A. Definisi
Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma,
dimana seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan
pertolongan secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita
(Nettina, 2012). Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan
pertolongan secepatnya tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita
yang sangat lemah jadi penderita sangat memerlukan pertolongan dengan segera
(Bare, 2014).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul
dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen atau perut, yang
disebabkan oleh infeksi di dalam organ perut. Faktor penyebab kolik abdomen
adalah konstipasi yang tidak dapat terobati dan gejala klinis kolik abdomen
adalah kram pada abdomen, distensi, muntah, dan adanya nyeri tekan pada
abdomen. Akhir- akhir ini, peningkatan kolik abdomen meningkat sangat pesat.
Kejadian penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat
sehingga berdampak pada kesehatan tubuh (Bare, 2014).
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba
dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringansampai
yang bersifat fatal (Slamet suyono, 2012).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi
dandirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini
adalahkarena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga
atauorgan yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang
menjadipenyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan
kolik karenasumbatan usus halus (Gilroy,2014).
B. Anatomi Fisiologi
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian
atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk J gaster
akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot spincerer yang
berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung.
Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara otomatis dan visual
sulit dibedakan dan jejenum dan ileum hanya saja panjang duodenum kira-kira
25 cm dan berakhir pada ligament-ligament treltz berupa sebuah ligament yang
berjalan dari sisi kanan diafragma dekat dengan hiafus esopahagus dan melekat
pada perbatasan deuodenum dan jejenum sisa dari usus halus adalah jejenum ¾
bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis jejenum adalah diperut bagian kiri
sedangkan ileum bagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium ke
duodenum maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mecegah
berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum
terdapat appendix vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus
yang terdiri dari usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars desendens, colon
pars asendens, colon transversum dan rectum, lapisan usus besar terdiri dari
tunika secara tunika submukosa tunika muskularis, tunika mukosa. (Brenda G,
2013).
C. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
1. Secara mekanis
a) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karena radang)
b) Karsinoma
c) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalam usus)
d) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
e) Polip (perubahan pada mukosa hidung).
f) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran).
2. Fungsional (non mekanik)
a) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus
tidak dapat bergerak)
b) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas).
c) Enteritis regional.
d) Ketidak seimbangan elektrolit.
e) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah
karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
D. Manifestasi Klinis
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada
tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush”
meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun
dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap
atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2011).
E. Patofisiologi
Colic abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau
sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari
organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari
dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah
dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut.Walaupun sebagian nyeri yang
dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang
dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat
lain.
F. Pemeriksaan Diagnostika
1. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal
4. Laboratorium : leokosit, HB
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udaraatau
lipatan sigmoid yang tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat
muntah,peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
danpeningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh
lipatankhusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolic. (Reeves, 2011)
H. Komplikasi
1. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
2. Kolik biliaris
3. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang ) (Reeves,
2011).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Suku bangsa
e) Pekerjaan
f) Pendidikan
g) Alamat
h) Tanggal MRS
i) Diagnosis
2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS.
Biasanya klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah danlain-lain.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehinggadibawa ke Rumah
Sakit.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti
implamasiperitonium, appendisitis, diverkulitis, pankreasitis,
colesititis,dan lain-lain.
c) Riwayat kesehatan keluarga Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan
adanya penyakitketurunan atau menular
4. Pola- pola fungsi kesehatan
a) Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga
dapat menimbulkan perawatan diri.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehinggatidak
toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.
c) Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanansehingga
terjadi konstipasi.
d) Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
e) Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
f) Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomenyang
berulang.
g) Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi danseksual.
h) Pola hubungan peran
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakitsehubungan
dengan proses penyakitnya.
i) Pola penanggulangan stress
Penyebab stress, koping terhadap stress danpemecahan masalah.
j) Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
5. Pemeriksaan fisik
a) Ststus kesehatan umum
Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakit.
b) Sistem respirasi
Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak
terjadi sesak tapi jika nyerinya hebat/meninggi akan terjadi sesak.
c) Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi takikadi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung
lainnya.
d) Persyarafan
Nyeri abdomen, pusing/sakit kepala
e) Sistem gastrointestinal
Didapatkan intoleran terhadap makanan/nafsu makan berkurang, muntah.
f) Sistem perkemihan/eliminasi
Tejadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.
C. Intervensi
Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid II,
FKUI Jakarta, 2011.
Atlanta: American Cancer Society. Brunner, & Suddarth. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.