Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh:

Eko Timatius Luanmasa


(105821104021)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2022
Soal
1. Setujuhkah saudara jika sebutan bangsa Indonesia sebagai bangsa ramah,
santun, dan agamais melekat pada bangsa Indonesia?
2. Bisakah Identitas ini terus di pertahankan di tengah masih banyaknnya
tindakan anarikis dan korupsi di kalangan biroktasi dan masyarakat
Indonesia?
3. Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar dapat menjadi bagian
masyarakat global tanpa kehilangan identitas Nasional?
4. Konsep masyarakat multikultural diangap paling cocok untuk Indonesia yang
majemuk. Diskusikan faktor-faktor apa saja yang mendukung menghambat
untuk mewujudkan Indonesia yang multikultural?
5. Apa yang seharusnya dilakukan bangsa Indonesia untuk melestarikan
Pancasila sebagai perekat Nasional?

Jawaban

1. Saya Sangat setuju, karena hal itu sudah menjadi kearifan lokal yang sudah
dipunyai Indonesia sejak dahulu. Berasal dari adat istiadat dan kepercayaan
sikap tersebut muncul, sudah diketahui bersama jika Indonesia merupakan
dengan masyarakat yang mempunyai sistem kepercayaan yang mengajarkan
sopan santun dan segala kearifan yang sampai sekarang masih ada

Kemudian yang ke 2 saya sangat setuju juga .Contohnya ketika di


bulan ramadhan lalu . saat umat islam menjalankan ibadah puasa. para
masyarakat yang nonmuslim jga ikut berpartisipasi pada saat itu. Dimana
masyarakat nonmuslim menyiapkan makan bahkan membuat sebuah
organisasi yang mereka dirikan untuk membantu meringakan biaya makan
untuk berbuka puasa. Dan bahkan mereka yang nonmuslim juga memberikan
makanan Cuma” kepada masyarakat muslim yang kurang mampu.

Dari contoh diatas, itu menandakan bahwa masyarkat negara


indonesia sangat, ramah, santun, saling menghormati dan sangat
menjunjung tinggi agama yang mereka anut antara satu sma lain.

2. Tentu saja kita masih bisa terus mempertahankan identitas bangsa.


Tergantung masyarakat indonesia itu sendiri, bagaimana cara mereka
menanggapi atau menyelesaikan sebuah masalah yang sedang mereka
hadapi. Dan tentunya selain para masyarakat, para kalangan birokrasi juga
memiliki peran yang sangat penting dalam ketahan identitas nasional 
bangsa.

Setuju jika korpsi tidak ada] pendapat saya, ancaman bagi para
koruptor lebih di tekankan, dan ancaman tsb mohon dilaksanakan,, skrg saja
yg ancamannya hanya di penjara dalam UUD, tapi tidak di jalankan jadi untuk
saat ini, saya tidak setuju, Namun, jika korupsi tidak ada, saya sangat SETUJU

3. Sebaiknya bangsa indonesia harus merubahh tata cara kenegarannya untuk


diperuntukkan kepada generasi muda dan penerusnya. Dan generasi
mudalah yg berusaha untuk membangun bangsa ini dengan baik seperti
contohnya siswa/mahasiswa indonesia pergi ke luar negeri untuk pertukaran
pelajar, atlet2 muda bertanding ke luar negeri dan generasi muda harus
berinovasi dan kreatif untuk dapat menciptakan segala sesuatu yg dpt
bermanfaat untuk negara ini, Dan negara ini harus memperhatikan bahwa
anak bangsa mampu melakukannya. Hal ini lah yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan identitas bangsa dan juga untuk bersaing di era globalisasi.

Kemudian yang harus dilakukan masyarakat indonesia yaitu, dengan


menyaring budaya luar/asing masuk ke Indonesia. Karena tidak semua hal
yang mereka berikan kepada kita, itu bersifat positif . Tetapi bisa saja ada hal
yang negative, yang akan memberikan dampak buruk untuk negara kita. Dan
yang paling penting, kita harus menumbukan rasa nasionalisme yang kuat.
Sehingga ketika kita menjadi bagian masyarakat global. Maka akan sangat
sulit bagi kita untuk kehilangan identitas nasional kita.

Bias juga mengikuti perkembangan zaman namun tidak meninggalkan


nilai2 budaya , dan kalau bisa setelah kita menerima kebudayaan dari
sebaiknya di seleksi dahulu , mana yang baik mana yang buruk

4. Adanya rasa saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, karna


manusia merupakan mahluk sosial.
 Adanya rasa saling menghargai dan menjaga kerukunan.
 Adanya cinta terhadap bangsa dan keragaman budaya.
 rasa toleransi dan saling memaafkan.
 musyawarah untuk mengambil suatu keputusan.
 sifat individualisme.
 faktor kesenjangan si kaya dan si miskin.
 egoisme.
 cinta bangsa lain
A. Faktor Pendukung Masyarakat Multikultural

1) Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya
masyarakat multikultural. Contoh di Indonesia, terdapat banyak pulau yang
saling terpisah satu sama lain. Hal ini membuat penduduk di setiap pulau
tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang terisolasi satu sama
lain. Mereka mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan
kebudayaan lain yang berbeda-beda.

2) Pengaruh Kebudayaan Asing


Kebudayaan asing dapat menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya
masyarakat multikultural. Kebudayaan asing biasanya dibawa melalui jalur
perdagangan seperti yang terjadi di Indonesia pada zaman dahulu. Pedagang
dari India, China, Gujarat, dan Eropa membawa kebudayaannya ke
Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya interaksi antara bangsa asing
dengan penduduk lokal, dan terjadilah amalgamasi dan asimilasi
kebudayaan. Akibat dari amalgamasi dan asimilasi kebudayaan tersebut
terbentuklah ras, subras, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di
Indonesia.

3) Iklim yang Berbeda


Iklim yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain akan
mengakibatkan kondisi alam yang berbeda pula. Kondisi ini membuat tiap-
tiap daerah memiliki pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang
berbeda-beda. Akibatnya terjadilah keragaman masyarakat.
4) Pembangunan
Pembangunan juga merupakan faktor yang mendukung terjadinya
masyarakat multikultural terutama secara vertikal berdasarkan aspek
ekonomi. Hal ini menghasilkan kelas-kelas yang berbeda di antara
masyarakat, yaitu kelas atas yang terdiri dari para pengusaha, kelas
menengah yang terdiri dari eksekutif muda, dan kelas bawah yang terdiri dari
pekerja dan buruh.

B. Faktor Penghambat Masyarakat Multikultural

1. Menganggap Budaya Sendiri yang Paling Baikb


Pengakuan terhadap budaya sendiris secara berlebihan dapat mengarah
pada kecintaan diri sendiri ataupun kelompoknya. Sikap ini merupakan
warisan dari kolonialisme yang menganggap bahwa bangsa jajahan lebih
rendah dibandingkan penjajah

2. Pertentangan Antara Budaya Barat dan Timur


Terdapat pandangan yang menganggap budaya barat sebagai budaya yang
dinamis, sedangkan budaya timur merupakan budaya yang kaku.
Pertentangan ini cenderung Eropa-sentris sehingga mengakibatkan
westernisasi di berbagai bidang kehidupan.

3. Pluralisme Dianggap sebagai sesuatu yang Eksotis


Banyak pengamat barat yang menganggap budaya lain memiliki sifat yang
eksotis/menarik perhatian dan bukan dihargai sebagai budaya yang memiliki
kekhasan yang berbeda dengan budayanya.
4. Pandangan Paternalistis
Pandagan ini menganggap bahwa kaum laki-laki lebih tinggi dari perempuan
yang mengakibatkan kaum perempuan sebagai kaum minor dan
disubordinasikan dari peran laki-laki.

5. Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat


dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di
semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak
sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

1) Mengembangkan sikap atau perilaku yang berkaitan dengan sila 1 - sila 5.


2) Menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara dalam diri masing2.
3) Menumbuhkan persatuan dan kesatuan (sila ke 3)
4) Memahami isi dan makna dari pancasila
5) Menjalankan dan mengamalkan isi dari pancasila tersebut
6) Menjaga,merawat dan menanam dalam hati butir butir pancasila
7) Menerapkan nilai nilai yg terkandung dalam pancasila dalam kehidupan
sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai