Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-3

Minggu 8
Essay

1. Sebutkan dan Jelaskan beberapa skema kecurangan laporan keuangan yang berhubungan
dengan pendapatan!
Berikut ini adalah kecurangan yang biasa dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
pendapatan seperti yang dijelaskan oleh Albrecht et al (2019):
a. Transaksi penjualan rekayasa dengan pihak istimewa (related party transaction)
b. Penjualan fikti yang melibatkan transaksi fiktif atau pelanggan fiktif (fictious
revenue)
c. Transkasi penjualan diakui meskipun syarat pengakuan penjualan belum terpenuhi,
bill and hold sales
d. Mengakui penjualan konsinyasi sebagai penjualan biasa
e. Melakukan pengalihan pengakuan periode penjualan (shifting period)
f. Lapping, dimana karyawan mengambil uang yang diterima dari customer sebagai
peluanasan utang usahanya kepada perusahaan. Uang dapat diambil untuk sementara
(dipinjam) atau diambil untuk selamanya. Lapping termasuk employee fraud atau
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan
g. Kitting, perusahaan melakukan transafer antar rekening pribadi pemilik perusahaan
atau rekening perusahaan sendiri dari beberapa bank yang berbeda atau beberapa
account yang berbeda tetapi mengakui transaksi tersebut sebagai pendapatan. Kitting
termasuk kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
h. Menganti tanggal transaksi (redating) dan melakukan cut off transaksi penjualan
secara tidak benar, dan sebagainya

Gejala analitis atas kecurangan pendapatan:


 Pendapatan atau penjualan yang muncul terlalu tinggi.
 Diskon penjualan yang muncul terlalu rendah.
 Pengembalian penjualan/sales return yang tampak terlalu rendah.
 Beban/penyisihan piutang tak tertagih yang tampak terlalu rendah.

ACCT6186 – Fraud Auditing


 Piutang dagang yang nampak terlalu tinggi atau bertambah terlalu cepat.
 Penyisihan untuk akun yang diragukan nampak terlalu rendah.
 Terlalu sedikit uang tunai dikumpulkan dibandingkan dengan pendapatan yang
dilaporkan

Gejala pada keanehan akuntansi dan dokumen


 Saldo atau transaksi terkait pendapatan yang tidak didukung atau tidak sah.
 Dokumen tidak ada dalam siklus pendapatan.
 Fotokopi di mana asli harus ada.
 Item signifikan yang tidak dapat dijelaskan tentang bank dan rekonsiliasi lainnya.
 Buku besar terkait pendapatan (penjualan, penerimaan kas, dll.) yang tidak seimbang.

Skema pendapatan fokus pada manipulasi pendapatan itu sendiri. Skema pendapatan
digolongkan ke dalam kategori berikut:
a. Skema waktu
Skema waktu mengalihkan pendapatan yang termasuk dalam satu periode akuntansi
ke periode akuntansi yang lain. Sesuai dengan prinsip akuntansi yakni relevan maka
skema waktu merupakan bentuk dari kecurangan pelaporan keuangan. Umumnya
pendapatan diakui lebih awal dalam laporan keuangan. Skema ini sering dilakukan
ketika capaian pendapatan perusahan kurang dari ekspektasi mereka.
Rasionalisasinya, perusahaan meminjam pendapatan masa depan untuk periode
pelaporan saat ini. Perusahaan merasa bahwa mereka akan selalu menemukan cara
untuk membuat pendapatan pada periode berikutnya berhasil dicapai. Mereka hanya
perlu melewati periode saat ini dan semuanya akan baik-baik saja.
b. Pendapatan fiktif atau yang ditingkatkan
Pendapatan fiktif dan yang dinaikkan melibatkan pemalsuan tambahan pendapatan
untuk meningkatkan keuntungan, mengurangi kerugian atau agar pedapatan tampak
lebih besar. Pendapatan fiktif mengacu pada julmah yang pendapatan yang diakui
tanpa dasar apaun, entah itu pelanggan palsu, transaksi palsu atau keduanya. Akan
tetapi, pendapatan fiktif diawali dengan transaksi sah dengan pelanggan
sesungguhnya yang kemudian nilai transaksi ditingkatkan dengan cara tertentu.

ACCT6186 – Fraud Auditing


c. Skema kesalahan klasifikasi
Skema kesalahan klasifikasi tidak mempengaruhi garis besar pelaporan entitas. Akan
tetapi, skema ini dapat berdampak material terhadap beberapa ukuran keuangan
penting. Dengan mengklasifikasikan transaksi secara tidak benar maka transaksi
tersebut muncul pada bagian yang salah dari laporan keuangan.
d. Skema gross-up
Skema gross-up dirancang untuk mencapai satu tujuan yakni membuat perusahaan
tampak lebih besar. Sama seperti skema kesalahan klasifikasi yang tidak
mempengarui garis besar pelaporan, pendapatan dan biaya atau pengeluaran dilebih-
lebihkan dalam jumlah yang sama. Skema ini digunakan ketika perusahaan inngin
mencapai pertumbuhan atau tujuan pendapatan tertentu namun kondisi perusahaan
sedang menurun.
Sumber :
Lecture Notes week 8 - Financial Statement Fraud (part 2)
Albrecht, W. Steve et all. 2019. Fraud Examintaion. South Western: Cengange Learning.
E-Book.

2. Sebutkan dan jelaskan bebrapa skema kecurangan laporan keuangan yang berhubungan
dengan inventory!
Apabila persediaan dicatat lebih tinggi, maka kos barang terjual juga akan dicatat lebih
rendah dan pada akhirnya laba kotor dan laba bersih juga akan dicatat lebih besar dengan
angka yang sama dari besaran sediaan yang dicatat lebih besar tadi (setelah dikurang efek
pajak). Berikut ini adalah beberapa cara yang biasa dilakukan oleh pelaku kecurangan
untuk memanipulasi laporan keuangan dengan transaksi yang terkait persediaan dan
harga pokok barang terjual:
a. Double counting, perhitungan persediaan barang masuk atau stock terhitung dua
b. kali sehingga terjadi penggelembungan

ACCT6186 – Fraud Auditing


a. Mengkapitalisasi biaya yang seharusnya diakui sebagai beban
b. Mengakui sebagai beban, biaya yang seharusnya dikapitalisasi
c. Cutoff problem, pengakuan periode persediaan yang tidak benar
d. Overestimating inventory, menggunakan sampling dalam perhitungan inventory
sehingga mengakibatkan inventory dihitung dengan lebih banyak dari seharusnya

Beberapa skema yang dilakukan pelaku fraud dalam memanipulasi atau melakukan
penggelembungan terhadap nilai aset.
a. Kapitalisasi biaya yang seharusnya diakui sebagai beban, tetapi dikapitalisasi sebagai
aset. Beberapa beban seperti beban asuransi, beban sewa, beban perbaikan dan
reparasi yang tidak menambah nilai aset (nilainya tidak material) harusnya diakui
sebagai beban dai laporan laba rugi, tetapi oleh perusahaan dikapitalisasi diakui
sebagai aset
b. Melaporkan dengan nilai yang lebih besar untuk kas, investasi jangka pendek dan
sekuritas yang tersedia untuk diperdagangkan. Nilai kas di tangan atau kas di bank
dilaporkan dengan nilai lebih besar, investasi dalam saham dan obligasi yang
diperdagangkan dilaporkan lebih besar dari nilai realisasi pasarnya.
c. Melaporkan dengan nilai yang lebih besar untuk account receivable dan inventory.
Perusahaan menghitung piutang tak tertagih atau penyisihan piutang dengan lebih
kecil, selain itu perusahaan tidak menghapus piutang yang telah kadaluarsa.
d. Penggelembungan nilai aset tidak lancar. Perusahaan menghitung penyusutan dengan
tidak benar, penyusutan dihitung terlalu kecil, sehingga nilai aset dilaporkan lebih
besar. Perusahaan tidak melakukan aset impairment untuk aset-aset tidak lancar yang
nilai wajarnya telah mengalami penurunan
e. Penggelembungan nilai aset melalui merger, akuisisi, atau manipulasi account atau
transaksi antar perusahaan induk anak. Terjadinya transfer pricing antar pihak ketiga
yang mengalami hubungan istimewa, yaitu antar perusahaan dalam satu grup,
perusahaan induk dan perusahaan anak.

ACCT6186 – Fraud Auditing


f. Penggelembungan aset tidak berwujud. Perusahaan tidak menghitung amortisasi aset
tidak berwujud, seperti: franchise, patent, trade mark, dan lainnya dengan benar, nilai
amortisasi dinilai lebih kecil.
Sumber :
Lecture Notes Week 8

Kasus
3. Perusahaan A dicurigai melakukan penggelembungan laba, penggelembungan laba
tersebut disinyalir dari penggelembungan pendapatan. Dicurigai adanya penjualan fiktif
yang dilakukan menggunakan customer fiktif. Penjualan tersebut berbentuk penjualan
secara kredit, Perusahaan A membukukannya sebagai Account Receivable (A/R). Setelah
beberapa waktu, ketika mendekati tanggal jatuh tempo pelunasan A/R dari pelanggan,
Perusahaan A melakukan transfer antar rekening sendiri, tetapi kemudian diklaim sebagai
transfer dari pelanggan untuk pelunasan A/R.
a. Disebut apakah skema fraud yang dilakukan oleh Perusahaan A? (10%)
Skema fraud yang dilakukan oleh Perusahaan A menurut Albrecht et al (2019) adalah
transaksi penjualan rekayasa dengan pihak istimewa (related party transaction).
Penjualan rekayasa (fiktif) adalah penjualan yang sebenarnya tidak terjadi dan
melibatkan pelanggan yang palsu maupun asli yaitu perusahaan melakukan transfer
antar rekening sendiri dari beberapa bank berbeda atau beberapa account yang
berbeda kemudian diakui sebagai pendapatan dari transfer customer untuk pelunasan
A/R.. Untuk menyembunyikan transaksi tersebut, dibuat jurnal pembalik di awal
periode akuntansi. Namun dampak yang terjadi adalah penurunan penjualan pada
periode akuntansi selanjutnya.
b. Jelaskan teknik investigasi yang Anda lakukan untuk mengungkap kecurangan yang
dilakukan Perusahaan A! (20%)
Untuk skema fraud dalam perusahaan A, melakukan pengecekan terhadap akun bank,
piutang dagang fan pendapatan penjualan. Kemudian, auditor dapat melakukan
pengungkapan dengan melakukan subtstantive analytical procedure yaitu

ACCT6186 – Fraud Auditing


membandingkan saldo-saldo account dari satu periode ke periode lainnya dan
membandingkan account di satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
 Melakukan wawancara kepada orang-orang yang berkaitan dengan bagian
tersebut untuk mendapatkan informasi alur penjualan
 Memeriksa bukti-bukti pelunasan piutang, faktur penjualan dan pesanan penjualan
serta bukti keluar barang dari gudang
 Memeriksa rekening penerimaan piutang dari customer
 Melakukan pengujian terhadap customer yang memperoleh harga paling rendah
 Meneliti saldo piutang yang melampaui plafon kredit
 Melakukan analisis atas pesanan penjualan, catatan gudang dan faktur penjualan
 Membandingkan dokumen pesanan penjualan, catatan gudang dan faktur
penjualan
 Meneliti catatan pelunasan piutang ke rekening yang bersangkutan terakhir ke
buku kas dan slip pembayaran untuk mengetahui kemungkinan terjadinya lapping
 Menghitung persediaan di gudang dan bandingkan dengan data pesanan
penjualan.
Sumber :
Lecture Notes Week 8 : Financial Statement Fraud (part 2)
4. PT B adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Pada laporan keuangan
tahun sebelumnya PT B mempunyai kewajiban yang akan segera jatuh tempo dengan
jumlah yang besar. Jumlah tersebut melebihi aset lancar dari PT B, sehingga likuiditas PT
B menjadi buruk. Hal tersebut membuat pada paragraf penjelas laporan auditor
independen, tertuang permasalahan mengenai going concern perusahaan. Hal yang
mengejutkan adalah pada laporan keuangan tahun sekarang, tiba-tiba sebagian besar
kewajiban perusahaan telah berkurang. Setelah dilakukan penyelidikan awal, didapat
temuan sebagai berikut:
a. Banyaknya kemungkinan kewajiban yang seakan-akan telah dibayarkan kepada
kreditornya
b. Beberapa kewajiban dicurigai sengaja tidak dicantumkan pada laporan posisi
keuangan dan tidak didisclose dalam catatan atas laporan keuangan

ACCT6186 – Fraud Auditing


c. Ada indikasi kewajiban baru yang timbul di tahun sekarang yang tidak dijurnal atau
dijurnal tetapi tidak diposting dan bukti transaksinya sengaja
disembunyikan/dihilangkan
Sebagai fraud auditor, jelaskan teknik audit yang akan Anda lakukan untuk mengungkap
dugaan kecurangan dalam kasus tersebut!
1. Secara proaktif melakukan search atau pencarian terhadap gejala yang berhubungan
dengan pelaporan kewajiban yang lebih kecil dan pelaporan aset yang lebih besar.
2. Fokus pada perhitungan saldo yang dilaporkan secara periodik. Auditor dapat
melakukan analisis data historis seperti melakuakn analisis terhadap data time series
laporan keuangan perusahaan.
3. Fokus pada perubahan nilai saldo yang saling berhubungan antara periode.
4. Membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan lain atau rata- rata
industrinya.
5. Membandingkan hasil pada laporan keuangan dengan hasil atau fakta lain yang tidak
berhubungan dengan laporan keuangan.
6. Secara aktif melakukan pencarian terhadap bukti dokumen atau bukti pencatatan
akuntansi perusahaan yang mungkin sengaja disembunyikan atau dihilangkan.
Keenam prosedur dapat didapakan dengan cara sebagai berikut:
1. Memeriksa fisik (physical examination) Memeriksa fisik atau physical examination
lazimnya diartikan sebagai perhitungan uang tunai (baik dalam mata uang rupiah
atau mata uang asing), kertas berharga, persediaan barang, aktiva tetap, dan barang
berwujud (tangible assets) lainnya.
2. Meminta konfirmasi (confirmation) Seperti dalam proses audit, sama halnya dalam
investigasi, permintaan informasi harus lebih diperkuat, atau dikolaborasi dengan
informasi dari sumber lain atau diperkuat dengan cara lain. Permintaan informasi
sangat penting dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu investigasi.
3. Memeriksa dokumen (documentation) Memeriksa dokumen merupakan teknik yang
memerlukan pembahasan khusus. Tak ada investigasi tanpa pemeriksaan dokumen.
Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, definisi dokumen menjadi lebih luas,
artinya dokumen atau informasi yang diolah disimpan dan dipindahkan secara
digital.

ACCT6186 – Fraud Auditing


4. Review analitikal (analytic review atau analytical review) Review analitikal
merupakan suatu bentuk penalaran deduktif. Tekanannya adalah pada penalaran,
proses berfikirnya. Penalaran yang membawa seorang auditor atau investigator pada
gambaran mengenai wajar, layak, atau pantasnya suatu data individual disimpulkan
dari gambaran yang diperoleh secara global, menyeluruh dan agregat.
5. Meminta informasi lisan atau tertulis (inquiries of the auditee) Meminta informasi
lisan atau tulisan bisa diartikan bahwa segala informasi yang diterima investigator
harus dikaji lagi lebih dalam, contoh meminta informasi kepada auditan tentang hasil
audit sebelumnya.
6. Menghitung kembali (reperformance) Menghitung kembali tidak lain adalah
mengecek kembali kebenaran perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang, dan lain-
lain), Ini adalah prosesdur yang lazim dalam audit. Dalam investigasi, perhitungan
yang dihadapi umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian
yang rumit.
7. Mengamati (observation) Seorang aditor atau investigator harus mengamati sagala
informasi dalam bentuk lisan maupun tulisan yang diterima, dan menganalisa
bagaimana proses pembuatan laporan yang disampaikan tersebut.
Sumber :
Lecture Notes Week 8 : Financial Statement Fraud (part 2)
Achyarsyah, P. Mirantika R. 2020. Pengaruh Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif
Terhadap Pengungkapan Kecurangan Pelaporan Keuangan (Studi pada Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia). Jurnal Manajamen/ Akutansi. Vol 17(2): 1-27

ACCT6186 – Fraud Auditing

Anda mungkin juga menyukai