Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI (PBAK)

“Potensi terjadi korupsi di lingkungan sekitar “

Disusun Oleh : Adilla Belinda Carazki (P05120220001)

Cindy Afrianis (P05120220006)

Desmi puspita (P05120220007)

Lola Atkasuri (P05120220020)

Mita Hanum (P05120220023)

RickoHandikaPratama (P05120220034)

Tika Septiana Widodo (P0512020039)

Yulia Anggraini (P05120220044)

Ziqri Muhajirin (P05120220045)


Kelas : 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah PBAK dengan baik. Dalam penyusunan
makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman
serta bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang PBAK dalam Keperawatan. makalah ini mungkin kurang
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 6 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..…….........I

Daftar isi……………………………………………………………………….....…….…......II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..........1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….................1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..............2

1.4 Manfaat Makalah………………………………………………………………..............2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dokumentasi………………………………………………………...............4

2.2.rencana aksi pemberantasan korupsi di lingkungan


kampus..............................................................................………............................................5
2.3 sesuatu yang berbeda untuk dicatat sebagai bagian dari sejarah pemberantasan
korupsi…………………………………..................................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………....….....10

3.2 Saran……………………………………………………………………………...….....10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat
nasional maupun internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan politik, juga dikaitkan
dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan
pembangunan nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat.
Faktor internal penyebab korupsi dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor
penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor internal terdiri aspek moral,
aspek sikap atau perilaku dan aspek sosial. Faktor eksternal dilacak dari aspek ekonomi,
aspek politis, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum dan lemahnya penegakkan
hukum,  serta aspek social yaitu lingkungan atau masyarakat kurang mendukung perilaku anti
korupsi.   Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Korupsi
memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai
pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik
mengatasi korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan
generasi muda sekarang khususnya mahasiswa di Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa
adalah generasi penerus yang akan menggantikan kedudukan para penjabat terdahulu. Juga
karena generasi muda sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita
lebih mudah mendidik dan memengaruhi generasi muda supaya tidak melakukan tindak
pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh “budaya” korupsi dari generasi
pendahulunya.
B. Rumusan masalah
1.Apakah Pengertian Dokumentasi?
2.Apakah rencana aksi pemberantasan korupsi di lingkungan kampus?
3.Apakah sesuatu yang berbeda untuk dicatat sebagai bagian dari sejarah pemberantasan
korupsi?
B.        Tujuan
1.Untuk mengetahui Pengertian Dokumentasi
2. Untuk mengetahui rencana aksi pemberantasan korupsi di lingkungan kampus
3. Untuk mengetahui rencana sesuatu yang berbeda untuk dicatat sebagai bagian dari sejarah
pemberantasan korupsi
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Korupsi secara Teoritis


Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan,  dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington(1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan
masyarakat luas dengan berbagai macam modu

B. Peran Mahasiswa dalam Mencegah Tindak Korupsi


Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk,rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak[1].

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:

1. perbuatan melawan hukum,
2. penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
4. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

1. memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


2. penggelapan dalam jabatan,
3. pemerasan dalam jabatan,
4. ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
5. menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)
Pemuda khususnya mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman tersebut
dimasa depan. Mahasiswa salah satu bagian dari gerakan pemuda. Belajar dari masa lalu,
sejarah telah membuktikan bahwa perjalanan bangsa ini tidak lepas dari peran kaum muda
yang menjadi bagian kekuatan perubahan. Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda 1928 telah
memberikan semangat nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu yaitu Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda memberikan inspirasi tanpa batas terhadap gerakan-gerakan
perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Peranan tokoh-tokoh pemuda lainnya adalag
Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun
1998. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa  besar tersebut mahasiswa
tampil di depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme
yang mereka miliki dan jalankan. Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang
akan dating yang menjadi musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka
miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang
tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni terlah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam
beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiswa berperan penting
sebagai agen perubahan (agent of change). Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang
mereka miliki, yaitu: intelegensia, ide-ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian
untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mereka mampu menyuarakan
kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu
menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.

Keterlibatan Mahasiswa

1.    Di Lingkungan Keluarga


Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan
keluarga. Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini adalah tingkat ketaatan
seseorang terhadap aturan/tata tertib yang berlaku. Substansi dari dilanggarnya aturan/tata
tertib adalah dirugikannya orang lain karena haknya terampas.
Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa yang diawali dari
lingkungan keluarga yang sangat sulit dilakukan. Justru karena anggota keluarga adalah
orang-orang terdekat, yang setiap saat bertemu dan berkumpul, maka pengamatan terhadap
adanya perilaku korupsi yang dilakukan di dalam keluarga seringkali menjadi bias.

2.    Di Lingkungan Kampus


Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus dapat dibagi ke
dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan untuk komunitas
mahasiswa. Untuk konteks individu, seseorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar
dirinya sendiri tidak akan berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks
komunitas seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah rekan-rekannya sesame
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan kampus untuk tidak berperilaku koruptif dan tidak
korupsi.

3.    Di Masyarakat Sekitar


Hal yang sama dapat dilakukan mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk mengamati
lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar.

4.    Di Tingkat Lokal dan Nasional


Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin (leader) dalam
gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional. Kegiatan-kegiatan anti
korupsi  yang dirancang dan dilaksanakan secara bersama dan berkesinambungan oleh
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan mampu membangunkan kesadaran
masyarakat akan buruknya korupsi yang terjadi di suatu Negara.
5. Contoh-contoh budaya korupsi mahasiswa dikampus adalah kebiasaan suka mencontek,
plagiat, titip absen, penyalahgunaan dana beasiswa, terlambat atau korupsi waktu, gratifikasi
ke dosen, penggunaan kuitansi palsu, dan perilaku menyimpang lainnya. Selain itu, perilaku
koruptif mahasiswa yang akan berevolusi menjadi sikap korupsi seperti kebiasaan tidur di
kelas, budaya titip absen ikut kuliah, atau yang paling parah adalah mahasiswa yang
menyelewengkan dana bantuan sosial sebaiknya dihentikan.
Peranan Pendidikan Anti Korupsi Dini di Kalangan Mahasiswa dalam Mencegah
Terjadinya Tindak Korupsi
Pendidikan budi pekerti adalah salah satu pendidikan penting untuk bekal hidup setiap orang.
Disini ‘murid’ belajar memahami nilai-nilai yang diterima dan harus ditaati dalam
masyarakat tempat dia tinggal dan dalam masyarakat dunia. Dalam mempelajari nilai-nilai ini
akan ditemui manfaat jika kita mematuhi pagar aturan tersebut dan apa akibatnya jika kita
melanggarnya. Sebetulnya inti dari pendidikan anti korupsi adalah bagaimana penanaman
kembali nilai-nilai universal yang baik yang harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat
diterima dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta lingkungannya. Di antara sifat-sifat itu ada
jujur, bertanggung jawab, berani, sopan, mandiri, empati, kerja keras, dan masih banyak lagi.
Pendidikan adalah salah satu penuntun generasi muda untuk ke jalan yang benar. Jadi, sistem
pendidikan sangat memengaruhi perilaku generasi muda ke depannya. Termasuk juga
pendidikan anti korupsi dini. Pendidikan, sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk
koruptor sebenarnya merupakan aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor
atau tidak. Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang
madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang
bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam
pendidikan karakter bangsa di Indonesia, khususnya ditujukan bagi mahasiswa. Karena pada
dasarnya mereka adalah agen perubahan bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa. Pendidikan
anti korupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah tindak pidana korupsi. Jika KPK
dan beberapa instansi anti korupsi lainnya
menangkapi para koruptor, maka pendidikan anti korupsi juga penting guna mencegah
adanya koruptor. Seperti pentingnya pelajaran akhlak dan moral. Pelajaran akhlak penting
guna mencegah terjadinya kriminalitas. Begitu halnya pendidikan anti korupsi memiliki nilai
penting guna mencegah aksi korupsi.
Satu hal yang pasti, korupsi bukanlah selalu terkait dengan korupsi uang. Seperti yang
dilansir dari program KPK yang akan datang bahwa pendidikan dan pembudayaan
antikorupsi akan masuk ke kurikulum pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi mulai tahun
2012. Pemerintah akan memulai proyek percontohan pendidikan antikorupsi di pendidikan
tinggi. Jika hal tersebut dapat terealisasi dengan lancar maka masyarakat Indonesia bisa
optimis di masa depan kasus korupsi bisa diminimalisir.

Hambatan dalam Penerapan Pendidikan Anti Korupsui di Lingkungan Kampus


1.    Minimnya role-models atau pemimpin yang dapat dijadikan panutan dan
kurangnya    political-will dari pemerintah untuk mengurangi korupsi.
2.    Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-setengah.
3.    Karena beberapa perilaku sosial yang terlalu toleran terhadap korupsi.
4.    Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasiyang cenderung
terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi strukturdan kultur.
5.    Peraturan perundang-undangan  hanya sekedar menjadi huruf mati yang tidak pernah
memiliki roh sama sekali.
6.    Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas ataupengontrol, sehingga tidak
ada check and balance.
7.    Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsipada sistem politik
dan sistem administrasi Indonesia.
8.    Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan perkara, sehingga daricontoh-contoh kasus
yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang mengelak dari tuduhan yang diajukan oleh
jaksa.
9.    Taktik-taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa dan masyarakat yang   semakin
canggih.
10.   Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam menjalankan amanah
yang diemban.

C. Rencana sesuatu yang berbeda untuk dicatat sebagai bagian dari sejarah
pemberantasan korupsi
Strategi Pemberantasan Korupsi Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang mudah. Dari
pengalaman Negara negara lain yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen
bangsa dan masyarakat harus dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara
yang simultan. Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:
a. memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b. upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c. tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagaui elemen.

Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang perlu dikembangkan adalah
strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative dan
edukatif. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan
system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-
prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap
individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi. Strategi investigatif adalah
upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para
pelaku korupsi. Sedangkan strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi dengan
mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan
kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai
kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.

BAB III

PENUTUP

A.Penutup

Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan


memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk
ketidak adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi,
mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas
ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi.
Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum
bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada
kepentingan masyarakat banyak.

B.Saran

Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu masih banyak
sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
masih sangat kami btuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan
terima kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf
yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak
melontarkan kata – kata yang kurang berkenan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
peranan_mahasiswa.pdf

Anda mungkin juga menyukai