PERCOBAAN 1
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SEREH/
SERAI
Percobaan 1
Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri Dari Serai/ Sereh
A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami tentang pengertian minyak atsiri, penggolongan, sifat fisikokimia
dan teknik ekstraksinya.
2. Mahasiswa dapat melakukan isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi.
3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi komponen utama minyak atsiri.
B. DASAR TEORI
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (ethereal oil,
volatile oil) dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar
tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau
tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air
(Ketaren, 1985). Pada konsentrasi tinggi, minyak atsiri dapat digunakan sebagai anastetik
lokal, misalnya minyak cengkeh yang digunakan untuk mengatasi sakit gigi, tetapi dapat
merusak selaput lendir. Kebanyakan minyak atsiri juga bersifat antibakteri dan antijamur
yang kuat (Agusta, 2000).
Komponen minyak atsiri terdiri dari dua golongan besar yang pertama yaitu terpenoid
yang tersusun dari unit isopren, golongan terpenoid yang menyusun minyak atsiri antara lain
monoterpen dan seskuiterpen. Yang kedua yaitu fenil propan yang berupa cincin fenil C6
yang dilekati rantai samping C3, C2, C1. Contoh senyawanya antara lain metil salisilat,
anetol, fenil etil alkohol, dan etil para metoksi sinamat.
Minyak atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode yang lazim digunakan yaitu
destilasi salah satunya adalah destilasi air. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering
maupun bahan segar terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat
rusak akibat panas kering. Prinsip dari destilasi air adalah bahan tanaman langsung direbus
dalam air. Simplisia bercampur sempurna dengan air mendidih, senyawa kandungan
menguap tetap berlangsung ikut terdestilasi. (Gunawan dan Mulyani 2004).
Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan minyak atsiri
dari suatu bahan baku alami (simplisia). Prinsip kerja dari alat destilasi Stahl dapat dipelajari
di Materia Medika. Alat destilasi dirakit sedemikian rupa sehingga dengan alat ini dapat
dilakukan penyulingan dengan air dari simplisia, sedang destilat yang terdiri dari campuran
antara minyak atisiri dan air, dapat tertampung dalam penampung, jika penampung berskala
maka volume minyak atisiri yang tertampung dapat segera terbaca (Tim Dosen UAD, 2022).
Untuk identifikasi monoterpen dan seskuiterpen digunakan kromatografi lapis tipis
(KLT) dan kromatografi gas (GC). Dengan GC dimungkinkan sekali kerja dapat digunakan
untuk analisa kualitatif dan kuantitatif. Untuk memastikan identitas, GC dapat digabung
dengan spektrometri massa, karena kebanyakan terpen memberikan pecahan yang khas.
Kombinasi GC-MS dapat digunakan untuk penentuan struktur kimia atau identifikasi
senyawa alam, bahan hayati dan hasil sintesis, terutama yang mudah menguap. Identifikasi
tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan spectrum massa zat murni serta
fragmentasinya. Instrumen GC-MS biasanya dilengkapi dengan library yang memuat pola
fragmentasi dari berbagai senyawa ( Tim Dosen UAD, 2022 ).
D. CARA KERJA
Pisahkan minyak atsiri dari air, simpan pada flakon tertutup dan terlindungi dari
cahaya
Data Percobaan 1
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SERAI
Perhitungan Rendemen
Hasil Kromatogram
Pada praktikum kali ini membahas tentang isolasi dan Identifikasi minyak atsiri
dari batang sereh. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa memahami tentang
pengertian, penggolongan, sifat fisikokimia dan teknik ekstraksi minyak atsiri, selain itu
agar mahasiswa dapat melakukan isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi, dan dapat
melakukan identifikasi komponen utama minyak atsiri.
Proses yang berlangsung pada praktikum ini diawali dengan pemotongan batang
serai terlebih dahulu agar memudahkan proses destilasi. Kemudian batang serai yang
sudah dipotong dimasukkan ke dalam labu alat bulat dan diberi pelarut air secukupnya
lalu dihubungkan dengan alat destilasi. Serai didestilasi selama 3 jam. Minyak atsiri dari
batang serai akan menguap dan melewati kondensor sehingga mengalami kondensasi
menjadi bentuk cair kembali. Hasil penguapan akan membentuk 2 fase yaitu fase air di
bagian bawah dan fase minyak atsiri di bagian atas. Fase air dibuang hingga menyisakan
fase minyak atsiri yang disimpan ke dalam flakon. Setelah minyak atsiri didapatkan
lakukan identifikasi dengan KLT.
Identifikasi sampel minyak atsiri dengan KLT diawali dengan membuat fase
gerak dari heksan dan etil asetat dengan perbandingan 16 : 4 ke dalam bejana dan
dibiarkan jenuh. Pada silika gel F254 sebagai fase diam di tandai batas awal (1cm) dan
batas akhir elusi (1cm). Kemudian totolkan minyak atrisi sebagai sampel dan timol
sebagai pembanding menggunakan pipa kapiler. Simpan plat silika gel di bawah sinar
UV untuk memastikan bahwa totolan sampel dan pembanding sudah cukup. Masukkan
plat silika gel ke dalam bejana yang berisi fase gerak yang terjenuhkan. Setelah fase
gerak sampai batas elusi ambil plat silika gel dan keringkan. Amati hasil elusi di bawah
sinar UV 254 nm dan 366 nm. Setelah itu plat KLT disemprot dengan pereaksi anisal
dehid sulfat dan dipanaskan dalam oven dengan suhu 105℃ selama 3 menit, amati
kromatogram bercaknya.
Hasil yang diperoleh 0,35 ml minyak atsiri dari 150 gram minyak atsiri segar,
nilai Rf yang didapatkan untuk sampel 1 dan 2 yaitu 0,875. Diperoleh rendemen
sebanyak 0,23%. Pada sinar uv 254 sampel dan pembanding berfluorosensi ungu
sedangkan pada uv 366 tidak terjadi fluoresensi. Saat direaksikan dengan pereaksi
semprot anisaldehid- asam sulfat sampel berwarna merah bata sedangkan pembanding
berwarna kuning intensif.
G. Kesimpulan
1. Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (ethereal
oil, volatile oil) dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak atsiri terdiri dari dua golongan
besar yaitu terpenoid dan fenil propan. Ekstraksi minyak atsiri menggunakan metode
destilasi uap.
2. Hasil penguapan pada destilasi membentuk 2 fase yaitu fase air di bagian bawah dan
fase minyak atsiri di bagian atas.
3. Isolasi dan Identifikasi minyak atsiri pada tanam sereh
diperoleh:
a. Rf = 0,875
b. Volume minyak = 0,35 ml
c. Berat tanaman = 150 gram
d. Rendemen = 0,23%
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Gede Agung Yuda, dkk. 2016. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Dari
Tumbuhan Sembukan (Paederia foetida L.) Dengan Metode Kromatografi Gas-
Spektroskopi Massa (GC-MS). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. Bali.
Kusuma Mega T., Uswatun N. 2014. Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri Dari Simplisia Basah
dan Kering Daun Sirih Merah (Piper Crocatum). Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang. Jawa Tengah