1.2.1 Berperilaku profesional sesuai 1. Transfer artinya pesan diterima dalam bentuk
dengan Kode Etik Apoteker yang dapat diartikan oleh penerima.
Indonesia 2. Memahami pesan tidak sama dengan
1.2.2 Integritas personal dan penerima yang menyetujui pesan.
professional
1.3 Memiliki keterampilan komunikasi Terdiri dari komunikasi interpersonal dan
organizational
1.3.1 Mampu menerapkan prinsip-
prinsip komunikasi terapetik 1. Komunikasi interpersonal → antara dua
1.3.2 Mampu mengelola informasi orang atau lebih
yang ada dalam diri untuk 2. Komunikasi organisasional → semua pola,
dikomunikasikan jaringan, dan sistem komunikasi dalam
1.3.3 Mampu menfasilitasi proses suatu organisasi.
komunikasi
Fungsi Komunikasi
1.4 Mampu komunikasi dengan pasien
1.4.1 Mampu menghargai pasien 1. Kontrol
1.1 Menguasai Kode Etik Yang Berlaku Dalam Apoteker juga membantu diseminasi
Praktik Profesi informasi melalui penyebaran dan penyediaan
leaflet, poster serta memberikan penyuluhan.
1.1.1 Artikulasi Kode Etik Dalam
Praktik Profesi Promosi Kesehatan
1.2 Mampu Menerapkan Praktik Kefarmasian
Apoteker dapat mengambil bagian dalam
Secara Legal dan Profesional Sesuai Kode
kampanye promosi kesehatan, secara lokal
Etik Apoteker Indonesia
dan nasional, pada berbagai topik yang
1.2.1 Berperilaku Profesional Sesuai berhubungan dengan kesehatan, dan
Dengan Kode Etik Apoteker Indonesia khususnya yang berhubungan dengan obat
1.2.2 Integritas Personal dan misalnya, penggunaan obat secara rasional,
Professional penyalahgunaan alkohol, penggunaan
tembakau, penghindaran penggunaan
narkoba selama kehamilan, penyalahgunaan
BAB III PROMOSI DAN EDUKASI KESEHATAN pelarut organik, pencegahan racun) atau topik
EVOLUSI FARMASI yang berkaitan dengan masalah kesehatan
lainnya (penyakit diare, tuberkulosis, kusta,
Pharmaceutical care infeksi HIV / AIDS, Covid-19) dan keluarga
Adalah filosofi yang memperluas peran apoteker berencana.
untuk menyediakan penggunaan obat yang Mereka juga dapat mengambil bagian dalam
tepat untuk mencapai hasil positif dengan terapi pendidikan kelompok masyarakat lokal dalam
obat yang diresepkan promosi kesehatan, dan dalam kampanye
pencegahan penyakit, seperti Program
Termasuk memantau respons terhadap terapi
Perluasan Imunisasi, dan program malaria dan
serta mendidik pasien dan membagikan resep
kebutaan.
Era tradisional →E ra Saintifik → Era Klinik → Era
Pharmaceutical Care Dasar Teori Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mempunyai pengertian Sedangkan yang paling banyak tidak dikerjakan
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk adalah melakukan pencatatan data pasien yang
memelihara, meningkatkan dan melindungi sering berkonsultasi, meliputi :
kesehatan diri dan lingkungannya melalui
Pendidikan 19,51% responden
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
Pekerjaan 24,39% responden
masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri,
Berat badan untuk 36,59% responden
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
pasien anak
daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
dan didukung oleh kebijakan publik yang Penyakit yang pernah 36,59% responden
berwawasan kesehatan. diderita sebelumnya
Pemakaian obat 36,59% responden
sebelumnya untuk
Regulasi penyakit tersebut
Berdasarkan Kepmenkes no, Jenis kelamin 43,90% responden
189/Menkes/SK/III/2006, kemampuan Alergi dan efek samping 42,68% responden
komunikasi wajib dimiliki oleh seorang terhadap obat yang
apoteker yang bekerja di apotek, untuk pernah dialami
mampu melakukan konseling dengan tepat Keluhan/gejala penyakit 43,90% responden
bagi pengguna atau pasien. pasien
Fakta penelitian yang dilakukan oleh Munaim dkk Tuntutan dokumentasi yang diamanatkan
(2005) menyatakan bahwa ditinjau dari segi KIE Kepmenkes no. 1027/Menkes/SK/IX/2004
bagi pasien, yang paling banyak dikerjakan adalah tentang adanya medication record belum
pemberian informasi obat yang jelas dan banyak disentuh di apotek.
profesional, meliputi : cara pemakaian obat Medication record yang dilakukan masih
(sebesar 89,02% responden), cara penyimpanan terbatas pada pasien yang dikenal dengan baik
obat (sebesar 78,05% responden) oleh apoteker (Herman dkk, 2010).
Hal yang sedikit berbeda dilaporkan oleh Visi Promkes → Masyarakat MAU dan MAMPU
Diana (2011) bahwa 21,28% apoteker Memelihara dan meningkatkan kesehatannya
melakukan pendokumentasian, 35,11%
Misi Promkes
apoteker membuat catatan pengobatan untuk
pelanggan. 1. ADVOKASI
Apabila tersedia medication record tiap 2. MEDIATOR (jembatan lintas sektoral)
pasien, maka track record penggunaan obat 3. PEMBERDAYAAN
akan terdokumentasi dengan baik sehingga
proses KIE pun akan berjalan dengan lebih baik Sasaran Promkes
pula dengan adanya dukungan dokumen ini.
Primer : Sasaran yang punya masalah,
Barrier KIE yang lain, menurut penelitian
diharapkan mau dan mampu
Handayani dkk (2006) yaitu sumber informasi
berperilaku hidup sehat
obat yang dimiliki/diakses apoteker barulah
sebatas leaflet, ISO atau MIMS yang tidak Sekunder : Individu/kelompok yang berpengaruh
memuat informasi yang pasien butuhkan. terhadap sasaran primer
Prinsip-prinsip Promkes
1. Pemberdayaan masyarakat
2. Perubahan/perbaikan perilaku masyarakat di
bidang kesehatan
3. Melingkupi upaya promotif, preventif, kuratif Ruang Lingkup Promkes
dan rehabilitatif
4. Selain edukatif, juga melakukan upaya
advokasi dan bina suasana
5. Berpatokan pada PHBS dengan 5 tatanan
6. Di rumah, tempat kerja, tempat umum,
tempat yankes, sekolah
7. Peran kemitraan dengan pemerintah, swasta
dan LSM
Strategi Promkes (WHO, 1994)
1. ADVOKASI (advocacy)
2. DUKUNGAN SOSIAL (social support)
3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(empowerment)