Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK KEWIRAUSAHAAN

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

Dosen Pengampu : Erna Tsalatsatul F, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
1. DEWI WARDATULLIQO’ (201914401009)
2. NINING (201914401003)

AKADEMI KEPERAWATAN BAHRUL ‘ULUM


TAMBAKBERAS JOMBANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar belakang...........................................................................................3

B. Tujuan........................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Profil Wirausaha........................................................................................6

B. Fungsi makro dan mikro............................................................................7

C. Tantangan Wirausaha dalam konteks global.............................................8

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Persoalan penyediaan lapangan pekerjaan menjadi salah satu masalah
mendasar dalam pembangunan nasional berkelanjutan. Hal tersebut erat kaitannya
dengan kenaikan intensitas persoalan pengangguran. Tingkat pengangguran untuk
angkatan kerja Indonesia relatif masih tergolong tinggi. Pada Tahun 2012 terdapat
7,3 juta atau sekitar 6,14 persen dari total angkatan kerja yang masih berstatus
menganggur. Seiring dengan hal tersebut, kondisi lain yang juga memprihatinkan
tampak bahwa pada Tahun 2014 terdapat 28 juta orang penduduk Indonesia yang
masuk kategori miskin.
Deretan persoalan nasional yang tak kalah penting terkait dengan
kemunculan angkatan kerja baru (new labor force) yang terus bertambah antara
dua sampai tiga juta orang per tahun. Tentu saja persoalan tersebut tidak dapat
dibiarkan berlangsung terus. Salah satu solusi yang perlu dikedepankan ialah
mengembangkan jiwa, semangat dan perilaku kewirausahaan pada berbagai
kalangan anggota masyarakat khususnya mahasiswa sebagai bagian dari generasi
muda penerus cita-cita bangsa dan negara.
Pengembangan kesadaran dan motif kewirausahaan pada kalangan
mahasiswa merupakan suatu kebutuhan mendasar untuk mencapai peningkatan
kualitas sumberdaya manusia agar nantinya selain terlahir sebagai insan terdidik
juga berkarakter mandiri, ulet, bekerja keras, pantang menyerah,
bertanggungjawab, berani menanggung risiko, bermotif ekonomi, menghargai
waktu dan memanfaatkan setiap kesempatan, produktif, kreatif dan inovatif.
pengembangan kewirausahaan pada kalangan mahasiswa memerlukan ragam
terobosan jitu yang tepat guna dan tepat sasaran (Santosa, 2014).
Seorang perawat bisa menjadi nurse entrepreneur atau nurse intrapreneur.
Perawat wirausaha adalah perawat yang menjalankan bisnisnya sendiri atau
dengan beberapa teman di industri keperawatan (Maryati, 2015). Sedangkan
nurse intrapreneur adalah perawat yang menjalankan usaha pada divisi atau
4

bagian dari usaha yang sudah ada. Luasnya dimensi pelayanan keperawatan dalam
profesi kesehatan hendaknya dijadikan sebagai peluang bagi perawat untuk
membangun budaya entrepreneurship, baik berupa barang maupun jasa
(Kurniasih, 2022).
Berdasarkan uraian diatas maka pada diambil rumusan masalah dari kajian
ini yaitu:
1. Bagaimana profil wirausaha dalam fungsi dan model peran wirausaha?
2. Apa saja fungsi makro dan fungsi mikro kewirausahaan?
3. Bagaimana tantangan wirausaha dalam konteks global dalam mencapai
keberhasilan kewirausahaan ?

B. Tujuan
Adapun tujuan dari kajian mengenai topik ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana profil wirausaha dalam fungsi dan model


peran wirausaha.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi makro dan fungsi mikro kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana tantangan wirausaha dalam konteks global
dalam mencapai keberhasilan kewirausahaan .
C. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan niat mahasiswa untuk
mulai menjadi entrepreneur dan diharapkan dapat membimbing dan memimpin
para mahasiswa dalam mengambil kesempatan yang tersedia untuk
mengembangkan keterampilan berwirausaha secara umum dan berwirausaha di
bidang keperawatan pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Wirausaha
Menurut Roopke dikutip (Yuliati et al., 2012) profil wirausaha dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Kewirausahaan Rutin (Wirt)
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung
menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi
tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-
perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-
kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan
barang, pasar, dan teknologi.
2. Kewirausahaan Arbitase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan
(pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan kewirausahaan ini
tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana
pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan
perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik
dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan
(pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.
Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.
Sedangkan (Yuliati et al., 2012) mengelompokkan profil wirausaha
sebagai berikut :
a. Part – time entrepreneur yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu
melakukan usaha , biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya
bersifat sampingan.

5
b. Home – based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah / tempat
tinggal.
c. Family – owned business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh
beberapa anggota keluarga secara turun – temurun.
d. Copreneurs yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang
bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.
B. Fungsi makro dan mikro
Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi
makro dan fungsi mikro.
1. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan
pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-
negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuat-an ekonomi negara tertentu,
sehingga negaranegara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari
penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa
yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang
dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena ;
a. Usaha kecil dapat memperkokoh pereko-nomian nasional melalui
berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi
penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.
b. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam
menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya
lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha
yang tangguh.
c. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena
jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.

6
2. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan
ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan
berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan
fungsi mikronya menurut (Yuliati et al., 2012) umum wirausaha memiliki dua
peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).
a. Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
1) Produk baru (the new product)
2) Teknologi baru (the new technologi)
3) Ide-ide baru (the new image)
4) Organisasi usaha baru (the new organization)
b. Planner Wirausaha berperan dalam merancang ;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
4) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)
C. Tantangan Wirausaha dalam konteks global
Menurut (Suryadi, 2018) Krisis global dunia telah menggagalkan, bahkan
membangkrutkan banyak bisnis di dunia. Di tengah krisis global yang melanda
dunia pada tahun 2008 – 2009 , Indonesia menjadi salah satu Negara korban krisis
global, walaupun kita telah belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa sektor
kewirausahaan (UKM) tahan krisis, namun tetap saja harus ada kewaspadaan akan
dampak krisis ini terhadap sektor kewirausahaan (UKM),
Berdasarkan analisis tersebut terdapat 7 (tujuh) tantangan yang harus
dihadapi kewirausahaan dalam era krisis global, yaitu :
1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan
operasi. Kebanyakan kewirusahaan dikelola oleh perorangan yang
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
2. Akses industry kecil terhadap lembaga kredit formal rendah, sehingga

7
mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal
sendiri atau sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara,
bahkan rentenir.
3. Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status
badan hukum. Mayoritas kewirausahaan merupakan perusahaan
perorangan yang tidak berakta notaries.
4. Tren nilai ekspor menunjukkan betapa sangat berflutuatif dan berubah-
ubahnya komoditas ekspor Indonesia.
5. Pengadaan bahan baku, masalah terbesar yang dihadapi dalam pengadaan
bahan baku adalah mahalnya harga, terbatasnya ketersediaan, dan jarak
yang relatif jauh. Ini karena bahan baku bagi pelaku usaha menengah dan
kecil yang berorientasi ekspor sebagian besar dari luar daerah usahaan
tersebut berlokasi.
6. Masalah utama yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja
adalah tidak terampil dan mahalnya biaya tenaga kerja. Regenerasi perajin
dan pekerja terampil relative lambat. Akibatnya, di banyak sentra ekspor
mengalami kelangkaan tenaga terampil untuk sektor tertentu.
7. Dalam bidang pemasaran, masalahnya terkait dengan banyaknya pesaing
yang bergerak dalam industry yang sama, relative minimnya kemampuan
bahasa asing sebagai suatu hambatan dalam melakukan negoisasi, dan
penetrasi pasar di luar negeri.

Dengan bercermin dari tantangan dalam uasaha, maka para wirausaha


harus lebih giat melakukan langkah-langkah inovatif dan kreatif. Sebab hanya
dengan melakukan berbagai terobosan yang bersifat inovatif kreatif kesuksesan
usaha dapat dicapai. Proses penerapan kemampuan berinovatif dan kreatif
menurut (Suryadi, 2018) ada 4 (empat) jenis :
1. Invensi (penemuan);
2. Eksistensi (pengembangan/perluasan);
3. Duplikasi (penggandaan);
4. Sintesis (kombinasi/formulasi baru).

8
Wirausaha dapat mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki,
dengan proses yang kreatif dan inovatif menjadikan para wirausaha siap
menghadapi tantangan krisis ekonomi atau perekonomian di masa yang akan
datang. Beberapa peran dan strategi kewirausahaan dalam mengatasi tantangan
adalah :
1. Memiliki daya pikir kreatif yang meliputi :
a. Selalu berpikir secara visionaries (melihat jauh ke depan) sehingga
memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka
panjang (strategik).
b. Belajar dari pengalaman orang lain, kegagalan, dan dapat terbuka
menerima kritik dan saran untuk masukan pengembangan usaha
kewirausahaan.
2. Bertindak inovatif, yaitu :
a. Selalu berusaha meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas
dalam setiap aspek kegiatan usaha.
b. Meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi persaingan bisnis.
3. Berani mengambil resiko dan menyesuaikan profil resiko serta mengetahui
resiko dan manfaat dari suatu bisnis. Kewirausahaan harus memiliki
manajemen resiko dalam segala aktivitas usahanya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan jiwa, semangat dan perilaku kewirausahaan pada
mahasiswa merupakan salah satu kebutuhan mendasar dan syarat penting bagi
Bangsa Indonesia sehubungan dengan tujuan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia yang produktif, kreatif dan inovatif. Berbagai permasalahan yang
merintangi pengembangan kewirausahaan mahasiswa perlu diantisipasi secara
bijak dalam rangka menemukan solusi yang tepat.
Difusi semangat kewirausahaan pada mahasiswa membutuhkan komitmen
dan kerjasama yang integratif antar berbagai pihak terkait. Proses pengembangan
kewirausahaan pada mahasiswa perlu dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai
proses sejak dini memasuki pendidikan di perguruan tinggi, on going sampai
mencapai kelulusan sebagai sarjana. Jadikan kewirausahaan sebagai jiwa,
semangat dan perilaku mahasiswa pada khususnya dan mentalitas masyarakat
Indonesia pada umumnya. Momen ini mestinya jangan sampai terputus dari mulai
proses pembentukan mind set dan awareness kewirausahaan, rencana aksi dan
praktek kewirausahaan sampai pada tingkat realisasi aksi dan sekaligus evaluasi
secara terpadu.
Membuka dan memperluas lapangan kerja baru merupakan kebutuhan
yang sangat mendesak . sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah
wirausaha Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat.
Kurangnya wirausaha Indonesia karena masyarakat Indonesia pada umumnya
belum mengetahui gambaran umum mengenai wirausaha dan apa sebenarnya
fungsi dan peran wirausaha dalam pembangunan Indonesia. Karena itu perlu
adanya pengenalan mengenai fungsi dan peran wirausaha dalam konteks local
agar jiwa wirausaha dapat ditumbuhkan dalam masyarakat. Dengan demikian,
persoalan pembangunan wirausaha di Indonesia yang merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan dapat diatasi.

10
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan niat mahasiswa untuk
mulai menjadi entrepreneur dan diharapkan dapat membimbing dan memimpin
para mahasiswa agar dapat memulai bisnis dibidang keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2021). KREATIVITAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA


MAHASISWA KEPERAWATAN. 5, 240–245.
Kurniasih, N. (2022). Pengaruh Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Perawat Di Instalasi Paviliun Tandang Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang. Entrepreneur : Jurnal Bisnis Manajemen dan
Kewirausahaan, 3.
Maryati, S. (2015). PENINGKATAN KETERAMPILAN MANAJEMEN USAHA
BAGI MAHASISWA KEPERAWATAN MELALUI PELATIHAN
KEWIRAUSAHAAN Siti.
Mustaqim, Y. (2017). Spiritual Entrepreneurship Dalam Jiwa Perawat. Indonesia
Jurnal Perawat, 2(2), 63–68.
Santosa, I. (2014). MASALAH DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN PADA KALANGAN MAHASISWA DI INDONESIA.
3(3).
Suryadi, D. (2018). Peran dan Strategi Perkembangan Kewirausahaan dan
Tantangannya Dalam Menghadapi Perekonomian di Masa Yang Akan
Datang. Jurnal Universitas Bale Bandung, April, 1–14.
Yuliati, A., Natalia, A. D., Ratnasari, N., & W, Wi. K. (2012). FUNGSI DAN
MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM
KEWIRAUSAHAAN.

12

Anda mungkin juga menyukai