Anda di halaman 1dari 25

QASHASH AL-QUR’AN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata


kuliah

“ Ulumul Qur’an “

Dosen Pengampu :

Afiful Ikhwan M.Pd

Disusun Oleh :

Arsita Dewi ( 2013.4.047.0001.1.001672 ) Lutfi

Himatunik mah ( 2013.4.047.0001.1.001687 )

Semester : PAI Smt-2

JURUSAN PAI

KAMPUS UNIT CAMPURDARAT

SEKOLAH TINGGI AGAMA

ISLAM MUHAMMADIYAH

(STAIM) TULUNGAGUNG

APRIL 2014
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad


SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah
memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah
ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan
segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung


Nurul
Amin M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan makalah ini Afiful Ikhwan M.Pd I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi
dalam penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat


berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah
mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan
positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-


butir amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(PENYUSUN)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………….…..… i


Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
QASHASH AL-
QUR’AN
A. Pengertian Qashash al Qur’an ........................................ 3
B. Macam-macam qashash al-qur’an .................................. 4
C. Faedah Qashash al-Qur’an ..............................................
D. Hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an ..............
E. Perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya ...........
F. Pengaruh kisah Alqur’an dalam pendidikan ...................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Masalah

Al-Qur’an merupakan kalam Allah sebagai pedoman seluruh umat


Islam yang memiliki mukjizat paling besar. Untuk mengetahui
kandungan Al- Qur’an itu diperlukan suatu metode keilmuan yang
dikenal dengan nama ulumul qur’an.
Menurut Az-Zarqani, ulumul qur’an ialah studi yang membahas
tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dilihat dari
segi turunnya, kemukjizatannya, penolakan hal-hal yang menimbulkan
keraguan terhadap Al-Qur’an dan sebagainya.
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat
dapat menarik perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu
terselip pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu,
rasa ingin tahu merupakan faktor paling penting yang dapat
menanamkan kesan peristiwa tersebut ke dalam hati dan pada gilirannya
akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang terkandung di
dalamnya. Kesusastraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas di
antara seni-seni bahasa dan kesusastraan. Dan “kisah yang benar” telah
menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi, yaitu kisah-kisah
Qur’an.
Secara garis besar makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian
kisah
Al-Qur’an, macam-macam kisah Al-Qur’an, faedah dari kisah-kisah
dalam
Al-Qur’an, hikmah pengulangan kisah, perbedaan kisah dalam Al-Qur’an
dan pengaruh kisah al-Qur’an dalam
pendidikan
1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian qashash Al-qur’an?
2. Apa macam-macam qashash Al-qur’an?
3. Apa faidah qashash Al-qur’an?
4. Apa hikmah pengulangan qashash dalam Al-qur’an?
5. Apa perbedaan kisah dalam Al-qur’an dengan lainnya?
6. Apa pengaruh kisah Al-qur’an dalam pendidikan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui pengertian qashash alqur’an


2. Untuk Mengetahui macam-macam qashash alqur’an
3. Untuk Mengetahui faidah qashash al-qur’an
4. Untuk Mengetahui hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an
5. Untuk Mengetahui perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya
6. Untuk Mengetahui pengaruh kisah alqur’an dalam pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashash al Qur’an
Secara etimologi qashash َ‫ )ق‬merupakan bentuk jamak dari
( kata
َ Eَ‫ )ة‬yang berarti berita, kisah, perkara dan keadaan1
( ‫صق‬
Sesuai firman ALLAH SWT:
ُ ‫ص قَْلا َُوَل اَذ َه ّن ْق َ ْْل ا‬
)26(‫ص‬ َ

"Sesungguhnya ini adalah kisah-kisah yang benar”


( Qs. Al Imron : 62)2
Sesuai firman ALLAH SWT:
ِ ‫ام ك‬
)26( ‫ص‬ ً ‫ل اَق َ َ ِغ ْبَن ّانُك اّد َتْر ا ِر َاثآ َىلَع ا‬
َ ‫ص‬ َ
‫ا‬ ‫ِل‬
" Dia (Musa) berkata,”Itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu
keduanya kembali,mengikuti jejak mereka semula”.
( Qs. Al Kahfi : 64)3
Al-Qur’an telah menyebutkan kata kisah dalam beberapa konteks,
pemakian dan tashrif (konjugasi) nya: dalam bentuk fi’il madhi,
fi’il mudhari’, fi’il amr dan mashdar.

a) Secara terminologi, Qashash Al-Qur'an adalah kisah-kisah


di dalam Al-Qur'an yang menceritakan keadaan umat-umat
terdahulu dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi masa
lampau, masa Sekarang dan masa yang akan datang. 4

1
Nuraini Hidayah, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// nu rain ih id ay ah .b log s po t .co m/ 2013/ 05/ u lu mu l-qu ran -kis ah -k is ah -q as h as
h - d alam.h tml diaks es pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 09.24 WIB.
2
Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) hal. 59
3
Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) hal. 302
4
Nuraini Hidayah, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// nu rain ih id ay ah .b log s po t .co m/ 2013/ 05/ u lu mu l-qu ran -kis ah -k is ah -q as h as
h - d alam.h tml diaks es pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 09.40 WIB.
3
4

B. Macam-macam qashash al-qur’an

Menurut Manna al-Qaththan, kisah Qur’an dibagi kepada tiga


yaitu:

A Kisah Anbiya’ yakni kisah yang mengandung dakwah mereka kepada


kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-
orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya
serta akibat- akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan
golongan yang mendustakan. Seperti kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, ‘Isa,
Muhammad dan nabi-nabi serta rasul lainnya.

B. Kisah yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada


masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Seperti kisah
Thalut dan Jalut, Habil dan Qabil, dua orang putra Adam, Ashab al-Kahfi,
Zulkarnain, Karun, Ashab al-Sabti, Maryam, Ashab al-Ukhdud, Ashab al-Fil,
dan lain-lain.

C. Kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi


pada masa rasulullah. Seperti Perang Badar dan Uhud pada surat Ali Imran,
perang Hunain dan Tabuk pada surah Taubah, perang Ahzab dalam surah
al-Ahzab, hijrah nabi, Isra Mi’raj dan lain-lain.5

C. Faedah Qhashash al-Qur’an6

Allah menetapkan bahwa dalam kisah orang-orang terdahulu


terdapat hikmah dan pelajaran yang bagi orang-orang yang berakal, serta yang
mampu merenungi kisah-kisah itu, menemukan hikmah dan nasihat yang ada
di dalamnya, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari kisah-kisah
tersebut. Allah juga memerintahkan kita untuk ber-tadabbur terhadapnya,
menyuruh untuk meneladani
kisah orang-orang yang sholeh dan mushlih, serta mengambil metode
mereka

5
Mugni Sulaeman, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// mugn is u laeman .b log s po t .co m/ 2013/ 05/ maka lah -q as h as h -al-qu ran .h t ml
Diaks es p ad a Sab t u , 22 M aret 2014 pu ku l 10.00 WIB
6
Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// ih wan 87.wo rdp res s .co m/ 2012/ 03/ 0 8/ q as h as h -al-qu ran / Diaks es pada Ahad, 23
Maret 2014 pukul 08.30 WIB
5

dalam berdakwah dalam posisi kita sebagai makhluq dan kholifah di muka
bumi ini.

Di antara hikmah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam
al- Qur’an seperti yang disebutkan oleh Ahmad Syadali dalam bukunya
antara lain sebagai berikut:

1. Menjelaskan asas-asas dan dasar-dasar dakwah agama Allah


dan menerangkan pokok pokok syari’at yang diajarkan oleh para Nabi.
2. Meneguhkan Hati Rasulullah SAW dan umatnya dalam
mengamalkan agama Allah (Islam), serta menguatkan kepercayaan para
mukmin tentang datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-
orang yang sesat.
3. Menyibak kebohongan para Ahli Kitab dengan hujjah yang
membenarkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan,
dan menentang mereka tentang isi kitab mereka sendiri sebelum kitab
tersebut diubah dan
diganti seperti firman Allah;

ُ‫ْف َن َِىلَع لِ اَرْو ّتلا َلّز نَُت ْن‬E‫ل اَم ّ َّلَمّر ليِئارَُ ْن م هس‬ َ ‫َِبِنل‬
‫ْب‬ ‫ْس‬ ‫ح‬
َ ‫ّل يِئارَْس‬
‫ًا ح َن اَك ِماَعّطلا ُك‬
Eِ ِ ِ ‫ل ُق ارو ّتلاِب‬
)39( ‫ص‬ َ ‫ْم ُْتنُك ْن ِإ اهَُول ي َن قد ا‬ َْ ْ
‫ْت ا‬ ‫اُوتْأ‬

“Semua makanan itu halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya’qub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan.
Katakanlah(Muhammad),“Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu
orang- orang yang benar.” (QS. Ali Imran: 93)7

1. Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam


jiwa para pendengarnya, karena kisah-kisah itu merupakan salah
satu dari bentuk peradaban.
2. Untuk memperlihatkan mukjizat al-Qur’an dan kebenaran Rasul di
dalam
6
dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu
ataupun keterangan-keterangan beliau

7
Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 63
7

3. Memperlihatkan para Nabi dahulu dan kitab-kitabnya, serta


mengabadikan nama baik dan jasa-jasanya.
4. Menunjukkan kebenaran al-Qur’an dan kebenaran kisah-kisahnya,
karena
segala yang dijelaskan Allah dalam al-Qur’an adalah benar.
5. Menanamkan pendidikan akhlaqul karimah dan
mempraktekkannya, karena kisah-kisah yang baik itu dapat meresap
dalam hati nurani dengan mudah dan baik.

D. Hikmah pengulangan qashash dalam al-qur’an

Menurut Manna’ Khalil al-Qattan dalam Mabahis fi ‘Ulumil


Quran menyebutkan, di antara hikmah diulang-ulangnya kisah dalam Al-
Qur’an adalah:

a) Menjelaskan ke-balaghah-an Al-Qur’an. Sebab di antara


keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam
berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu
dikemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula,
sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenanya, bahkan dapat
menambah ke dalam jiwanya makna- makna baru yang tidak didapatkan
saat membacanya di tempat lain.
b) Menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an. Sebab
mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat
di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh
sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al-
Qur’an itu datang dari Allah.
c) Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-
pesannya
lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena
pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi
betapa besarnya perhatian.
d) Perbedaan tujuan yang karena kisah itu diungkapkan. Maka sebagian
dari makna-maknanya diterangkan di satu tempat, karena hanya
itulah yang
8

diperlukan. Sedangkan makna-makna lain-nya dikemukakan di tempat


yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.8

Dan hikmah pengulangan qashash yang lainnya adalah sebagai berikut:9

 Penjelasan tentang urgensi kisah tersebut. Karena


pengulangannya menunjukkan bahwa kisah tersebut penting.
 Penegasan kisah tersebut, agar lebih meresap ke dalam hati manusia.
 Melihat kondisi zaman dan keadaan manusia pada saat itu. Oleh sebab
itu, kisah-kisah dalam surat Makkiyah biasanya lebih keras dan lebih
ringkas. Sementara kisah-kisah dalam surat-surat Madaniyah
sebaliknya, lebih lembut dan lebih panjang.
 Menunjukkan kebenaran Al Qur’an dan menunjukkan bahwa Al
Qur’an
berasal dari sisi Allah Ta’ala, di mana kisah-kisah tersebut
dihadirkan dalam bentuk yang berbeda-beda tanpa terdapat kontroversi
di dalamnya.

E. Perbedaan kisah dalam al-qur’an dengan lainnya10

Kisah-kisah al-Qur’an memiliki karakteristik yang berbeda dengan


kisah
atau cerita pada umumnya. Dalam al-Qur’an Allah
menegaskan

َ ‫س اَ ِِب‬
‫حَ َن آْر ُْقلا اذَ َه‬E‫ك َْيلِإ َان ْي‬
َ ‫ص قَْلا َن‬
َ َ ُ‫ن‬
‫ك َْيلَع‬ ُ ‫ن‬Eَ ‫ق‬
‫ْو‬ ِ‫ح ص‬ ‫ص‬
ْ ‫َْن‬
ْ

”Bahwa Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik


dengan
mewahyukan alQuran ini kepadamu”.(QS. Yusuf : 3)11

Dari ayat tersebut jelas bahwa kisah yang dituturkan dalam al-
Quran secara kualitatif memiliki keunggulan dan karakter yang
paling bagus

8
Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an h tt p :// ih wan 87.wo rdp res s .co m/ 2012/ 03/ 0 8/ q as h as h
-al- qu ran / Diaks es pada Ahad, 23 Maret 2014 pukul 08.45 WIB
9
Dwi Heriyanto. Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// d wih eriy an to .wo rdp res s .co m/2009/05/28/h ik mah - k is ah -kis ah -d ala m-al-
qu ran / Diaks es pada Senin, 24 Maret 2014 pukul 08.36 WIB
10
9
Nurul Hidayati Rofiah, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// nu ru lh id ay at iro fiah .b log s po t .co m/ 2011/ 10/ kis ah -al-qu ran -d an -imp li kas
iny a - d alam.h t ml Diaks es pada 25 maret 2014 pukul 09.12 WIB
11
Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 236
1

dibandingkan dengan cerita-cerita yang muncul dikalangan manusia secara


umum. Di antara karakteristik dan keistimewaan kisah dalam al-Quran adalah:
1. Kisah-kisah al-Qur’an berupa peristiwa nyata yang benar-benar
terjadi
Kisah al-Qur’an bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan kitab-kitab terdahulu dan menjelaskan sesuatu dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Al-Qur’an memberikan kisah yang tepat meskipun suatu peristiwa
tersebut telah terjadi dalam kurun berabad-abad yang lalu. Misalnya dalam
kisah ‘Ad dan Tsamud serta kehancuran kota Irom. Dimana pada tahun 1980
ditemukan bukti sejarah secara arkeologi di kawasan Hisn al-ghurab dekat
kota aden di Yaman tentang adanya kota yang dinamakan “Tsamutu, Ad, dan
Irom”.
Begitu pula tentang kisah tenggelam dan diselamatkannya badan
Fir’aun, dimana pada bulan Juni 1975, ahli bedah Prancis, Maurice
Bucaille setelah meneliti mumi Fir’aun ditemukan bahwa Fir’aun meninggal
di laut dengan adanya bekas-bekas garam yang memenuhi sekujur tubuhnya.
Kenyataan dan kebenaran kisah ini sekaligus dapat dipergunakan
sebagai
media bagi peserta didik agar selalu berkata jujur dan benar. Kebohongan dan
kepalsuan dalam hidup haruslah dihindari agar dalam kehidupan benar
mendap at Ridha Allah SWT.
2. Kisah-kisah Al-Qur’an sejalan dalam kehidupan manusia
Meskipun Al-Qur’an merupakan kalam Allah, kisah-kisah
yang dituturkannya tidak terlepas dari kehidupan manusia. Karena itu,
manusia dengan cepat mampu memahami isyarat tersebut. Kesesuaian ini
memberikan indikasi bahwa kehidupan ini sudah selayaknya mengikuti
pedoman dan petunjuk dari Al- Qur’an jika ingin mendapatkan kebahagiaan
dunia akhirat.
3. Kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan ilmu sejarah
Al-Qur’an memiliki karakteristik yang berbeda dengan sejarah yang
ditulis para sejarawan. Al-Qur’an tidak hanya membincangkan sejarah
secara umum, tetapi merupakan kisah pilihan yang mampu menguatkan
keimanan. Dan didalam kisah-kisah terdapat pelajaran yang dapat diambil oleh
orang-orang berakal.
1
4. Kisah Al-Quran sering diulang- ulang
1

Al-Qur’an banyak mengandung kisah-kisah yang diungkapkan


secara berulang kali di beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang
berulang kali disebutkan dalam Al-Qur’an dan di kemukakan dalam
berbagai bentuk yang berbeda. Demikian pula terkadang di kemukakan
secara ringkas dan kadang- kadang secara panjang lebar, dan sebagainya.

F. Pengaruh kisah Al-qur’an dalam pendidikan12

Penuturan kisah-kisah al-Qur’an sarat dengan muatan edukatif


bagi manusia khususnya pembaca dan pendengarnya. Kisah-kisah tersebut
menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa
yang mentauhidkan Allah SWT.
Karena itu ditegaskan Allah SWT
ّ
َ َ‫لع‬E‫ا َن وُر كّ فَ تَي ْم ُه‬Eْ‫ص قَل‬
‫ص‬ َ ‫ْق اَف‬
ِ‫ص‬
“Maka kisahkanlah kisah-kisah agar mereka berpikir”.
(QS. Al A’raf: 176)13
Jika kita telaah lebih jauh, kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an yang
terdapat muatan kisah-kisah turun saat nabi Muhammad SAW di kota Mekkah
(periode Makkiyah). Periode tersebut prioritas dakwah Rasulullah
lebih banyak diarahkan pada penanaman akidah dan tauhid. Hal ini
memberikan isyarat bahwa kisah-kisah sangat berpengaruh bagi upaya
untuk mendidik seseorang yang awalnya belum memiliki keyakinan
tauhid menjadi hamba Allah yang bertauhid.
Selain itu pada periode Mekkah, nabi Muhammad juga
banyak
mengadakan upaya penanaman akhlak karimah dari kebiasaan-kebiasaan
masyarakat jahilliyah yang tidak bermoral. Pemberian contoh kisah-kisah umat
terdahulu beserta akibat yang dialami bagi orang yang menentang
perintah
Allah serta berperilaku tidak baik secara tidak langsung mengetuk hati
orang

12
Nurul Hidayati Rofiah, Ulumul Qur’an. Dalam
h tt p :// nu ru lh id ay at iro fiah .b log s po t .co m/ 2011/ 10/ kis ah -al-qu ran -d an -imp li kas
iny a - d alam.h t ml Diaks es pada Selas a, 25 maret 2014 pukul 09.47 WIB
13
Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002) Hal. 174
1

yang merenungkan hikmah dibalik kisah tersebut. Kisah menjadi sarana


yang lembut untuk merubah kesalahan dan kekufuran suatu komunitas
masyarakat, dengan tidak secara langsung menggurui atau menyalahkan
mereka.
Dalam dunia pendidikan, pola pendidikan yang hanya
menggunakan metode ceramah secara monolog tentu sangat membosankan
bagi peserta didik, terlebih di kalangan peserta didik pemula pada
tingkat SD/MI. Seorang pendidik harus mampu memberikan variasi
metode pembelajaran dengan menyisipi berbagai kisah dan cerita yang
relevan dengan kompetensi dan materi pembelajaran.
Kita jumpai begitu banyaknya penayangan film baik dalam layar
lebar maupun layar kaca, penayangan sinetron, teater, kesenian tradisional
wayang dan ketoprak merupakan bagian tak terpisahkan dari bentuk
kisah-kisah atau cerita yang dikemas dalam berbagai media.
Semua media kisah tersebut tentu memberikan pengaruh bagi
sikap (afektif) maupun kejiwaan para pemirsa maupun pendengarnya.
Kenyataan ini menunjukkan betapa pentingnya kisah-kisah bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika dalam al-
Qur’an terdapat kisah-kisah ataupun cerita-cerita yang bisa dijadikan
rujukan bagi kehidupan manusia.
Dunia pendidikan pada hakikatnya menjadi upaya menjelaskan hasil
eksperimentasi sebuah kisah kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dalam
pendidikan kisah-kisah yang positif dijadikan rujukan. Pengambilan
kisah teladan ini sekaligus memiliki kesamaan dengan misi al-
Qur’an yaitu membawa manusia kepada sosok insan paripurna (al-insan
al-kamil) yang memiliki budi pekerti yang luhur (al-akhlaq al-karimah).
Begitu pula selaras dengan misi Rasulullah SAW yang diutus
untuk membawa rahmat bagi alam semesta.
Pendidikan yang baik adalah yang juga akan membawa manusia serta
kehidupan di dunia ini bisa sejahtera secara lahir dan batin, suatu
kehidupan yang dipenuhi dengan sikap saling merahmati antar sesama
manusia bahkan juga dengan makhluk lainnya.
1

Fenomena global warming (pemanasan global) yang saat ini menimpa


masyarakat dunia merupakan salah satu kasus masih jauhnya
realitas kehidupan manusia di era globalisasi dan industrialisasi dari
kesejahteraan dan rahmat yang sejati. Terlebih dengan masih
banyaknya peperangan dan pertumpahan darah di muka bumi. Karena
itu kemajuan iptek yang tidak dilandasi akhlak yang mulia bukanlah
suatu hasil pendidikan, namun justru akan menghantarkan manusia
pada jurang kehancuran sebagaimana telah dikisahkan dalam al-Qur’an
atas bangsa-bangsa terdahulu, seperti bangsa Tsamud, bangsa Ad, dan lain
sebagainya.
Kisah juga menjadi media yang efektif untuk memberikan
peringatan kepada peserta didik agar tidak terjerumus dalam berbagai
kemaksiatan maupun kejahatan. Dengan suatu cerita atau kisah peserta didik
akan mendapat sentuhan nilai- nilai yang akan berpengaruh terhadap
karakternya.
Seorang guru dapat menempatkan kisah atau cerita dalam proses
pembelajaran. Materi pelajaran sangat menentukan pemilihan metode
ini. Selain mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang memang berisi
sejarah masa lalu, pada materi Pendidikan Agama Islam yang lain seperti
al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak ataupun Fikih bisa juga
memanfaatkan metode pembelajaran yang menekankan pada kisah-kisah
al-Qur’an. Pemberian kisah- kisah tersebut bisa disisipkan di tengah-tengah
materi pelajaran agar anak didik tidak jenuh dan bosan terhadap materi.
Di samping itu pula pada pembelajaran al-Qur’an Hadist
diperlukan uraian dan penjelasan yang disertai cerita-cerita dalam al-
Qur’an untuk menguatkan penjelasan seorang guru baik dari sebab-
sebab turunnya ayat alQur’an yang dipelajari atau sebab-sebab munculnya
suatu hadist. Sementara dalam pembelajaran Akidah Akhlak penggunaan
kisah-kisah al-Qur’an sangat diperlukan agar internalisasi nilai-nilai
keimanan benar-benar tertanam pada pribadi peserta didik.
Begitu pula dengan pembentukan pribadi yang berakhlak mulia,
sangat memerlukan contoh-contoh teladan yang bisa dijumpai pada kisah al-
Qur’an. Sementara dalam pembelajaran Fikih, untuk memberikan
semangat pada
1

peserta didik untuk menjalankan hukum Islam baik berupa ibadah


shalat, puasa, zakat, haji maupun ibadah-ibadah yang lain sangat
tepat apabila diberikan kisah-kisah yang mendukung upaya menunaikan
ibadah tersebut, sehingga peserta didik lebih mudah meneladani dan
mengikutinya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Secara etimologi qashash َ‫ )ق‬merupakan bentuk jamak dari kata َ‫)ق‬
( (‫ة‬
yang berarti berita, kisah, perkara dan keadaan

Secara terminologi, Qashash Al-Qur'an adalah kisah-kisah di dalam Al-


Qur'an yang menceritakan keadaan umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi mereka
serta peristiwa-peristiwa yang terjadi masa lampau, masa Sekarang dan masa
yang akan datang

2. Menurut Manna al-Qaththan, kisah Qur’an dibagi kepada tiga yaitu:

1. kisah para nabi terdahulu.


2. kisah yang berhubungan dengan kejadian
pada masa lalu dan orang-orang yang tidak
disebutkan kenabiannya.
3. kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah.

3. Di antara faedah yang dapat kita ambil dari kajian kisah-kisah dalam al-
Qur’an seperti yang disebutkan oleh Ahmad Syadali dalam bukunya antara
lain sebagai berikut:

a. Menjelaskan asas-asas dan dasar-dasar dakwah agama Allah


dan
menerangkan pokok pokok syari’at yang diajarkan oleh para Nabi.
b. Meneguhkan Hati Rasulullah SAW dan umatnya dalam
mengamalkan agama Allah (Islam), serta menguatkan kepercayaan para
mukmin tentang datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-
orang yang sesat.
c. Menyibak kebohongan para Ahli Kitab dengan hujjah yang
membenarkan
keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan
menentang
13
14

mereka tentang isi kitab mereka sendiri sebelum kitab tersebut diubah
dan diganti.

4. Menurut Manna’ Khalil al-Qattan dalam Mabahis fi ‘Ulumil


Quran
menyebutkan, di antara hikmah diulang-ulangnya kisah dalam Al-Qur’an
adalah:

1. Menjelaskan ke-balaghah-an Al-Qur’an.


2. Menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar
pesan- pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.
4. Perbedaan tujuan yang karena kisah itu diungkapkan.

5. Karakteristik kisah Al-Qur’an yaitu Kisah-kisah al-Qur’an berupa


peristiwa nyata yang benar-benar terjadi, Kisah-kisah Al-Qur’an sejalan
dalam kehidupan manusia, Kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan ilmu
sejarah, Kisah Al-Quran sering diulang-ulang.

6. Penuturan kisah-kisah al-Qur’an sarat dengan muatan edukatif bagi manusia


khususnya pembaca dan pendengarnya. Kisah-kisah tersebut menjadi bagian
dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa yang
mentauhidkan Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI,Al qur’an Al k amil,( Jakarta,CV Darus Sunnah 2002)

Heriyanto, Dwi. 2009. Ulumul Qur’an, dalam

http://dwiheriyanto.wordpress.com/2009/05/28/hikmah-

kisah- kisah-dalam-al-quran/, diakses pada Senin, 24 Maret


2014.

Hidayah, Nuraini, Ulumul Qur’an, dalam

http://nurainihidayah.blogspot.com/2013/05/ulumul-

quran- kisah-kisah-qashash-dalam.html, diakses pada

Sabtu, 22
Maret 2014.

Muttaqin, Ihwanul. 2012. Ulumul Qur’an, dalam

http://ihwan87.wordpress.com/2012/03/08/qashash-al-

quran/, diakses pada Minggu, 23 Maret 2014

Rofiah, Nurul Hidayati. 2011. Ulumul Qur’an, dalam

http://nurulhidayatirofiah.blogspot.com/2011/10/kisah-al-

quran-dan-implikasinya-dalam.html, diakses pada Selasa,


25 maret 2014

Sulaeman, Mugni. 2013. Ulumul Qur’an, dalam

http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/05/makalah-

qashash- al-quran.html, diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014.


15

Anda mungkin juga menyukai