologi
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
4. Kesenjangan Sosial
Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan
ipteknya untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian
muslim kepada Allah (spiritual) dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di
muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam (rahmatan lil alamin).
Adab-adab bermedia sosial menurut Wening, L. M. (2021) dalam Islam

Menyebar Tidak
Meluruskan Memanfaatkan
Kebaikan dan Menghina dan
niat Waktu Sebaik
Mencegah Mengumbar
Mungkin
Keburukan Kebencian
Memang didalam Al-Qur'an penjelasan IPTEK tidak dibahas secara
mendalam, namun tidak dapat disangkal bahwasanya didalam Al-Qur'an
sudah tertera mengenai pentingnya IPTEK bagi pengembangan kehidupan
manusia, yang berperan untuk kesejahteraan manusia serta sebagai alat
dalam membantu manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di
muka bumi ini (MS, Syaifullah, 2006).
Dalam konteks sains, al-Qur’an mengembangkan beberapa langkah/proses sebagai berikut

1. al-Qur’an memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam


sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di
dalamnya (surat Yunus ayat 101)
2. al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap gejala-
gejala alam. (surat al-Qamar ayat 149).
3. al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam terhadap fenomena alam
melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional.
(surat al-Nahl ayat 11- 12).
Penerapan IPTEK dalam Islam
1. Saat shalat
2. Menentukan bulan Ramadhan
3. Pergi ke tanah suci Mekkah
4. Berdakwah
5. Berdagang
Tantangan Menurut Armin Tantangan Menurut Kemas Mas’ud Ali

1. Masih banyak menggunakan logika deduktif 1. Ambivalensi teknologi


2. Di kalangan Islam masih banyak yang 2. Di kalangan umat Islam masih banyak yang
menekankan studi pustaka daripada studi atas hanya menekankan pada studi pustaka daripada
realitas sosio-kultural studi terhadap realitas sosio-kultural
3. Belum adanya paradigma yang jelas tentang 3. Belum ada paradigma yang jelas tentang posisi
posisi normatif, eksistensi dan struktur nilai normatif, eksistensi dan struktur keilmuan
keilmuan Islam Islam
Upaya Mengatasinya Menurut Ismail Razi Al Faruqi

1. Memadukan sistem pendidikan Islam, dikotomi pendidikan umum dan Islam dihilangkan
2. Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua tahap, yaitu
mewajibkan bidang studi sejarah peradaban Islam dan Islamisasi ilmu pengetahuan
3. Untuk menghadapi persoalan metodologi, ditempuh langkah-langkah berupa penegasan
prinsip-prinsip pengetahuan Islam
Urgensi pendidikan islam adalah karena saat ini zaman telah mengalami kemajuan
yang progresif dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ini berdampak
pada perubahan dalam tatanan sosial dan moral yang mana merupakan salah satu
dimensi yang diinternalisasikan dalam pendidikan islam. Lantas, demikian pendidikan
islam hendaknya dapat terus diinisiasi guna mengislamisasikan zaman tersebut melalui
nafas-nafas pendidikan (transfer ilmu dan nilai) guna membentuk peserta didik yang
menjunjung tinggi nilai-nilai islam.
Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan dan pembinaan semaksimal
mungkin yang diberikan kepada seseorang melalui ajaran Islam agar orang
tersebut tumbuh dan berkembang sesuai tujuan yang diharapkan (Idi dan
Suharto, 2006, hlm. 51 dalam Ali, K.M, 2016).
Sementara itu menurut (Hasan Langgulung, dalam Siddik, H, 2016)
pendidikan Islam adalah Suatu proses penyiapan generasi muda untuk
mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik
hasilnya di akhirat.
Jadi pendidikan Islam itu berupaya untuk mengembangkan individu
sepenuhnya, agar orang tersebut tumbuh dan berkembang sesuai tujuan
yang diharapkan yaitu tujuan duniawi maupun ukhrawi.
“Esok selalu percaya bahwa teknologi bisa
menaklukan apa pun. Tapi bagaimana teknologi akan
mengalahkan ambisi rakus manusia? Ketika mereka
akhirnya tidak mau mengalah dan saling merusak”

Anda mungkin juga menyukai