Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang (ARDINA)


Jurnalisme online merupakan generasi baru seiring kemunculan media internet sebagai
salah satu media baru. Jurnalisme online merupakan jurnalisme generasi ketiga setelah
jurnalisme cetak (koran,majalah,tabloid,dsb), jurnalisme elektronik (televisi dan radio).
Jurnalisme online memiliki beberapa sebutan lain seperti jurnalistik digital, jurnalistik cyber,
jurnalisme daring, jurnalisme website, dan Jurnalistik media. Tidak seperti jurnalisme cetak
maupun elektronik, Jurnalisme online menyajikan berita yang berupa gambar atau foto,
grafis, suara, teks, video maupun penggabungannya.
Menurut Bill Hilf (1998) dalam buku Septiawan (2005) internet adalah medium terbaru
yang menkonvergensikan seluruh karakteristik dan bentuk-bentuk terdahulu jurnalisme.
Karena itu, apa yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan
perangkatnya. Pers bukan hanya memenuhi informasi, tetapi juga hak untuk menyatakan
Pendapat. Kebebasan pers bisa diartikan sebagai jaminan terhadap hak warga masyarakat
untuk memperoleh informasi dan menyampaikan informasi. Relasi segitiga diatas ini justru
memunculkan persoalan yang berhubungan dengan isi pemberitaan media.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Sejarah Lahirnya Jurnalisme Online (RINI)
Jurnalisme adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, menerbitkan berita
melalui koran dan  majalah atau memancarkan berita melalui radio, televisi dan internet.
Jurnalisme merupakan bagian dari komunikasi massa secara luas.  Kendati pengertian
jurnalisme kini mencakup medium yang sangat luas (termasuk juga radio, televisi, internet
bahkan bioskop), medium dasar dari jurnalisme adalah suratkabar. Wartawan pada  umumnya
mengadopsi metode dan prinsip jurnalisme tradisional pada koran dan majalah.
Jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi atau pesan yang
menggunakan internet sebagai medianya sehingga mempermudah jurnalis dalam melakukan
tugasnya. Selama ini sadar atau tidak kita hanya memahami online dalam artian ditampilkan
di sebuah situs web. Padahal 'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue): web, email,
bulletin board system (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa
kebanyakan jurnalisme online saat ini diselenggarakan di web.
            Dari sekian venue di Internet, web merupakan venue yang memungkinkan
penyelenggara jurnalisme online untuk menyediakan isi dengan features yang sangat kaya
dengan cara paling gampang. Namun, ini tidak berarti bahwa tak ada venue lain yang dapat
dipakai untuk menyelenggarakan jurnalisme online di Internet.
            Jurnalisme online menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang sudah dikenal
sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia mengambil venue yang
berbeda; melainkan karena jurnalisme ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang
mempunyai karakteristik yang berbeda -baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan
proses hubungan penerbit dengan pengguna atau pembacanya.
Jurnalisme online lahir pada tanggal 19 januari 1998, ketika Mark Drugle
membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica
Lewinsky atau yang sering disebut monicagate. Ketika itu Drugle berbekal sebuah laptop dan
modern, menyiarkan berita tentang monicagate melalui internet. Semua orang yang
mengakses internet segera mengetahui rincian cerita monicagate.
Sedangkan di Indonesia, Jurnalisme Online kebanyakan lahir pada saat jatuh-nya
pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking news menjadi
komoditi yang di cari banyak pembaca. Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk
berbagai jurnalisme online Detik.com barangkali merupakan media online Indonesia pertama
yang di garap secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan dari media, Budiono
Darsono (eks wartawan Detik), Yayan Sopyan (eks wartawan Detik), Abdul Rahman (mantan
wartawan Tempo), dan Didi Nugraha. Server detik.com sebetulnya sudah siap diakses pada
30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9 Juli
ditetapkan sebagai hari lahir Detik.com.
2.2. Karakteristik Jurnalisme Online (MARINI)

            Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meski belum tentu disadari adalah
kemudahan bagi penerbit maupun pemirsa untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan
pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengarsip artikel-artikel untuk dapat
dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme tradisional,
namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat.

Beberapa karakteristik dari jurnalisme online dibandingkan ”jurnalisme konvensional”


(cetak/elektronik) adalah sebagai berikut:

a. Real Time
Karakteristik jurnalisme online yang paling popular adalah sifatnya yang real time.
Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat
kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media
tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
b. Penerbit
Namun dari sisi penerbit sendiri, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa
dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan
dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka ia mampu
mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang
memungkinkan para pengguna atau pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai
perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
c. Unsur-unsur Multimedia
Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online,
yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih
kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali,
berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
d. Interaktif
Selain itu, jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan
memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat
menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti,
pengguna atau pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun
tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang
lebih luas, bahkan sama sekali berbeda.
e. Tidak membutuhkan organisasi resmi
Berikut legal formalnya sebagai lembaga pers, bahkan dalam konteks tertentu
organisasi tersebut dapat dihilangkan.
            Interaktivitas jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan
teknologi Internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet juga membuka peluang
kepada para jurnalis online untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya
bersifat customized, tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna atau
pembacanya; yang memungkinkan para pengguna atau pembaca berinteraksi dengan lebih
cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna atau pembaca, narasumber, bahan-
bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, jurnalisme online mampu membangun
hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya.

2.3 Fungsi Media Jurnalisme Online (MAYANG)

Meningkatnya berbagai teknologi informasi pada jaman ini, membantu masyarakat luas
untuk menambah ilmu atau wawasannya. Wawasan tersebut tentunya dapat diperoleh dengan
cara yang beragam. Salah satunya adalah dengan membaca suatu berita atau membuat suatu
karya ilmiah ataupun tulisan. Kali ini, berita yang dikemas tidak hanya dibuat oleh tangan-
tangan tertentu, namun melainkan khalayak umum yang memiliki pengetahuan lebih atau
skill pada bidangnya masing-masing. Sebuah tulisan, karya ilmiah, ataupun suatu berita, tidak
hanya kita temui pada majalah atau koran saja, dengan kata lain media cetak. Namun, seiring
dengan Globalisasi, saat ini Media Online sangat dibutuhkan dan berpengaruh pada
masyarakat luas.

Fungsi dari Jurnalistik Online sendiri adalah, untuk menambah wawasan kita sebagai
mahasiswa agar terus mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, apabila kita membuat
suatu berita atau karya ilmiah dengan meng-upload pada sebuah Media Sosial ataupun Blog
maupun Web, maka berita yang kita tuliskan dapat dinikmati oleh khalayak umum, dengan
kata lain kita bisa berbagi ilmu yang kita miliki. Tak hanya itu, namun dengan adanya
Jurnalistik Online, kita bisa menambah wawasan dalam berita yang baru atau up to date.
Disini kita dapat mengetahui berita apa saja yang sedang dibahas atau ramai dipebincangkan
( trending topic ). Dan juga ada satu hal yang lebih penting lagi dalam bidang Media, atau
bisa dikatakan industri media. Dengan adanya Jurnalistik Online, tentunya dapat
mempengaruhi perkembangan Media yang lain, seperti Elektronik misalnya. Yaitu
memajukan teknologi agar terus berkembang dan meminimalis sebuah industri atau
pekerjaan.
2.4 Hubungan Jurnalisme Online dengan Jurnalisme Konvensional (OXANA)

Jurnalisme online dan jurnalisme konvensional memang merupakan jurnalisme yang


mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, baik dari media yang digunakan, pelaku atau
pekerja didalamnya, hingga penyusunan serta penampilan pesannya yang juga berbeda,
namun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keberadannya
tidak bisa dikatakan sebagai media yang berlawanan atau saling berkompetisi, namun juga
sebagai media yang dapat saling melengkapi dalam kegiatan jurnalistik atau dalam dunia
jurnalisme.

Kehadiran kedua jenis jurnalisme tersebut pada intinya memiliki tujuan yang sama,
yakni berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau menyajikan informasi atau berita yang
penting bagi masrayakat atau khalayak luas. Namun cara, sistem yang digunakan adalah
berbeda, serta penyajiannya, menjadikan kedua jurnalisme tersebut terlihat sebagai sebuah
jurnalisme atau media jurnalisme yang saling berkompetisi atau bersaing. Sebagai
pengonsumsi media atau berita sebaiknya dapat memilih saluran yang benar-benar dianggap
efektif serta dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi masing-masing individu tersebut.

2.5 Jenis-jenis Berita Jurnalisme Online (PATRISIA)

a. Mainstream News sites

Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news.
Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang
terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat
komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN,
BBC, MSNBC, serta berbagai surat kabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya tak
punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau siaran,
dalam hal penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences. Di
Indonesia, yang sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber
Media.

b. Index & Category sites

Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu
(seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi
(Newsindex), dan kadang kadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy). Di sini,
jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs-situs berita yang ada di manapun
di World Wide Web. Links tersebut kadang-kadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan
oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial
content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau
bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.

c. Meta & Comment sites

Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang
dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Media Channel, Freedom forum, Poynter’s
Medianews). Kadang kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang
diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia). Editorial content-
nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan content lain,
yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka
proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini
cukup menjamur.

d. Share & Discussion sites

Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas,


dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di
Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin
berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam tingkatan global yang tanpa batas.
Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk
bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti:
aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya
dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer .

2.6 Prinsip Dasar Jurnalisme Online (ARDINA)

a. Brevity (Ringkas)Tulisan jangan bertele-tele namun bukan berarti tulisan harus


pendek, namun tulisan yang panjang dapat diringkas dalam beberapa tulisan pendek
sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
b. Adaptability (mampu beradaptasi) Perkembangan teknologi komunikasi memaksa
jurnalis harus mampu beradaptasi dengan hal tersebut. Seorang jurnalis tidak hanya
mampu menulis berita tapi juga harus mampu menggunakan video, kamera dan
lainnya. Tak hanya jurnalis yang harus beradaptasi, informasipun harus beradaptasi.
c. Scannabillity (mampu dipindai) Sebagian besar pengguna situs berita online mencari
sesuatu yang spesifik. Tujuh puluh sembilan persen dari pengguna melakukan scan
halaman Web. Mereka mencari informasi utama, subheadings, link, dan hal lain yang
membantu mereka menavigasi teks pada layar.Hal ini didasarkan asumsi bahwa
pengguna tidak betah berlama-lama melihat monitor. Bradshaw menekankan
pentingnya dua kata pertama sebagai judul untuk menarik perhatian pembaca.
d. Interactivity (interaktif) Memberikan keleluasaan pada pembaca situs untuk
memanfaatkan apa yang ditampilkan sesuai kehendak mereka atau dengan kata lain,
membiarkan pemirsa (viewer atau reader) menjadi pengguna (user).
e. Community and Conversation Beberapa tahun yang lalu, email merupakan hal yang
paling populer digunakan oleh pengguna internet, namun belakangan ini mulai
tergantikan dengan jaringan sosial dan pesan-pesan pendek yang menunjukkan kalau
pengguna tidak hanya ingin bersikap pasif dalam menggunakan konten online.
2.7 Kelebihan dan Kelemahan Media Online (RINI)

Kelebihan Jurnalisme Online

 Audience Control.Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa


dalam memilih berita yang ingin didapatkannya, karena informasi dan sumbernya
sangat luas dalam waktu pendek.
 Non lienarity. Jurnalsme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat
berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk
memahami.
 Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses
kembali dengan mudah oleh audience.
 Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang
disampaikan /ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih Iengkap
ketimbang media lainnva.
 Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara
cepat dan langsung kepada audience.
 Multimedia Capabllity. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk
menyertakan teks, suara, ganibar,video dan komponen lainnya di dalam berita yang
akan diterima oleh audience.
 Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi
audience dalam setiap berita.

Kekurangan Jurnalisme Online

 Jurnalisme online merupakan “mainan” masyarakat supra rasional. Masyarakaat yang


tidak tergolong supra rasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online.
Karena jika mereka tidak mengakses jurnalisme online maka mereka akan dilanda
oleh kecemasan informasi (information anxiety).
 Tidak memiliki kredibilitas. Ini karena logis sebab, orang yang tidak memiliki
ketrampilan yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online. Orang yang
tidak mengenal seluk-beluk jurnalisme bisa menyampaikan idenya pada orang-orang
di berbagai belahan bumi melalui internet. Yang kedua tingkat kebenaran jurnalisme
online masih diragukan. Berita televisi dan berita surat kabar yang notabene
dihasilkan oleh orang-orang yang memiliki keterampilan jurnalistik memadai
dianggap masih mengandung kesalahan.
 Jurnalisme online untuk menkonsumsinya harus berada di depan komputer untuk
membaca informasi yang ada di web
 Pembaca harus bisa mengoperasi komputer dan internet. Bagi masyarakat awam akan
sangat sulit untuk mengaksesnya
Ardina/rini bebas lah

1. Kalian telah menjelaskan bahwa jurnalisme online merupakan kegiatan jurnalisme online
berupa pelaporan fakta Jadi apa yang membedakan jurnalisme online ini dengan jurnalisme
lainnya?

Jawaban:

Sudah dijelaskan terlebih dahulu pula yah dalam makalah kami dijel karakteristiknya realtime
yaitu kejadian dapat langsung dipublikasikan pada saat kejadian berlangsung Atau paling
tidak dekat dengan waktu kejadian. sebetulnya dalam hal ini Hanya mediumnya saja yang
berbeda, Karena publikasi peristiwa secara real time juga dapat kita temukan dalam
Jurnalisme TV dan radio. Lebih dari itu, dalam jurnalisme online yang dipublikasikan
pembaca tidak hanya memiliki ruang untuk berkometar tapi juga berdiskusi. Seperti media-
media yang menyediakan ruang forum, tempat pembaca berdiskusi.

oxana

2. Seperti yang ada pada makalah jurnalisme online ini mempunyai banyak kelebihan dan
fungsinya juga. Menurut kalian apakah Jurnalisme online ini dapat membuat penurunan
terhadap publikasi cetak?

Jawaban:

Menurut kami Mungkin saja hal tersebut terjadi. Soal ini memang masih menjadi perdebatan
yang hangat. Sebagian orang meyakini publikasi tradisional yang mengandalkan kertas akan
mati. Namun, sebagian orang lagi meyakini media kertas masih akan berumur panjang.
Kelompok kami meyakini tradisi jurnalisme cetak akan lebih bertahan lama ketimbang
media cetaknya. Sekarang kita melihat media cetak mulai bertranformasi ke digital dalam
bentuk e-paper meskipun Tradisi jurnalisme cetaknya masih bertahan, namun mediumnya
bergeser.

marini

3. Dalam kehidupan sehari-hari sering saya dengar bahwa tidak sedikit yang beranggapan
bahwa jurnalisme online dianggap mengabaikan kepentingan publik dengan menampilkan
berita-berita secara cepat namun minus verifikasi dan akurasi. Hal inilah yang bisa
menyesatkan opini publik.

Untuk menyakinkan publik terhadap Jurnalisme online dapat kah kalian memberikan tips
atau cara mengatasi opini publik tersebut?

Jawaban:

Agar Jurnalisme online tidak dianggap merugikan Publik mestinya Wartawan di era
perkembangan zaman saat ini, tentu tidak boleh mengabaikan etika jurnalistik dan prinsip-
prinsip dasar jurnalistik. Dengan demikian, jurnalisme online baru benar-benar bisa
bermanfaat bagi kepentingan publik, meski cara memproduksinya dan medium berubah.
mayang

4. Bagaimana caranya belajar Jurnalisme Online?

Jawab: Kamu bisa memulainya dengan belajar dasar-dasar jurnalistik karena secara umum
sama sekali tidak berbeda. Selain belajar mengenai ilmu dasar jurnalistik, akan sangat baik
jika jurnalis online akrab dengan komputer dan sejumlah program dasar, apakah kode-kode
umum HTML, pengolah foto, audio, dan video. Meski bukan merupakan kebutuhan dasar,
namun dalam perkembangan ke depan saya percaya keterampilan itu akan sangat membantu
kerjas-kerja jurnalistik di media online.

patrisia

5. Apakah semua media online sadar bahwa berita jurnalisme online dapat dibaca oleh
masyarakat global sehingga media juga harus siap mempertanggungjawabkannya secara
global?

Jawab: Pertama, media massa bertanggung jawab atas kebenaran berita yang ditulis dan
ditayangkannya. Tanpa kebenaran, sebuah tulisan tidak dapat disebut berita. Jadi jurnalisme
online pun harus mengutamakan kebenaran, bahkan harus lebih memperhatikan validitas dan
verifikasi berita daripada jurnalisme konvensional. Hal ini karena media online dapat diakses
oleh sangat banyak orang sehingga harus lebih berhati-hati dalam pemberitaannya.

Kedua, media massa bertanggung jawab atas etika pemberitaan. Kode etik jurnalisme tidak
boleh hanya menjadi pajangan indah yang dibiarkan di sudut ruangan, tapi harus selalu
dipegang oleh wartawan. Masalahnya, belum ada tataran jelas yang tersedia sebagai kode etik
jurnalisme online. Namun, McAdams mengatakan bahwa wartawan online profesional tetap
harus menerapkan Kode Etik Jurnalisme yang sama dengan jurnalisme konvensional.
Meskipun medianya berbeda, tapi aturan mainnya tetap sama.

Selanjutnya, tanggung jawab media massa yang ketiga adalah tanggung jawab sosial. Media
massa memiliki dampak sosial yang sangat besar bagi masyarakat sehingga media perlu
bertanggung jawab penuh atas informasi yang disebarluaskan. Sekalipun sebuah berita benar
adanya dan ditulis dengan mematuhi kode etik, tapi wartawan juga perlu memperhatikan
dampak sosial yang mungkin ditimbulkan dari berita tersebut.

Anda mungkin juga menyukai