Anda di halaman 1dari 35

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR PADA

KEHAMILAN USIA DINI DI RSKD IBU DAN ANAK PERTIWI


KOTA MAKASSAR

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar

Oleh :

NURINDAH SARI
70200115087

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Hipotesis .................................................................................................
D. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ....................................................
E. Kajian Pustaka..........................................................................................
F. Tujuan Penelitian...................................................................................14
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...............................................................................
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Usia Dini....................................16
B. Masalah Yang Terjadi Pada Kehamilan Usia Dini................................20
C. Faktor-Faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini......................................20
D. Tinjauan Umum Tentang Persalinan Prematur......................................21
E. Dampak Persalinan Prematur.................................................................25
F. Diagnosis Persalinan Prematur..............................................................25
G. Kerangka Teoritis...................................................................................26
H. Kerangka Konsep...................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ..................................................29
B. Pendekatan Penelitian ...........................................................................29
C. Informan Penelitian ...............................................................................30
D. Sumber Data ..........................................................................................30
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................31
F. Instrumen Penelitian .............................................................................31
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................31
H. Pengujian Keabsahan Data.....................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan prematur merupakan komplikasi dalam kehamilan yang berbahaya

karena mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal.

Persalinan juga dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi uterus yang

teratur dan menimbulkan dorongan yang kuat untuk melahirkan janin melalui

jaringan lunak dan struktur tulang punggul.

Badan dunia International Labour Organization (ILO) mengemukakan

sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi

yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya

terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015

Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan

dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,

2018).

Persalinan preterm merupakan salah satu penyumbang dari kematian bayi.

Prevalensi preterm diperkirakan sebanyak 7-14% yaitu sekitar 459.200- 900.000

bayi per tahun. Hanya 1,5% persalinan terjadi pada usia kehamilan kurang dari 32

minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Hal tersebut

merupakan duapertiga dari jumlah keseluruhan kematian neonatal (Depkes RI,

2007).

AKI di Indonesia dalam data Kemenkes pada tahun 2016 terdapat sekitar 305

per 100.000 kelahiran hidup (Astuti, 2016). Salah satu program yang dicanangkan
2

UNDP dalam Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah

mengurangi kematian anak, dari 93 kematian anak dari 1.000 anak di bawah 5

tahun menjadi sepertiganya pada Sulawesi selatan meningkat menjadi 99,36 per

1.000 Kelahiran Hidup, AKI mencapai 153 orang per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan AKB terbanyak (48%) terjadi pada bulan pertama atau masa

neonates dan penyebab terbanyak (44%) kematian neonatus adalah prematuritas.

Demikian juga dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, AKI yang didapatkan

sebanyak 14 orang atau 111 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB yang

dilaporkan sebanyak 87 kematian Neonatal (7 per 1000 kelahiran), 16 kematian

Bayi (1 per 1000 kelahiran) terjadi pada tahun 2015 (Dinkes, 2016).

AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama masa

kehamilan hingga persalinan. Beberapa faktor risiko penyebab kematian dalam

maternal yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil meliputi terlalu muda

usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu tua usia ibu saat melahirkan

(usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat

jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2 tahun) (Dinkes, 2017).

Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan

pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari

terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan dapat mengalami

berbagai masalah kesehatan dikarenakan ibu belum siap secara mental dan fisik

untuk melakukan persalinan, sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan

organ janin ketika dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang

belum dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit
3

menyesuikan diri dengan kehidupan luar rahim sehingga mengalami banyak

gangguan kesehatan. Keluarga memiliki peranan serta dukungan kehamilan dalam

menjalankan kehamilan ibu yang masih berusia remaja yang sangat membutuhkan

dukungan dari keluarga (Iram, 2017).

Menurut pandangan Islam, Keluarga memiliki nilai yang tidak kecil.

Bahkan islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan

meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari

ketidakharmonisan dan kehancuran. QS Al-Tahrim/66:6

Terjemahnya:

Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, dan eras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa

yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

Ayat di atas dapat dipahami posisi keluarga mempunyai tanggung jawab

yang sangat besar bagi perkembangan anak sehingga anak akan selamat dari

jilatan api neraka. Maka dasar utama yang diletakkan adalah dasar-dasar tingkah

laku dan budi pekerti (akhlak) anak didik dan Islam datang untuk menjaga
4

kekokohan keluarga menjaga kekokohan keluarga dan melindunginya dari

gangguan, juga menjaga untuk kelurusannya serta memberikan peran penting bagi

setiap anggota keluarga dalam kehidupannya, sebagimana seorang suami

memuliakan seorang istri.

Berdasarkan data sekunder dari Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan

Pertiwi Kota Makassar jumlah persalinan prematur tahun 2018 ibu yang berumur

<20 Tahun berjumlah 28 orang dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan

kasus persalinan prematur pada ibu yang berumur <20 Tahun yang berjumlah 33

orang.

Berdasarkan uraian penelitian di atas, peneliti menyadari bahwa kondisi

kehamilan seorang ibu sangat berperan penting terhadap perkembangan janin.

Sejumlah gangguan pada ibu akan berdampak pada pertumbuhan janin dan juga

masa perkembangan kehamilan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian Mengenai Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di

RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil

adalah “Apakah Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di

RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar?”

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian
5

Penelitian ini memfokuskan faktor risiko kejadian persalian prematur pada

usia dini di RSKD ibu dan anak pertiwi kota Makassar yang ada beberapa

faktor risiko terhadap kejadian prematur pada ibu.

2. Deskripsi Fokus

Faktor risiko kejadian persalian prematur pada usia dini ibu merupakan

kejadian persalinan prematur yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

penyakit berat pada ibu, stress psikologik, riwayat persalinan preterm/abortus

berulang, indeks masa tubuh dan usia ibu.

a. Penyakit berat pada ibu

Ibu dengan usia dini <20 Tahun dan memiliki penyakit tertentu seperti

diabetes, gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dan anemia selama masa

kehamilan.

b. Stres Psikologik

Stress psikologik pada kejadian prematur usia dini yang dimaksud

adalah tekanan yang dialami oleh ibu pada saat mengalami persalinan

prematur.

c. Riwayat persalinan preterm/abortus berulang

Ibu dengan usia dini <20 Tahun yang memiliki riwayat perssalinan

prematur

d. Indeks masa tubuh

Indeks masa tubuh yang dimaksud adalah  ibu yang memiliki indeks

masa tubuh pada saat hamil di bawah 18,5 hingga 24,9.

e. Usia Ibu
6

Usia ibu yang dimaksud adalah ibu yang berusia <20 Tahun.
9

D. Kajian Pustaka
No Nama Karakteristik Responden
Judul Penelitian
Peneliti Jenis Penelitian Variabel Sampel Hasil
1 A’bidah Usia Ibu Dan Analitik Usia Ibu, 182 Hasilpadapenelitian ini adalah terdapat
Baana Kejadian Observasional, Persalinan Responden hubungan antara usia ibu dengan kejadian
Syarif, Persalinan Desain Preterm persalinan preterm dengan p-value 0,002
Sabar Preterm Penelitian ini dengan tingkat keeratan sebesar 0,227
Santoso, menggunakan (rendah).
Hesty Studi Cross
Widyasih Sectional
(2017)
2 Marnie C Gambaran Deskriptif Persalinan 31 Hasil penelitian dan bahasan dapat
Ondang, Persalinan Retrospektif Prematur, Responden disimpulkan bahwa insidensi remaja yang
Eddi Permatur Pada dengan Kehamilan melahiran prematur di RSUP Prof. Dr. R.
Suparman, Kehamilan menggunakan Remaja D. Kandou Manado periode 1 Januari-31
Hermie Remaja Di RSUP data rekam Desember 2015 sebesar 14,15%, paling
M.M. Pof Dr.R.D. medik pasien di banyak pada kelompok usia 18-19 tahun
Tendean Kandou Manado Instalasi Rekam dan sudah menikah. Persalinan pada
(2015) Periode 1 Januari- Medik dan Buku remaja paling banyak terjadi pada usia
31 Desember Partus VK kehamilan aterm dengan penyulit tertinggi
2015 RSUP. Prof. Dr. yaitu ketuban pecah dini dan presentasi
R. D. Kandou kepala tinggi.
Manado
10

3 Putri Puspa Hubungan Usia Analitik Preterm, 1.877 Ibu Dari 1.877 responden, Ibu yang memiliki
Lestari, Ibu Beresiko Observasional, Usia Ibu melahirkan usia beresiko yaitu 35 tahun sebanyak 291
Ignatius Dengan Angka Desain selama 3 (15.5%). Untuk kejadian preterm di
Hapsoro Kejadian Penelitian ini tahun di dapatkan 31 kejadian (sangat prematur = 6
Wirandoko, Preterm Di menggunakan Puskesmas kejadian, premetur sedang = 12 kejadian,
Dadan Wilayah Studi Cross Gunung dan borderline premature = 13 kejadian)
Ramadhan Puskesmas Sectional Sari, dengan usia ibu beresiko sebanyak 17
Apriyanto Perkotaan (Studi Kesambi responden dan usia ibu yang tidak beresiko
(2016) Observasi di dan Jalan sebanyak 14 responden. Di dapatkan nilai
Puskesmas Kembang p value 0.000 dan rasio prevalens 3.812.
Gunung Sari, Kota
Kesambi, dan Cirebon
Jalan Kembang
Kota Cirebon)

4 Novalia Hubungan Umur, Kuantitatif. Umur, 77 Hasil penelitian didapatkan hasil analisis
Widiya Paritas Dan Paritas, Responden dengan uji chi-square ada hubungan umur
Ningrum, Kejadian Anemia Kejadian ibu (p= 0,001 < α=0,05), paritas (p= 0,000
Nurhamidi, Dengan Kejadian Anemia, < α=0,05) dan kejadian anemia (p= 0,003
Yusti Persalinan Kejadian < α=0,05) dengan kejadian persalinan
(2017) Prematur Di Persalinan preterm. Nilai OR umur (OR=2,515),
RSUD Dr. H. Preterm. paritas (OR=2,940) dan kejadian anemia
Moch. Ansari (OR=2,604).
Saleh
Banjarmasin
Tahun 2016
11

5 Liya Lugita Hubungan Kuantitatif Kehamilan 47 Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Sari (2017) Kehamilan Usia Usia Dini, Responden responden yang menjadi kasus dalam
Dini Dengan Bayi Lahir penelitian ini yaitu ibu dengan
Kejadian Bayi Prematur kehamilan usia dini sebanyak 50% dan
Lahir Prematur Di responden ya
RSUD ng menjadi kontrol penelitian ini yaitu
Hasanuddin ibu dengan kehamilan tidak usia dini
Damrah Manna 50%. Bayi lahir prematur sebanyak
Bengkulu Selatan
52,1% dan bayi lahir tidak prematur
Tahun 2015
47,9%. terdapat hubungan antara
kehamilan usia dini dengan kejadian bayi
lahir prematur dibuktikan dengan nilai
uji korelasi 0,702, nilai uji t hitung tidak
berpasangan 9,474 dan nilai uji resiko
relative (RR) 6,275.
14

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa telah ada penelitian sebelumnya yang

membahas mengenai faktor risiko kejadian persalinan prematur pada kehamilan

usia dini di RSKD ibu dan anak pertiwi kota Makassar hubungan. Namun,

penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai faktor risiko kejadian

persalinan prematur pada kehamilan usia dini di RSKD ibu dan anak pertiwi

kota Makassar . Disamping itu, penelitian ini juga terdiri atas variable penyakit

berat pada ibu, stress psikologik, riwayat persalinan preterm/abortus berulang,

indeks masa tubuh dan usia ibu <20 tahun.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko

kejadian persalinan prematur pada kehamilan usia dini di RSKD ibu dan anak

pertiwi kota Makassar 2019.

2. Tujuan Khusus

Secara lebih rinci, tujuan dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit berat pada ibu dengan

Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di RSKD Ibu

dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui hubungan antara stress psikologik pada ibu dengan

Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di RSKD Ibu

dan Anak Pertiwi Kota Makassar.


15

c. Untuk mengetahui hubungan antara riwayat persalinan preterm/abortus

pada ibu dengan Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia

Dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

d. Untuk mengetahui antara indeks masa tubuh pada ibu dengan Faktor

Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di RSKD Ibu dan

Anak Pertiwi Kota Makassar

e. Untuk mengetahui hubungan antara usia dini pada ibu dengan Faktor

Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia Dini di RSKD Ibu dan

Anak Pertiwi Kota Makassar

F. ManfaatPenelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan memberikan manfaat secara

teoritis maupun praktisi.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis adalah diharapkan mampu memperkaya teori-

teori berkaitan dengan Faktor Risiko Kejadian Persalian Prematur Pada Usia

Dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar

2. Manfaat Praktisi

a. Manfaat bagi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi

peneliti selanjutnya.

b. Manfaat bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor risiko

kejadian persalinan premature pada usia dini ibu


16

c. Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini tentunya masih terdapat kekurangannya.Oleh sebab

itu, terbuka lebar bagi peneliti untuk melakukan kajian lanjutannya di

masa datang. Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan

memberikan manfaat secara teoritis maupun praktisi


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Usia Dini

1. Definisi Hamil Usia Dini

Kehamilan dengan definisikan sebagai fertilasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan midasi atau impalantasi, bila

dihitung dari saat fertilasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

internasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga

ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke-40) (Sarwono,

2010:213).

Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada

remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena

hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan,

maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam

rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

Masa kehamilan dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin, lamanya

280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid

terakhir (Manuaba, 2010). Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah

usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses

pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan

perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2010). Reproduksi


17

sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan

di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan beresiko akan

menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat

(Manuaba, 2010).

Menurut Susanti (2008), kehamilan pada remaja dapat menimbulkan

masalah karena pertumbuhan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial

ekonomi, kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai

ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah:

a. Kecelakaan (hamil di luar nikah)

b. Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan.,

c. Ingin anak

d. Ingin berperan

e. Faktor hubungan

f. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja

2. Dampak Yang Memengaruhi Hamil Usia Dini

Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang

selanjutnya melahirkan di usia muda antara lain :

a. Kesiapan Menerima Kehamilan

Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu adalah

menerima kehamilan.Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam kesiapan wanita

untuk hamil dan dalam respon emosinya.Banyak wanita merasa kaget

mendapatkan dirinya hamil.Penerimaan terhadap kondisi hamil sejalan dengan


18

penerimaan tumbuhnya janin secara nyata.Kehamilan yang tidak diterima,

berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi

mencintai anak yang akan dilahirkan (Susanti, 2008).

b. Kesiapan Sebagai Seorang Ibu

Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan

psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua.Kehamilan adalah suatu krisis

yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi konsekuensinya adalah

wanita tersebut harus siap memasuki suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan

memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan

menyiapkan peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan

dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggung

jawab kepada makhluk lain (Salmah, 2006).

c. Cemas Melahirkan Tidak Normal

Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan

kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan menghadapi

stressor, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Tingginya kecemasan

pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan kejadian abnormal yang dialaminya,

sehingga ibu cemas akan melahirkan tidak normal (Susanti, 2008).

d. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan

Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut mengalami

terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan, infeksi pada masa kehamilan,

kurang darah, dan lain-lain (Susanti, 2008) .


19

e. Perubahan Fisiologis

Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk menolak,

menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh seperti ibu merasa

tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi pada dirinya, takut suaminya

selingkuh (Salmah dkk., 2006).

f. Emosi Masih Labil

Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji

kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya. Stres ibu hamil

dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan sosial, latar

belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan terhadap kehamilannya

(Salmah dkk., 2006).

g. Khawatir Bayi Lahir Prematur

Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat

pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di dalam rahim

dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, ibu

hamil yang mengalami stres akan meningkatkan resiko melahirkan bayi prematur,

melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat

mengakibatkan janin keguguran (Susanti, 2008)

h. Khawatir Berhubungan Seksual

Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan menyebabkan

mereka takut untuk melakukan hubungan seksual terutama pada trimester III.

Ketakutan tersebut karena mereka beranggapan dengan melakukan hubungan

seksual akan mencederai bayi (Salmah, 2006).


20

i. Peran Dukungan Keluarga

Wanita yang hamil tanpa suami, ia mengalami perubahan peran dan matang

secara psikologis. Ia juga menghadapi kenyataan dan merencanakan sebagai orang

tua tunggal. Bahkan jika ia ingin melepas anaknya, ia harus tetap meneruskan

kehamilannya dengan pemikiran masih ada yang bergantung kepadanya. Wanita

tersebut memerlukan dukungan dari keluarga. Keluarga dengan ibu hamil, perlu

memelihara keterbukaan dan keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, serta

mencari bantuan dan dukungan agar tidak terjadi konflik. Selama hamil, pasangan

merencanakan bersama kelahiran anak pertamamereka, dan mengumpulkan

informasi tentang cara menjadi orang tua. Ketersediaan dukungan sosial untuk

kesejahteraan psikososial ibu hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga

yang lain, terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus

menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk beberapa pasangan,

kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang merupakan gangguan atau

konflik yang dapat mengganggu keseimbangan antara anggota keluarga (Susanti,

2008).

j. Sosial ekonomi

Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita

untuk melakukan hubungan seksual pranikah.Karena kemiskinan ini, remaja putri

terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12

jam sehari, bekerja di perumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian,

bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual (Aryani, 2009).


21

B. Masalah Yang Terjadi Pada Kehamilan Usia Dini

Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja

berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap

ibu maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan psikososial intrinsik remaja,

bila diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti kemiskinan,

pendidikan yang rendah, belum menikah, asuhan pranatal yang tidak adekuat akan

mengakibatkan meningkatnya risiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang

kurang baik (Soetjiningsih, 2004).

C. Faktor – faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini

Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan

remaja meliputi :

a. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)

b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan

obat-obatan

c. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual

reproduksi terutama dari orang tua

d. Tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual

e. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat

menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat

f. Pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan

g. Kemiskinan

h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga.

i. Harga diri rendah


22

j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan

dalam hal pendidikan.

D. Tinjauan Umum Tentang Persalinan Prematur

1. Definisi persalinan prematur

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia

kehamilan 37 minggu (Alston, 2012). Persalinan prematur dapat terjadi secara

spontan atau karena ada indikasi. Persalinan prematur secara spontan dapat terjadi

pada selaput ketuban yang masih intak atau karena ketuban pecah dini (preterm

premature rupture of fetal membranes). Persalinan prematur atas indikasi bisa

terjadi karena kondisi yang terjadi pada ibu ataupun janin. Kondisi pada ibu yang

sering menginduksi adalah kejadian preeklampsia, plasenta previa sedangkan pada

janin adalah karena pertumbuhan janin tehambat. Namun, kedua kondisin ini

dapat terjadi secara bersamaan. Dari semua kasus persalinan prematur yang

terjadi, 25% terjadi atas indikasi dan 75% terjadi secara spontan dimana 45%

dengan selaput ketuban yang masih intak dan 30% dengan kasus ketuban pecah

dini (Romero, 2007).

Proses persalinan aterm dan prematur pada dasarnya adalah sama,

perbedaannya hanya pada usia kehamilan. Mekanisme umum persalinan yaitu

adanya kontraksi uterus, pendataran serviks, dan ketuban pecah. Perbedaan yang

paling mendasar antara persalinan aterm dan prematur adalah persalinan aterm

terjadi sebagai hasil proses fisiologis dari mekanisme umum persalinan sedangkan

persalinan prematur sebagai hasil proses patologis yang mengaktifkan salah satu

atau lebih komponen dari mekanisme umum persalinan (Romero, 2007)


23

Mekanisme umum persalinan pada persalinan aterm ataupun prematur

melibatkan proses anatomik, biokimia, imunologi, endokrin, dan hal klinis pada

ibu dan janin. Banyak klinisi lebih menekankan pada komponen uterus meliputi

kontraksi miometrium, dilatasi serviks, dan pecahnya ketuban. Namun, dapat

terjadi perubahan sistematik seperti peningkatan kadar Corticotropin Releasinng

Hormone (CRH) di plasma (Romero, 2007).

1. Penyebab persalinan prematur

Persalinan prematur dapat disebabkan oleh banyak faktor. Cunningham,

et.al,. (2004) menyatakan bahwa penyebab persalinan prematur dapat dibagi

menjadi:

a. Komplikasi medis dan obstertik

Kurang lebih 1/3 dari kejadian persalinan prematur disebabkan oleh hal-

hal yang berkaitan dengan komplikasi medis obstertik tertentu misalnya pada

kasus-kasus perdarahan anterpartum atau hipertensi dalam kehamilan yang

sebagian besar memerlukan tindakan terminasi saat kehamilan preterm. Akan

tetapi, 2/3 dari kejadian persalinan premature tidak diketahui secara jelas

penyebabnya karena persalinan prematur pada kelompok ini terjadi persalinan

yang spontan atau idiopatik (Feryanto, 2011).

b. Faktor gaya hidup

Perilaku seperti merokok, gizi buruk, penambahan berat badan yang

kurang baik selama kehamilan, serta penggunaan obat seperti kokain atau alkohol

telah dilaporkan memainkan peranan penting pada kejadian prematur dan hasil

akhir bayi dengan berat lahir rendah (Cunningham et al, 2004).


24

Penyalahgunaan alkohol tidak hanya dikaitkan dengan kelahiran prematur

melainkan dengan peningkatan cedera otak pada bayi yang lahir prematur.

Konsumsi alkohol yang berlebihan selama kehamilan dapat memengaruhi

perkembangan fetus dan harapan hidup neonates. Wanita yang mengonsumsi

alkohol lebih dari satu gelas per hari dapat meningkatkan risiko persalinan

prematur sementara jika mengonsumsi alkohol kurang dari 4 gelas tiap minggu

tidak memberikan efek meningkatkan risiko persalinan prematur (Offiah,

Donoghue, dan Kenny, 2012).

Faktor usia juga diduga berhubungan dengan kejadian persalinan prematur.

Wanita usia muda cenderung mempunyai pasangan seksual yang lebih banyak dan

infeksi pada vagina, sementara wanita usia yang lebih tua cenderung mengalami

kontaksi uterus yang irregular, seperti mioma (Chalermchockcharoenkit, 2002).

c. Faktor genetik

Kelainan prematur juga diduga sebagai suatu proses yang terjadi secara

familial karena sifat persalinan premature yang berulang dan prevalensinya yang

berbeda-beda antar ras (Cunningham et al, 2004).

d. Infeksi cairan amnion dan korion

Infeksi koriamnion yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme telah

muncul sebagai penyebab kasus pecah ketuban dini dan persalinan

prematur.Proses persalinan aterm diawali dengan aktivasi dari fosfolipase A2

(PLA-2) yang melepaskan bahan asam arakidonat dari selaput amnion janin

sehingga meningkatkan penyediaan asam arakidonat benas untuk sintesis

prostaglandin. Banyak mikroorganisme yang menghasilkan fosfolipase A2


25

sehingga mencetuskan persalinan prematur. Endotoksin bakteri (liposakarida)

dalam cairan amnion merangsang sel desidua untuk memproduksi sitokin dan

prostaglandin yang memicu persalinan (Cunningham, 2004).

Sedangkan Prawirohardjo (2011) menyatakan bahwa kondisi yang terjadi

selama kehamilan dapat berisiko terhadap kejadian persalinan prematur yang

dibagi dalam dua faktor, yaitu:

1. Janin dan plasenta

a. perdarahan trimester awal

b. perdarahan antepartum (plasenta previa, solution plasenta, vasa previa)

c. ketuban pecah dini (KPD)

d. pertumbuhan janin terhambat

e. cacat bawaan janin

f. kehamilan ganda/gemeli

g. polihidramnion

2. Ibu

a. penyakit berat pada ibu

b. diabetes mellitus

c. preeklamsia/hipertensi

d. infeksi saluran kemih/genital/intrauterin

e. penyakit infeksi dengan demam

f. stress psikologik

h. riwayat persalinan prematur/abortus berulang

i. inkompetensia serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)


26

j. pemakaian obat narkotik

k. trauma perokok berat

l. kelainan imunologik/kelainan resus

E. Dampak Persalinan Prematur

Permasalahan pada persalinan prematur bukan saja pada kematian

perinatal, melainkan bayi prematur sering disertai kelainan, baik kelainan jangka

pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi

adalah: RDS (Respiratory Distress Syndrome), perdarahan intra/periventrikular,

NEC(Necrotizing Entero Cilitis), displasi bronko-pulmoner, sepsis, dan paten

duktus arteriosus. Adapun kelainan jangka panjang sering berupa serebral palsi,

retinopati, retardasi mental, juga dapat berupa disfungsi neurobehavioral dan

prestasi sekolah yang kurang baik (Prawirohardjo, 2011).

Bayi yang lahir sebelum 32 minggu memiliki risiko yang sangat besar

akan kematian dan kesehatan yang buruk di masa kehidupannya, begitu juga

dengan bayi yang lahir di antara 32 sampai 36 minggu masih tetap memiliki

masalah kesehatan dan perkembangan dibandingkan bayi yang dilahirkan cukup

bulan (Institute of Medicine, 2006).

F. Diagnosis Persalinan Prematur

Diagnosis persalinan prematur adalah salah satu hal yang sulit. Diagnosis

persalinan prematur didasarkan pada pemeriksaan klinis dari kontraksi uterus

dan perubahan seviks. Keadaan yang lebih sulit adalah ketika pasien mengalami

kontraksi yang regular tetapi dengan dilatasi serviks yang minimal. Bila pasien

dengan usia kehamilan di bawah 37 minggu, kontraksi uterus yang regular


27

dengan dilatasi serviks 3 cm dan penipisan 80%, dipertimbangkan mengalami

persalinan prematur tanpa menunggu perubahan serviks

(Chalermchockcharoenkit, 2002).

Menurut Prawirohardjo (2011), sering terjadi kesulitan dalam menentukan

diagnosis ancaman persalinan prematur. Tidak jarang kontraksi yang timbul

pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan.

Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan prematur,

yaitu:

a. kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali

dalam waktu 10 menit

b. adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)

c. perdarahan bercak

d. perasaan menekan pada daerah serviks

e. pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2

cm dan penipisan 50-80%

f. presentasi janin rendah sampai mencapai spina isiadika

g. selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya

persalinan prematur

h. terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu


28

G. Kerangka Teoritis
Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor Risiko Persalinan Prematur

Faktor Janin dan Plasenta Ibu

a. Pendarahan trimester awal a. Penyakit berat pada ibu


b. e. antepartum
Pendarahan b. Infeksi saluran kemih
c. Ketuban pecah dini (KPD) c. Stress psikologik
d. Pertumbuhan janin terhambat d. Kelainan bentuk uterus/serviks
e. Cacat bawaan janin e. Riwayat persalinan
f. Kehamilan ganda/gamelli preterm/abortus berulang
g. Polihidramnion f. Inkompetensi serviks
h. Ruptur membrane prepersalinan g. Pemakaian obat narkotik
preterm h. Trauma
i. Bayi tabung i. Perokok berat
j. Abnormalitas kongenital j. Kelainan imunologis
k. Etmik/kebudayaan
l. Indeks masa tubuh
m. Usia ibu

Persalinan Prematur

Sumber : Teori (Prawirohardjo, 2014; Offiah et al., 2012)


29

H. Kerangka Konsep
Kerangka pemikiran akan mengarahkan proses penelitian sesuai tujuan

yang ingin dicapai dan akan menjadi alur pemikiran penelitian.

Penyakit berat pada ibu

Stress psikologik

Riwayat persalinan Persalinan


preterm/abortus berulang Prematur

Indeks masa tubuh

Usia ibu

Variabel Dependen :

Variabel Independen
30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian


1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualiitatif untuk mengetahui bagaimana faktor risiko kejadian persalinan

prematur pada kehamilan usia dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi. Penelitian

Kualitatif yaitu menggambarkan atau menjelaskan faktor risiko yang menjadi

penyebab terjadinya pressalinan premature pada kehamilan usia dini.

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiono, 2018).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar

B. Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Studi kasus ialah suatu

serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan

mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik dalam tingkat

peroragan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh

pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut.


31

C. Informan Penelitian

Informan dipilih secara purposive sampling dan bersifat snowball

sampling, yakni sebanyak 13 informan yang dalam penelitian ini ibu yang

berusia <20 tahun dan telah melahirkan secara premature. Informan utama

adalah ibu yang berusia <20 tahun. Sedangkan informan kunci adalah dokter,

perawat, bidan.

Dengan kriteria informan sebagai berikut:

1. Ibu yang berusia <20 Tahun yang telah melahirkan premature

2. Ibu yang telah melahirkan premature di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

3. Bersedia diwawancarai sampai selesai

D. Sumber Data
Terdapat berbagai sumber data dalam penelitian ini yang membantu dalam

pengumpulan informasi mengenai faktor risiko kejadian persalinan prematur pada

kehamilan usia dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar diantaranya adalah

:
1. Data primer

Data primer adalah peneliti yang turun lansung dalam melakukan

observasi dan melakukan wawancara kepada Ibu yang berusia <20 Tahun yang

telah melahirkan premature

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain tidak langsung

diperoleh oleh peneliti. Biasanya data dari RSKD ibu dan anak pertiwi.

E. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara Mendalam
32

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada

informan yang berada dilingkungan Ibu yang berusia <20 Tahun yang telah

melahirkan premature. Peneliti mengajukan pertanyaan berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Informan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

disampaikan oleh peneliti.

2. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pendekatan dan pengamatan langsung

ke RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar terkait faktor risiko kejadian

persalinan prematur pada kehamilan usia dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi.

Observasi langsung diharapkan dapat mengoptimalkan hasil yang didapatkan.

Peneliti dapat melihat langsung keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

gambaran, notulen, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan biasanya bersifat

sekunder, data yang didapatkan guna menunjang data yang langsung di peroleh dari

pihak pertama. Dalam menggunakan teknik dokumentasi, penulis mengambil berkas-

berkas yang berkaitan dengan gambaran umum RSKD Ibu dan Anak Pertiwi,

gambar/foto yang diambil saat melakukan wawancara atau salah satu dari yang telah

disebutkan dan dokumen-dokumen yang sekiranya penulis perlukan.

F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan segala hal yang mendukung

kemudahan dalam penelitian. Kualitas instrument penelitian, berkenaan dengan

validitas dan reliabilitas instrument. Adapun instrumen penelitian yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Peneliti itu sendiri (human instrument). Peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai


33

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, anlisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

2. Pedoman wawancara

3. Buku catatan

4. Perekam Suara

5. Kamera. (Sugiyono, 2016).

G. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data


Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dilakukan secara

interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification. Sedangkan

menurut Spradeley dilakukan secara berurutan, melalu proses analisis, taksonomi,

komponensial, dan tema budaya (Sugiyono, 2018).

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah mengumpulkan,

mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan memilah-milah data untuk mendapatkan

data yang penting menjadi sebuah informasi.

Teknik analisis data mempunyai tahap yang harus dilakukan setelah proses

pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang baik yaitu: (1) data reduction

(reduksi data), (2) data display (interpretasi data), (3) conclusion drawing/verification

(penarikan kesimpulan).

1. Reduksi data

Tahap reduksi data dalam penelitian ini yakni merangkum, memilih

hal-hal pokok, mengklasifikasikan data pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya.Reduksi data menyederhanakan data hasil dari wawancara untuk

memperoleh data yang lebih fokus.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif berupa teks naratif dalam

bentuk uraian, bagan, hubungan antar variabel dan lain-lain. Dalam penelitian
34

ini akan menyajikan uraian mengenai faktor risiko kejadian persalinan

prematur pada kehamilan usia dini di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota

Makassar.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data adalah tahap ketiga dalam

proses analisis data dalam penelitiaan ini. Verifikasi data dilakukan dalam

penelitian ini secara berkesinambungan untuk memperoleh kesimpulan dengan

bukti yang kuat dan bersifat kredibel.

H. Pengujian Keabsahan Data


Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validasi internal), uji

depenabilitas (realibitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/generalisasi) dan

uji konfirmabilitas (obyektivitas).Namun yang digunakan dalam pengujian keabsahan

data dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas data. Uji kredibiltas dilakukan dengan:

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat dan membercheck (Sugiyono, 2018).


35

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan (4th ed). 2014. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Weku Rut. 2016. Hubungan indeks massa tubuh (IMT) awal kehamilan dengan luaran

maternal neonatal. Jurnal E-Clinic.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY. 2015. Data Gender dan Anak

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015.Yogyakarta: Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Masyarakat Budiarto, Eko. 2012.

Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Cunningham

Gerry F., Levano, Kenneth J., Bloom, Stefen L., Hauth, John C., Gilstarp III, Larry C.,

Wenstrom, Katharine D. 2006. Williams Obstetrics Twenty-second Edition. United

Statesof Amerika. The McGraw-Hill Companies, Inc.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2015. Data Preterm. Makassar: Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Shah, Rashed et al. 2014. Incidence and Risk Factor of Preterm Birth in Rural Bangladeshi

Cohort. BMC Pediatrics 2014, No.14 hal 112

Siswanto, Hadi. 2003. Kamus Kesehatan. Jakarta: EGC http://www.perpustakaan.

Litbangkes. depkes.go.id diunduh tanggal 3 Februari 2017 pukul 20.00 WIB.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabet.


36

Varney, Helen., Kriebs, Jan M., Gegor, Carolyn L. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.

Jakarta: EGC.

Wijayanti, Martina Dewi., Bagoes, Widjanarko., Ester, Ratnaningsih. 2011. Hubungan

Usia dan Paritas dengan Kejadian Partus Prematurus di Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang tahun 2010. Jurnal Kebidanan, Volume 2 No.1, Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai