KESETIMBANGAN ION
1. SIFAT LARUTAN GARAM
Reaksi asam dan basa membentuk garam disebut reaksi penetralan. Akan tetapi, reaksi
penetralan tidaklah berarti membuat larutan garam menjadi netral. Garam merupakan senyawa
ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam yang dapat dianggap
berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam
mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion).
Contoh:
Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ yang dapat dianggap berasal dari NaOH dan anion Cl -
yang berasal dari HCl. Di dalam air NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Juga perlu anda ingat kembali, bahwa sebagian asam dan basa tergolong larutan elektrolit
kuat, sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah. Diantara asam dan basa yang biasa
kita temukan, yang tergolong elektrolit kuat adalah:
Asam kuat : H2SO4, HCl, HNO3, HI, HBr dan HClO4
Basa kuat : NaOH, KOH (semua basa logam alkali) dan Ca(OH) 2 , Ba(OH)2 (semua basa logam
alkali, kecuali Be(OH) 2.
Dari hasil percobaan, diketahui bahwa sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif
asam-basa penyusunnya.
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral
b. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
c. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa
d. Garam dari asam lemah dan basa lemah tergantung pada nilai tetapan ionisasi asam dan
ionisasi basanya (Ka dan Kb)
Ka > Kb : bersifat asam
Ka < Kb : bersifat basa
Ka = Kb : bersifat netral
2. KONSEP HIDROLISIS
Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah
yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (Hidrolisis berasal dari kata hydro yang
berarti air dan lysis yang berarti peruaraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau
anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis).
Hidrolisis kation menghasilkan ino H3O+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis.
Bersifat netral, pH = 7.
Contoh:
Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Ion Na+ dan Cl- berasal dari
elektrolit kuat sehingga keduanya tidak mengalami hidrolisis.
Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, dengan kata
lain, larutan NaCl bersifat netral.
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian
(hidrolisis anion).
Bersifat basa, pH > 7.
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak
mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. Garam Ca 2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam air sadah.
Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+, terjadi reaksi 2(C 17H 35COOH) + Ca 2+
→ (C 17H 35COO) 2 + H + Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak
bersih karena fungsi buih untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(hidrolisis kation).
Bersifat asam, pH < 7.
Gambar 3. Pupuk
Sumber : https://agroprobiotik.com/kelebihan-pupuk-organik-dan-pupuk-hayati-dan-
pupuk-kimia/
Amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen pada pupuk (mencakup 90% produksi
amonium klorida dunia), misalnya kloroamonium fosfat. Tanaman utamanya adalah padi dan
gandum di Asia.