CABIK
Karya Muh. Ibrahim Ilyas
SEBUAH PANGGUNG DENGAN KELENGKAPAN SEBAGAI BERIKUT: BEBERAPA
LEVEL TERSUSUN SEPERTI TAK BERATURAN, TUMPUKAN PLASTIK DI SUDUT
KIRI DAN KANAN BELAKANG DAN SEJUMLAH TALI BERWARNA PUTIH
BERGELANTUNGAN DARI PLAFON DI BEBERAPA TEMPAT. DI BAGIAN DEPAN,
MENGHADAP KE ARAH PENONTON, ADA BINGKAI PINTU DAN JENDELA.YANG
PALING MENONJOL DI BAGIAN BELAKANG PANGGUNG, DI DINDING
TERGANTUNG SEBUAH JAM YANG CUKUP BESAR. SANGAT MIRIP DENGAN
JAM MELELEH SALVADOR DALI. JARUM JAM MENUNJUKKAN PUKUL 00.00
JAM ITU MATI
SATU
SEBERKAS CAHAYA MENYAMBAR PANGGUNG DALAM SUNYI. SINAR ITU
JATUH PERSIS MENERANGI WAJAH JAM DI DINDING BELAKANG, YANG
MENUNJUKKAN PUKUL 00
SUARA
Ting!
DENTINGAN ITU SEPERTI BUNYI SATU PUKULAN PADA PIPA BESI YANG
KOSONG, NADANYA TINGGI. PERLAHAN, TETAP DALAM KESUNYIAN,
SEMAKIN BANYAK CAHAYA YANG MENERANGI BAGIAN PANGGUNG YANG
LAIN
DUA
DALAM KESAMARAN, DI SEBUAH LEVEL YANG AGAK RENDAH, SEORANG
LELAKI DUDUK. DI TANGANNYA ADA SEBTANG ROKOK DAN SEKOTAK
KOREK API. AGAK KE KANAN, DI RANGKA JENDELA YANG MENGHADAP
PENONTON, SEORANG PEREMPUAN BERDIRI. MATANYA TAAM MENATAP
JAUH, MENANGKAP SESUATU PADA KEKELAMAN DI BAGIAN PENONTON
SUARA
Ting!
Ting!
Ting!
(Si perempuan menghela napas panjang. Si lelaki mencari sumber suara. Selebihnya sunyi)
TIGA
SI LELAKI MENYALAKAN LAGI SATU BATANG KOREK DAN KALI INI IA
MENYULUT ROKOKNYA. MENGHISAP DALAM-DALAM ROKOKNYA DAN
MENGHEMBUSKAN ASAPNYA. MATANYA MENGIKUTI GERAK ASAP. SI
PEREMPUAN MENGHELA NAPAS PANJANG. LELAKI ITU MENOLEH
LELAKI
Belum juga kau tutup jendela itu…
(Perempuan itu bergerak sedikit. Tatapnya berpindah, tapi masih tetap kea rah penonton,
dagunya sedikit terangkat, sehingga raut mukannya kain nampak)
PEREMPUAN
Aku tengah menunggu
LELAKI
Menunggu
PEREMPUAN
Ya
LELAKI
Sesuatu?
PEREMPUAN
Entah
LELAKI
Seseorang
LELAKI
Menunggu entah. Dari kelam yang ada di depanmu?
PEREMPUAN
Segala bermula dari kelam
SUARA
Ting!
EMPAT
LELAKI
Belum juga kau akan menutup jendela itu?
PEREMPUAN
Aku tengah menunggu
LELAKI
Kau sudah mengatakannya berkali-kali
PEREMPUAN
Karena kau bertanya berkali-kali
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
Kau tidak suka?
LELAKI
Aku tidak mengatakan begitu
PEREMPUAN
Nada suaramu…
LELAKI
Kau artikan sebagai ketidak senangan?
PEREMPUAN
Ya.
LELAKI
Tidak mudah menangkap arti dari pendengaran belaka
PEREMPUAN
Itu kalimatku
LELAKI
Tak penting siapa yang lebih dulu mengucapkannya. Aku setuju kalimat itu
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
Kelam menyimpan api
(Si lelaki menoleh, seperti mencoba memahami. Dengan susah payah ia berdiri, bergerak
kea rah si Perempuan. Ia akhirnya sampai di bingkai pintu, bersandar di situ)
LELAKI
PEREMPUAN
Aku menunggu api dari kelam
LELAKI
Aku tidak mengerti
PEREMPUAN
Tidak semua hal perlu dimengerti
LELAKI
Aku berada di sini
PEREMPUAN
Tak soal dimana kita berada. Ketidak mengertian ada di mana-mana
SUARA
Ting!
LIMA
LELAKI
Itukah yang kau tunggu?
(Perempuan itu tak bergerak. Tak pula menjawab. Tapi keihatannya ia bereaksi pada bunyi
yang memenuhi ruangan itu. Suara itu terus bergema dan nadanya perlahan-lahan meninggi,
PEREMPUAN
Kelam menyimpan api
LELAKI
Suara itukah yang kau tunggu?
SUARA
Ting! (Beberapa saat sunyi)
LELAKI
Suara itukah yang kautunggu?
LELAKI (Tersiksa)
Demi kebersamaan yang pernah kita jalan, hentikanlah….
PEREMPUAN
KElam menyimpan api. Mimpi turun jadi gerimis. AKu tidak bisa menangis
SUARA
Ting!
ENAM
PEREMPUAN (Mengeja)
I, s, t, r, i (Si lelaki tersentak, ia memerhatikan perempuan itu, emndekat tak bersuara. Si
perempuan seolah menemukan mainan baru. Ia mengeja) I, s, t, r, i, i-s-t-r-i
LELAKI
Istriku!
LELAKI
Benar
PEREMPUAN
Benar istrimu?
LELAKI
Aku suamimu!
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Kau kudapatkan dengan sah!
PEREMPUAN
Sah istrimu?
LELAKI
Aku punya bukti surat nikah!
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Tak ada orang yang akan membantah!
PEREMPUAN
Aku istrimu?
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Kujabat tangan ayahmu, erat. Kujawab tanyanya dengan padat
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Banyak saksi yang sanggup memberi bukti!
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Banyak wajah yang tak akan mengatakan salah!
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Hari itu telah tercatat dalam sejarah!
PEREMPUAN
Istrimu?
LELAKI
Lalu, mulailah hari-hari panjang (Si perempuan tersentak. Lelaki memerhatikannya dengan
hati-hati, tapi tak berani mendekat)
SUARA
Ting!
TUJUH
PEREMPUAN
Hari itu telah tercatat sejarah
LELAKI
Berawal dari malam pertama yang aku tidak akan pernah lupa
PEREMPUAN
Aku tidak menangis waktu itu
LELAKI
Aku bangga menjadi lelaki pertama
PEREMPUAN
Aku tidak menikmatinya
LELAKI
Aku memang agak tergesa
PEREMPUAN
Lalu, mulailah hari-hari panjang
LELAKI
Kebersamaan kita mulai memperlihatkan wujudnya
PEREMPUAN (Marah)
Lalu mulailah hari-hari panjang!
LELAKI
Hidup terasa menjadi lengkap. Aku tidak lagi sering tergagap. Aku menjadi lebih siap
PEREMPUAN
O, rahimku, rahimku! Akan menjangkau tang-tangan kecil. Rahimku!
LELAKI
Boneka kecil itu akan sempurna. Potret kecil kita, perpaduan keselarasan alam. Aku lelaki
sempurna, dengan bangga menatap mata dunia.
LELAKI
Nang ning nong ning nong! Nang ning, nang nong!
PEREMPUAN
Lalu mulailah hari-hari panjang! Seluruh keperempuananku tersita.Semua akan kujalani
tanpa rasa iri, karena aku adalah perempuan sempurna. Kuperlihatkan senyum, akan
kupertontonkan bahwa aku bahagia. Suami dan anak-anak; bermula dari rahim dan akan
kurahimi.
Akulah eprempuan, ibu hidup yang tak boleh lalai dengan dua tangan menyelesaikan segala.
Tangan-tangan dan kaki-kaki baru akan terus bertumbuh menjangkau dan menendang akan
keluar dari rahimku
PEREMPUAN
O, rahimku!. Rahimku!
LELAKI
Nang ning nong ning nong! Nang ning, nang nong!
SUARA
Ting!
DELAPAN
PEREMPUAN
Bayiku!
LELAKI
Bayiku!
PEREMPUAN
Bayiku!
LELAKI
Bayiku!
PEREMPUAN
Bayiku!
LELAKI
Bayiku!
PEREMPUAN
Bayiku!
LELAKI
Bayiku!
TANGIS BAYI ITU TERDENGAR LAGI SATU TANGIS BAYI, DUA TANGIS BAYI,
TIGA, EMPAT, LIMA, SEMBILAN, TIGA BELAS, MAKIN BANYAK SAJA.
KEDUANYA TERSENTAK. PANGGUNG PENUH OLEH TANGIS BERPULUH BAYI.
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
Bayi-bayiku!
LELAKI
Bayi-bayiku!
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
Mestinya mereka ada di sini sekarang
LELAKI
Mestinya mereka bersama kita
PEREMPUAN
Tapi mereka tak pernah bisa kulahirkan
LELAKI
Mereka tak pernah berada dalam gendonganku
PEREMPUAN
O, rahimku!
LELAKI
Bibitku!
PEREMPUAN
Rahimku membunuh bibitmu!
LELAKI
Bibitku menikam rahimmu!
LELAKI
Bibitku!
SUARA
Ting!
LELAKI
Kita harus berpisah!
PEREMPUAN
Ya, kita harus berpisah!
LELAKI
Jadi inilah akhir hari-hari panjang
PEREMPUAN
Hari-hari panjang adalah awal perpisahan
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
LELAKI
Siapa orang yang menyukai perpisahan?
PEREMPUAN
Kamu menyakiti aku
LELAKI
Kamu pikir hanya kamu yang disakiti?
(Beberapa saat hening. hanya helaan napas yang terdengar panjang. entah darimana,
terdengar suara tangis. entah darimana, lelaki tak menoleh asyik dengan diri sendiri)
Kamu menangis?
(Perempuan itu tak menjawab. ia juga asyik dengan dirinya sendiri. mengikatkan tali demi
tali ke tubuhnya. Suara tangis itu tetap terdengar)
SUARA
Ting!
PEREMPUAN
Jadi kita tak akan bertemu lagi?
LELAKI
Bukankah kamu juga mengatakan bahwa kita harus berpisah?
PEREMPUAN
Ya
(Makin banyak saja tali yang melilit tubuh mereka dan mereka tambah asyik dengan tali-tali
itu. Mereka memainkan tali itu, bergayut dan sebagainya)
PEREMPUAN
Kalau mereka lahir, kita sudah punya beratus beribu anak
LELAKI
Kalau mereka lahir, kita sudah punya
LELAKI
Dalam mimpi-mimpi kita
SUARA
Ting!
SEMBILAN
PEREMPUAN
Lucu ya?
LELAKI
Apa?
PEREMPUAN
Kita ini
LELAKI
Tidak
PEREMPUAN
Lucu!
LELAKI
Tidak lucu!
PEREMPUAN
Lucu, kok
LELAKI
Oke, lucu. Tapi kamu tidak bisa tertawa
PEREMPUAN
Seperti sebuah guyonan
PEREMPUAN
Ini hanya cerita, imaji pengarang belaka
LELAKI
Ini bukan cerita. Ini bukan imaji
PEREMPUAN
Kamu selalu membantah. Berani taruhan, kamu ingin mengatakan hal yang sama
LELAKI
Dan kamu yang mengucapkan jawabanku tadi?
LELAKI
Hei, kamu masih di sana
PEREMPUAN
Ya
LELAKI
Jadi kita akan berpisah?
PEREMPUAN
Bukankah kita sudah sepakat?
(Mereka diam lagi. Sekarang keduanya bergerak kea rah tumpukan plastic, pada arah yang
berlawanan. Mengambil potongan-potongan plastic, mereka menyusunya di lantai
panggung, di atas level. Asyik sendiri-sendiri, tak saling menoleh. Dan semuanya
berlangsung bersamaan dengan dialog. Sunyi terisi bunyi palstik)
LELAKI
Tidak
PEREMPUAN
Lalu?
LELAKI
Kita melangkah sendiri-sendiri, menghadapi hari baru
PEREMPUAN
Dan kita tidak akan pernah bertemu lagi?
PEREMPUAN
Kalau terjadi kebetulan yang berturut?
LELAKI
Itu tidak akan terjadi
PEREMPUAN
Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, kan?
LELAKI
Kita akan saling melupakan?
PEREMPUAN
Tidak. karena kita sudah bertemu
LELAKI
Jadi?
PEREMPUAN
Pertemuan ini sudah jadi bagian perjalanan hidup kita masing-masing
LELAKI
Aku mesti mengenang kamu?
PEREMPUAN
Tidak juga. Kalau suatu kali kau ingat. Itu suatu kewajaran. Kamu bisa sejenak mengenang
hari lalu. Berusaha untuk melupakannya, sering kali menyebabkan rindu tak tertahankan
(Plastik yang mereka susun memenuhi hampir semua bagian panggung. Sementara tubuh
mereka masih terikat tali. Sunyi diisi bunyi palstik. Ketika semua bagian panggung sudah
tertutup oleh palstik, keduanya sama mendekat. Perhatian masing-masing tertuju pada tali
yang melilit tubuh yang lain. Lelaki melepaskan tali-tali di tubuh perempuan dan sebaliknya.
Pusat perhatian mereka pada tali, bukan pada tubuh lawan mainnya. Seolah mereka sedang
berurusan dengan tali yang sedang melilit benda. bukan manusia. Pada waktu itulah
berlangsung dialog berikut ini)
LELAKI
Luka akan menganga lebar, bila kebersamaan ini kita lanjutkan
PEREMPUAN
Tapi pisau perpisahan amat tajamnya
PEREMPUAN
Dengan sadar melukai diri sendiri?
LELAKI
Kadang kita mesti dan perlu melukai diri sendiri. Agar tahu persis apa luka itu sesungguhnya,
untuk mengerti separah apa rasa sakit bisa mencengkramkan kukunya di darah kita, agar
merasakan sejauh mana kita mencoba mengerti
PEREMPUAN
Itu bentuk lain dari bunuh diri
LELAKI
Tergantung
PEREMPUAN
Tergantung apa?
LELAKI
Bagaimana kita mengartikannya
(Sekarang semua tali sudah terlepas dari tubuh masing-masing. Keduanya berdiri
berhadapan, saling pandang, beberapa saat sunyi)
Kita berpisah?
PEREMPUAN
Kita berpisah!
LELAKI
Kita mengalahkan diri sendiri!
SUARA
Ting!
SEPULUH
SUARA
Ting!
Ting!
PEREMPUAN
Belum juga kau tutup pintu itu?
LELAKI
Aku tengah menunggu
PEREMPUAN
Menunggu?
LELAKI
Ya
PEREMPUAN
Sesuatu?
LELAKI
Entah
PEREMPUAN
Menunggu entah. Pada kelam ini?
LELAKI
Segala bermula dari kelam
SELESAI