Oleh:
Dwi Riana
Nim : 2014120279
Fikri Alamsyah
Nim : 2014120252
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Pertama semua kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kami hingga selesainya makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar khususnya Ibu : Jelita, M.Si
selaku dosen mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah yang telah membimbing
dan mampu membantu menambah wawasan tim penyusun secara bertahap sehingga
dapat terselesaikan makalah ini yang berjudul “ Bank Perkreditan Rakyat Syariah ”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan.
Saran dari pembaca sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat kami
sempurnakan. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT selalu meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-Syariah) adalah salah satu
lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti
prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam. Istilah Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) dikenalkan pertama kali oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI)
pada akhir tahun 1977, ketika BRI mulai menjalankan tugasnya sebagai Bank
pembina lumbung desa, bank pasar, bank desa, bank pegawai dan bankbank
sejenis lainnya. Pada masa pembinaan yang dilakukan oleh BRI, seluruh bank
tersebut diberi nama Bank Perkreditan Rakyat (BPR.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pertama kali diakui sebagai bagian
dari Paket Kebijakan Keuangan, Moneter, dan perbankan. Secara historis,
BPR adalah penjelmaan dari beberapa lembaga keuangan, seperti Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari (LPN),
Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit
Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga
perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Desa (BKPD) dan atau lembaga
lainnya yang dapat disamakan dengan itu.
Dalam perkembangan selanjutnya perkembangan BPR yang tumbuh
semakin banyak dengan menggunakan prosedur-prosedur Hukum Islam
sebagai dasar pelaksanaannya serta diberi nama BPR Syariah. BPR Syariah
yang pertama kali berdiri adalah PT. BPR Dana Mardhatillah, kec.
Margahayu, Bandung, PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, kec. Padalarang,
Bandung dan PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. Banjaran, Bandung. Pada
tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR Syariah tersebut telah mendapat ijin
prinsip dari Menteri Keuangan RI dan mulai beroperasi pada tanggal 19
Agustus 1991.
Selain itu, latar belakang didirikannya BPR Syariah adalah sebagai
langkah aktif dalam rangka restrukturasi perekonomian Indonesia yang
dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan
perbankan secara umum. Dengan adanya perkembangan teknologi berbasis
mobile yang sangat pesat menyebabkan banyak suatu instansi yang
memanfaatkan smartphone dan koneksi internet sebagai fasilitas instansi
tersebut, salah satunya yaitu pembuatan aplikasi Mobile Banking pada Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).Mobile Banking ini diharapkan dapat
memberikan fasilitas dan kepuasan tersendiri bagi penggunanya (user).
Jumlah pengguna internet dan smartphonesemakin meningkat seiring
berkembangnya era globalisasi. Perusahaan atau instansi tidak cukup hanya
memberikan fasilitas untuk mempermudah nasabah melakukan transaksi.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia akan senantiasa memberikan kemudahan yang
efektif bagi nasabah.
Manajemen Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Semarang,
ingin mengembangkan fasilitas pelayanan transaksi untuk nasabah yang
merasa kesulitan bertransaksi dengan cara datang langsung ke bank karena
ada keperluan lain, selain itu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ingin
memberikan kemudahan dan kepuasan untuk nasabah dalam melakukan
transaksi tanpa terhalang waktu dan tempat. Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) telah mempunyai aplikasi mobile banking yang fungsinya belum
begitu maksimal untuk diaplikasikan oleh nasabah, sehingga masih banyaknya
pengembangan agar dapat diaplikasikan dengan optimal, dengan
pengembangan Mobile banking ini diharapkan mampu membantu Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) untuk memberikan fasilitas yang lebih
baik untuk nasabah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dan sejarah Bank Perkreditan Rakyat Syariah?
2. Apa tujuan Bank Perkreditan Syariah?
3. Apa saja Usaha dan Produk dalam Bank Perkreditan Syariah?
4. Apa saja ketentuan dalam Bank Perkreditan Rakyat Syariah?
5. Bagaimana Organisa/manajemen Bank Perkreditan Rakyat Syariah?
6. Bagaimana strategi dalam Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui pengertian dan sejarah Bank Perkreditan Rakyat
Syariah
2. Untuk Mengetahui apa tujuan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
3. Untuk Mengetahui apa saja Usaha dan Produk dalam Bank Perkreditan
Syariah
4. Untuk Mengetahui apa saja ketentuan dalam Bank Perkreditan Rakyat
Syariah
5. Untuk Mengetahui bagaimana pengenalan umum serta Produk dan
Jasa Bank Syariah
BAB II
PEMBAHASAN
5
Ibid, hlm.106
Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usahaantara antara
dua belah pihak, yang mana pihak pertama (shahibul maal) yang
menyediakan seluruh modalnya dan pihak yang lain menjadi
pengelola. Keuntungan usaha dari pembiayaan tersebut dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
3. Pembiayaan Bai Bithaman Ajil
Pembiayaan Bai Bithaman Ajil adalah suatu perjanjian pembiayaan
yang disepakati antara bank dengan nasabahnya, dimana bank
menyediakan dana untuk pembelian barang/asets yang dibutuhkan
nasabah untuk mendukung suatu usaha.
4. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah suatu perjanjian yang disepakati antara
bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk
pembelian bahan baku atau modal kerja lainya yang dibutuhkan
nasabah
5. Pembiayaan Qardhul Hasan
Pembiayaan qardhul hasan adalah perjanjian pembiayaan antara bank
dengan nasabah yang dianggap layak menerima yang diprioritaskan
bagi pengusaha kecil pemula yang potensial akan tetapi tidak
mempunyai modal apapun selain kemampuan berusaha.
2. Syarat Modal
Modal yang harus disetor untuk mendirikan Bank Perkreditan
Rakyat Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :
a. Rp 2.000.000.000,- (dua milyar) untuk Bank Perkreditan
Rakyat Syariah yang didirikan di wilayah daerah khusus ibu
kota Jakarta Raya dan Kabupaten / Kotamadya Tangerang,
Bogor, Bekasi dan Kerawang.
b. Rp1.000.000.000,- (satu milyar) untuk Bank Perkreditan
Rakyat Syariah yang didirikan di wilayah ibu kota propinsi
diluar wilayah seperti tersebut pada butir diatas.
c. Rp 5.00.000.000,- (lima ratus juta rupiah) Bank Perkreditan
Rakyat Syariah yang didirikan diluar wilayah yang disebutkan
pada butir 1 dan 2.
7
Struktur Organisasi Bank BPRS Bhakti Sumekar http://bhaktisumekar.co.id/index.php/tentang-
kami/struktur-organisasi-kiri
4. Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi daerah akan di
ketahui berapa besar kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan
syariah yang lain dalam mengelola sumber sumber ekonomi yang ada.
Dengan cara itu pula dapat dilihat kesinambungan kerja di antar BPR
syariah,demikian juga kesinambungan kerja BPRsyariah dengan bank
syariah dan BMT lainnya yang ada di Indonesa.
5. BPR syariah bertanggung jawab terhadap masalah keislaman
masyarakat dimana BPR syariah tersebut berada. Maka perlu
dilakukan kegiatan rutin keagamaan dengan tujuan meningkatkan
kesadaran akan peran islam dalam bidang ekonomi.
Demikian juga pola ini dapat membantu BPR syariah dalam mengetahui
gejala gejala ekonomi sosial yang ada di masyarakat. Hal ini akan menjadikan
kebijakan BPR syariah di bidang keuangan lebih sesuai dengan kondisi
masyarakat.
BAB III
PENUTUP