Anda di halaman 1dari 25

KETERAMPILAN BERTANYA

Makalah ini di buat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching)
Dosen Pengampuh : Dr. ABDUL WAHID, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Riska Maolidiana (920862060011)
Minarni (920862060010)
Angel Khadijah (920862060027)
Widya Astuti (920862060016)
Nur Asisa (920862060017)
Hasni (920862060049)
Imma Henra (920862060043)

PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ANDI MATAPPA T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW nabi penyempurna akhlak
sekaligus sebagai penutup nabi-nabi terdahulu.

Tujuan dari penyusunan ini makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching). Tidak lupa juga
saya mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bapak Dr. ABDUL
WAHID S.Pd., M.Pd. dan teman-teman PGSD SEMESTER IV_A atas bantuan
yang telah diberikan baik materi maupun dukungan.

Kami berharap semoga penyusunan Makalah ini dapat bermanfaat dalam


menambah pengetahuan bagi para mahasiswa.

Kami menyadari karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,


Kami yakin bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik untuk membantu
memyempurnakan makalah ini di masa mendatang.

PANGKEP, 4 MARET 2022

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KETERAMPILAN BERTANYA…………………………………………………1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

D. Manfaat ........................................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Keterampilan Bertanya ................................................................................... 6

B. Jenis-jenis pertanyaan ..................................................................................... 7

C. Tujuan Keterampilan Bertanya Dasar ........................................................ 12

D. Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar .................................. 13

E. Teknik Keterampilan Bertanya Dasar ........................................................ 14

F. Keterampilan Bertanya Lanjut ...................................................................... 20

G. Kompenen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut ................................. 21

BAB 3 ................................................................................................................... 24

PENUTUP ............................................................................................................. 24

A. Kesimpulan ................................................................................................... 24

B. Saran ............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pondasi utama suatu insan. Seseorang akan menjadi
bermutu, berwawasan dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan juga dikatakan
bermutu apabila mencetak atau menghasilkan insan-insan yang benar-benar
berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu dan berkelas
juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam proses mendidik
tersebut. Proses mendidik ini berkaitan dengan proses belajar mengajar atau biasa
disebut pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Jadi, pengajar atau
pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan berperan penting dalam proses
pendidikan tersebut.
Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi
pedagogik yang cukup mendasar karena merupakan integrasi dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada 8 keterampilan dasar mengajar
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya: 1.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 2. Keterampilan menjelaskan; 3
Keterampilan bertanya; 4. Keterampilan mengelola kelas/membimbing diskusi; 5.
Keterampilan menggunakan variasi mengajar; 6. Keterampilan memberi
penguatan; 7. Keterampilan memilih dan menggunakan media sumber belajar dan
8. Keterampilan membuat skenario pembelajaran.
Dalam pembelajaran, siswa aktif bertanya bukanlah sesuatu yang mudah.
Untuk membiasakan siswa bertanya seyogyanya sudah dimulai dari lingkungan,
keluarga dan masyarakat. Bertanya merupakan cermin dari rasa ingin tahu tentang
sesuatu yang ditanya, namun alangkah sedihnya jika pertanyaan siswa tidak

4
diakomodasi oleh guru. Jadi, beranjak dari kesenjangan tersebut maka penulis
menyusun makalah mengenai salah satu keterampilan guru dalam mengajar yaitu
keterampilan bertanya dengan judul ” Keterampilan Bertanya”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari keterampilan bertanya Dasar?
2. Apa jenis-jenis pertanyaan?
3. Apakah tujuan keterampilan bertanya?
4. Apakah yang menjadi komponen-komponen dari keterampilan bertanya?
5. Bagaimana teknik keterampilan bertanya?
6. Apa Pengertian dari keterampilan bertanya Lanjut?
7. Apakah yang menjadi komponen-komponen dari keterampilan bertanya lanjut?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan bertanya
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan
3. Untuk mengetahui tujuan keterampilan bertanya
4. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan bertanya
5. Untuk mengetahui teknik keterampilan bertanya
6. Untuk mengetahui keterampilan bertanya Lanjut?
7. Untuk mengetahui komponen-komponen dari keterampilan bertanya lanjut?

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa
yang terkait diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang
Keterampilan Bertanya. Ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru.
2. Bagi Masyarakat umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang evaluasi pembelajaran bahas, serta untuk menambahkan peran aktif
masyarakat dalam pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Bertanya
1. Pengertian Keterampilan Bertanya
Pengertian keterampilan bertanya secara etimologis diuraikan menjadi dua
suku kata yaitu “terampil” dan “tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia
“bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang
dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal
yang merupakan hasil pertimbangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti
“cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain
atau pihak yang menjadi lawan bicara. Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud
dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan
yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa
Bertanya dalam proses pembelajaran sangat penting, dengan pertanyaan
yang baik dan tepat dalam melontarkannya berpengaruh positif bagi siswa.
Keterampilan dan kelancaran bertanya guru dan calon guru perlu dilatih dan
ditingkatkan, baik isi maupun tekniknya.
Kelancaran bertanya ini sangat diperlukan bagi guru di dalam proses belajar
mengajar. Komponen yang penting dalam bertanya antara lain harus jelas dan
ringkas.
Menurut Mufarokah (2009:153) Keterampilan bertanya merupakan ucapan
atau pernyataan yang dilontarkan guru yang menuntut respons atau jawaban dari
siswa. Keterampilan bertanya ialah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa berpikir dan memperoleh pengetahuan yang lebih
banyak. Sedangkan menurut Hasibuan dan Moejiono dalam buku Mufarokah;
bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenali. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang

6
merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir.
Menurut Mufarokah (2009:154) keterampilan bertanya bertujuan untuk: (a)
Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, ; (b) Memotivasi siswa
agar terlibat dalam interaksi, ; (c) Melatih siswa berpikir devergen, ; (d) Melatih
kemampuan mengutarakan pendapat, ; (e) Mencapai tujuan belajar.
B. Jenis-jenis pertanyaan
Menurut Alma (2010:36) keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi
keterampilan bertanya dasar dan lanjutan.
a. Keterampilan bertanya dasar. Cara menggunakan jenis pertanyaan ini adalah
sebagai berikut:
1) Ungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat agar siswa mudah
menemukan jawaban.
2) Berikan acuan, yaitu suatu keterangan yang dapat membantu siswa mampu
menjawab pertanyaan.
3) Pusatkan perhatian siswa pada pertanyaan yang harus dijawab.
4) Sebarkan pertanyaan ke seluruh kelas, ke siswa tertentu atau meminta siswa
lain menanggapi jawaban temannya.
5) Berikan waktu berpikir kepada siswa sebelum mereka menjawab.
6) Apabila siswa sulit menjawab berikan tuntunan dengan cara menggunakan
pertanyaan dengan cara lain, menyederhakan pertanyaan atau mengulangi
penjelasan sebelumnya.
b. Keterampilan bertanya lanjutan digunakan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir siswa serta mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta
memperbesar keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
1) Ubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari
tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi,
seperti: menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
mengkreasikan.

7
2) Atur urutan pertanyaan dari yang sederhana dari yang sederhana ke yang
kompleks.
3) Gunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik, seperti (a) klarifikasi,
yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa, (b) meminta siswa
memberi alasan atas jawabannya, (c) meminta kesepakatan pandangan dari
siswa lain, (d) meminta ketepatan jawaban, (e) meminta jawaban yang lebih
relevan, (f) meminta contoh, (g) meminta jawaban yang lebih kompleks.
Berikut ini klasifikasi mengenai jenis pertanyaan guru:
a. Pertanyaan Tertutup (Konvergen) dan Pertanyaan Terbuka (Divergen)
Pertanyaan sempit atau pertanyaan tertutup sering disebut pertanyaan
memusat atau konvergen, sedangkan pertanyaan luas atau pertanyaan terbuka
sering disebut pertanyaan divergen (Rustaman, et al, 2003: 247). Pertanyaan
konvergen memerlukan jawaban tertentu, sedangkan pertanyaan divergen
memerlukan berbagai alternatif jawaban yang tidak tertentu.
b. Pertanyaan Produktif dan Pertanyaan Nonproduktif
Pertanyaan produktif mengarahkan siswa untuk berbuat atau melakukan
sesuatu. Contoh dari pertanyaan produktif: “apakah daun putri malu akan 11
menguncup apabila disentuh dengan sebatang lidi?”. Pertanyaan tersebut akan
mendorong siswa untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini menyentuh daun putri
malu dengan menggunakan sebatang lidi.
Pertanyaan nonproduktif memerlukan jawaban yang terpikir dan
jawaban tersebut diucapkan oleh siswa, yang tidak selalu mudah dilakukan oleh
siswa. Sheila Jelly (dalam Rustaman, et al, 2003: 248) membedakan pertanyaan
produktif sebagai pertanyaan yang merangsang kegiatan produktif atau kegiatan
ilmiah, sedangkan pertanyaan tidak produktif memerlukan jawaban dari sumber
sekunder berupa buku.
c. Pertanyaan Kognitif
Pertanyaan kognitif merupakan pertanyaan yang sering diungkapkan
dalam kegiatan pembelajaran biologi. Pertanyaan kognitif biasanya mengacu
pada taksonomi Bloom. Jenjang dimensi kognitif Bloom yang telah direvisi
tahun 2001 meliputi jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3

8
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta)
(Rustaman, et al, 2003: 257).
Menurut Rustaman, et al (2003: 257), dimensi pengetahuan Bloom
meliputi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
procedural, dan pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual meliputi
pengetahuan terminologi serta pengetahuan detail dan unsur-unsur (kejadian,
subjek, waktu dan detail tertentu). Pengetahuan konseptual meliputi
pengetahuan klasifikasi dan ketegori, pengetahuan prinsip dan generalisasi,
pengetahuan teori, model dan struktur. Pengetahuan prosedural meliputi
pengetahuan tentang teknik dan metode pada bidang tertentu dan kriteria
penggunaan prosedur secara tepat. Pengetahuan metakognitif meliputi
pengetahuan tugas kognitif, pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan
strategik.
d. Pertanyaan untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Keterampilan
Proses Sains (KPS) terdiri atas observasi, keterampilan menggunakan alat,
klasifikasi, interpretasi, berkomunikasi, prediksi, berhipotesis dan
merencanakan penyelidikan. Pertanyaan untuk mengembangkan KPS 12
disesuaikan dengan jenis-jenis keterampilan dalam KPS (Rustaman, et al, 2003:
258).
1) Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang
dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan
untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domain) yang dikemukan Bloom dan
kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek
pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek
keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domain yang digunakan ialah
kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang
diutamakan). Untuk domain kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing

9
tingkat dituntut proses berpikir yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya
dari keenam tingkatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
• Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
• Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation)
Dari ke enam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah,
yang hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan
tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat
kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan
pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!,
Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah nama!, dan Golongkan!.
2. Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami
sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan
dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan
kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan
pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan, Bandingkanlah, Jelaskan
dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, Berilah contoh, dan Berikan
interpretasi.
3. Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban
dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa
dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan

10
pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip,
aturan, hukum atau proses yang dipelajari sebelumnya,
siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah
itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah:
Gunakanlah, Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan,
Tuliskan suatu contoh, Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
4. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat
tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis,
bahkan menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa
harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi
(dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya).
Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang
benar, melainkan berbagai alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat
dalam proses kognitif sebagai berikut:
• Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
• Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
• Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang
menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: Analisislah,
Kemukakan bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah sebabnya, dan
Berilah alasan-alasan.
5. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk
berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan
untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu
kesatuan. Mereka dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi
yang telah diberikan. Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus
berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut ini adalah kata-kata yang sering
digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis: Ramalkanlah, Bentuk,

11
Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat memecahkan,
Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan
Kembangkan.
6. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat
menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah
serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu.
Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
• pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai
persoalan
• pertanyaan yang menilai suatu ide
• pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
• pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik.
2. Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik
Menurut Uzer (2011:75) dasar-dasar pertanyaan baik dalam keterampilan
bertanya, antara lain: a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, b) Berikan
informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan, c) Difokuskan pada suatu
masalah atau tugas tertentu, d) Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk
berpikir sebelum menjawab pertanyaan, e) Bagikan semua pertanyaan kepada
seluruh murid secara merata, f) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan
sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya,g ) Tuntunlah
jawaban siswa sehingga mereka dapat menenmukan sendiri jawaban yang benar.
C. Tujuan Keterampilan Bertanya Dasar
1. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tanu siswa terhadap satu topik
2. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
3. Mengembangkan belajar secara aktif
4. Menstimulasi siswa untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang lain.
5. Menstruktur suatu tugas sedemikian rupa, sehingga siswa akan belajar secara
maksimal.
6. Mengkomunikasikan kelompok, bahwa keterlibatan

12
dalam belajar adalah sangat diharapkan, demikian juga pertisipasi semua
anggota kelompok
7. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
8. Memberi kesempatan siswa untuk mengasimilasi dan merefleksi informasi
9. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
10. Mengembangkan refleksi dan komentar siswa terhadap respon siswa lain
maupun guru.
11. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri melalui diskusi.
12. Mengungkapkan keinginan yang sebenarnya dari siswa
melalui ide dan perasaannya.
D. Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar
1. Gunakanlah pertanyaan yang singkat dan jelas
Ajukan pertanyaan yang tidak berbelit-belit serta menggunakan kata-kata yang
dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya. Disini guru
harus memahami betul karakteristik peserta didiknya.
2. Berikan acuan
Sebelum memberikan pertanyaan adakalanya guru perlu memberikan
pernyataan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diinginkan
dari siswa. Contoh: Bumi merupakan salah satu planet yang mengintari
matahari, coba sebutkan selain bumi planet apa saja yang mengintari matahari?
3. Memindahkan giliran
Memindahkan giliran dapat dilakukan jika suatu pertanyaan perlu untuk
dijawab lebih dari satu siswa. Sebaiknya jika jawaban dari siswa kurang tepat
guru tidak langsung mengkoreksi jawaban dari siswa tetapi guru dapat
memindahkan giliran kepada siswa lain untuk ikut memberikan jawaban.

4. Penyebaran
Hal ini dilakukan agar lebih banyak siswa yang terlibat dan aktif dalam
pembelajaran. Ketika bertanya hendaknya guru tidak hanya memberikan
kesempatan kepada beberapa siswa untuk menjawab tetapi seluruh siswa harus
memiliki kesempatan yang sama. Dalam prakteknya ketika bertanya hendaknya

13
guru tidak langsung menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, tetapi
pertanyaan diberikan kepada seluruh siswa didalam kelas dan selanjutnya guru
dapat memilih beberapa siswa yang mengajukan diri untuk menjawab
pertanyaan.
5. Memberikan waktu berpikir
Ketika memberikan pertanyaan guru harus memberikan waktu kepada siswa
untuk berpikir. Guru harus menghindari ketika selesai memberikan pertanyaan
langsung menunjuk kesalah satu siswa untuk menjawab. Mengapa? karna hal
tersebut akan menyebabkan siswa lainnya enggan untuk ikut berpikir mengenai
jawaban dari pertanyaan guru karna sudah dibebankan kepada salah satu siswa
yg langsung ditunjuk oleh guru. Untuk itu memberikan jeda waktu berpikir
kepada siswa merupakan hal yang sangat penting agar seluruh siswa aktif dalam
pembelajaran.
6. Memberikan tuntunan
Ketika siswa kesulitan untuk menjawab pertanyaan hendaknya guru tidak
langsung memberikan jawaban yang benar tetapi guru dapat memberikan
tuntunan agar siswa dapat mengkonstruksi jawabannya sendiri. dengan tidak
secara langsung guru memberikan jawaban, siswa akan terbiasa untuk
memecahkan permasalahan secara mandiri. Siswa tidak akan berpikir bahwa
jika mereka tidak mampu menjawab maka pertanyaan guru tersebut nantinya
juga akan dijawab sendiri oleh guru.
E. Teknik Keterampilan Bertanya Dasar
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan suatu
alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa .Karena itu seyogyanya guru
menguasai berbagai teknik bertanya. Selain itu guru juga hendaknya mendengarkan
dengan sunguh-sungguh apa yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan
tanggapan yang positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik bertanya harus
disertai dengan keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik serta
dilandasi sikap terbuka dan positif. Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu
wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif.
Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut :

14
1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang;
2. Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat mendorong siswa lainnya
untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan;
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan
pertanyaan lagi dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban
Selain itu, dapat pula digunakan teknik sebagai berikut:
1. Semua siswa dalam kelas secara serentak member tanggapan terhadap
pertanyaan
2. Pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas, kemudian beberapa siswa diminta
untuk menjawab
3. Masing-masing siswa ditanya secara langsung
4. Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya antara siswa wanita dengan laki-laki
atau antra kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan seterusnya.
Beberapa petunjuk teknis yaitu:
a. Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan
b. Berikan waktu secukupnya kepada siswa untu berpikir
c. Atur lalu lintas bertanya jawab
d. Hindari pertanyaan ganda
e. Berikan pertanyaan berjenjang
f. Gunakan pertanyaan-pertanyaan melacak
• Beberapa hal yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri.
Pertanyaan yang diajukan berulang akan mengurangi perhatian siswa dan
kurang memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir maksimal, karena siswa
akan berharap pertanyaan akan diulang kembali.
2) Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru kadang-
kadang dapat menjadi penguatan, namun dapat juga menjadi kendala dalam
efisiensi waktu serta dapat mengurangi perhatian siswa lainnya dalam
menyimak jawaban teman.
3) Menjawab pertanyaan sendiri

15
Kebiasaan seorang guru menjawab pertanyaan sendiri kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk berpikir dan kesempatan mengajukan pendapat.
Bila guru sering menjawab pertanyaan sendiri sebelum Siswa mempunyai
kesempatan untuk menjawab, akan mengakibatkan siswa menjadi frustasi, dan
mungkin perhatian siswa menjadi berkurang atau keluar dari proses belajar
mengajar. Yang berbahaya dalam hal ini ialah bila muncul salah pengertian dari
siswa, akan mengakibatkan tujuan pelajaran tidak tercapai.
4) Meminta jawaban serentak
Bila proses belajar mengajar sesuai dengan rencana,dan guru memiliki
kesempatan untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara individual,
dianjurkan untuk tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang meminta
jawaban serentak. Contoh: "Kamu semua telah mengerjakan? "Semua telah
selesair pertanyaan tersebut tidak memecahkan masalah, dan tidak produktif
terhadap kelompok.
5) Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
Pertanyaan yang memancing jawaban serentak dari siswa menyebabkan guru
tidak mengetahui mana siswa yang menjawab benar atau salah.
6) Pertanyaan ganda
Beberapa pertanyaan yang dilontarkan sekaligus dapat mematahkan
semangat siswa dan mengurangi partisipasi siswa. Hendaknya pertanyaan-
pertanyaan diajukan secara terpisah.
7) Menentukan siswa sebelum pertanyaan diajukan.
Siswa yang ditunjuk untuk menjawab suatu pertanyaan seyogianya ditunjuk
setelah pertanyaan diajukan, hal ini untuk menghindari siswa lain tidak
memikirkan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan guru, karena mereka
mengganggap bukan gilirannya.
• Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam
proses mengajar pada siswa adalah sebagai berikut.
1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata

16
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus
disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan
harus memahami bahwa pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-
kata antara guru dan siswa berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang
relevan dengan tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum
maupun sesudah pertanyaan itu diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru
agar pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan
materi yang diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah
pertanyaan yang diberikan pada siswa. Iuas diajukan pada saat diskusi akan dimulai
sebagai alat untuk melibatkan siswa secara maksimal. Pertanyaan yang lcbih
sempit/memusat diajukan scbagai cadangan untuk memberikan informasi yang
relevan terhadap pertanyaan siswa. Aspek yang kedua ialah pemusatan terhadap
jumlah tugas siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru, Pertanyaan yang baik
adalah pertanyaan yang dipusatkan untuk satu tugas, dengan demikian akan
menjadi jelas spesifik tugas yang diharapkan dari siswa. Contoh pertanyaan multi
pemusatan, misalnya "Apa akibat devaluasi terhadap penghasilan pegawai negeri,
petani, dan pedagang Pertanyaan demikian membuat siswa bekerja secara simultan
dengan hasil yang kurang baik dan proses belajar menjadi berkurang.
5. Pindah Gilir
Bila guru menghendaki tetap ada perhatian penuh dari siswa dan meminta
beberapa siswa untuk merespon, guru dapat menggunakan teknik bertanya pindah
gilir. Setelah mengajuka pertanyaan untuk seluruh anggota kelas, kemudian guru
dapat meminta salah seorang siswa untuk menjawabnya, dengan cara memanggil
nama (pindah gilir verbal), atau dengan menunjuk,mengangguk, atau senyum
(pindah gilir nonverbal). Cara demikian dapat mengurangi pembicaraan guru, dan
campur tangan guru dalam pelajaran dapat diminimalkan. Walaupun komponen ini
sangat sederhana, tetapi dapat meningkatkan partisipasi siswa.

17
6. Distribusi
Untuk melibatkan siswa langsung dalam pelajaran, disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara random (acak) selama prošesbelajar mengajar
(interaksi edukatif) berlangsung Pertanyaan menyebar keseluruh penuru ruangan
dengan member pertanyaan tambahan secara langsung. Prosedur pertanyaan tetap,
yaitu mula-mula ke seluruh anggota kelas, kemudian baru menunjuk salah seorang
siswa.
7. Pemberian Waktu
Pemberian waktu tiap siswa berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan,
dan berbeda pula tingkat kemampuan berbicara secara jelas. Salah satu cara
membantu mereka adalah dengan memberi waktu berpikir dalam beberapa detik
setelah pertanyaan diajukan kepada seluruh anggota kelas dan sebelum menunjuk
siswa tertentu untuk menjawabnya.
8. Hangat dan Antusias
Kehangatan dan antusias yang diperlihatkan guru terhadap jawaban siswa,
punya arti penting dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pelajaran. Untuk
ini guru dapat menggunakan variasi pemberian penguatan, baik verbal maupun
nonverbal. Apabila hal ini dibiasakan dipakai guru maka respon demikian akan
keluar secara mekanik dan mungkin otomatis.
9. Prompting
Prompting adalah cara yang dilakukan guru untuk menuntun (prompt) siswa
memberikan jawaban dengan baik dan benar atau pertanyaan yang guru aukan,
Dengan kata lain, prompting adalah cara lain dalam merespon (menangapi) jawaban
siswa apabila siswa gagal menjawab pertanyaan, atau jawaban kurang sempurna.
10. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif
Kebanyakan pertanyaan yang dilakukan guru adalah hanya menanyakan
fakta. Karenanya masih diperlukan pertanyaa yang menuntut siswa untuk dapat
membedakan, menganalisis,dan menganbil keputusan atau menilai informasi yang
diterima, berhubungan dengan taksonomi informasi yang diterima. Dalam hal ini
taksonomi tujuan pengajaran dari Bloom, "kognitif domain”perlu dipertimbangkan
sebagai alat yang bermanfaat dalam menyusun berbagai tipe pertanyaan.

18
Penyusunan pertanyaan dapat yang memiliki tingkat kognitif domain yang rendah
(pengetahuan,pemahaman, penerapan) dan tingkat kognitif domain yang
tinggi(analisis, sintesis, evaluasi). Contoh pertanyaan kognitif rendah
a. Dimana perang Diponegoro berlangsung?
b. Jenis tumbuhan apa yang dapat tumbuh di daerah subtropics?
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan/teknik
dalam bertanya antara lain:
• Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan,
sehingga merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya
mengembangkan suasana pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu
bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan
mendorong semangat belajar yang tinggi.
• Memberikan waktu berfikir
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah
seorang dari siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi
memberikan kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan atau
menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Selain itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
keterampilan bertanya siswa, adapun langkah-langkah yaitu:
• Ekspolorasi informasi
• Memberi fokus
• Diskusi dan mencatat hasil diskusi
• Produksi pertanyaan
• Menyeleksi pertanyaan
• Refleks
Kelebihan dan Kelemahan Keterampilan Bertanya
❖ Kelebihan
1. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
2. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga
pelajaran akan lebih menarik.

19
3. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi
(1981:70) dalam Albantati, 2010).
❖ Kelemahan
1. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
2. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
3. Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi
(1981:70) dalam Albantati, 2010).
F. Keterampilan Bertanya Lanjut
1. Pengertian Keterampilan Bertanya Lanjut
Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka
untuk mendapatkan keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti
pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan
pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan
pertama (dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang
lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa).
Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang dilakukan melalui
bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan
melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Keterampilan bertanya lanjut adalah merupakan lanjutan dari pada
keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi, dan mendorong lawan bicara agar
dapat berinisiatif sendiri. Jika lawan bicara itu adalah siswa, maka keterampilan
bertanya lanjutan sangat bantu mengembangkan kemampuan berfikir, serta
memotivasi para siswa dalam menyampaikan gagasan dan inisiatif dalam setiap
permasalahan yang dibahas di kelas.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih
mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar
partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan
kemampuan berfikirnya.

20
1. Penggunaan keterampilan bertanya lanjut:
• Dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut, ada kebutuhan yang lebih
tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau oleh keterampilan bertanya dasar
ialah usaha siswa untuk mengembangkan kemampuan mengatasi masalah serta
berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu penggunaannya
meliputi:
• Mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi dan melalui
informasi yang diperoleh
• Meningkatkan kemampuan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan
berdasarkan informasi yang lengkap dan relevan
• Mendorong siswa mengembangkan ide-ide serta mengemukakannya kepada
kelompok secara timbal balik
• Memberi kesempatan-kesempatan siswa memperoleh keberhasilan yang lebih
daripada biasanya
G. Kompenen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas landasan penguasaan komponen-
komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar yaitu:
pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan,
pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikirdan pemberian tuntunan
masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Tetapi komponen-
komponen bertanya lanjut itu adalah:
• Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
• Pengaturan urutan pertanyaan
• Penggunaan pertanyaan pelacak
• Peningkatan terjadinya interaktif
Hakikat kemanfaatan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam proses
belajar mengajar akan terlihat, apabila keterampilan bertanya lanjut dapat
dilakukan secara baik maka akan cukup efektif dalam hal sebahgai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi, dan
menilai informasi yang didapat.

21
2. Meniingkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang didsarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.
3. Mendorong siswa dalam mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide
itu kepada anggota kelompoknya secara timbal balik.
4. Memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok memperoleh sukses
melebihi yang bisa dicapai, biasanya menemukan ide-ide baru atau hal-hal yang
lebih lengkap.
Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya lanjutan sebagai berikut:
a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang telah diajukan oleh guru dapat memicu proses mental yang
berbeda-beda pada setiap peserta didik. Oleh karena itu, dalam mengajukan
pertanyaan hendaknya guru berusaha untuk mengubah tuntutan tingkat kognitif
dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta
keberbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman,
ppenerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkat tingkat pengetahuan peserta didik dari yang rendah
menuju yang lebih tinggi dan kompleks, sebaiknya seorang guru dapat
mengatur urutan pertanyaan yang diajukan peserta didik mulai dari tingkat
mengingat, pemahaman, dan seterusnya.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak.
Penggunaan pertanyaan pelacak dilakukan apabila juawaban dari peserta didik
kurang memuaskan.
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Apabila seorang guru dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tidak
ada yang menjawab hindari pertanyaan itu dijawab oleh guru sendiri, usahakan
untuk memberi informasi yang merujuk pada jawaban.
Untuk mengklasifikasikan cara berfikir siswa dalam hubungannya dengan
pertanyaan lanjut guru, digunakan konsep dan terminologi dan bloom:
a) Recall (mengingat kembali)

22
Pertanyaan merecall adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk mengingat
kembali informasi yang telah diterima sebelumnya.
b) Pemahaman (comprehension)
Pertanyaan pemahaman menyangkut kemampuan sisswa menyadap informasi,
menginterpretasi arti, dan melakukan ektrapolasi atau meberikan saran-saran.
c) Aplikasi
Pertanyaan aplikasi meminta siswa menggunakan abstraksi dan generalisasi
pada situasi tertentu.
d) Analisis
Pertanyaan ini meminta siswa untuk dapat memecahkan (break Down) masalah
sampai ke bagian-bagian kecill untuk mempelajari bagaimana hubungan antara
bagian-bagian kecil untuk mempelajari bagaimana hubungan antara bagian-
bagian itu.
e) Sintesis
Pertanyaan sitesis meminta siswa untuk membuat atau membentuk pikiran atau
tentang konsep, perencanaan, atau percobaan.
f) Evaluasi
Pertanyaan evaluasi meminta siswa untuk membuat keputusan atau
m,enyatakan pendapat khususnya tentang kualitas. Pertanyaan evaluasi
sebaiknya diajukan setelah beberapa kali pertemuan.
g) Sikuen
Membentuk cara berfikir maju yang bertahap-tahap dan melibatkan semua
siswa pada kegiatan, namun kecepatan dan kemampuan siswa tidak harus
menjadi homogen.

23
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan
kepada siswa agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain
untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan
pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dari
penjelasan yang telah disampaikan. keterampilan ini merupakan salah satu
kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran.
2. Pertanyaan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain yaitu:
klasifikasi pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, berdasarkan maksudnya,
berdasarkan tujuannya, berdasarkan luas dan sempitnya sasaran, dan
berdasarkan caranya.
3. Ada beberapa tujuan keterampilan bertanya, beberapa diantara yaitu
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan,
Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu permasalahan dan lain-lain.
4. Komponen keterampilan bertanya ada dua yaitu, keterampilan bertanya
mendasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
5. Teknik bertanya dapat dilakukan dengan beberapa hal, diantaranya seorang
guru dalam mengajukan pertanyaan yaitu tentang tujuan, penysusunan kata-
kata, struktur, pemusatan, pindah gilir, distribusi/penyebaran, pemberian waktu,
pemberian tuntunan, antusias, dan hangat.
6. Kelebihan keterampilan bertanya yaitu mempererat hubungan guru dengan
murid dan melatih untuk berpendapat, sedangkan kelemahannya antara lain
mudah keluar dari topik pembicaraan, menimbulkan perdebatan, serta tidak
semua siswa mengerti dan dapat berpendapat.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca yang akan berprofesi sebagai calon
guru agar dapat menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini
merupakan salah satu keterampilan penting di dalam memotivasi minat belajar
siswa.

24
DAFTAR PUSTAKA

Wahid, Abdul. 2019. Keterampilan DasarMengajar (Micro Teaching).


Yogyakarta: Samudra Biru (Anggota IKAPI)
Albantati, Fadlie. 2010. Keterampilan Bertanya. http://keterampilan-bertanyai
fadli files/navbar.html Diakses 21 Mei 2016).
Hutasoit,Amelia.2010.Keterampilan Bertanya.http://callmeamel.blogspot.com/07/
2010/ keterampilan-bertanya.html. Diakses 21 Mei 2016.
Sofa, Pakde. 2008. Keterampilan Bertanya, Mendengar dan Evaluasi dalam
Pembelajaran Fisika.http://massofa.wordpress.com/2008/02/04/
keterampilan-bertanya-mendengar-dan-evaluasi-dalam-pembelajaran-fisika.
Diakses 21 Mei 2016.
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan
Malang.

25

Anda mungkin juga menyukai