Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

KESETIMBANGAN ION
1. SIFAT LARUTAN GARAM
Reaksi asam dan basa membentuk garam disebut reaksi penetralan. Akan tetapi, reaksi
penetralan tidaklah berarti membuat larutan garam menjadi netral. Garam merupakan senyawa
ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam yang dapat dianggap
berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam
mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion).

Contoh:
Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ yang dapat dianggap berasal dari NaOH dan anion Cl -
yang berasal dari HCl. Di dalam air NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Juga perlu anda ingat kembali, bahwa sebagian asam dan basa tergolong larutan elektrolit
kuat, sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah. Diantara asam dan basa yang biasa
kita temukan, yang tergolong elektrolit kuat adalah:
Asam kuat : H2SO4, HCl, HNO3, HI, HBr dan HClO4
Basa kuat : NaOH, KOH (semua basa logam alkali) dan Ca(OH) 2 , Ba(OH)2 (semua basa logam
alkali, kecuali Be(OH) 2.

Dari hasil percobaan, diketahui bahwa sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif
asam-basa penyusunnya.
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral
b. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
c. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa
d. Garam dari asam lemah dan basa lemah tergantung pada nilai tetapan ionisasi asam dan
ionisasi basanya (Ka dan Kb)
Ka > Kb : bersifat asam
Ka < Kb : bersifat basa
Ka = Kb : bersifat netral

2. KONSEP HIDROLISIS
Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah
yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (Hidrolisis berasal dari kata hydro yang
berarti air dan lysis yang berarti peruaraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau
anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis).
Hidrolisis kation menghasilkan ino H3O+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis.
Bersifat netral, pH = 7.
Contoh:
Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Ion Na+ dan Cl- berasal dari
elektrolit kuat sehingga keduanya tidak mengalami hidrolisis.

Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, dengan kata
lain, larutan NaCl bersifat netral.

b. Garam dari basa kuat dan asam lemah

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian
(hidrolisis anion).
Bersifat basa, pH > 7.

Coba perhatikan gambar berikut ini!

Contoh hidrolisis garam yang mengalami


hidrolisis parsial dan bersifat basa adalah proses
pembuatan sabun. Senyawa apakah yang
mengalami hidrolisis pada proses ini? Silahkan
cari informasinya…!
Gambar . Sabun
(Sumber : https://adevnatural.com/sabun-mandi-pemutih/)
Garam natrium stearat, C17H35COONa (sabun cuci) akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan
dalam air , menghasilkan asam stearat dan basanya NaOH.
Reaksi: C 17H 35COONa + H 2O → C 17H 35COOH + NaOH.
Natrium stearat terdiri dari kation Na+ dan anion C17H35COO-. Na+ berasal dari basa kuat
(NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air. Ion C 17H35COO- berasal dari asam lemah
(C17H35COOH), sehingga bereaksi dengan air. Jadi, NaC 17H35COO terhidrolisis sebagian
(parsial), yaitu hidrolisis anion C17H35COO-

Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak
mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. Garam Ca 2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam air sadah.
Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+, terjadi reaksi 2(C 17H 35COOH) + Ca 2+
→ (C 17H 35COO) 2 + H + Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak
bersih karena fungsi buih untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.

c. Garam dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(hidrolisis kation).
Bersifat asam, pH < 7.

Coba perhatikan gambar berikut!

Pernahkah kamu melihat petani menggunakan pupuk


pada tanaman? Pupuk yang digunakan bertujuan
agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman
harus dijaga. pH tanah di daerah pertanian harus
disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu
diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar
tidak terlalu asam atau basa.

Gambar 3. Pupuk
Sumber : https://agroprobiotik.com/kelebihan-pupuk-organik-dan-pupuk-hayati-dan-
pupuk-kimia/
Amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen pada pupuk (mencakup 90% produksi
amonium klorida dunia), misalnya kloroamonium fosfat. Tanaman utamanya adalah padi dan
gandum di Asia.

Anda mungkin juga menyukai