Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BERITA

“MADRASAH HILANG DALAM RUU SISDIKNAS YANG DISUSUN


KEMENDIKBUD”

Oleh :
Lumatul Ilmas Liliya/2010301050
Wulan Khusni Hita/2010301068
Titik Laras Trapsila/2010301122
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Univeritas Tidar

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Aspek gramatikal yang terdapat
dalam wacana berita “Madrasah Hilang dalam RUU Sisdiknas yang Disusun
Kemendikbud”; (2) Aspek leksikal yang terdapat dalam wacana berita “Madrasah
Hilang dalam RUU Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud”. Jenis penelitian artikel ini
adalah kualitatif deskriptif. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan dan
agih. Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan referensial
dengan menggunakan teknik lanjutan Unsur Pilah Penentu (UPP), yaitu denganm
memilah kalimat yang memiliki penanda kohesi gramatikal dan leksikal. Teknik dasar
yang digunakan dalam metode agih yaitu bagi unsur langsung. Hasil data diperoleh dari
ketekunan pengamatan serta triangulasi.

Peneliti menjadi alat pengumpul data utama yang sekaligus juga menganalisis
langsung data yang telah dikumpulkan tersebut. Hasil dari analisis menunjukkan hal-
hal sebagai berikut: Pertama, bentuk penanda aspek gramatikal yang muncul adalah
referensi, substitusi, konjungsi, dan elipsis. Kedua, bentuk penanda aspek leksikal yang
muncul adalah repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi dan metonimia.

Kata kunci : Aspek gramatikal, Aspek leksikal, Berita.

Abstract

This article aims to analyze: (1) The grammatical aspects contained in the news
discourse Madrasah Hilang dalam RUU Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud”; (2)
The lexical aspects contained in the news discourse " Madrasah Hilang dalam RUU
Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud”. The type of research in this article is
descriptive qualitative. The data were analyzed using the matching and agih method.
The equivalence method used in this study is the referential equivalence method using
the Advanced Sorting Element (UPP) technique, namely by sorting out sentences that
have grammatical and lexical cohesion markers. The basic technique used in the agih
method is the direct element. The results of the data obtained from the persistence of
observations and triangulation.

Researchers become the main data collection tool which also directly analyzes
the data that has been collected. The results of the analysis show the following: First,
the forms of grammatical markers that appear are references, substitutions,
conjunctions, and ellipsis. Second, the forms of lexical aspect markers that appear are
repetition, synonymy, antonymy, hyponymy, collocation and metonymy.

Keyword: The grammatical aspects, The lexical aspects, News

PENDAHULUAN

Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yang membahas kalimat
yang membentuk suatu kesatuan. Dlam suatu wacana dibutuhkan suatu unsur pembentuk suatu
teks yang ditandai dengan kohesi dan koherensi. Kohesi dalah hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lain yang mmebentuk satu kesatuan. Sedangkan koherensi adalah kepadauan
makna dalam suatu kalimat. Kohesi dalam wacana dibagi menjadi 2 yaitu kohesi leksikal dan
kohesi gramatikal. Aspek gramatikal dalam wacana merupakan analisis wacana yang dilihat
dari bentuk dan hubungan makna. Sedangkan aspek leksikal merupakan kerntutan bagian-
nagian wacana untuk mendapatkan kedalaman makna.

Berdasarkan media yang dugunakan untuk menyampaikan, wacana dibagi menjadi dua
yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan adalah wacana yang disampaikan secara
lisan atau langsung dengan bahasa verbal. Sementara wacana tulis adalah wacana yang
disampaikan melalui tulisan. Wacana tulisan dapat berupa naskah atau teks. Salah satu bentuk
dari wacana tulis adalah teks berita, baik yang dimuat dalam media online maupun media
ofline. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang cepat, masyarakat saat ini
semakin mudah mengakses berita salah satunya yaitu berita online. Berita online termasuk
dalam karya jurnalistik yang ditulis dalam bahasa yang cukup sederhana sehingga pembaca
lebih mudah dalam memahami isi berita.

Salah satu situs berita online yang saat ini populer di Indonesia adalah cnnindonesia.com.
situs berita tersebut menyuguhkan berbagai informasi berita terbaru baik dalam negeri maupun
luar negeri. Di dalam rubrik cnnindonesia. com memuat berita seputar peristiwa nasional,
internasional, olahraga, teknologi, hiburan, gaya hidup dan lainnya. Berbagai berita tersebut
memuat informasi sesuai dengan topik yang diusung. Misal dalam berita nasional dapat
memuat topik seputar isu-isu politik, kondisi negara, birokrasi dan lain-lain.

Berita harian cnnindonesia.com yang digunakan dalam penelitian termuat dalam rubrik
nasional edisi senin 22 Maret 2022. Sebagai bagian dalam penyalur informasi berita yang baik
tentu harus memiliki kesatuan wacana yang mencerminkan ide yang ingin disampaikan oleh
penulis. Sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca. Kesatuan atau keutuhan dalam wacana dibangun oleh komponen-komponen yanag
terjalin dalam suatu organisasi kewacanaan. Komponen-komponen tersebut terdapat aspek
gramatikal dan juga aspek leksikal. Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang dibahas
dalam artikel ini yaitu unsur leksikal dan gramatikal dalam wacana berita cnnindonesia. com
berjudul “Madrasah Hilang dalam RUU Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud” edisi 22 Maret
2022.

METODE

Penelitian ini mengkaji tentang kepaduan wacana yang ditinjau dari aspek gramatikal
dan aspek leksikal yang melatar belakangi wacana berita. Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode kualitatif
merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
mengenai suatu hal yang didapatkan. Dengan demikian, sesuai dengan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, maka bentuk yang digunakan untuk jenis penelitian ini adalah
aspek gramatikal dan leksikal wacana berita pada CNN Indonesia. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka adalah pengumpulan data
yang berdasarkan sumber tertulis yang mencerminkan pemakaian bahasa secara sinkronis,
kemudian data yang sesuai dengan tujuan dicatat atau ditulis. Adapun sumber data pada
penelitian ini adalah wacana berita pada CNN Indonesia secara online. Data penelitian ini
berupa kalimat-kalimat yang mengandung objek penelitian yaitu aspek gramatikal dan leksikal
yang terdapat dalam wacana berita pada CNN Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Aspek Gramatikal
Aspek gramatikal suatu wacana merupakan analisis wacana dilihat dari segi bentuk atau
struktur (kohesi) dan dari segi hubungan makna atau semantis (koherensi). Analisis wacana
dari aspek gramatikal meliputi pengacuan (reference), penyulingan (substitution),
pelepasan (ellipsis), dan perangkaian (conjuction).

Referensi (Pengacuan)
- Pengacuan Endofora Anaforis
Arifin menegaskan bahwa madrasah merupakan bagian penting dalam sistem
pendidikan nasional. Namun, peranan madrasah di tengah masyarakat selama
ini terabaikan. Ia menilai UU Sisdiknas pada tahun 2003 yang berlaku saat ini
sudah memperkuat peranan madrasah dalam satu tarikan nafas dengan
sekolah.
Kata ia mengacu pada kata arifin yang berada di sebelah kiri. Karena mengacu oada
unsur lingual di sebelah kiri maka disebut sebagai endofora anaforis.
- Pengacuan Endofora Kataforis
Ketua Himpunan sekolah dan madrasah islam nusantara (Hisminu), Arifin
Junaidi mengkritik keras draf rancangan undang-undang sistem pendidikan
nasional (RUU Sisidiknas).
Ketua himpunan pada kalimat di atas mengacu pada Arifin Junaidi yang berada di
sebelah kanan. Karena mengacu pada satuan lingual lain yang mengikutinya maka
disebut sebagai endofora kataforis.

Pelepasan atau Elipsis


Pelepasan atau elipsisi merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya.
Pelesapan dapat berbentuk kata, frasa atau klausa. Pada berita “Madrasah Hilang dalam
RUU Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud” terdapat kalimat yang mengalami pelesapan
dan beberapa telah diberi analisis mengenai penambahannya.
Data ini tertera pada data berikut:
Ketua Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (Hisminu), Arifin Junaidi
mengkritik keras draf Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU
Sindiknas) karena telah menghapus penyebutan jenjang madrasah dalam sistem
oendidikan di Indonesia.

Hubungan antarposisi dalam wacana di atas dinyatakan melalui penggunaan aspek


gramatikal pelepasan (ellipsis). Satuan lingual yang telah disebutkan pada kalimat
sebelumnya tidak perlu diulang kembali. Pada data ellipsis diatas bagian yang dilepaskan
dapat diisi frasa Ketua Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (Hisminu), jadi
penggalan kalimat selanjutnya tidak perlu menggunakan frasa tersebut.

Konjungsi atau Perangkaian


Konjungsi merupakan salah satu kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara
menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Unsur yang
dirangkai/dihibungkan bisa berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan alinea.
a. Konjungsi sebab akibat
1. Ketua Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (Himisu), Arifin
Junaidi mengkritik keras draf Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (RUU Sisdiknas) karena telah menghapus penyebutan jenjang
madrasah dalam sistem pendidikan di Indonesia.
2. “Meskipun integrasi sekolah dan madrasah pada praktiknya kurang bermakna
karena dipasung oleh UU Pemda” ujarnya.

Pada data (1) dan (2) konjungsi karena dipergunakan untuk penghubung antara
sebab dan akibat, yang mana kalimat awal sebagai sebab -karena- , kalimat akhir
akibat.

b. Konjungsi pertentangan
1. Arifin menegaskan bahwa madrasah merupakan bagian penting dalam sistem
pendidikan nasional. Namun, peranan madrasah di tengah masyarakat selama
ini terabaikan.
2. Sementara itu, dalam draf RUU Sisdiknas sama sekali tak mencantumkan diksi
madrasah. Draf RUU Sisdiknas hanya mengatur tentang Pendidikan
Keagamaan dalam pasal 32. Namun, pasal itu sama sekali tak menyebut kata
madrasah.
Pada data (1) dan (2) ditemukan konjungsi namun yang digunakan untuk
menandai adanya perlawanan dari kalimat awal dan kalimat akhir.
c. Konjungsi penambahan
1. Ketua Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (Hisminu), Arifin
Junaidi mengkritik keras draf Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (RUU Sisdiknas) karena telah menghapus penyebutan jenjang
madrasah dalam sistem pendidikan di Indonesia.
2. “Alih-alih memperkuat integrasi sekolah dan madrasah, draf RUU Sisdiknas
malah menghapus penyebutan madrasah,” kata Arifin dalam keterangannya
yang sudah dibenarkan oleh anggota Aliansi Penyelenggara Pendidikan
Indonesia (APPI) Doni Koesoema, dikutip Senin (28/3).
3. Pasal itu berbunyi “Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain
yang sederajat.
4. Pasal 32 Draf RUU Sisdiknas itu berbunyi “Pendidikan Keagamaan
merupakan Pendidikan yang mempersiapkan pendidikan yang mempersiapkan
pelajar untuk menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menjadi
landasan untuk menjadi ahli ilmu agama atau peranan lain yang
memerlukanpenguasaan ajaran agama”.
5. Mereka juga merekomendasikan agar Kemensikbudristek membentuk Panitia
Kerja Nasional RUU Sisdiknas yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan untuk mendesain Peta Jalan Pendidikan Nasional, Naskah
Akademik dan draf RUU Sisdiknas.
6. “Uji Publik Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang
dilakukan oleh Kemendikbudristek mengejutkan publik karena dilakukan
dengan tergesa dan pelibatan publik yang minim,” kata anggota Aliansi
Penyelenggara Pendidikan Indonesia (APPI) Doni Koesoema.
Pada poin (1) sampai (6) konjungsi dan digunakan untuk penambahan. Selain itu,
juga berfungsi untuk menghubungkan secara koordinatif antara klausa yang berada
di sebelah kiri dengan klausa yang mengandung di sebelah kanannya

2. Aspek Leksikal

Kepaduan wacana selain didukung oleh aspek gramatikal didukung juga oleh aspek
leksikal. Kohesi Leksikal merupakan hubungan antar unsur dalam wacana secara semantis.
Aspek Leksikal dalam sebuah wacana dibedakan menjadi enam macam, yaitu (1) repetisi
(pengulangan), (2) sinonimi (padan kata)(3) kolokasi (sanding kata), (4) hiponimi (hubungan
atas-bawah), (5) antonimi (lawan kata), dan (6) ekuivalensi (kesepadanan). Namun dalam
wacana berita CNN Indonesia tidak semua enam macam wacana aspek leksikal termanfaatkan.
Berikut aspek leksikal yang terdapat dalam wacana berita pada CNN Indonesia;

a. Repetisi (Pengulangan)
Repitisi atau pengulangan merupakan pengulangan satuan lingual (bunyi, suku, kata,
atau bagian kalimat) yang dianggap penting dalam memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai. Repetisi dibedakan menjadi delapan yaitu Epizeuksis, Tautotes, Anafora,
Epistrofa, Simploke, Mesodiplosis, Epanalepsis, dan Anadiplosis. Dari kedelapan macam
repetisi tersebut dalam wacana berita pada CNN Indonesia hanya memuat repetisi epistrofa.
Epistrora adalah pengulangan kata di akhir baris atau kalimat. Analisis repetisi epistrofa
pada wacana berita pada CNN Indonesia dengan data berikut;
Alih-alih memperkuat integrasi sekolah dan madrasah, draf RUU Sisdiknas malah
menghapus penyebutan madrasah.
Kata “madrasah” pada kalimat wacana di atas terjadi pengulangan kata di akhir baris dalam
satu kalimat atau yang disebut Epistrofa.

b. Sinonimi (Padan kata)


Sinonimi atau padan kata merupakan alat kohesi leksikal dalam wacana yang
menunjukkan pemakaian lebih dari satu bentuk bahasa yang secara semantik memiliki
kesamaan dan kemiripan. Berikut analisis sinonimi;
1. Morfem bebas dengan morfem terikat
“… Sisdiknas malah menghapus penyebutan madrasah“, kata Arifin dalam
keteranganya yang sudah dibenarkan oleh anggota Aliansi Penyelenggara Pendidikan
Indonesia (APPI) Doni Koesoema.

Pada kalimat wacana diatas kata atau nama “Arifin” bersinonimi dengan klitik-nya.
Klitik-nya tersebut menggantikan peranan subjek kalimat sekaligus memiliki
kesepadanan makna dengan kata “Arifin”

Madrasah telah diatur sebagai salah satu bentuk Pendidikan Dasar dalam UU
Sisdiknas tahun 2003 di Pasal 17 ayat (2). Pasal itu berbunyi “Pendidikan dasar
terbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menegah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau
bentuk lain yang sederajat.”

Kalimat wacana tersebut terdapat kata ‘Pasal 17 ayat (2)’ yang digantikan dengan kata
‘itu’. Kata ‘itu’ dapat digantikan dengan kata ‘Pasal 17 ayat (2)’, apabila kalimat
tersebut diperluas akan menjadi ‘Pasal 17 ayat (2) berbunyi …’

Pasal 32 Draf RUU Sisdiknas itu berbunyi “Pendidikan Keagamaan merupakan


Pendidikan yang mempersiapkan pelajar untuk menguasai pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang menjadi landasan untuk menjadi ilmu agama atau peranan lain yang
memerlukan penguasaan ajaran agama.”

Pada kalimat wacana diatas bahwa kata ‘Pasal 32’ bersinonimi dengan kata ‘itu’. Kata
‘itu’ lah yang telah menggantikan posisi kata ‘Pasal 32’ sekaligus memiliki
kesepadanan sesama kata.

2. Kata dengan kata


Mereka juga merekomendasikan agar Kemendikbudristek membentuk Panitia Kerja
Nasional RUU Sisdiknas yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk
mendesain Peta Jalan Pendidikan Nasional, Naskah Akademik dan draf RUU
Sisdiknas.
Kata ‘membentuk’ pada kalimat wacana di atas memiliki kesepadanan kata yaitu
dengan ‘mendesain’. Karena keduanya memiliki sama-sama memiliki makna untuk
membuat sesuatu, hanya beda membuat dengan beda konteks.
3. Klausa/kalimat dengan klausa/kalimat
Sementara itu, dalam draf RUU Sisdiknas sama sekali tak mencantumkan diksi
madrasah. Namun, pasal itu sama sekali tak menyebut kata madrasah.
Pada kalimat wacana di atas ‘tak mencantumkan’ dengan ‘tak menyebutkan’ , keduanya
saling bersinonimi. Sehingga kedua memiliki kesamaan makna dan dapat dipertukarkan
posisinya.
c. Kolokasi (Sanding Kata)
Kolokasi atau sanding kata merupakan lata-kata yang berkolokasi berada pada domain
tertentu:
Pendidikan dasar terbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menegah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
Pada kalimat di atas kata ‘SD’ berkolokasi dengan ‘MI’, begitu juga ‘SMP’ berkolokasi
dengan ‘MTs’. Karena dalam kalimat wacana membentuk kolokasi leksikal karena unsur
itu semuanya termasuk dalam hal pendidikan dasar.
d. Hiponimi
Hiponimi merupakan kata atau satuan lingual yang merupakan bagian dari makna
satuan lingual lain.
- Arifin menegaskan bahwa madrasah merupakan bagian penting dalam sistem
pendidikan.
Kata ‘madrasah’ dalam kalimat wacana di atas adalah hiponimi dari satuan sistem
pendidikan yang ada di Indonesia.
- Pendidikan dasar terbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menegah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
Kalimat wacana diatas kata SD, MI, SMP, dan MTs merupakan hiponim dari bentuk
pendidikan dasar yang ada di Indonesia.

SIMPULAN
Penggunaan aspek gramatikal yang terdapat dalam wacana berita “Madrasah Hilang
dalam RUU Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud” terjalin dengan adanya penanda aspek
gramatikal yang terdiri dari: (1)Referensi dalam wacana berita “Madrasah Hilang dalam RUU
Sisdiknas yang Disusun Kemendikbud” terdiri atas endofora anaforis dan kataforis. Pengacuan
anaforis ditandai oleh adanya unsur lingual yang menunjuk unsur lingual di sebelah kiri.
Sedangkan, pengacuan kataforis ditandai oleh adanya satuan lingual tertentu yang mengcu
pada satuan lingual lain yang mengikutinya atau mengacu anteseden disebelah kanan.
(2)Subsitusi ditandai dengan adanya bentuk yang berkedudukan sebagai pengganti dan bentuk
yang berkedudukan sebagai terganti. Dimana unsur pengganti dapat dikembalian pada unsur
tergantinya. Namun, dalam wacana berita tersebut tidak terdapat adanya substitusi atau
penyulihan. (3)Elipsis ditandai dengan unsur yang dilesapkan yang ditandai dengan symbol ꝋ
(zero). Ditemukan satu ellipsis. (4)Konjungsi ditandai dengan hadirnya kata penghubung yang
menghubungkan antar klausa, antar kalimat dan antar klausa-kalimat. Konjungsi yang
didapatkan: sebab akibat (karena), pertentangan (namun). Penambahan (dan, juga).
Penggunaan aspek leksikal pada wacana berita “Madrasah Hilang dalam RUU Sisdiknas yang
Disusun Kemendikbud” dalam CNN Indonesia hanya memuat berupa (1) repetisi, tepatnya
repetisi epistrofa. (2) Sinonimi atau padanan kata, dengan macam sinonimi morfem bebas
dengan morfem terikat, sinonimi kata dengan kata, sinonimi klausa/kalimat dengan
klausa/kalimat, (3) Kolokasi atau sanding kata, dan (4) Hiponimi.

DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, CNN. 2022. “Madrasah Hilang dalam RUU Sisdiknas yang Disusun
Kemendikbud”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220328070506-20-
776807/madrasah-hilang-dalam-ruu-sisdiknas-yang-disusun-kemendikbud, diakses
pada 30 Maret 2022 pukul 11.00.

Anda mungkin juga menyukai