Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “G” DENGAN DIAGNOSA MEDIS

FRAKTUR FEMUR DEXTRA DIRUANG IRNA 1B RSUD KOTA MATARAM


Tanggal 21 Maret s/d tanggal 26 Maret 2022

OLEH:

NAMA:ZATUL YATIN MASRI


NPM : 021.02.1180

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “G” DENGAN DIAGNOSA MEDIS
FRAKTUR FEMUR DEXTRA DIRUANG IRNA 1B RSUD KOTA MATARAM
Tanggal 21 Maret s/d tanggal 26 Maret 2022

Telah dibaca dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:

Mahasiswa

Zatul Yatin Masri


NPM: 021.02.1180

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(__Ns. Agus Putradana,M.Kep_) (_Devi Septiana Dewi., S.Kep_)


NIDN : NIP:
Nama mahasiswa : ZATUL YATIN MASRI
Tempat praktek : Ruang IRNA 1B RS Kota Mataram
Tanggal : Senin, 21 Maret 2022

I. Identitas diri pasien


Nama : Tn.G
Suku : Jawa
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : Starta 1/sederajat
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Negri/BUMN/BUMD
Alamat : Lingkar permai pancor selong
Tanggal masuk RS : 20 Maret 2022
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pengkajian : 21 Maret 2022
Agama : Islam
Sumber Informasi : Pasien, keluraga pasien, dan Rekam medik
II. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri bekas operasi
2. Keluhan saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri pada area luka operasi.
Hasil pengkajian nyeri sebagai berikut:
 P (Provocatif) : luka operasi
 Q (Quality) : Pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
 R (Region) : Area luka operasi di kaki bagian kanan
 S (Servety) : Skala nyeri 6 sedang (0-10)
 T (Time) : nyeri timbul saat bergerak

3. Riwayat penyakit sekarang:


Pada tanggal 20 Maret 2022, jam 18.02 WITA pasien datang ke IGD RSUD
KOTA Mataram dari rujukan puskesmas cakranegara karena pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan patah pada tulang paha sebelah kanan
kondisi luka robek pada lutut sebelah kanan dan kaki tidak bisa digerakkan
(fraktur femur dextra) dan pasien langsung mendapatkan tindakan operasi jam
21.00-01.00 WITA. klien langsung dirawat inap pada tanggal 21 maret 2022 jam
02.00 WITA diruang IRNA 1B. Keadaan umum baik, kesadaran composmetis,
TD 128/89 mmHg, Nadi 100x/mnt, suhu tubuh 360C, RR 20x/mnt, sudah
terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri,labolatorium,rontgen femur,cruris dan
pelvis dan post op ORIF.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti sekarang.
5. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan
yang telah dilakukan:
a. Diagnosa medis: Fraktur Femur Dextra
b. Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan: laboratorium, foto rontgen
femur,cruris,dan pelvis.

III.Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat pasien)


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan: Pasien dan keluarga mengatakan
mengetahui tindakan medis (operasi) untuk fraktur femur dextra adalah ORIF
2. Pola nutrisi/metabolic
a. Program diit RS: diit tinggi protein.
b. Intake makanan:
 Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit makan nasi, sayuran,
daging, ikan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring makan dan
mampu dihabiskan. Tidak ada alergi makanan.
 Saat sakit : keluarga dan pasien mengatakan sebelum operasi
mengkonsumsi nasi, telur, tempe, ikan, sayur yang disediakan oleh
rumah sakit dan bisa mengahabisakan 1/2 porsi dari yang disediakan
rumah sakit.
c. Intake cairan :
 Sebelum sakit : pasien mengatakan minum air putih 7-9 gelas/hari
(±2000 ml)
 Saat sakit : pasien mengatakan minum air putih 6-7 gelas/hari.

3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1-2x/hari, dengan konsistensi
lembek.
 Saat sakit : Pasien mengatakan belum BAB sejak masuk RS.
b. Buang air kecil
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK 4-5 kali
dalam sehari dengan warna kencing kekuningan dengan bau khas urine
dan tidak ada masalah saat BAK.
 Saat sakit : terpasang DC dan tertampung pada urine bag 1000 ml
/8jam
4. Pola aktifitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
5. Oksigenasi :
 Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidak mengeluh sesak nafas dan tidak
menggunakan alat bantu napas
 Saat sakit: klien mengatakan tidak ada sesak, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada penggunaan otot bantu napas, frekuensi pernapasan 20
x/menit

6. Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun
tidur)
a. Lama Tidur
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur siang 1 jam
dari jam 13.30 – 14.30 dan tidur malam dari jam 23:00-05:00
Wita,terkadang begadang karena tuntutan pekerjaan.
 Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit, sering terbangun di malam
hari karna nyeri yang dirasakan. Pada malam hari tidur dari jam 00.00
terbangun jam 02.00, tertidur lagi 1 jam setelahnya dan terbangun lagi
pada pukul 05.00. Pada siang hari pasien tidur 1 jam dari jam 13.30 –
14.00. Total jam tidur setah masuk rumah sakit adalah kurang lebih 5
jam 30 mnt/ hari.
b. Gangguan Tidur
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan
atau masalah tidur.
 Saat sakit : Pasien mengatakan kesulitan tidur karna nyeri pada luka
post operasi
c. Perasaan Saat Bangun Tidur
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit saat bangun tidur
terasa segar dan bersemangat kembali untuk beraktivitas.
 Saat sakit : Pasien mengatakan saat sakit setelah bangun tidur tidak
terlalu bersemangat, merasa lemas.
7. Pola persepsual (penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
 Penglihatan: Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan penglihatanya
 Pendengaran: Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
pendengaranya.
 Pengecap: Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
pengecapanya.
 Sensasi: Pasien mengatakan masih bisa merasakan rasa sakit dan sentuhan
orang lain.
8. Pola persepsi diri (pandangan pasien tentang sakitnya, kecemasan, konsep
diri)
 Pandangan pasien tentang sakitnya : Pasien mengatakan penyakitnya
sebagai suatu ujian dari tuhan yang maha Esa dan menerimanya dengan
lapang dada.
 Kecemasan : pasien mengatakan cemas dengan luka operasinya karna
takut tidak sembuh.
 Konsep diri : pasien mengatakan yakin kalau kondisinya akan membaik
dan sembuh.
9. Pola seksualitas dan reproduksi (fertilitas, libido, menstuasi, kontrasepsi, dll.)
 Fertilitas : -
 Libido :-
 Menstruasi :-
 Kontrasepsi : -
10. Pola peran hubungan
(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan):
 Komunikasi : Pasien mengatakan dirumah selalu bekomunikasi dengan
tetangga, keluarga maupun masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
 Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan tidak ada masalah
hubungan dengan orang lain, pasien mengatakan selalu berusaha menjalin
hubungan yang baik dengan orang lain.
 Kemampuan keuangan : Pasien mengatakan tidak ada kendala keuangan
dalam keluarga.
11. Pola managemen koping-stess
(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini):
 Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini : Pasien mengatakan
merasa merepotkan keluarga karna kebutuhn ADLnya dibantu semenjak
terjatuh dan mengalami patah tulang pada kakinya.
12. Sistem nilai dan keyakinan
(pandangan pasien tentang agama, kegiatan keagamaan dll)
 Pandangan pasien tentang agama : pasien mengatakan meyakini agama
yang di anutnya yaitu agama Islam
 Kegiatan keagamaan: Pasien mengatakan tetap melaksanakan ibadah
sholat dan doa.
IV. Pemeriksaan fisik
Pernafasan
Inspeksi :
1. Bentuk Dada: Bentuk dada pasien Simetris antara kiri dan kanan
2. Pola Nafas: teratur, Frekuensi Nafas : 20 x/mnt dengan irama reguler
3. Gerakan Pernafasan: intercostal, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
retraksi dinding dada.
Palpasi :
1. Tractil Fremitis / Fremitus Vokal : simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
1. Batas kanan: suara sonor
2. Batas kiri: suara sonor

Auskultasi :
1. Bunyi Nafas: Vesikuler normal di semua lapang paru, tidak ada suara napas
tambahan seperti ronci, wheezing dll
2. Alat Bantu Pernafasan: Pasien tidak menggunakan alat bantu pernafasan

Cardiovascular (Focus)
Inspeksi :
1. Iktus: jantung tidak tampak
2. Pulsasi: tidak tampak

Palpasi :
1. Iktus cordis teraba ada pada Spatium intercostal (SIC) V di sebelah medial
linea midklavikularis sinistra

Perkusi :
1. Batas Kanan atas: pekak pada SIC II Linea Para Sternalis Dextra
2. Kanan bawah: pekak pada SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
3. Kiri atas: pekak pada SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
4. Kiri bawah: pekak pada SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra

Auskultasi :
1. Bunyi Jantung I : terdengar suara “lub”
2. Bunyi Jantung II :terdengar suara “dub”

a. Nadi : Frekuensi 91 x/menit


b. Irama : reguler
c. Tekanan Darah : 146/83 mmHg
d. Bunyi Jantung : Normal lup-dup
e. Letak Jantung : Ictus cordis teraba pada intercosta ke V
f. Pembesaran Jantung : Tidak ada pembesaran pada jantung
g. Nyeri Dada : Tidak terasa nyeri
h. Clubbing Finger : tidak ada clubbing finger
Persarafan
1. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
2. GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6, Total GCS : 15
3. Refleks : Biseps normal, triseps normal
4. Koordinasi Gerak : ya, terbatas
5. Kejang : tidak

Penginderaan
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Pupil :Isokor
c. Reflek Cahaya : Positif
d. Gerak Bola Mata : Normal
e. Medan Penglihatan :Normal
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : simetris
b. Gangguan Penciuman : Tidak
c. Tidak ada cuping hidung
d. Tidak ada polip
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : normal
b. Membran tympani: Utuh
c. Gangguan pendengaran : tidak ada
d. Tinitus : tidak ada
4. Perasa: Normal, pasien masih mampu merasakan rasa asin dan manis
5. Peraba: Normal, pasien masih merasakan saat diberi sentuhan
Perkemihan
1. Masalah kandung kemih: tidak ada
2. Produksi urine 1000 cc/8 jam
3. Warna jernih bau khas urine
Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut : kering
b. Lidah : normal (warna merah muda)
c. Rongga Mulut : bersih
d. Tenggorokan : tidak sakit menelan ataupun nyeri tekan
e. Abdomen : Kenyal
f. Pembesaran hepar : tidak
g. Pembesaran lien : tidak
h. Asites : tidak
i. Penggunaan NGT: tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus
a. BAB 2 x/hari : tidak terdapat darah dalam tinja
b. Lavemen : tidak
Otot, Tulang Dan Integument
1. Otot dan Tulang
a. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): terbatas
b. Kemampuan kekuatan otot

5 5
3 5
c. Fraktur : ya , Femur dextra
- Lokasi luka : femur dextra anterior
- Panjang luka : 12 cm
- Kedalaman luka : 4 cm
d. Dislokasi : Tidak
e. Haemotom : Tidak
2. Integumen
a. Warna kulit : kuning langsat
b. Akral : hangat
c. Turgor : Elastis
d. Suhu : 36.5ᵒC
Reproduksi
1. Kelamin
a. Bentuk: tidak terkaji
b. Kebersihan: tidak terkaji
2. Payudara
a. Bentuk: simetris
b. Benjolan: tidak ada

Endokrin
1. Faktor Alergi: tidak ada
2. Pernah mendapat Imunisasi: pasien mengatakan tidak mengetahui apakah ia
telah diimunisasai atau belum
3. Kelainan endokrin: tidak ada
V. Program Terapi
Jenis Terapi Dosis Cara Golongan dan Fungsi dan
Pemberian Kandungan Farmakodinamika
RL 20 tpm infus Kristaloid Untuk mengatur
jumlah cairan dalam
tubuh

Gentamicin 80mg/12jam Injeksi Golongan obat Untuk mengobati


antibiotik infeksi bakteria yang
serius dan parah

Ketorolac 30mg/8 jam Injeksi Golongan obat Untuk meredakan


anti inflamasi nyeri dan
non steroid peradangan
(OAINS)

Ceftriaxone 1 gr/12 jam Injeksi Golongan obat Untuk mengatasi


antibiotik berbagai infeksi
bakteri yang terjadi
pada tubuh

Tramadol 100mg dlm NS drip Golongan obat untuk meredakan nyeri


Analgesik pascaoperasi

Paracetamol 500mg/6 jam IV Golongan obat


Antibiotik Untuk meredakan
demam dan nyeri

Program Terapi Dosis Cara pemberian


IVFD Rangel Laktat 500 ml (20 tpm) IV
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV
Inj.Gentamicin 80mg/12 jam IV
Inj. tramadol 100 mg dlm NS IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam IV
PCT 500 mg IV

VI. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium


1. Laboratorium Darah Lengkap (21/03/2022)
ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Luka operasi Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi
Jaringan terputus
DO:
- Pengkajian PQRS
Merangsang nosiseptor
P (Provocatif) : luka operasi
Q (Quality) : Pasien mengatakan nyeri Pelepasan mediator
dirasakan seperti ditusuk-tusuk nyeri

R (Region) : Area luka operasi di kaki


Dihantarkan ke medullas
kanan
spinalis
S (Servety) : Skala nyeri 5 sedang (0-10)
T (Time) : nyeri timbul saat bergerak Impuls diterima otak
- Pasien tampak meringis
- Tekanan darah meningkat: 146/83 mmHg Respon hipotalamus
- TTV: mengirim sinyal nyeri
TD: 146/83 mmHg
S: 36,5ᵒC
Persepsi nyeri
N: 91x/ menit
RR: 20 X/ menit
Nyeri akut

2. DS: pasien mengeluh nyeri (dolor) pada bekas operasi Post op Resiko
infeksi
DO: Luka jahitan post op
Luka post OP :
1. Lokasi luka : femur dextra anterior Jaringan dan kulit
2. Panjang luka : 12 cm rusak

3. Kedalaman luka : 4 cm
Port de entry
a. TTV: mikroorganisme
TD: 146/83 mmHg
S: 36,5ᵒC Resiko infeksi
N: 91x/ menit
RR: 20 X/ menit

3. Ds : Fraktur Gangguan
a. Pasien mengatakan nyeri saat bergerak mobilitas
Diskontinuitas jaringan fisik
Do : sekitar

Perubahan fragmen
- ADL dibantu tulang
- Skala nyeri 5 sedang (0-10)
- Tonus otot Deformitas

5 5
Tindakan pembedahan
3 5
- Rentang gerak (ROM) menurun (nilai 2) Post op
- Pasien post op fraktur femur dextra
- TTV Gangguan mobilitas fisik

TD: 146/83 mmHg


S: 36,5ᵒC
N: 91x/ menit
RR: 20 X/ menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik: luka operasi


2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO
SDKI SLKI SIKI RASIONAL PARAF
DX
1. Nyeri akut Tujuan: Setelah diberikan Observasi Zatul yatin masri
berhubungan asuhan keperawatan 3x24 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, o Untuk mengetahui lokasi,
dengan agen jam, diharapkan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik, awitan dan durasi,
pencidra fisik: berkurang dengan intensitas nyeri. frekuensi, kualitas, intensitas atau
luka operasi
keparahan nyeri, faktor presipitasi
Kriteria hasil:
nyeri.
Tingkat Nyeri:
2. Identifikasi respons nyeri non o Untuk memudahkan manajemen nyeri
a. Keluhan nyeri
verbal yang akan diberikan kepada pasien.
menurun - hilang
3.
b. Tampak meringis
menurun Terapeutik
c. Frekuensi nadi 4. Kontrol lingkungan yang o Agar nyeri yang dirasakan pasien
membaik memperberat rasa nyeri tidak semakin berat
(misalnya, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)

Edukasi
5. Jelaskan penyebab, periode dan
o Agar pasien mengetahui informasi
pemicu nyeri
tentang nyeri yang dirasakan
6. Ajarkan teknis nonfarmakologi
o Agar pasien mampu mengontrol
untuk mengurangi rasa nyeri.
nyerinya secara mandiri
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian analgetik
o Untuk mengurangi rasa nyeri pasien
2. Resiko infeksi Tujuan: Setelah diberikan Observasi Zatul yatin masri
berhubungan asuhan keperawatan 3x24 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Agar mengetahui secara cepat
dengan efek jam, diharapkan risiko local dan sistemik tentang tindakan yang harus segera
prosedur invasive infeksi menurun dengan diberikan
Kriteria hasil: Terapeutik
Tingkat infeksi 2. Batasi jumlah pengunjung
2. Untuk mengurangi resiko infeksi
a. Nyeri (dolor)
dari pathogen yang dibawa oleh
menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
pengunjung.
b. Tumor, rubor, calor kontak dengan pasien dan
tidak ada lingkungan pasien
3. Untuk mengurangi resiko infeksi
c. Fungsio laesa : ADL
Edukasi saat di dalam ruangan pasien
mandiri 4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Agar pasien dan keluarga
mengetahui informasi tentang tanda
dan gejala infeksi untuk dilaporkan
secara cepat pada perawat

3. Gangguan Tujuan: Setelah diberikan Observasi : Zatul yatin masri


Mobilitas Fisik asuhan keperawatan 3x24 1. Membantu menentukan derajat
1. Ideentifikasi adanya nyeri atau
jam, diharapkan mobilitas kerusakan dan kesulitan terhadap
fisik meningkat dengan keluhan fisik lainnya
keadaan yang dialami
Kriteria hasil: 2. Identifikasi toleransi fisik 2. Untuk mengetahui
Tingkat Nyeri:
a. Kekuatan otot melakukan ROM kekuatan/kelemahan dan dapat
membaik memberikan informasi mengenai
b. Nyeri berkurang pemulihan
3. Monitor kondisi umum selama 3. Mengetahui kecenderungan tingkat
c. Rentang gerak
(ROM) meningkat melakukan ROM kesadaran dan potensial peningkatan
Terapeutik : tekanan darah
4. Latih rentang gerak ROM
4. Untuk melatih kekuatan otot
5. Libatkan keluarga untuk
5. Agar keluarga bisa melatih pasien
meningkatkan rentang gerak untuk melakukan ROM
(ROM)

Edukasi :
6. Jelaskan tujuan dan prosedur
6. Agar pasien dan keluarga paham
ROM tentang manfaat tindakan yang
diberikan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO HARI/
TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON HASIL PARAF
DX TANGGAL

1 Senin, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Klien mengatakan nyeri bekas luka Zatul yatin masri
21-03-22 kualitas, intensitas nyeri. operasi di bagian kaki kanan, nyeri
21.20 wita terasa bila kaki digerakan, nyeri
seperti di sayat dan berlangsung ±
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 1 menit, skala nyeri 6 (0-10) nyeri
(misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) sedang.
2. Pengunjung kamar tidak terlalu
3. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri banyak. Cukup 2 orang, suhu
4. Mengajarkan teknis nonfarmakologi untuk mengurangi rasa ruangan 210C
nyeri. 3. Klien dan keluarga dapat mengerti
5. Berkolaborasi dalam pemberian analgetic proses & penyebab nyeri.
4. Klien mau mencoba teknik yang
diajarkan.
5. Klien mendapatkan injeksi
ketorolac 1amp/8jam iv
2 Senin, 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik 1. Luka klien terlihat bersih, tidak ada Zatul yatin
21-03-22 tanda-tanda infeksi, Luka post masri
21.20 wita OP ,Lokasi luka : femur dextra
anterior, panjang luka : 12 cm,
kedalaman luka : 4 cm, ada kalor
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien disekitar luka, teraba hangat, tidak
dan lingkungan pasien ada tumor, tidak ada rubor, leukosit
3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi 9.51 10^3/uL
2. Perawat mencuci tangan.
4. Melakukan pendkes tentang manfaat dan cara merawat luka 3. Keluarga dan pasien memahami
penjelasan mengenai tanda gejala
5. Kolaborasi pemberian antibiotic infeksi
4. Keluarga dan pasien memahami
penjelasan mengenai manfaat
merawat luka

5. Klien tampak tidak mengalami


reaksi alergi
3. Senin, 1. Kaji tingkat ketidakmampuan gerak. 1. Setiap ingin merubah posisi klien Zatul yatin masri
21-03-22 minta bantuan perawat atau
21.20 wita keluarga.
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan sesuai kemampuan 2. Klien menggerakkan jari kakinya
secara perlahan.
3. Libatkan keluarga untuk memasukkan kegiatan yang dapat 3. Klien dan keluarga dapat
dilakukan sesuai toleransi aktifitas pasien mengetahui kegiatan yang dapat
4. Jelaskan tujuan mobilisasi dilakukan.
4. Klien dan keluarga mengerti
tujuan mobilisasi
1 Selasa , 1. Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 1. Klien mengatakan nyeri bekas Zatul yatin
22-03-22 intensitas nyeri. luka operasi di bagian kaki kanan, masri
15.00 wita nyeri terasa bila kaki digerakan,
nyeri seperti di sayat dan
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri berlangsung ± 30 detik, skala
(misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) nyeri 4 (0-10) nyeri sedang.
2. Pengunjung kamar tidak terlalu
3. Menganjurkan teknis nonfarmakologi untuk mengurangi banyak. Cukup 2 orang, suhu
rasa nyeri seperti yang sudah diajarkan ruangan 200C
4. Berkolaborasi dalam pemberian analgetic 3. Klien mau melakukan teknik yang
diajarkan lagi.
4. Klien mendapatkan injeksi
ketorolac 1amp/8jam iv
2 Selasa , 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik 1. Luka klien terlihat bersih, tidak ada Zatul yatin
22-03-22 tanda-tanda infeksi, tidak ada kalor masri
disekitar luka, teraba hangat, tidak
15.00 wita ada tumor, tidak ada rubor, leukosit
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 2. Perawat mencuci tangan.
dan lingkungan pasien
3. Kolaborasi pemberian antibiotik 3. Klien mendapatkan gentamicin
80mg/12jam

3. Selasa , 1. Kaji tingkat ketidakmampuan gerak. 1. Pasien hanya bisa merubah posisi Zatul yatin
22-03-22 supinasi dengan semi fowler karena masri
15.00 wita pasien ada rencana operasi kedua pada
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan sesuai kemampuan bagian pelvis
3. Anjurkan pasien untuk mengompres hangat pada bagian 2. Klien mencoba untuk
betis dan jari-jari kaki menggerakkan jari-jari kaki
3. tetap melakukan kompres hangat
pada betis dan jari-jari kaki
4. Libatkan keluarga untuk memasukkan kegiatan yang dapat 4. Keluarga dapat mengetahui
dilakukan sesuai toleransi aktifitas pasien kegiatan yang dapat dilakukan.

1 Rabu , 1. Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 1. Klien mengatakan nyeri bekas Zatul yatin
23-03-22
intensitas nyeri. luka operasi di bagian kaki kanan, masri
11.00 wita
nyeri terasa bila kaki digerakan,
nyeri seperti di sayat sudah
berkurang. skala nyeri 4 (0-10)
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri nyeri ringan.
(misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) 2. Pengunjung kamar tidak terlalu
banyak. Cukup 2 orang, suhu
3. Menganjurkan teknis nonfarmakologi untuk mengurangi ruangan 200C.
rasa nyeri seperti yang sudah diajarkan 3. Klien tau dan mau melakukan
teknik yang diajarkan lagi.

2 Rabu , 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik 1. Luka klien terlihat bersih, tidak ada Zatul yatin
23-03-22
tanda-tanda infeksi, tidak ada kalor masri
11.00 wita
disekitar luka tidak teraba hangat,
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien tidak ada tumor, tidak ada rubor,
dan lingkungan pasien 2. Perawat mencuci tangan.
3. Kolaborasi pemberian antibiotik 3. Klien mendapatkan gentamicin
80mg/12jam

3 Rabu , 1. Kaji tingkat ketidakmampuan gerak. 1. Pasien hanya bisa merubah posisi Zatul yatin
23-03-22
supinasi dengan semi fowler masri
11.00 wita
karena pasien ada rencana operasi
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan sesuai kemampuan kedua pada bagian pelvis
2. Klien mencoba untuk
menggerakkan jari-jari kaki
3. Libatkan keluarga untuk memasukkan kegiatan yang dapat 3. Keluarga dapat mengetahui
dilakukan sesuai toleransi aktifitas pasien kegiatan yang dapat dilakukan.
EVALUASI KEPERAWATAN

NO Hari/Tanggal DX EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN
1 Kamis, 24-03- Nyeri akut S: Zatul yatin masri
2022 jam 22.00 berhubungan dengan - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
wita agen pencidra fisik: O:
luka operasi - Skala nyeri 3 ringan
- Pasien sudah tampak tidak meringis
- TTV:
TD:138/80 mmHg
N: 96 x/menit
S: 36,8 ᵒC
RR: 20 x/menit

A: Masalah nyeri akut teratasi


P: Hentikan intervensi

2 Kamis, 24-03- Resiko infeksi S: Zatul yatin masri


2022 jam 22.10 berhubungan dengan Pasien dan keluarga mengatakan masih mengingat manfaat dan
wita efek prosedur cara merawat luka
invasive.
O:
Klien dan keluarga bisa menjawab beberapa pertanyaan perawat
a.Tidak ada kalor disekitar luka
b.Tidak ada dolor yang disebabkan oleh agen infeksius
c.Tidak ada tumor
d.Tidak ada rubor
TD:138/80 mmHg
N: 96 x/menit
S: 36,8 ᵒC
RR: 20 x/menit

A: Masalah resiko infeksi teratasi


P: Intervensi dilanjutkan

3 Kamis, 24-03- Gangguan Mobilitas S: Zatul yatin masri


Fisik
2022 jam 22.20 - Pasien mengatakan sudah bisa belajar berjalan
wita menggunakan alat dan sudah tidak terlalu kesulitan dalam
mobilisasi meskipun harus ditemani oleh angoota keluarga
O:
- Pasien belum bisa berjalan
- Pasien belum bisa mandiri dan masih ketergantungan
dengan bantuan orang lain dalam mobilisasi
- Rencana operasi lanjutan pada bagian pelvis
- TTV:
TD:138/80 mmHg
N: 96 x/menit
S: 36,8 ᵒC
RR: 20 x/menit
Tonus otot :

5 5
3 5
A: Masalah gangguan mobilisasi teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai