Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anti Nurhayati

NIM : B1A200106
Kelas : 5C Manajemen

Sri Mulyani Waspadai Dampak Inflasi Eropa dan China ke Indonesia


Liputan6.com 29 November 2021, 15.50 wib.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati


terus memperhatikan perkembangan ekonomi terutama angka inflasi di beberapa negara seperti
Eropa dan China. Alasannya, tingkat inflasi di negara yang berhubungan ekspor-impor dengan
Indonesia akan berdampak ke harga barang di level konsumen.

"Transisi ini harga konsumen ini bisa meningkatkan tekanan inflasi (di Indonesia)," Sri
Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11/2021).

Selain inflasi, kebijakan moneter negara maju juga perlu menjadi perhatian pemerintah.
Sehingga bisa menghindar dari dampaknya seperti risiko tapering.

Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi ini, IMF telah menurunkan ramalan pertumbuhan
ekonomi global menjadi 5,7 persen dari sebelumnya akan tumbuh 5,9 persen di tahun 2022.

Sedangkan untuk tahun ini hanya tumbuh 4,5 persen dari prediksi sebelumnya 4,9 persen.

"Perekonomian global ini harus diwaspadai," kata Sri Mulyani.

Ekonomi Nasional

Di sisi lain, Indonesia juga harus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal IV
tahun ini pemulihan ekonomi telah terjadi secara akseleratif seiring dengan penanganan Covid-
19 yang makin efektif.

Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini bisa mencapai target yang telah
ditentukan. Mengingat sektor produksi untuk konsumsi ekspor, manufaktur, perdagangan dan
pertambangan terus bergerak menuju pemulihan.

"Outlook kita tahun ini masih bisa tumbuh 3,5 persen hingga 4 persen," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir


Sumber: Merdeka.com
Analisis

Berita tersebut termasuk tentang Perekonomian Indonesia di bidang keuangan. Karena,


berita tersebut membahas tentang inflasi. seperti yang kita tau bahwa : Inflasi merupakan suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya.

Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli

1. Winardi
Winardi menjelaskan bahwa inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu,
terjadi ketika kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun. Pengertian
Inflasi tersebut dapat timbul apabila nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak
dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan.
2. Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit-penyakit ekonomi yang sering
timbul dan dialami hampir di seluruh negara. Kecenderungan dari kenaikan harga-harga
pada umumnya serta terjadi secara terus-menerus. Teori ini dikemukakan dalam buku
beliau yang berjudul Teori Ekonomi Makro terbitan tahun 2002.
3. Sadono Sukirno
Sadono Sukirno menyebut inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam suatu perekonomian. Pernyataan ini dinyatakan pada tahun 2002 dalam
bukunya yang berjudul makro ekonomi.
4. Menurut Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inflasi dalam Inflation Targeting Framework.
Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat
secara umum dan terus menerus.

Seperti dalam artikel tersebut bahwa Indonesia harus waspada terhadap dampak inflasi
yang terjadi di Eropa dan China, Alasannya, tingkat inflasi di negara yang berhubungan ekspor-
impor dengan Indonesia akan berdampak ke harga barang di level konsumen.
Adapun beberapa dampak dari inflasi yaitu :

1. Nilai Uang Turun


Adanya kenaikan harga pada berbagai barang kebutuhan masyarakat menyebabkan nilai
uang menjadi turun dari sebelumnya. Contoh, Jika biasanya uang Rp 20.000 bisa
mendapat dua liter beras, dengan adanya inflasi bisa jadi hanya mendapat satu setengah
liter. Hal ini tentu sangat merugikan masyarakat, terutama bagi mereka yang
berpendapatan tetap karena pengeluaran jadi lebih tinggi.

2. Menurunkan Minat Menabung


Dampak yang selanjutnya masih berkaitan dengan sebelumnya, dimana nilai uang yang
turun menyebabkan pengeluaran jadi lebih tinggi. Orang jadi berpikir lagi untuk
menabung, karena uang yang bisa disisihkan tentu jauh berkurang dibanding saat tidak
terjadi inflasi. Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi sektor perbankan, yang bisa
menjadi lesu karena menurunnya minat masyarakat dalam menabung.

3. Kekacauan Ekonomi
Tingkat inflasi tinggi yang tidak segera ditangani dan dikendalikan bisa saja
menimbulkan masalah yang lebih besar dalam perekonomian negara. Harga tinggi dapat
memicu produsen untuk menimbun faktor produksi atau barang yang dibutuhkan,
sehingga harga barang akan semakin tinggi lagi. Inflasi tinggi yang tidak terkendali juga
bisa menimbulkan kecemburuan sosial, kerusuhan, atau bahkan krisis keuangan seperti
yang terjadi tahun 1998.

Selain inflasi, kebijakan moneter negara maju juga perlu menjadi perhatian pemerintah.
Sehingga bisa menghindar dari dampaknya seperti risiko tapering.

Solusi jika terjadi inflasi di Indonesia :

1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dengan langkah-langkah yang
fokus di bidang keuangan (moneter). Terdapat tiga wujud kebijakan moneter:
 Penetapan Persediaan Kas
Bank sentral (dalam kasus ini berarti Bank Indonesia) mengeluarkan kebijakan untuk
meningkatkan batas minimum kas setiap lembaga perbankan di Indonesia. Alhasil,
bank tidak bisa mengeluarkan banyak uang. Tujuan akhirnya adalah mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
 Diskonto
Bank Indonesia menerapkan kebijakan peningkatan suku bunga. Masyarakat jadi
tergerak untuk menyimpan uang di bank, bukan untuk berbelanja. Akhirnya, uang
yang beredar di masyarakat bisa berkurang.
 Operasi Pasar Terbuka
Bank Indonesia menerapkan kebijakan ini dengan cara menjual surat-surat berharga
kepada publik, contoh yang paling mudah adalah Surat Utang Negara (SUN).
Penjualan surat berharga akan menyerap uang masyarakat dan menekan peredaran
uang. Hasilnya, laju inflasi bisa ditekan.

2. Kebijakan Fiskal
Cara mengatasi inflasi selanjutnya adalah penerapan kebijakan fiskal yang dapat
mempengaruhi nominal pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dapat berbentuk dua
kegiatan:
 Menghemat pengeluaran pemerintah
Alih-alih meminta masyarakat untuk menekan belanja, pemerintah dapat
melakukannya sendiri. Saat pengeluaran negara ditekan, maka jumlah pembelian
produk barang dan jasa akan ikut turun. Demand yang turun akan mampu
menekan laju inflasi.
 Menaikkan tarif pajak
Kenaikan tarif pajak akan turut mengurangi tingkat belanja masyarakat. Hasilnya,
peredaran uang di tengah masyarakat berkurang dan harga barang berangsur-
angsur kembali ke kondisi normal.
3. Kebijakan Lainnya
Selain fokus di bidang moneter dan fiskal, masih ada cara mengatasi inflasi lain yang bisa
dilakukan oleh pemerintah. Dua metode tersebut adalah:
 Menambah jumlah barang di pasar
Penambahan jumlah barang dapat diwujudkan dengan dua cara. Pertama,
pemberian subsidi atau stimulus agar industri meningkatkan produksi hingga level
tertentu. Kedua, pelonggaran keran impor agar stok barang di pasar meningkat
secara signifikan.
 Menetapkan harga batas atas
Lari inflasi bisa ditekan dengan menetapkan harga maksimal untuk barang-barang
tertentu. Langkah ini bertujuan agar harga tidak semakin naik dan tidak
terkendali. Namun, kebijakan ini rawan memunculkan praktik pasar gelap (black
market).

Di sisi lain, Indonesia juga harus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada
kuartal IV tahun ini pemulihan ekonomi telah terjadi secara akseleratif seiring dengan
penanganan Covid-19 yang makin efektif.

Anda mungkin juga menyukai